Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

”CARA KERJA DI LABORATORIUM”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Pada Mata Kuliah Pengelolaan Dan Teknik Laboratorium IPA

Dosen Pengampu :

Dr. Zusje W. M. Warouw. M.Pd

Disusun Oleh :

Rafillah Ampel (21508002)


Rike Trisanti Patibang (21508003)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karena-NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini kami susun dengan
tujuan untuk lebih memahami tentang mata kuliah “PENGELOLAAN DAN TEKNIK
LABORATORIUM IPA”.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
terlebih khusus kepada dosen matah kuliah serta kepada seluruh pihak yang telah ikut
membantu guna penyelesaian makalah ini. kami menyadari makalah ini masih belum
menemukan kata sempurnah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun guna hasil yang lebih baik.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Semoga apa yang
kami bahas disini dapat di jadikan tambahan ilmu pengetahuan para pembaca semua. Terima
Kasih

Tondano ,22 september 2022

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Mengenal Bahan..............................................................................................................3
B. Menuangkan Bahan.........................................................................................................4
C. Menimbang.....................................................................................................................5
D. Mengukur Volume Bahan Cair.......................................................................................6
E. Menyaring.......................................................................................................................8
F. Memanaskan...................................................................................................................9
G. Mensterilkan..................................................................................................................10
BAB III11 PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dimana pun kita berada, kita harus memprerhatikan bagaimana cara kerja
ditempat tersebut. Agar kita hati- hati dan terjangkau keelamatannya. Hal-hal yang
menyebabkan keselamatan dan keamanan bekerja penting diperhatikan di
laboratorium kimia, di antaranya: 1) kecelakaan kerja dapat menimbulkan penderitaan
seperti luka ringan, cacat, sampai kematian bagi korbannya, 2) kecelakaan kerja dapat
menimbulkan kerugian secara material, 3) kecelakaan dan keselamatan kerja di suatu
lembaga dapat mempengaruhi citra lembaga tersebut. Tindakan yang kurang tepat
dapat menimbulkan rusaknya alat, terjadinya kecelakaan kerja, dan timbulnya
penyakit.
Pengetahuan tentang karakteristik bahan dan cara penggunaan bahan kimia juga wajib
diketahui oleh setiap praktikan. Pengetahuan ini perlu sebagai antisipasi terhadap
dampak negatif dari penggunaan bahan kimia selama praktikum.
Berdasarkan undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Pasal 3 menyatakan bahwa, keselamatan kerja memiliki tujuan untuk mencegah dan
mengurangi kecelakaan; mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; memberi
pertolongan pada kecelakaan; mencegah, mengurangi kebakaran; memberi
kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran; mencegah dan
mengurangi bahaya peledakan; dan memberi alat-alat pelindung diri pada para
pekerja.
Beberapa proses kerja dalam laboratorium di antaranya menuangkan,
menimbang bahan maupun mengukur volume bahan cair adalah contoh kegiatan
dalam laboratotium yang membutuhkan keterampilan dan ketelitian sehingga perlu
mengetahui dan memahami teknik prosedural dalam mempraktikkan kegiatan-
kegiatan tersebut. Oleh karena itu untuk lebih jelasnya mengenai percobaan dalam
laboratorium khususnya mengenai teknik atau tata cara yang tepat dalam melakukan
berbagai kegiatan tersebut, pemaparannya akan kami satukan dalam pembahasan
mengenai “Cara Kerja Laboratorium”.
Makalah ini kami susun aga pembaca mengerti bagaimana tata tertib di dalam
laboratorium dan mengurangi terjadinya hal- hal yang membahayakan. Karena

1
didalam laboratorium tidak semua bahan dan benda dapat digunakan secara
sembarangan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengenal bahan dalam laboratorium?


2. Bagaimana cara menuangkan bahan?
3. Bagaimana cara menimbang?
4. Bagaimana cara mengukur volume bahan cair?
5. Bagaimana cara menyaring?
6. Bagaimana cara memanaskan bahan ?
7. Bagaimana cara mensterilkan bahan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami cara mengenal bahan dalam laboratorium.

2. Untuk mengetahui dan memahami cara menuangkan bahan.

3. Untuk mengetahui dan memahami cara menimbang.

4. Untuk mengetahui dan memahami cara mengukur volume bahan cair.

5. Untuk mengetahui dan memahami cara menyaring.

6. Untuk mengetahui dan memahami cara memanaskan bahan.

7. Untuk mengetahui dan memahami cara mensterilkan bahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenal Bahan

Bahan kimia yang digunakan dalam di dalam praktikum dapat dikenali dengan
berbagai cara, diantarnya melalui sifatnya dan fasanya ataupun melalui pengindraan
seperti baunya. Setiap sifat yang paling umum adalah bersifat asam, basa dan bentuk
garam, setiap kelompok ini juga dapat dibagi lagi menjadi asam kuat, asam lemah,
basa kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah dan garam netral, garam bersifat asam.
Fasa bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan dan gas. Bahan kimia
berbentuk padatan dapat dibagi menjadi bentuk serbuk dan kristal, bentuk cairan
misalnya: semua pelarut organik dan bentuk gas misalnya NH3, C02, H2S.

Berikut Ini adalah tabel contoh bahan kimia dengan fase yang berbeda.

Padat Cairan Gas


Ammonium Asetat Alkohol Ammoniak
Ammonium Hidroksida Asam Asetat Fluor
Ammonium Karbonat Aseton Formaldehid
Barium Klorida Asam Fospat Hidrogen
Kalium Karbonat Asam Klorida Hidrogen Disulfida
Kalium Klorida Asam Nitrat Karbon Dioksida
Kalium Klorida Asam Sulfat Klor
Kupri Sulfat Benzena Nitrogen Dioksida
Natrium Hidroksida Karbon Disulfida Nitrogen Oksida
Natrium Klorida Karbon Tetraklorida Oksigen

Selain dengan cara diatas bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan
indera, dengan cara melihat bentuknya atau mencium baunya, tebatas hanya sebagaian
kecil bahan dan hanya bagi orang yang sudah terbiasa. sebelum mengenal siftanya
dengan melihat simbol bahaya yang biasanya tercantum dalam label. Cara lain adalah
sebagai berikut:

3
B. Menuangkan Bahan

Proses penuangan bahan kimia merupakan kegiatan yang sering dilakukan dan
memerlukan kecermatan dan ketelitian tersendiri. Bacalah terlebih dahulu label pada
botol agar tidak terjadi kesalahan
Adapun cara menuangkan bahan kimia berbentuk padat adalah sebagai berikut :
a) Peganglah botol dengan bagian yang berlabel di letakan pada permukaan tangan
b)  Miringkan botol secara per- lahan hingga bahan kimia keluar ke dalam tutup
botol
c)  Ketuk tutup botol secara perlahan dengan menggunakan telunjuk atau batang
pengaduk sehingga bahan kimia yang terdapat pada tutup jatuh ke wadah yang
telah disediakan. Ketuk secara perlahan spatula atau sendok dengan menggunakan
telunjuk atau batang pengaduk agar bahan kimia padat jatuh ke wadah yang
diinginkan .
Cara lain untuk menuangkan bahan kimia berbentuk padat adalah sebagai berikut:
a) Ambil bahan dengan spatula atau sendok yang sesuai.
b) Ketuk pelan-pelan spatula atau sendok dengan telunjuk atau gunakan batang
pengaduk untuk memindahkan bahan sehingga bahan jatuh ke tempat yang
diinginkan .
c) Cara lain untuk mengambil bahan padat adalah buka tutup botol, miringkan botol
dan diguncang pelan sehingga bahan jatuh ke tempat bahan yang diinginkan.

Gambar 1.1 teknik mengambil bahan padat

Untuk menuangkan bahan cair juga memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.


Menuangkan bahan cair dapat dilakukan dengan cara berikut:

4
a) Bacalah label bahan pada botol dengan teliti agar kita yakin akan bahan yang
diambil.
b) Peganglah botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak
tangan.
c) Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara botol dimiringkan.
Hal ini untuk memudahkan melepas tutup botol.
d) Jika akan menuangkan, buka botol dan jepitlah tutup botol di antara jari.
e) Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk.

Bila menuangkan ke dalam gelas ukur, botol bahan dimiringkan secara langsung
dengan tutup botol dijepit di antara jari atau dengan cara ditampung terlebih dahulu di
dalam gelas kimia kemudian dituangkan ke dalam gelas ukur sesuai dengan volume
yang diinginkan. Jangan sekali-kali menuangkan cairan bahan kimia dari botol ke
dalam gelas ukur yang diameternya lebih kecil dari mulut botol. Dengan kata lain
mulut botol yang berisi bahan yang dituangkan harus lebih sempit dari mulut botol
penampungnya.

C. Menimbang

Ada beberapa jenis timbangan mulai dari yang sederhana hingga yang sangat
canggih dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Namun secara umum perhatikanlah
bahwa timbangan di laboratorium umumnya sangat peka karena bahan yang
ditimbang sedikit, hanya beberapa gram saja, jadi berbeda dengan cara menimbang di
pasar. Menimbang dapat dilakukan dengan cara berikut:
a) Bersihkan neraca dan piring neraca dari sisa bahan.
b) Setimbangkanlah neraca agar jarum menunjukkan angka nol dengan cara
menggeser sekrup pengatur.
c) Timbang tempat bahan dengan cara meletakkannya pada piring timbangan, lalu
catat beratnya.
d)  Masukkan bahan yang akan ditimbang ke dalam tempat bahan tadi, lalu
timbanglah sesuai dengan yang diperlukan ditambah berat tempat bahan.
Timbanglah sampai benar-benar setimbang.
e)  Setelah selesai menimbang, kembalikan semuanya pada posisi awal yaitu pada
skala nol dan penahan piring neraca dinaikkan piring neraca tidak bergoyang, lalu
bersihkan timbangan dan kembalikan ke tempat semula.

5
Neraca memiliki beberapa tipe dan secara garis besar dibagi menjadi nerca halus
(kapasitas kecil) dan neraca kasar (kapasitas tinggi). Hal penting yang harus
diperhatikan sebelum menimbang adalah memperhatikan kapasitas neraca. Janganlah
menimbang melebihi kapasitas neraca.

Gambar 1.2 urutan mengambil dan menuangkan bahan cair

Gambar 1.3 Neraca halus (a) dan neraca kasar (b)

D. Mengukur Volume Bahan Cair

Mengukur volume dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur atau pipet
ukur. Gunakanlah selalu peralatan yang bersih supaya tidak ada bahan yang tersisa

6
pada alat ukur. Mengukur volume bahan cair dengan gelas ukur dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a) Gunakanlah gelas ukur yang ukurannya sesuai dengan volume bahan yang akan
diukur.
b) Bacalah skala pada gelas ukur dan tentukan harga setiap skala, misalnya tiap skala
0,1.
c) Isilah gelas ukur dengan bahan yang akan diukur volumenya.
d)  Bacalah skalanya sesuai dengan yang diinginkan. Pembacaan skala harus lurus
dengan mata. Perhatikan permukaan zat cair yang diukur. Bila permukaan cekung,
dibaca pada bagian terbawah permukaan. Bila permukaannya cembung, bacalah
pada permukaan yang paling atas.
e) Jika volume yang diinginkan sudah tepat, tuangkan ke dalam wadah yang lain dan
jangan lupa bersihkan kembali gelas ukur yang telah dipakai.

Gambar 1.4 Mengukur volume bahan cair dengan gelas ukur

Jika mengukur volume bahan cair dengan menggunakan pipet ukur, dilakukan dengan
cara sebagai berikut:

a) Pilihlah pipet ukur yang sesuai volumenya dan benar-benar bersih.


b)  Bilas dengan air suling kemudian dengan zat cair yang akan diukur volumenya.
c)  Isaplah zat cair yang akan diukur sampai di atas garis batas (jangan mengukur
bahan berbahaya dengan cara ini) tetapi gunakan pipet dengan pengisap karet.
d) Tutup ujung pipet dengan telunjuk, kemudian angkat. Keringkan ujung pipet
dengan kertas saring dan turunkan permukaan zat cair dengan cara membuka
ujung telunjuk secara hati-hati sampai tanda volume.

7
e)  Masukkan zat cair ke dalam tempat yang disediakan. Jangan lupa mencuci
kembali alat ukur yang digunakan.

Gambar 1.5 Cara mengukur volume dengan pipet ukur

E. Menyaring

Untuk menyaring dilakukan dengan cara sebagai berikut:


a) Gunakan kertas saring yang sesuai dengan yang diinginkan.
b) Bentuklah kertas saring sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran corong.
Penyobekan bagian bawah kertas saring yang dilipat adalah untuk memberikan
udara sehingga proses penyaringan berjalan lancar.
c) Tempatan kertas saring pada corong dan basahilah kertas saring dengan air suling
sehingga benar-benar melekat.
d) Pasang corong pada statif dan masukkan ke dalam penampungan filtrat.
e) Tuangkan campuran yang akan disaring ke atas corong, hati-hati jangan sampai
melebihi kertas saring.

8
Gambar 1.6 urutan menyiapkan kertas saring dan menyaring

F. Memanaskan

Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan keterampilan khusus


untuk keselamatan bekerja. Pegetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya
jangan sekali-sekali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar diatas
api langsung, tetapi gunakanlah penangas api atau penangas uap. Adapun beberapa
cara memanaskan bahan antara lain:
a) Nyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik (nyala kecil dan biru).
b) Jepitlah tabung reaksi dengan penjepit.
c) Panaskan tabung reaksi di atas nyala api. Hadapkan tabung ke arah yang
berlawanan dengan muka kita. Pemanasan dimulai dari bagian pemukaan cairan
bukan dari dasar tabung. Jangan lupa menggerakkan tabung reaksi selama
pemanasan agar pemanasan tidak berlangsung hanya pada satu bagian saja.

Gambar 1.7 proses pemanasan bahan dalam tabung reaksi

Bila pemanasan dilakukan dengan menggunakan gelas kimia, lakukan hal berikut:

a) Gelas kimia harus diletakkan di atas kawat kasa berasbes.


b) Masukkan batang pengaduk atau batu didih untuk meratakan panas.
c) Nyala api harus diarahkan tepat ke arah batang pengaduk.

9
Gambar 1.8 pemanasan dengan menggunakan gelas kimia

G. Mensterilkan

Mensterilkan atau sterilisasi adalah proses pemusnahan semua bentuk


kehidupan. Suatu obyek dikatakan steril artinya bebas dari mikroorganisme. Proses
sterilisasi bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti cara fisik, yaitu dengan suhu
panas dan radiasi ultra violet atau sinar x atau dengan cara kimiawi, yaitu dengan
menggunakan bahan kimia. Sterilisasi dengan suhu panas dapat berupa udara kering
atau dengan uap bertekanan. Cara yang paling sering digunakan adalah sterilisasi
dengan menggunakan uap panas bertekanan. Alat sterilisasi dengan menggunakan uap
panas bertekanan disebut dengan autoclave.
Autoclave memiliki berbagai model dengan cara kerja yang berbeda dan
pemanasan menggunakan gas ataupun listrik. Namun prinsipnya sama yaitu semua
objek yang akan disterilkan dibungkus dengan kertas buram, kemudian diikat dengan
benang kasur dan dimasukkan ke dalam autoclave dan panaskan kemudian tutup
katup tekanan sehingga suhu yang diinginkan dicapai. Biarkan pada suhu yang
diinginkan sesuai dengan waktu sterilisasi yang diperlukan. Lamanya sterilisasi
tergantung pada obyek yang akan disterilkan dan volumenya.

10
Gambar 1.9 Penampang autoclave

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai cara


kerja laboratorium antara lain sebagai berikut:
1. Mengenal bahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya mengenali
sifat dan fasanya ataupun melalui penginderaan seperti baunya serta
memperhatikan simbol yang tertera.
2. Menuangkan bahan memerlukan ketelitian dan kehati-hatian dan memiliki
procedural yang berbeda antara bahan padat dan bahan cair.
3. Menimbang harus dilakukan dengan kecermatan dan memperhatikan kapasitas
alat yang digunakan sehingga tidak melebihi kapasitas.
4. Mengukur volume bahan cair dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur
atau pipet ukur.
5. Menyaring harus dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian antara alat dan
bahan yang akan disaring.
6. Memanaskan bahan dapat dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dan
gelas kimia melalui teknik procedural.
7. Mensterilkan atau sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan autoclave,
yaitu alat sterilisasi dengan uap panas bertekanan.

B. Saran

Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam


laboratorium, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa apa saja yang
tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik,
hal ini bertujuan untuk mencegah kemungkinan kemungkinan resiko atau bahaya
yang bisa saja terjadi, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati ".

11
DAFTAR PUSTAKA

Bab I Cara Kerja Di Laboratorium. (2012). Retrieved September 27, 2022, from Scribd

website: https://id.scribd.com/doc/86228134/Bab-I-Cara-Kerja-Di-Laboratorium

Koesmadi, dkk. 2000. Teknik Laboratorium. Jakarta: Universitas indonesia.


Mariati. 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Medan: Fakultas Kedokteran USU.
McGrath, Dennis, M. (Ed). 1978. Laboratory Management and Techniques for Schools and
College. Penang: Recsam Anthonian.
Soendjojo Dirdjosoemarto dan Iswojo PIA. 1985. Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

SRI WULANDARI. (2020). Makalah Tentang Cara Kerja di Laboratorium. Retrieved

September 27, 2022, from Academia.edu website:

https://www.academia.edu/7376539/Makalah_Tentang_Cara_Kerja_di_Laboratorium

widia. (2022, January 31). MAKALAH CARA KERJA LABORATORIUM. Retrieved

September 27, 2022, from Blogspot.com website:

http://widiadia96.blogspot.com/2016/04/makalah-cara-kerja-laboratorium.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai