Anda di halaman 1dari 7

Deskripsi Buku:

Apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami. Apalah arti
kehilangan, Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya,
kehilangan banyak pula saat menemukan? Apalah arti cinta, Ketika kami menangis terluka
atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas
sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun? Wahai, bukankah banyak
kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami
dalam rindu? Hingga rindu dan melupkan jaraknya setipis benang saja.” Ini adalah kisah
tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya
disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima
kisah dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan. Selamat membaca.

Detail buku:

 Judul: Rindu
 Genre: Sejarah, Fiksi, dan Fantasi
 Penulis: Tere Liye
 Bahasa: Indonesia
 Penerbit: Republika
 Tahun Terbit: 19 September 2014
 Jumlah Halaman: 544 halaman
 Berat Buku: 0.50 Kg
 Lebar Buku: 14 Cm
 Panjang Buku: 21 Cm
 ISBN: 9786028997904
 Harga Buku: Rp 79.000

Tere Liye
Penulis dari buku Rindu ini ada penulis novel kebangsaan Indonesia yang banyak dari
karya yang Tere tulis merupakan National Best seller. Rindu merupakan buku ke-20 dari
karya Tere Liye, yang memiliki nama asli Darwis ini lahir di tahun 1979 pada tanggal 21
Mei, memiliki tidak suka menghadiri acara seperti workshop, seminar, kegiatan acara, dan
hal lainnya yang Tere suka lakukan hanya menulis. Total dari buku-buku yang ia tulis
mencapai angka 30 buku dimulai dari tahun 2005, buku debutnya berjudul “Hafalan Shalat
Delisa”.

Sinopsis:
Apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukan milik kami dan apalah arti dari
kebahagiaan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan juga
sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta? Ketika kamu menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah?
Bagaimana mungkin kamu terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya sci dan tidak
menuntut apapun?
Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak
terbilang keinginan untuk melupakan saat kamu dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan
jaraknya setipis benang saja?
Akan menceritakan tentang perjalanan yang panjang dengan sebuah kerinduan, akan
bertemakan zaman penjajahan belanda di tanggal 1 desember 1938 dimana dalam sejarah kita
Makassar yang untuk pertama kalinya dimunculkan oleh kedatangan kapal uap yang sangat
besar pada zamannya. Tertulis sangat besar “Blitar Holland” di lambung kapal uap tersebut,
saat itu tidak ada yang bisa menandingi tingginya menara uap dari kapal tersebut. Saat itulah
dimulai perjalanan dengan rasa rindu yang banyak menimbun beban di dalam hati.

Akan menceritakan mengenai sejarah nusantara, serta banyak tokoh dan juga kisah
yang pertanyaan seputar masa lalu, takdir, kemunafikan, kebencian, kehilangan dan juga
cinta.

Latar belakang dan alur:


Dimana latar dari cerita buku ini ada pada masa penjajahan Belanda, saat itu
pemerintahan Belanda memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin melakukan ibadah naik
haji bagi warga pribumi yang mampu pada saat itu, dan menggunakan alat transportasi paling
modern pada masa itu yaitu kapal uap.
Ditulis oleh tere Liye dengan alur maju yang hal ini memudahkan kita pembacanya
untuk mengikuti jalan cerita dari buku ini dimana Tere menyungguhkan ceritanya dengan
bentuk dialog yang berkorelasi pada kisa yang telah disampaikan. Berlatarkan tahun 1938 di
kota Surabaya yang menceritakan perjalanan kapal Blitar Holland yang berlayar selama
berbulan-bulan lamanya melewati kota Makassar, Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung,
Bekulu, Padang, dan juga Aceh dan singgah di negara Belanda di Kolombo, Jeddah dan
Rotterdam.

Tere membuat kita para pembacanya menjadi mengenal secara utuh racikan dari
cerita dalam buku Rindu ini. Sehingga setting dari buku didominasikan oleh aktifitas dari
penumpang di kapal Blitar Holland dan Tere mampu membuatnya menjadi fresh sehingga
tidak terasa membosankan.

Penulisan dalam buku ini juga bisa terbilang sederhana, serta disisipkan beberapa
bahasa Belanda yang meskipun tidak disertakan artinya kita para pembacanya menjadi
mengerti dan memahami maksud kalimat dengan deskripsi yang ditulis oleh Tere.

Akan berisikan masa lalu yang memilukan mengenai kebencian kepada seseorang
yang berlebihan, dimana seharusnya orang itu sangat disayangi, serta hilangnya sosok
kekasih hati, cinta sejati, kemunafikan dan juga sebuah lima kisah dalam sebuah perjalanan
panjang penuh kerinduan. Serta akan menceritakan tentang kehidupan di atas kapal uap Blitar
holland yang akan berlayar selama berbulan-bulan, dimana perjalanan dari kota Makassar
menuju Mekkah dan akan menceritakan kehidupan tokoh-tokoh serta karakter dari  masing-
masing tokoh yang memiliki kekuatan masing-masing.

