Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM FISIKA SMA/MA

“KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM”

Makalah Ini disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Laboratorium Fisika SMA/MA

Dosen Pengampu : Drs. Hasian Pohan, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 6 (Enam)

1. Riska Purnomowati (11170163000041)


2. Nurhaliza Lutfiah Suprapto (11170163000064)
3. Fadli Maulana Firdaus (11170163000073)

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan berkah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Laboratorium
Fisika SMA/MA yang menjelaskan tentang “Keselamatan Kerja Laboratorium”. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman ilmu bagi para pembaca, khusunya bagi
penulis.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
itu karena kurangnya ilmu pengetahuan serta referensi. Namun berkat bimbingan dari berbagai
pihak dan bantuan dari berbagai sumber referensi, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan bagi pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan isi makalah ini.

Semoga ikhtiar kecil penulis ini menjadi amal kebaikan yang bermanfaat. Aamiin.

Ciputat, 22 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
1.3 TUJUAN........................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
2.1 BAHAN BERBAHAYA....................................................................................................................3
2.2 SIMBOL-SIMBOL DI LABORATORIUM..........................................................................................5
2.3 PERATURAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM..................................................................9
2.4 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM..........................................................11
2.5 PENANGANAN PERTAMA SAAT TERJADI KECELAKAAN DI LABORATORIUM..............................12
2.6 UPAYA TERCIPTANYA KESELAMATAN KERJA DALAM PRAKTIKUM............................................12
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................14
3.2 SARAN........................................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan percobaan atau eksperimen.
Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan kaca dan
instrument khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, jika dilakukan dengan
cara yang tidak tepat. Kecelakaan tersebut dapat disebabkan karena kecerobohan saat kerja,
sehingga dapat membuat orang-orang di sekitarnya celaka.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan harapan bagi setiap orang dalam
melakukan percobaan untuk kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja.
Walaupun petunjuk keselamatan kerja telah tertulis dalam setiap penuntun praktikum,
namun hal tersebut perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap orang lebih meningkatkan
kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Maka dari itu, diperlulan pemahaman
mengenai bahan-bahan berbahaya serta simbol-simbol yang terdapat dalam laboratorium,
agar praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Memahami cara penggunaan alat-
alat percobaan agar dapat mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi. Peraturan dan
perlengkapan yang tentunya juga harus dipahami dan diimplementasikan oleh setiap
praktikan dalam melakuakn percobaan dalam laboratorium. Dengan pengetahuan tersebut,
diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bersama-sama untuk menjaga
keselamatan kerja praktikan di laboratorium dengan sebaik-baiknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja bahan-bahan berbahaya dalam laboratorium?
2. Apa saja simbol-simbol bahaya dalam laboratorium?
3. Bagaimana peraturan keselamatan kerja laboratorium?
4. Apa saja perlengkapan keamanan kerja laboratorium?
5. Bagaimana penanganan pertama saat terjadi kecelakaan di laboratorium?
6. Bagaimana upaya terciptanya keselamatan kerja laboratorium?

1
1.3 TUJUAN
1. Memahami bahan-bahan berbahaya dalam laboaratorium
2. Memahami simbol-simbol bahaya dalam laboratorium
3. Memahami peraturan keselamatan kerja laboratorium
4. Mengetahui perlengkapan keamanan kerja laboratorium
5. Memahami penanganan pertama saat terjadi kecelakaan di laboratorium
6. Mengetahui upaya terciptanya keselamatan kerja laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAHAN BERBAHAYA


Laboratorium merupakan salah satu sarana yang sangat penting di sekolah. Laboratorium
adalah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan. Ketika bekerja di
laboratorium, kita tidak boleh ceroboh dalam memperlakukan dan menggunakan alat dan bahan
yang terdapat di laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan di laboratorium. Pengetahuan tentang bahan percobaan yang berbahaya harus
dikenali sehingga kita dapat memperlakukannya dengan tepat dan menghindari bahaya dari
bahan tersebut.

2.1.1 Bahan Kimia yang Berbahaya

Di dalam laboratorium terdapat bahan kimia yang berbahaya dan biasanya disimpan
terpisah dari bahan kimia yang tidak berbahaya. Alat dan bahan kimia di dalam laboratorium
umumnya diberi simbol, misalnya simbol huruf S yang berarti safety atau aman dan simbol R
yang berarti risk atau berbahaya.1

Sifat Contoh

Asam sulfat (H2SO4)
Korosif 
Asam klorida (HCl)
 Timbal (Pb)
Beracun  Raksa (Hg)
 Karbon monoksida (CO)

Asam asetat (CH3COOH)

Astaldehida (C2H4O)

Aseton (CH3COCH3)
Pelarut yang mudah terbakar 
Benzena (C6H6)

Karbon disulfida (CS2)

Etil alkohol (C2H5OH)

Hidrogen sulfida (H2S)

3
1
Kodaryanto, dkk, Biologi 1 Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan, (Jakarta: Yudhistira, 2006), hlm. 50.

4

Oksigen (O2)
Gas yang mudah terbakar 
Hidrogen (H2)

Metana (CH4)
 Alumunium (Al)
 Magnesium (Mg)
Padatan dan serbuk yang mudah
 Seng (Zn)
terbakar
 Kalium (K)
 Natrium (Na)

2.1.2 Bahan Biologis yang Berbahaya

Kecelakaan juga dapat diakibatkan oleh makhluk hidup yang digunakan untuk percobaan,
baik berupa hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Beberapa bahan kegiatan laboratorium
biologi yang perlu diperhatikan:

a. Mikroorganisme. Terdapat sejumlah mikroorganisme yang patogen ataupun tidak


patogen yang dihasilkan dari kegiatan biologi. Secara langsung atau tidak langsung,
mikroorganisme patogen dapat menginfeksi tubuh. Biakan mikroorganisme pada cawan
petri atau tabung reaksi harus disegel dengan baik dan diberi label keterangan.
b. Hewan percobaan. Hewan yang digunakan untuk kegiatan biologi harus benar-benar
sehat dan tidak mengidap penyakit yang dapat menular pada manusia, seperti
salmonellosis, cacing gelang, dan beberapa infeksi lainnya. Selain itu, juga harus
diketahui hewan beracun atau tidak bila menggigit atau menyengat. Resiko lain yang
ditimbulkan yaitu mengakibatkan alergi, baik pada kulit maupun pernapasan.
c. Tanaman beracun. Beberapa tanaman ada yang beracun, misalnya minyak kastroli yang
dihasilkan yang dihasilkan oleh biji tanaman jarak (Ricinus communis). Bahkan,
beberapa tumbuhan sangat beracun bila termakan. Serbuk sari, duri, dan beberapa jenis
daun dapat menimbulkan alergi pada kulit dan saluran pernapasan.2

2
Ibid., hlm. 51.

4
2.1.3 Bahaya dalam Laboratorium Fisika

a. Peralatan listrik. Peralatan listrik mempunyai resiko korsleting hingga kebakaran jika
terkena air. Selain itu, peralatan listrik juga rentan terhadap goncangan atau benturan.
Selain peralatan, instalasi listrik seperti kabel, saklar, dan stop kontak perlu diperiksa
secara rutin.3
b. Bahan radioaktif. Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi bahaya radiasi
eksternal (sumber radiasi berada di luar tubuh) dan bahaya radiasi internal (sumber
radiasi berada di dalam tubuh). Pengaturan waktu kontak, jarak, dan pemakaian
pelindung sangat membantu untuk menekan dosis radiasi yang diterima.4

2.2 SIMBOL-SIMBOL DI LABORATORIUM


Keamanan bekerja di laboratorium bukan saja ditentukan oleh cara pengelolaan alat dan
bahan yang dilakukan oleh petugas laboratorium, tetapi juga dari sikap bekerja para siswanya.
Agar dapat bekerja dengan baik dan aman, kita perlu mengetahui simbol-simbol penting di
laboratorium.

2.2.1 Simbol Peringatan dan Bahan Berbahaya

No Simbol Makna

1 Mudah terbakar

2 Berbau tajam

3
Budi Prasodjo, dkk, IPA 1B, (Jakarta: Yudhistira, 2007), hlm. 16-17.
4
Damin Sumardjo, Pengantar Kimia, (Jakarta: EGC, 2006), hlm. 576.

5
3 Korosif

4 Mudah meledak

5 Radioaktif

6 Beracun

7 Bahaya bagi kesehatan

8 Bahaya biologis

9 Tegangan tinggi

6
10 Bahaya listrik

11 Bahaya sinar laser

12 Radiasi non ionisasi

13 Bahaya gelas pecah

14 Permukaan panas

15 Suhu rendah

16 Radiasi optik

7
17 Bahaya bagi lingkungan

18 Gas tekanan tinggi

19 Medan magnet kuat

2.2.2 Simbol Keamanan Fisik

No Simbol Makna

1 Diperlukan sarung tangan

2 Diperlukan sepatu boots

8
3 Diperlukan pakaian pelindung

4 Diperlukan kacamata pengaman

5 Diperlukan masker gas

6 Diperlukan pelindung wajah

7 Diperlukan pelindung telinga

2.3 PERATURAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM


2.3.1 Peraturan Keselamatan Kerja di Laboratorium :
1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata; jas
laboratorium untuk melindungi pakaian; pelindung lengan, tangan, dan jari untuk

9
perlindungan dari panas, bahan kimia, dan bahaya lainnya; dan sepatu tertutup untuk
melindungi kaki.
3. Dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
6. Jagalah kebersihan meja praktikum.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
9. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
10. Pastikan keran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen.
11. Pastikan keran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah
praktikum selesai.5

2.3.2 Penanganan Limbah


Setelah selesai melakukan suatu percobaan, maka limbah bahan kimia yang digunakan
hendaknya dibuang pada tempat yang disediakan, jangan membuangnya langsung ke
pembuangan air kotor (wasbak) karena dapat menimbulkan polusi bagi lingkungan. Limbah zat
organik harus dibuang secara terpisah pada tempat yang tersedia agar dapat didaur ulang.
Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyebabkan penyumbatan. Limbah cair
yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dengan air secukupnya.
1. Buanglah limbah sisa bahan kimia setelah selesai pengamatan.
2. Buanglah limbah sesuai dengan kategori berikut :
a. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus dikumpulkan dalam
botol penampung. Botol ini harus tertutup dan diberi label yang jelas.
b. Limbah padat seperti kertas saring, lakmus, korek api, dan pecahan kaca dibuang pada
tempat sampah.
c. Sabun, deterjen dan cairan tidak berbahaya dalam air dapat dibuang langusng melalui
saluran air kotor dan dibilas dengan air secukupnya. 6
3. Gunakan zat kimia secukupnya

5
Muchtardi, Keselamatan Kerja di Laboratorium, h.5
6
Ibid, hal.8

1
2.3.3 Tujuan peraturan keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium
2. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan7

2.4 PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM


Perlengkapan keselamatan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
a. Perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium dalam
kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa.
b. Perlengkapan yang digunakan sehari-hari sebagai perlindungan untuk mengantisipasi
bahan-bahan yang diketahui berbahaya

Dalam bekerja juga perlu menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai


perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Beberapa perlengkapan pribadi
yang biasa digunakan adalah:

1. Jas laboratorium, untuk mencegah kotornya pakaian.


2. Pelindung lengan, tangan, dan jari untuk perlindungan dari panas, bahan kimia, dan
bahaya lain.
3. Pelindung mata digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia.
4. Sepatu pengaman, untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan tertimpanya kaki oleh
benda-benda berat.
5. Layar pelindung digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari bahan kimia dan
alat-alat hampa udara.

7
Sunarto, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia, h.2

1
2.5 PENANGANAN PERTAMA SAAT TERJADI KECELAKAAN DI
LABORATORIUM
Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan
darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan oleh dokter. Tindakan
yang diambil dalam PPPK tidak dimaksudkan untuk memberikan pertolongan sampai selesai.
Hal-hal yang belum dapat diselesaikan harus diserahkan kepada dokter. Namun demikian usaha
yang dilakukan dalam PPPK harus semaksimal mungkin dan ditujuksn untuk :
a. Menyelamatkan jiwa korban.
b. Meringankan penderitaan korban serta mencegah terjadinya cedera yang lebih parah.
c. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan yang lebih pasti dapat diberikan.

Kecelakaan biasanya datang ketika kita tidak siap menghadapinya. Kekagetan yang
ditimbulkan oleh peristiwa mendadak itu dan rasa takut melihat akibatnya membuat orang
cepat panik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
tindakan PPPK, yaitu:8

1. Jangan panik, tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap tenang.
2. Tempatkan di ruang yang terbuka.
3. Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti, segera kerjakanlah pernafasan buatan dari
mulut ke mulut.
4. Jika mengeluarkan darah, hentikan pendarahan.
5. Jika kecelakaannya parah, segera bawa ke rumah sakit.

2.6 UPAYA TERCIPTANYA KESELAMATAN KERJA DALAM PRAKTIKUM


Beberapa upaya untuk terciptanya praktikum yang selamat antara lain :
1. Peralatan kerja ditempatkan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan.
Penataan peralatan yang menggangu kerja dapat mengakibatkan kecelakan yang dapat
merusakan peralatan tersebut dan juga membahayakan diri sendiri.
2. Penataan lampu dan sumber cahaya sedemikian rupa sehingga seluruh ruangan berpotensi
mendapat penerangan yang memadai. Jika suatu bagian ruangan terlalu gelap, dapat
mengakibatkan seseorang menabrak atau menyenggol peralatan praktikum.

8
Wirjosoemarto,Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

1
3. Mesin atau peralatan yang berputar yang mengakibatkan getaran pada meja, jangan
dipasang berdekatan dengan peralatan praktikum. Hal ini supaya peralatan aman dari
getaran yang dapat menyebabkan peralatan goyang ataupun jatuh ke lantai.
4. Jenis lantai dan permukaan meja hendaknya terbuat dari bahan yang tahan kimia.
Permukaan meja dan lantai yang tidak tahan bahan kimia akan cepat rusak dan dapat
menyebabkan peralatan-peralatan praktikum tidak dapat diletakkan dengan baik.
5. Ventilasi atau fasilitas sirkulasi udara harus terjamin dan berfungsi dengan baik. Udara
yang segar adalah udara yang sehat. Jika sirkulasi udara kurang maka uap bahan kimia
tidak dapat segera keluar dari ruangan yang memungkinkan praktikan menghirup bahan
kimia berbahaya.
6. Pada setiap ruangan laboratorium tempat praktikun hendaknya selalu tersedia peralatan
keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja minimal adalah : alat pemadam api ringan
(APAR), peralatan pencuci muka, dan mata (eye wash), dan peralatan mandi guyur
(shower).9

9
Legiman, h.7

1
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keselamatan kerja laboratorium sangat diperlukan bagi semua anggota dalam melakukan
percobaan. Mulai dari pemahaman tentang peraturan-peraturan yang berlaku, simbol-simbol
dan bahan-bahan kimia yang berbahaya, serta penanganan limbah laboratorium yang tepat.
Selain itu, segala upaya juga dapat dilakukan untuk menciptakan keselamatan kerja
laboratorium, dengan menyediakan perlengkapan keselamatan laboratorium serta mendesain
baik ruangan laboratorium untuk meminimalisir kecelakaan dalam laboratorium. Dengan
begitu, semua anggota praktikum baik praktikan, asisten laboran, dan laboran dapat
bertanggung jawab atas keselamatan kerja dalam laboratorium.

3.2 SARAN
Penulis berharap pembaca dapat memahami isi makalah ini dan lebih meningkatkan
kewaspadaan apabila dalam melakukan percobaan dalam laboratorium. Penulis jug berharap
makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memaklumi jika masih terdapat
kekurangan dalam makalah ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

Kodaryanto, dkk. 2006. Biologi 1 Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira.

Muchtaridi. Keselamatan Kerja di Laboratorium. Diakses dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/06/keselamatan_laboratorium.pdf pada 22 Oktober 2020

Prasodjo, Budi. 2007. IPA 1B. Jakarta: Yudhistira.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC

Sunarto. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Kimia. Diakses dari


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132058092/pengabdian/makalah-keselamatan-kerja-di-
laboratorium-ipa.pdf pada 22 Oktober 2020

Wirjosoemarto, Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia.


Bandung

Anda mungkin juga menyukai