Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR MANAJEMEN
AKADEMISI & PRAKTISI

Disusun Oleh:

Fauzan Hadi Susanto (2112003)


Jazwandi (2112002)
Patmawati (2111001)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Akademisi &
Praktisi” untuk memenuhi tugas Dasar-Dasar Manajemen tepat pada waktunya.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan
kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Mataram, 10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ..........................................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3
2.1 Pengertian Akademisi ....................................................................................................3
2.2 Pengertian Praktisi .........................................................................................................4
2.3 Perbedaan Akademisi dengan Praktisi............................................................................4
2.4 Ruang Lingkup Akademisi dan Praktisi .........................................................................6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan mungkin dan sering kali nama praktisi dan Teoritis/akademisi
itu sering terdengar profesi praktisi merupakan seorang pelaksana atas suatu bisnis bisa jadi
dia seorang pelaksana kegiatan bisnis sebuah perusahaan. Lalu apa yang dimaksud akademisi
adalah seorang yang bergelut di suatu bidang keahlian namun lebih banyak berorientasi pada
dunia pendidikan, seperti seorang dosen, guru.dari penjelasan diatas timbulah perbedaan
makna dan juga bidang yang atas praktisi dan akademisi. Pada kenyataanya hidup memang
selalu memberikan kita banyak perbedaan, ada hitam, putih, baik dan buruk, sedih, dan
bahagia dan masih banyak perbedaan dalam istilah kehidupan yang berpasang – pasangan dan
juga berkaitan dalam artiannya, itulah kenyataan dari sebuah kehidupan yang penuh
kontroversi didalamnya.

Seperti hal-nya praktisi dan akademisi yang berbeda arti dan berbeda penerapannya
dalam kehidupan, namun praktisi dan akademisi adalah dua hal yang seharusnya bisa
berkorelasi dan melengkapi, kenapa dibilang saling melengkapi adalah sebagai contoh para
pekerja yang memang pada dasarnya diperbekali dengan ilmu secara akademis merupakan
sebuah bukti kelengkapan yang selaras antara akademisi dan praktisi secara ilmu praktisi
tersebut mengetahui tentang konsep dan secara praktek bisa mewujudkan sebuah konsep
tersebut, dan seorang praktisi akan lebih memiliki argument dalam setiap konsepnya
berdasarkan ilmu akademisi yang diperolehnya. Namun tampaknya keselarasan tersebut untuk
seorang praktisi berbanding terbalik dengan seorang yang berprofesi sebagai akademisi,
seperti saling menunjukan adanya ketimpangan.

1.2 Rumusan masalah


a. Apa definisi akademisi dan praktisi?
b. Apa perbedaan akademisi dan praktisi?

1
1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi Akademisi dan Praktisi
b. Untuk mengetahui Perbedaan Akademisi dan Praktisi
c. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Akademisi dan Praktisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akademisi


Akademisi adalah istilah umum bagi komunitas mahasiswa dan cendekiawan terlibat
dalam pendidikan tinggi dan penelitian. Pada abad ke-17, ulama Inggris dan Perancis
dipopulerkan istilah untuk menggambarkan Secara etimologis, akademi berasal dari bahasa
Yunani “Acadēmeia” yang berarti tempat atau taman umum. Academia pertama kali
diperkenalkan oleh filsuf Yunani, Plato pada tahun 385 saat dirinya membuka sekolah Filsafat
dengan nama yang sama. Kemudian pada era modern beberapa jenis institusi pendidikan
tinggi. Inggris mengadopsi bentuk akademi, sedangkan Perancis mengadopsi bentuk dan
Académie akademisi.

Seorang akademisi adalah orang yang bekerja sebagai peneliti (dan biasanya guru) di
sebuah perguruan tinggi, universitas, atau lembaga serupa di pasca-sekunder (tersier)
pendidikan. Ia hampir selalu merupakan pemegang gelar yang lebih tinggi. Di Amerika
Serikat, istilah akademik kira-kira identik dengan bahwa dari jabatan profesor walaupun
dalam beberapa dekade terakhir semakin banyak lembaga juga termasuk pustakawan
akademis atau profesional dalam kategori "staf akademik." Di Inggris, berbagai judul yang
digunakan, biasanya sesama, dosen, pembaca, dan profesor (lihat juga pangkat akademik),
meskipun istilah longgar don sering populer diganti. Istilah sarjana kadang-kadang digunakan
dengan makna setara dengan yang "akademis" dan menjelaskan pada umumnya mereka yang
mencapai penguasaan dalam disiplin penelitian. Hal ini memiliki aplikasi yang lebih luas,
dengan itu juga digunakan untuk menggambarkan pekerjaan orang-orang yang diteliti
sebelum pendidikan tinggi diselenggarakan.