Serta konflik yang akan dimulai dan dibungkus oleh Tere sedemikian rupanya
sehingga kita para pembacanya dapat diunggah emosinya, dimulai dari konflik diantara
serdadu Belanda dan tokoh Gurutta, dimana sejak pertama memang Gurutta tidak disukai
kehadirannya oleh para serdadu Belanda. Sehingga para serdadu Belanda mengawasi gerak
gerik dari Gurutta selama sepanjang perjalanan Makassar-Mekkah. Para serdadu takut akan
perbuatan dri Gurutta dapat mendoktrin para penumpang lainnya dengan hal-hal yang berbau
kemerdekaan dan membuat serdadu mengambil langkah untuk menyita hasil dari tulisan
miliki Gurutta dengan judul “kemerdekaan adalah hak segala bangsa” dan membuat Gurutta
menjadi  ditahan dan dipenjarakan di bagian bawa kapal uap Blitar Holland.

Akan banyak cerita cinta yang akan membuat kita pembacanya menjadi hangat salah
satunya dengan kisah cinta yang murni serta tulus dari mbah kakung dan mbah putri, namun
juga akan ada patah hati karena kisah dari kehidupan mereka.

Tokoh dan karakter:


Daeng Andipati, merupakan tokoh utama dari buku ini merupakan seorang pedagang
muda kaya raya dari kota Makassar. Namun walaupun sosok Daeng Andipati dikenal sebagai
sosok yang berkarismatik, terpandang, juga dekat dengan orang-orang belanda, Daeng
Andipati memiliki kepribadian yang baik hati dan juga pintar, merupakan salah satu
penumpang dari kapal Blitar Holland. Membawa keluarga kecilnya yaitu istri, kedua anak
dan juga satu orang pembantu. Namun dibalik tokoh dan karakter yang baik tersebut ia
memiliki sesuatu yang disembunyikan di dada dirinya, yaitu kebencian akan ayahnya
sehingga membuat kehidupan Daeng ANdipati menjadi tidak bahagia dan tidak berarti. Istri
Daeng Andipati, merupakan sosok istri yang cantik dan juga soleha

Anak dari Daeng Andipati Anna & Elsa, merupakan dua gadis kecil yang memiliki
karakter yang periang, polos dan juga menggemaskan, juga memiliki keahlian jago mengaji.
Dimana Anna merupakan guru ngaji kecil dari Ambon Uleng. Tere Liye membuat porsi
cerita mereka banyak dengan tujuan mengingatkan kita jika tokoh anak-anak disini
merupakan tokoh penting yang tidak terlepas dalam kehidupan kita.

Gurutta, merupakan tokoh dengan nama lengkap Ahmad Karaeng, seorang ulama
yang memiliki karakter rendah hati, terbuka, dicintai oleh banyak orang, berilmu, eradap,
hampir sempurna. Karakter Gurutta ini membuat dirinya akrab dengan orang-orang yang
berada dalam kapal Blitar Holland seperti chef Lars, Ruben si Boatswain, Anna dan Elsa,
serta sosok yang terlibat penting dalam urusan-urusan selama di kapal bersama kapten
Phillips. Namun dibalik karakter yang “hampir sempurna” ini Gurutta juga memiliki hal yang
dirahasiakan sehingga mengganggu batinnya.
Ambon Uleng, merupakan tokoh yang memiliki karakter seseorang yang dapat
dijadikan teladan dimana ia memiliki kemauan dan niat untuk belajar salah satunya adalah
mengaji yang dimana Ambon belajar melalui Anna anak dari Daeng Andipati yang
merupakan gadis yang masih kecil. Serta tokoh Ambon Uleng ini merupakan seseorang
selalu memberikan jawaban. Ambon Uleng juga memiliki kepribadian yang pendiam dan
suka untuk berdiam diri menatap jendela ke arah luar kabin

Bonda Upe, merupakan tokoh guru yang mengajarkan anak-anak Kapal Blitar Hilland
mengaji, Bonda Ape merupakan warga keturuna china dan menganut agama muslim.
Karakter dari Bonda Upe memiliki sesuatu yang tependam dalam dirinya yang dapat
dirasakan oleh kita pembacanya.

bah kakung & Mbah Putri, merupakan tokoh Pasangan suami istri sepuh dari kota semarang
merupakan pasangan yang paling tua yang ada di kapal Britar Holland, walaupun merupakan
pasangan yang sudah tua mbah kakung dan mbah putri merupakan pasangan yang romantis.
Namun dengan tidak terlepas dari hal-hal baik dari pasangan ini, pasangan ini juga memiliki
beberapa hal yang akan membuat dada kita pembacanya menjadi sesak akan perjalanan cinta
mereka dan merupakan salah satu pertanyaan besar dalam isi buku ini.

