OLEH :
LAODE MUHAMMAD FAHRUL
410014258
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Responsi Praktikum KIMIA ANALITIK
2015, Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Yogyakarta, 8 Juni 2015
Disahkan oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa karena hanya oleh Rahmat-Nya
yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan demikian penyusun dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Kimia Analit ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, karena terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Dan pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Hj.Sri Ning Peni, M.Si, selaku dosen penanggung jawab sekaligus
pembimbing praktikum yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berarti.
2. Bapak asisten dan asisiten dosen yang telah banyak membantu dan membimbing
praktikan dalam melaksakan praktikum dan penyusunan laporan.
3. Rekan rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama praktikum
dan penyusunan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan
laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi
untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat
membaca dan terima kasih..
Yogyakarta, 8 juni 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
I.I. Maksud............................................................................................................ 4
I.2. Tujuan............................................................................................................. 4
BAB II ANALISA KUALITATIF.................................................................................... 5
II.1. Analisis Anion.................................................................................................. 5
II.1.1. Dasar teori.................................................................................................. 5
II.1.2 . Bahan dan alat percobaan.............................................................................. 7
II.1.3. Cara Kerja.................................................................................................. 8
II.1.4. Laporan analisis anion................................................................................. 11
II.2 Analisis Kation................................................................................................ 17
II.2.1. Dasar teori................................................................................................ 17
II.2.2. Bahan dan alat percobaan............................................................................. 18
II.2.3. Cara kerja................................................................................................. 20
II.2.4. Laporan analisis kation................................................................................ 23
BAB III ANALISA KUANTITATIF............................................................................... 31
III.1. Dasar Teori................................................................................................... 31
III.2. Bahan Dan Alat Percobaan................................................................................ 35
III.3. Cara Kerja.................................................................................................... 36
III.4. Laporan Analisis Kuantitatif.............................................................................. 38
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 48
IV.1. Kesimpulan................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 49
LAMPIRAN............................................................................................................ 50
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Maksud
Maksud diadakannya praktikum kimia analit ini adalah untuk mengetahui bagaimana
reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda,dan dari itu kita dapat menganalisa apa yang
terjadi pada larutan zat tersebut.pada dasarnya kimia analitik dibagi menjadi dua,yaitu:kimia
analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif.
I.2. Tujuan
Tujuan diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan Teknik
Geologi STTNAS Yogyakarta adalah,untuk membantu mahasiswa dalam melakukan
praktikum di laboratorium kimia ataupun dilapangan.sehingga mahasiswa mempunyai cukup
bekal dalam menentukan kandungan mineral-mineral yang ada di lapangan.selain itu dengan
mempunyai kemampuan penguasaan materi prraktikum dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari atau lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal.
B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam
larutan.
Kelas A:
1. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer : karbonat, hidrogen
karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II),
heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B:
1. Rekasi PengendapanSulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit,
kromat, dikromat, silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
2. Okidasi dan Reduksi dalam larutanManganat, permanganat, kromat, dan dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada halamanhalaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu, dikelompokkan
bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat, salisilat, benzoat, dan
suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi, semuanya memberi pewarnaan
atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan
yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi
dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat,
formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang digunakan untuk
kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Laporan Resmi Praktikum Kimia Analit| 6
1.
2.
: larutan NaCl,H2SO4,AgNO3,AgCl,NH4OH,HNO3
Alat percobaan
2. Anioniodida( I )
Bahan
Alat percobaan
Alat percobaan
Alat percobaan
5. Anion Sulfat(SO42-)
Bahan
: Na2SO4,BaCl2,Pb(CH3COO)2,H2SO4
Alat percobaan
6. Anion Borat(BO34-)
Bahan
: AgNO3,BaCl2,Na2b4O7,
Alat percobaan
yang
bersih,kemudian
berikan
pada
tabung
masing-masing
larutan
c. Berikan larutan HgCl2 maka akan terbentuk endapan HgI2,yang larut dalam KI
berlebih,maka endapan akan larut sempurna
3. Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodaniada(CNS-)
Digunakan larutan K4Fe(CN)6 dan larutan KCNS,masukkan larutan pertama kedalam
sebuah tabung reaksi dan larutan ke dua masukkan ke dalam dua buah tabung reaksi dan
berikan pereaksi berikut ini:
a. Pada larutan pertama tambahkan larutan timbal asetat,Pb(CH3COOH)2,maka akan
terjadi endapan putih,endapan ini tidak larut dalam asam nitrat encer.
b. Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat,maka akan
terrbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih.
c. Pada tabung satunya berikan larutan FeCl3 maka akan terbentuk senyawa kompleks
berwarna merah ferri rhodanida.
4. Anion karbonat(CO3-) dan Tiosulfat(S2O3-)
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3.
Masukkan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua ke dalam
dua buah tabung reaksi,dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut:
a. Larutan pertama pada xebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO 3(perak
nitrat)maka akan terbentuk endapan Ag2CO3,tambahkan AgNO3 berlebih maka
endapan Ag2CO3 akan bertambah banyak
b. Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer maka
akan terbentuk gas yang berbau merangsang,H2S dan endapan belerang S.
c. Pada tabung reaksi yang satunya tambahkan larutan perak nitrat,maka akan terbentuk
endapan putih Ag2S2O3,yang kemudian mejadi kuning,coklat dan akhirnya hitam
karena terbentuk Ag2S.
5. Anion Sulfat(SO42-)
Digunakan larutan Na2SO4.
Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung reaksi dan tambahkan masingmasing peraksi berikut ini :
a. Tambahkan larutan BaCl2 maka akan terbentuk endapan BaSO4.
b. Tambahkan larutan Pb(CH3COO)2(Pb Asetat) maka akan terbentuk endapan putih dari
timbal sulfat,endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan ammonium asetat.
6. Anion Borat(BO34-)
Dipakai larutan borat Na2b4O7.
Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung reaksi,masing-masing
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Berikan larutan perak nitrat(AgNO3),maka terjadi endapan putih dari perak
metaborat,jika dipanaskan terbentuk Ag2O yang berwarna hitam.
b. Berikan larutan BaCl2,maka akn terbentuk endapan putih barium metaborat.
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 6 April 2015
Acara Praktikum
Bahan
:1
Alat yang dipergunakan : Tabung reaksi, pipet tetes, penjepit kayu, pembakar spiritus
N
o
PERCOBAA
N
NaCl + H2SO4
+dipanaskan
NaCl +
AgNO3
PENGAMATAN
REAKSI
KESIMPULA
N
Terdapat endapan
Larutan berwarna
putih
Endapan berwarna
putih
-Tidak terjadi
reaksi
AgCl +
NH4OH
Larutan menjadi
bening
AgCl + 2NH4OH
Ag(NH3)2Cl + 2H2O
AgCl + HNO3
Endapan berkurang
-Endapan larut
sempurna
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 6 April 2015
Acara Praktikum
: Analisis Anion I-
Bahan
:1
PERCOBAAN
KI + AgNO3
PENGAMATAN
- Endapan warna kuning
- Larutan warna kuning
REAKSI
KI + AgNO3 K NO3 +
AgI
- Terdapat
endapan AgI
kuning
AgI + NH4OH
KI + CuSO4
KESIMPULAN
- Endapan tidak
larut
- Terjadi endapan
CuI dan I2
putih
Rombongan
Laporan ke
: 3A
:2
Tanggal Praktikum
: 13 April 2015
Acara Praktikum
Bahan
PERCOBAAN
K4Fe(CN)6+
Pb(CH3OO)2
PENGAMATAN
- Endapan putih
- Larutan warna
kuning
KCNS + AgNO3
B
KCNS + FeCl3
C
REAKSI
KESIMPULAN
K4Fe(CN)6+
- Terdapat endapan putih(