Beberapa sosiolog telah dibagi, tetapi tidak terbatas, akademisi menurut sejarah empat
jenis dasar: akademisi kuno, akademisi awal, masyarakat akademik, dan universitas modern.
Setidaknya ada dua model akademis: model Eropa yang dikembangkan sejak zaman kuno,

3
serta model Amerika yang dikembangkan oleh Benjamin Franklin pada pertengahan abad ke-
18 dan Thomas Jefferson di awal abad 19.

2.2 Pengertian Praktisi


Definisi/arti kata 'praktisi' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksana:
ia termasuk salah seorang ~ bisnis. Seorang praktisi adalah orang yang ahli disuatu bidang
namun ia bergerak di dunia industri, si praktisi jelas bukanlah guru, dosen, atau instruktur.
Praktisi biasa di kenal dengan sebutan ‘pro’ atau ‘profesional’ dan bisa diartikan sebagai
orang yang lebih memfokuskan tipe career path ke bidang industri. Keduanya merupakan tipe
umum dari career path yang ada di masa sekarang ini.

2.3 Perbedaan Akademisi dengan Praktisi


Perbedaan dasar dari keduanya adalah titik fokus yang lebih cenderung ke salah satu
antara keilmuan atau industri. Pada umumnya, setiap orang memilih salah satu untuk
selanjutnya menjadi career path yang akan dijalani.

Ciri utama dari tipe akademisi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki minat yang tinggi pada keilmuan


2. Memiliki banyak penelitian
3. Memiliki banyak publikasi karya ilmiah (jurnal/buku/lainnya)
4. Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (S2/S3)
Ciri utama dari tipe praktisi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki target industri yang akan dituju
2. Memiliki beberapa keahlian
3. Memiliki satu atau lebih sertifikasi
4. Sering mengikuti pelatihan keahlian
5. Memiliki tingkat pendidikan yang menengah (D3/S1)

Pada umumnya, orang yang akan menjadi akademisi, pasca lulus kuliah S1 akan
langsung melanjutkan ke jenjang S2. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar target minimal
untuk menjadi dosen atau peneliti. Disisi lain, orang yang akan menjadi praktisi, ketika di
masa perkuliahan, orang tersebut akan mengikuti berbagai pelatihan keahlian di berbagai