Dan juga tokoh lainnya yaitu suami Bonda Upe, Kapten Phillips, Anak dari Mbah
Kakung dan Mbah Putri, Pak Mangoenkusumo, Ruben Si Bostwain, Enlai, Dale, Chef Lars,
dan juga Serdadu Belanda.

Kelebihan:
Buku ke-20 karya penulis Tere Liye ini merupakan buku yang memiliki beberapa
kelebih sebagai berikut,

 penulis yaitu Tere Liye mengemas cerita ini dengan baik sehingga mudah untuk
dipahami oleh kita pembacanya, penulis menghilangkan jenuh kita para pembacanya
dengan melakukan pembolak balikan emosi yang tidak menentu naik turunnya. Serta
alur cerita dalam buku ini saling berkesinambungan sehingga tidak membuat kita
pembacanya menjadi bingung dan menjadi pusing.
 Banyaknya ilmu pengetahuan yang ditulis oleh Tere sangat berbagai macam serta
dikemas sedemikian rupa sehingga membuat kita pembacanya mudah kita tangkap
dan mengerti.
 Meskipun alur dalam buku ini merupakan mundur, Tere mengemasnya dengan baik
sehingga dialog dan membawa kita pembacanya ke rasa penasaran sehingga emosi
kita dipermainkan.

Kekurangan:
Selain kelebihan yang ada dalam buku ini, diingat tidak ada yang sempurna didunia
ini dimana adanya beberapa kekurangan yang dimiliki buku “Rindu” karya Tere Liye ini ada
pada,

 Dalam buku ini ada beberapa istilah-istilah dalam bahasa Belanda yang membuat kita
pembacanya yang tidak paham menjadi bingung akan maksud kata-kata tersebut
 Sampul buku yang kurang menarik sehingga banyak banyak dari mereka yang hanya
melihat dari cover buku atau yang merupakan pembaca yang memiliki kriteria buku
yang dibaca memiliki visual menarik menjadi tidak tertarik padahal dibandingkan
dengan isinya buku ini tidak ada bandingannya sama sekali, dimana buku ini sangat
menarik, unik karena berbeda dengan yang lain, dan juga fresh.

Kesimpulan:
Buku ke dua puluh karya Tere Liye ini dengan judul “RIndu” buku yang unik tidak
biasa dan dalam dunia perbukuan indonesia belum pernah ada sebelumnya. Dimana latar
belakang zaman lampau sehingga memiliki kesan tersendiri serta cerita ini ada di kota
Surabaya tahun 1938 yang menceritakan perjalanan kapal Blitar Holland yang berlayar
selama berbulan-bulan lamanya melewati kota Makassar, Surabaya, Semarang, Batavia,
Lampung, Bekulu, Padang, dan juga Aceh dan singgah di negara Belanda di Kolombo,
Jeddah dan Rotterdam. Hal-hal tersebut menjadi semakin menarik karena hal tersebut dan
menjadikan buku ini bernuansa baru dan segar.

Serta mengajarkan kita pembacanya mengenai sejarah nusantara serta banyaknya


pertanyaan seputar masa lalu, takdir, kemunafikan, kebencian, dan cinta yang ada di buku ini.
Banyaknya hal-hal seperti ilmu pengetahuan, nilai-nilai keagamaan yang dapat kita pelajari
dan bermanfaat dalam buku yang ditulis oleh Tere Liye

Buku Rindu kary Tere Liye ini akan cocok menjadi teman santai bagi kita pembacanya,
berlaku untuk kalangan remaja dan dewasa. Selain cocok menjadi teman santai buku karya
Tere ini juga bersifat mendidik karena mengandung banyaknya ilmu pengetahuan yang akan
kita temui di dalamnya serta dedikasi seorang guru yang akan menjadi seoran guru
dimanapun tempat ia berada. Dan juga buku ini akan memberikan pembelajaran mengenai
kehidupan lebih dalam dan memberikan pembelajaran tentang masa lalu yang memilkukan
serta hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita yaitu tenantang kebencian kepada
seseorang yang sehrusnya kita sayangi, kehilangan, kemunafikan dan juga cinta sejati.
  Nah, itulah review buku “Rindu” yang ditulis oleh Tere Liye mengenai novel
bertemakan sejarah, fiksi dan juga fantasi. Seperti yang dapat di lihat, terdapat berbagai poin-
poin dari novel “Rindu” dan juga kesimpulan dari alur cerita penumpang-penumpang serta
serdadu Belanda di kapal uap Blitar Holland yang akan menceritakan masing-masing tokoh
penumpang serta Akan menceritakan mengenai sejarah nusantara, serta banyak tokoh dan
juga kisah yang pertanyaan seputar masa lalu, takdir, kemunafikan, kebencian, kehilangan
dan juga cinta.

Anda mungkin juga menyukai