Pb2Fe(CN)6)
Pb(CH3OO)2
4KCH3COO+Pb2Fe(CN)6
Pb2Fe(CN)6+HNO3
Pb2NO3+H4Fe(CN)6
- Endapan warna
putih
KCNS + AgNO3
- Larutan merah
pekat
3KCNS + FeCl3
AgNO3+AgCNS
3KCl + Fe(CNS)3
- Senyawa kompleks
merah Fe CNS
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 13 April 2015
Acara Praktikum
Bahan
:2
PERCOBAAN
REAKSI
KESIMPULAN
Na2CO3+AgNO3
Ag2CO3+AgNO3
Na2S2O3+H2SO4
Na2SO4putih+H2S2O3
Endapan Na2SO4
warna putih
Na2S2O3+2AgNO3
2NaNO3+Ag2S2O3putih
Endapan Ag2S2O3
warna putih
kemudian hitam dari
Ag2S
Na2S2O3 +
2AgNO3
C
PENGAMATAN
2NaNO3+Ag2CO3
AgNO3+Ag2CO3putih
Terdapat endapan
Ag2CO3 putih
Endapan Ag2CO3
tidak larut
Rombongan
Laporan ke
: 3A
:3
Tanggal Praktikum
: 20 April 2015
Acara Praktikum
Bahan
Alat yang dipergunakan : Pemanas spiritus, Penjepit Kayu, Tabung reaksi, Pipet tetes
No
REAKSI
KESIMPULA
N
Endapan BaSO4
warna putih
PERCOBAAN
Na2SO4 + Pb (CH3COO)2
H2SO4 + PbSO4
H2SO4 + PbSO4
H2SO4
Dipanaskan
Na2SO4 +
Pb3(CH3COO)2
PENGAMATAN
Na2B4O7 . H2O
+ BaCl2
Na2B4O7. H2O
BaB4O4.10H2O
Endapan putih
PbSO4
Na2Cl2 +
Endapan BaBO3
warna putih
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 20 April 2015
Acara Praktikum
Bahan
:3
Alat yang dipergunakan : Pemanas spiritus, Penjepit Kayu, Tabung reaksi, Pipet tetes
No
PERCOBAAN
Na2B4O7 + AgNO3
Dipanaskan
Na2B4O7 + BaCl2
PENGAMATAN
-
REAKSI
Larutan berwarna
putih
Na2B4O7 +AgNO3
Ag2b4O7 + NaNO3
Endapan berwarna
putih
Larutan berwarna
hitam kecoklatan
Endapan berwarna
hitam
Larutan berwarna
putih
Endapan berwarna
putih
KESIMPULAN
Menghasilkan
endapan Ag2B4O7
Na2B4O7 + BaCl2
Ba2 B4O7+ NaCl
Endapan
berwarna hitam
Menghasilkan
endapan Ba3B4O7
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam, kation kation golongan
ini adalah : kalsium, stronsium, dan barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan
meniadakan pemakaian ammonium klorida disamping ammonium karbonat senagai
reagensia golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga dimasukkan kedalam
golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis, ammonium
klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation kation golongan keempat hendak
diendapka, adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium kedalam golongan
IV.
5. Golongan V (golongan alkali)
Kation kation golongan V merupakan golongan sisa, setelah dilakukan
pemisahan golongan secara berurutan. Untuk menentukan adanya kation NH4+, harus
diambil dari larutan analit mula mula (sebelum dilakukan pemisahan). untuk kation
Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na2+m dan K+, identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala.
Analisis kation dalam tiap tiap golongan dilakukan sesuai langkah langkah
tertentu, sehingga ,asing masing kation akhirnya dapat diidentifikasi.
II.2.2. Bahan dan alat percobaan
A. Kation Golongan 1
1.
perak (Ag+)
Bahan
Alat percobaan
B. Kation Golongan 2.
1.
Kupri(Cu2+)
Bahan
Alat percobaan
C. Kation Golongan 3
1. Alumunium (Al3+)
Bahan
Alat percobaan
2. Ferri (Fe3+)
Bahan
Alat percobaan
3. Nikel (Ni2+)
Bahan
Alat percobaan
D. Kation Golongan 4
1. Barium(Ba2+)
Bahan
Alat percobaan
2. Magnesium(Mg2+)
Bahan
: MgCl2, NaOH
Alat percobaan
E. Kation Golongan 5
Amonium(NH4+)
Bahan
Alat percobaan
kupri(Cu2+)
NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa,jika ditambah ammonia
berlebih akan larut,dan larutan akan berwarna biru.
KI,maka akan terjadi endapan putih CuI2 dan terbentuk I2 bebas yang menyebabkan
larutan berwarna coklat.
B. Kation golongan 3
Alumunium(Al3+)
Digunakan larutan AlCl3.
Masukkan larutan tersebut ke dalam 2 buah tabung reaksi,kemudian berikan masingmasing pereaksi berikut ini:
NH4OH,maka akan terbentuk endapan putih Al(OH)3,yang tidak larut dalam air.
KOH,maka kan terbentuk endapan putih dari Al(OH)3, endapan ini larut dalam KOH
berlebih.
Ferri(Fe3+)
Digunakan larutan ferri klirida.
Masukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah tabung reaksi, kemudian tambahkan
pereaksi berikut ini:
Larutan KOH, maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.endapan
ini larut dalam asam, diantaranya adalah (HCl, H2SO4, CH3COOH).
Larutan K4Fe(CN)6,maka akan terjadi
ferrosianida.
Larutan KCNS,maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri rhodanida.
Nikel(Ni2+)
Digunakan larutan NiSO4.
Masukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah tabung reaksi dan tambahkan masingmasing pereaksi berikut ini:
Laporan Resmi Praktikum Kimia Analit| 21
Larutan NaOH,maka terjadi endapan hijau Ni(OH) 2,perhatikan apa yang terjadi jika
dilarutkan dalam HCl atu HNO3.
Larutan NH4OH,maka terbentuk endapan hijau,yang larut dalam ammonia berlebih.
Larutan K2CrO4,dalam keadaan panas(dipanaskan) terjadi endapan coklat dari
Na2CrO4,NiO.
C. Kation golongan 4
Barium(Ba2+)
Digunakan larutan barium Nitrat.
Masukkan larutan tersebut ke dalam 2 buah tabungg reaksi,masing-masing tambahkan
pereaksi berikut ini:
Larutan K2CrO4,maka terbentuk endapan kuning barium kromat.
Larutan asam sulfat encer,terbentuk endapan BaSO4 putih,berbentuk koloid.
Magnesium(Mg2+)
Digunakan larutan MgCl2.
Masukkan lautan tersebut ke dalam sebuah tabung reaksi dan tambahkan pereaksi
berikut ini:
Larutan NaOH,maka terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2.
D. Kation golongan 5
Amonium (NH4+)
Digunakan larutan Amonium hidroksida.
Masukkan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH,ambil
pengaduk gelas dan basahi dengan HCl (p),taruh diatas tabung reaksi,jika perlu dengan
pemanasan.
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 11 mei 2015
Acara Praktikum
Bahan
N
o
PERCOBAAN
AgNO3 + HCl
PENGAMATAN
- Endapan putih
- Larutan putih
REAKSI
KESIMPULAN
Terdapat endapan
AgCl
Endapan sedikit
larut
Terdapat endapan
Ag2O berwarna
cokelat
Endapan larut
Endapan sedikit
larut
AgNO3+NH4OHAgOH+NH4NO
Ag2O + HNO3
C
Ag2CrO4 +
NH4OH
Ag2CrO4 +
HNO3
- Endapan larut
sempurna
- Larutan kuning
- Endapan larut tidak
sempurna
- Endapan kuning
Terdapat endapan
AgCrO4berwarna
putih
Endapan larut
Endapan sedikit
larut
No. Mahasiswa :
Rombongan
Laporanke
:3A
TanggalPraktikum
: 11 Mei 2015
AcaraPraktikum
Bahan
N
o
PERCOBAAN
CuSO4 + NaOH
PENGAMATAN
- Endapan biru
- Larutan bening
:4
REAKSI
CuSO4 +2NaOH
Cu(OH)2 + Na2SO4
- Larutan bening
+ dipanaskan - Endapan hitam
b
- Larutan bening
- Endapan putih
CuCO3 +
NH4OH
- Endapan putih
- Larutan coklat muda
KESIMPULAN
Terdapat endapan
Cu(OH)2
Terbentuk
Endapan hitam
CuO
Terdapat endapan
CuCO3
Terbentuk Kristal
CuCO3, Cu(OH)2,
H2O
Endapan larut
Terdapat endapan
garam basa
Endapan larut
Terbentuk
endapan CuI2
No. Mahasiswa :
Rombongan
Laporanke
:3A
TanggalPraktikum
: 1 juni 2015
AcaraPraktikum
Bahan
:4
PERCOBAAN
AlCl3 + NH4OH
Endapan putih
Larutan bening
Al(OH)3 + H2O
AlCl3 + KOH
Endapan putih
Larutan bening
Al(OH)3 +KOH
berlebih
Endapan larut
sempurna
PENGAMATAN
REAKSI
AlCl3 + 3NH4OH
Al(OH)3 + 3NH4Cl
KESIMPULA
N
Terdapat
endapan
Al(OH)3
Endappan tidak
larut
Terdapat
endapan
Al(OH)3
Endapan larut
No. Mahasiswa :
Rombongan
Laporanke
:3A
:4
TanggalPraktikum
: 1 juni 2015
AcaraPraktikum
Bahan
PERCOBAAN
FeCl3 +KOH
Fe(OH)3 + HCl
FeCl3 +
K4Fe(CN)6
FeCl3 + KCNS
PENGAMATAN
-
Larutan bening
Endapan coklat
Larutan kuning
bening
Endapan larut
Lerutan biru tua ferri
ferro sianida
Endapan biru tua
Larutan merah feri
rhodanida
Endapan merah feri
rhodanida
REAKSI
KESIMPULA
N
Terdapat
endapan
Fe(OH)3
Fe(OH)3 + HCl +
FeCl3+H2O
Endapan sedikit
larut
4 FeCl3 + 3K4Fe(CN)6
Fe4(Fe(CN)6)3 + 12KCl
FeCl3 + KCNS Fe(CNS)3
+ 3KCl
Terdapat
endapan
Fe4(Fe(CN)6)3
Terdapat
endapan
Fe(CNS)3 merah
feri rhodanida
Rombongan
Laporanke: 4
: 3A
TanggalPraktikum
: 1 juni 2015
AcaraPraktikum
Bahan
PERCOBAAN
NiSO4 + NaOH
Larutan bening
Endapan hijau
muda
NiSO4 + 2NaOH
Ni(OH)2+Na2SO4
Terdapat
endapan
Ni(OH)2
Ni(OH)2 + HCl
Endapan larut
sempurna
Endapan larut
NiSO4 + NH4OH
Ni(OH)2 +
NH4OH berlebih
NiSO4 + K2CrO4
Larutan kuning
Larutan bening
kecoklatan
Endapan coklat
Larutan berwarna
hijau keruh
Endapan hijau
+ dipanaskan
D
PENGAMATAN
sempurna
NiSO4+K4Fe(CN) 6
REAKSI
KESIMPULA
N
Terdapat
endapan
Ni(OH)2
Endapan
NiCrO4
Endapan coklat
Endapan hijau
dari nikel
ferrosianida
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Laode muhammad fahrul
Rombongan
Laporan ke
: 3A
:5
Tanggal Praktikum
: 1 Juni 2015
Acara Praktikum
Bahan
PERCOBAAN
Ba(NO3)2 +
K2CrO4
Ba(NO3)2
+H2SO4
PENGAMATAN
REAKSI
Ba(NO3)2 + K2CrO4
KESIMPULAN
EndapanBaCrO4
BaCrO4 + + 2KNO3
Ba(NO3)2 +H2SO4
BaSO4+2HNO3
Endapan BaSO4
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 1 Juni 2015
Acara Praktikum
Bahan
: MgCl2, NaOH
No
A
PERCOBAA
N
PENGAMATAN
REAKSI
:5
KESIMPULAN
MgCl2 + NaOH
Mg(OH)2 + 2NaCl Endapan Mg(OH)2
Rombongan
Laporan ke
: 3A
Tanggal Praktikum
: 1 Juni 2015
Acara Praktikum
Bahan
:5
PERCOBAAN
NH4OH +
NaOH
A
Dengan
pengaduk gelas
basahi dengan
HCl
PENGAMATAN
REAKSI
Larutan tersebut
dimasukkan dengan
pengaduk gelas yang
sudah dilumuri HCl pekat
timbul asap putih pada
ujung batang pengaduk
yang turun kebawah
(tabung reaksi)
NH4OH + NaOH
NH4OH +
NaOH
KESIMPULA
N
Timbul asap
putih
terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa
yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap
satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram/mililiter.
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawasenyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya, alkalimetri
merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan
menggunakan baku basa. Keasaman permukaan merupakan jumlah asam total (asam
Brnsted dan asam Lewis) pada permukaan padatan yang dinyatakan sebagai jumlah
milimol asam perberat sampel.
Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi
sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya
adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya
dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan
titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena sistem
kromofornya diubah oleh reaksi asam basa.
II.Argentometri
Argentometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi analit dengan menggunakan larutan baku sekunder yang
mengandung unsur perak. Larutan baku sekunder yang digunakan adalah AgNO 3,
karena AgNO3 merupakan satu-satunya senyawa perak yang bisa terlarut dalam air.
Produk yang dihasilkan dari titrasi ini adalah endapan yang berwarna.
Dasar titrasi argentometri adalah yang pembentukkan endapan tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ionAg+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengani ndicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat dimana
dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
Laporan Resmi Praktikum Kimia Analit| 33
sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah
tiosianidat dan indikator adsorbsi.Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita
juga
dapat
menggunakan
metode
potensiometri
untuk menentukan
titik
III.Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Kalium permanganat telah digunakan
sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah
diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang
sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki
keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.
Dalam suasana asam atau [H+] 0,1 N, ion permanganat mengalami reduksi
menjadi ion mangan (II) sesuai reaksi :
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O Eo = 1,51 Volt
Dalam suasana netral, ion permanganat mengalami reduksi menjadi mangan
dioksida seperti reaksi berikut :
MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Eo = 1,70 Volt
Dan dalam suasana basa atau [OH-] 0,1 N, ion permanganat akan mengalami
reduksi sebagai berikut:
MnO4- + e- MnO42- Eo = 0,56 Volt
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap
permanganat dalam larutan encer. Dengan asam klorida, ada kemungkinan terjadi
reaksi :
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
dan sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan klor. Reaksi ini terutama
berkemungkinan akan terjadi dengan garam-garam besi, kecuali jika tindakantindakan pencegahan yang khusus diambil. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih,
larutan yang sangat encer, temperatur yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil
mengocok terus-menerus, bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal.
Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya
Laporan Resmi Praktikum Kimia Analit| 35
perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada percobaan ini untuk membakukan kalium
permanganat ini dapat digunakan natrium oksalat yang merupakan standar primer
yang baik untuk permanganat dalam larutan asam.
Untuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sulfat, karena asam ini tidak
menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi
kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini
mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. Meskipun
untuk beberapa reaksi dengan arsen (II) oksida, antimoni (II) dan hidrogen peroksida,
karena pemakaian asam sulfat justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan.
Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl
akan mengoksidasi ion Cl- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan
ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Namun, beberapa
zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat reaksi. Seandainya
banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam
menggunakan reagensia ini.
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O E0 = 1,51V
Aquades.
Alat percobaan : Erlenmeyer, buret, statif
C. Permanganometri
1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan Asam Oksalat
Bahan
Alat
: Erlenmeyer, buret, statif, corong gelas ukur kompor listrik, labu takar.
Alat
Erlenmeyer
Menambahkan larutan dengan aquades sebanyak 15 ml, menambahkan
indicator PP 3 tetes
Mentitrasi larutan dengan HCL xN pada nol, sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume HCl yang digunakan
Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali
D. Permanganometri
1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan Asam Oksalat
Cara Kerja :
2.
Cara Kerja :
LAPORAN ANALISIS
KUANTITATIF
Nama Mahasiswa: Laode Muhammad Fahrul
N I M : 410014258 Rombongan : 3A
Jurusan
: Teknik Geologi
Acara
Bahan
Alat
Vb1 = 2 ml
Va2 = 2 ml
Vb2 = 4 ml
Va+ Vb
2
Vrata-rata HCl =
2+2
2
Va = 2 ml
Vb = 2 ml
= 2 ml
Perhitungan :
Nx =
2 200 1 25
Mr V 100
2 200 1 25
381,22 100
= 0,13 N
Kesimpulan :
Dibutuhkan 2 ml HCl untuk memperoleh normalitas larutan borax Na2B4O7.10H2O sebesar
0,13 N
LAPORAN ANALISIS
KUANTITATIF
Nama Mahasiswa: Laode muhammad fahrul
N I M : 410014258 Rombongan : 3A
Jurusan
: Teknik Geologi
Acara
Bahan
Alat
2.
Erlenmeyer
Menambahkan larutan dengan aquades sebanyak 15 ml, menambahkan indicator PP 3
3.
4.
5.
tetes
Mentitrasi larutan dengan HCL xN pada nol, sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume HCl yang digunakan
Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali
Vb1 = 6 ml
V=
Va+ Vb
2
6 +5
2
Va2 = 6 ml
Vb2 = 11 ml
Va = 6 ml
Vb = 5 ml
= 5,5 ml
Perhitungan :
Ny =
Nx A
10
0,13 5,5
10
= 0,0715 N
Kesimpulan :
Dibutuhkan 5,5 ml HCl untuk memperoleh Ny sebesar 0,13 N
LAPORAN ANALISIS
KUANTITATIF
Nama Mahasiswa: Laode muhammad fahrul
N I M : 410014258 Rombongan : 3A
Jurusan
: Teknik Geologi
Acara
Bahan
Reaksi :
Pengamatan :
Warna awal : merah ; warna akhir : merah
PP
Va1 = 0 ml
MO
Vb1 = 19 ml
PP
Va1 = 0 ml
MO
Vb1 = 12 ml
Va2 = 12 ml
Vb2 = 12 ml
Va2 = 12 ml
Vb2 = 19,1 ml
Va = 12 ml
Vb = 7 ml
Va = 12 ml
Vb = 7,1 ml
Merah kuning
Kuning merah
Merah bening
Bening merah
Va =
Va+ Va'
2
Vb+Vb '
2
Vb =
12+12
2
= 12 ml
7 +7,1
2
= 7,05 ml
Perhitungan :
NaOH = (Va-Vb) 0,1 Mr NaOH
Na2CO3 = 2 Vb 0,1
Mr Na CO
2
3
= (12 7,05) 0,1 40
= 2 7,05 0,1
106
= 19,8 mgr
NaOH =
= 149,46 mgr
NaOH
NaOH + Na 2CO 3
100
Na2CO3 =
Na2 CO 3
NaOH + Na 2CO 3
100
19,8
19,8+149,46
100
149,46
19,8+149,46
100
= 11,7 %
= 88,3 %
Kesimpulan :
LAPORAN ANALISIS
KUANTITATIF
Nama Mahasiswa: Lode muhammad fahrul
N I M : 410014258 Rombongan : 3A
Jurusan
: Teknik Geologi
Acara
: Permanganometri
Bahan
Alat
Va+ Vb
2
Va1 = 0 ml
Vb1 = 6 ml
Va2 = 9,2 ml
Vb2 = 8,2 ml
Va = 9,2 ml
Vb = 8,2 ml
= 8,7 ml
9,2+ 8,2
2
Perhitungan :
Laporan Resmi Praktikum Kimia Analit| 45
Ny =
620 2100
Vk Mr Oks 10
620 2 100
8,7 126,07 10
= 5,653 N
Kesimpulan :
Dibutuhkan 8,7 ml KMnO4 untuk memperoleh Nk sebesar 5,653 N
LAPORAN ANALISIS
KUANTITATIF
Nama Mahasiswa: Laode muhammad fahrul
N I M : 410014258 Rombongan : 3A
Jurusan
: Teknik Geologi
Acara
: Permanganometri
Bahan
Alat
Pengamatan :
Warna awal : kuning kecoklatan ; warna akhir : ungu kemerahan
V=
Va+ Vb
2
Va1 = 0 ml
Vb1 = 0 ml
Va2 = 0,2 ml
Vb2 = 0,2 ml
Va = 0,2 ml
Vb = 0,2 ml
= 0,2 ml
0,2+ 0,2
2
Perhitungan :
Ferro = V1 N KMnO4 56 mgr
BAB IV PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita lakukan dapat disimpulakan bahwa :
1. Pada identifikasi anion klorida dan iodida semua anion dapat diendapkan
menggunakan regensia perak nitrat(AgNO3) endapan yang dihasilkan berwarna
putih(AgCl) untuk anion cl- dan berwarna kuning (AgI) untuk anion I-.
2. Faktor kuantitas banyak sedikitnya larutan yang direaksikan sangat penting,
karena kelebihan sedikit saja hasilnya akan berbeda dengan tujuan utamanya.
3. Jika antara Cl- dan I- direaksikan dengan asam nitrat maka tidak akan terjadi
reaksi dan larut sempurna
4. CO32- dapat diidentifikasikan dengan menggunakan Na2CO3 yang membentuk
endapan kuning.
5. Br- dapat diidentifikasikan dengan HNO3, AgNO3 dan NH4OH dengan
membentuk endapan kuning.
6. I- dapat diidentifikasikan dengan HNO3 dan AgNO3.
7. Anion maupun kation dapat diidentifikasi ddengan menambahkan reagen yang
dapat mengendapkan kation/anion tersebut.
8. Anion dan kation dapat dilihat berdasarkan endapan yang terbentuk, warna
larutan maupun gas yang terbentuk.
9. Dalam penyimpulan analisis kuantitatif sangat dibutuhkan ketelitian yang baik
dan juga konsentrasi larutan yang baik. Karena sangat berhubungan dengan
lama waktu dan juga volume yang digunakan saat proses titrasi, besarnya sedikit
nya volume tersebut sangat berhubungan dengan perhitungan selanjutnya. Jadi
tingkat kecermatan dan ketelitian dalam praktikum ini juga sangat
diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dra Hj Srining Peni M.Si, Petunjuk Praktikum Kimia Analisis.2010.STTNAS Yogyakarta.
Susanti ,S. Kimia Analisis Farmasi Kuantitatif. Universitas Hasanuddin. Makassar.
http://www.chem-is-try.co.id
Anonim.2009 c. Titrasi Asam Basa. http://belajarkimia.com
26 agustus 2009
Anonim.2009d. Analisis Volumetri atau Titrimetri. http://belajarkimia.com
26 agustus 2009
Anonim.2009 e. Kumpulan laporan praktikum. http://sulae.blogspot.com
LAMPIRAN