4
bidang, ditambah dengan sering melakukan magang di berbagai jenis perusahaan. Hal tersebut
dilakukan untuk membekali diri dengan pengalaman langsung dari suatu bidang yang ingin
dijalani sehingga pasca lulus dapat langsung bekerja pada perusahaan yang dituju.
Seorang akademisi, berfokus pada hal terkait keilmuan seperti penelitian untuk
membuat jurnal atau suatu buku terkait keilmuan yang dijalani. Profesi umum dari seorang
akademisi adalah menjadi dosen di suatu perguruan tinggi negeri atau swasta. Profesi inilah
yang paling mendukung dari sisi job description dan tipe akademisi. Namun, tidak jarang ada
akademisi yang masuk ke ranah praktisi. Pada umumnya, akademisi ini masuk ke divisi
Research & Development (R&D) di perusahaan. Seringkali perusahaan mengambil akademisi
karena akan digunakan untuk mengembangan suatu inovasi baru sehingga membutuhkan tipe
orang yang memang memahami ilmu hingga ke dasarnya agar mampu membuat suatu inovasi
baru.
Seorang praktisi, berfokus pada hal praktik atau penerapan langsung. Seringkali, orang
praktisi bekerja di suatu perusahaan negeri atau swasta. Bagi para freshgraduate (lulusan baru)
yang ingin menjadi praktisi, maka lebih baik mengambil program Management Trainee yang
merupakan program akselerasi karir. Performansi seorang praktisi dinilai berdasarkan Key
Performance Indicatior (KPI) yang diterapkan oleh perusahaan. Poin pada KPI tentu saja
bergantung pada kebijakan perusahaan. Adapun urutan jabatan yang dimiliki oleh orang
praktisi adalah sebagai berikut:
1. Staf
2. Supervisor
3. Kepala Bidang/Kepala Bagian
4. Manajer
5. General Manager (Manajer Umum)
6. Managing Director/Director (Direktur)
7. President Director (Presiden Direktur)
8. Chief of Technology Officer (CTO)/Chief of Operation Officer (COO)
9. Chief of Executive Officer (CEO)
Urutan jabatan tersebut tentu saja berbeda di tiap perusahaan karena disebabkan oleh
tingkat cakupan perusahaan itu sendiri. Di beberapa perusahaan, tidak ada jabatan kepala
bidang/kepala bagian sehingga jika seorang Supervisor naik jabatan, maka akan langsung
5
menjadi Manajer. Selain itu, pemberian nama posisi di suatu perusahaan pun sering berbeda.
Namun, secara umum urutan jabatannya sama persis seperti yang telah disebutkan diatas.
Disisi lain, orang akademisi cenderung lebih cepat dalam segi waktu karena langsung
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, sedangkan orang praktisi harus menunggu
untuk mendapatkan pekerjaan dan pengalaman terlebih dahulu. Orang akademisi juga
memiliki kebanggaan yang nyata berupa gelar yang disertakan dengan namanya. Selain itu,
orang akademisi akan sering tampil pada forum, seminar, atau kuliah umum di berbagai
instansi pendidikan. Keunggulan lain dari orang akademisi adalah sering mendapat subsidi
atau beasiswa (yang seringkali disertai dengan uang saku).
Kebanyakan orang lebih memilih menjadi praktisi ketimbang akademisi karena ketika
seseorang melakukan pekerjaan secara langsung/praktik, meskipun tidak memahami secara
teoritis secara mendalam seperti akademisi. Hal ini disebabkan karena seorang praktisi telah
mengalami permasalahan atau hal - hal terkait suatu bidang secara langsung. Untuk itu, ketika
seorang praktisi akan melanjutkan study ke jenjang selanjutnya (S2/S3), maka akan lebih
paham dan cepat untuk lulus karena pernah mengalaminya langsung dan lebih mudah
mendapatkan topik tesis (S2) atau disertasi (S3) serta mendapatkan objek untuk penelitiannya
tersebut. Seringkali, seorang praktisi menggunakan perusahaan tempat dia bekerja sebagai
bahan penelitian agar mampu menyelesaikan pendidikannya dan memberikan kontribusi bagi
perusahaan.

2.4 Ruang Lingkup Akademisi dan Praktisi


Pendekatan emosional terhadap issu yang beredar di kalangan masyarakat banyak
terjadi distorsi berkepanjangan. Hal ini senada dengan istilah akademisi, yang serta merta
mengerucutkan arti sempit akademisi adalah orang yang berkecimpung dalam bidang
akademik atau dalam lingkup pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan.
Sering kali mengibaratkan bahkan stigma masyarakat sudah pasti seorang dosen atau guru itu
dinamakan insan akademisi.

Sementara dalam lingkup bangku perkuliahan, dibentuk calon-calon dari pada


akademisi ataukah praktisi, sebelum masuk dalam konteks akademisi terdapat beberapa unsur
untuk seseorang dikategorikan seorang akademisi. Yakni, mampu menerjemahkan sesuatu hal
6
baik dalam lingkup keilmuan dan cabangnya. Bisa terlihat dalam opini seorang akademisi
memuat teori-teori dalam mengembangkan sebuah persoalan. Maka pengetahuan seorang
akademisi harus berada diatas rata-rata, yang pada ujungnya menjadi bahan pertanyaan
masyarakat.

Seorang akademisi juga memiliki pandangan yang berbeda terhadap sesuatu. Karena
dasar keilmuan yang dimiliki menjadi salah satu faktor yang utama. Oleh karena itu disiplin
ilmu memiliki fungsi sangat berperan dikala ada persoalan tertentu untuk memecahkannya.

Berbeda dengan akademisi, praktisi adalah orang yang bergelut dalam bidang tertentu
yang lebih condong bersentuhan langsung dengan masyarakat tanpa adanya batasan-batasan
yang mengaturnya. Dalam arti sederhana, praktisi seringkali identik dengan praktik
dilapanagan. Tingkat keilmuannya masih tergolong dibawah/rendah dari akademisi. Karena
praktisi memiliki kemampuan tersendiri dibidangnya. Praktisi memiliki kemenangan
tersendiri dalam point praktik dilapangan. Sedangkan akademisi hanya berkutat pada norma-
norma dan ilmu pengetahuan tanpa bersinggungan dengan pihak luar. Inilah dualism yang
sangat menguntungkan antara Akademisi dan Praktisi.

Akademisi memperoleh bantuan ketika mengkaji sebuah teori empiris, sedangkan


Praktisi memperoleh bantuan dari akademisi ketika memerlukan teori dalam memecahkan
perkara dilapangan. Hal ini mengacu kepada profesionalitas keduanya, baik akademisi dan
praktisi memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang semestinya berdampingan
untuk menorehkan suatu pijakan yang utuh dan relevan.

Hubungan baik antar keduanya bisa terlihat dalam suatu kasus. Dimata hukum seorang
praktisi sangat menonjol daripada akademisi. Mengapa? Karena pada konteks hukum, orang
yang berperkara identik dengan masalah hukum yang minim diketahuinya. Maka peran
praktisi inilah yang diperlukan. Semacam contoh ada seorang di tipu oleh rekan bisnisnya
yang menyebabkan kerugian besar. Peran kuasa hukum disinilah yang paling terlihat, baik
memberikan nasihat hukum dan pendampingan hukum secara utuh dan bertahap.

Penasihat hukum yang dimaksud disini adalah seorang Pengacara (Lawyer). Disamping ia
bertugas untuk menyelesaikan sengketa yang dikuasakan kepadanya, juga membawa mandat

7
keadilan dalam menyelesaikan sengketa. Pada umumnya ketika seorang advokat (Lawyer)
membutuhkan jawaban yang terdapat unsur teori didalamnya maka pada saat itu
membutuhkan bantuan seorang Akademisi untuk hal ini menjadi Saksi Ahli (Orang yang
mengetahui pokok masalah suatu hal tertentu dari pangkal-ujung dan tanpa memihak
manapun/netral) yang memberikan pengetahuan teoritis dibidangnya.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akademisi adalah istilah umum bagi komunitas mahasiswa dan cendekiawan terlibat
dalam pendidikan tinggi dan penelitian. Pada abad ke-17, ulama Inggris dan Perancis
dipopulerkan istilah untuk menggambarkan Secara etimologis, akademi berasal dari bahasa
Yunani “Acadēmeia” yang berarti tempat atau taman umum. Academia pertama kali
diperkenalkan oleh filsuf Yunani, Plato pada tahun 385 saat dirinya membuka sekolah Filsafat
dengan nama yang sama. Kemudian pada era modern beberapa jenis institusi pendidikan
tinggi. Inggris mengadopsi bentuk akademi, sedangkan Perancis mengadopsi bentuk dan
Académie akademisi.

Definisi/arti kata 'praktisi' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksana:
ia termasuk salah seorang ~ bisnis. Seorang praktisi adalah orang yang ahli disuatu bidang
namun ia bergerak di dunia industri, si praktisi jelas bukanlah guru, dosen, atau instruktur.
Praktisi biasa di kenal dengan sebutan ‘pro’ atau ‘profesional’ dan bisa diartikan sebagai
orang yang lebih memfokuskan tipe career path ke bidang industri. Keduanya merupakan tipe
umum dari career path yang ada di masa sekarang ini.

Senadadengan istilah akademisi, yang mengerucutkan pada sempit akademisi adalah


orang yang berkecimpung dalam bidang akademik atau dalam lingkup pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengembangan. Sering kali mengibaratkan bahkan stigma
masyarakat sudah pasti seorang dosen atau guru itu dinamakan insan akademisi.

Berbeda dengan akademisi, praktisi adalah orang yang bergelut dalam bidang tertentu
yang lebih condong bersentuhan langsung dengan masyarakat tanpa adanya batasan-batasan
yang mengaturnya. Dalam arti sederhana, praktisi seringkali identik dengan praktik

9
dilapanagan. Tingkat keilmuannya masih tergolong dibawah/rendah dari akademisi. Karena
praktisi memiliki kemampuan tersendiri dibidangnya

10
DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. S.H., M.H., LL.M., Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Advokat, Notaris, Kurator,
dan Pengurus : Profesi Mulia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005).

https://paulipu.com/akademi-adalah/ (di akses pada hari Kamis, 10 November 2022).

Shidarta, Moralitas Profesi Hukum. Bandung: Rafika Aditma, 2009.

Nuh, Muhammad, 2011, Etika Profesi Hukum, Bandung: Pustaka Setia,

Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud , 1994, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai