Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

DISUSUN OLEH :
Nama

: Brilliananto Maranditya

Nomor Mahasiswa

: 410012175

Kelompok Praktikum

:3B

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)
YOGYAKARTA
Jurusan Teknik Geologi
Tahun Ajaran 2013

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK 2013

OLEH :
BRILLIANANTO MARANDITYA
410012175
Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Responsi Praktikum Kimia Analitik
2013, Jurusan Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Yogyakarta, 28 Mei 2013
Disahkan oleh :

ASISTEN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan demikian
penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktikum Kimia Analit ini.
Maksud dan tujuan dari disusunnya laporan resmi praktikum kimia Analit
ini adalah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan nilai praktikum Kimia
Analit, bagi mahasiswa jurusan Teknik Geologi yang mengambil mata kuliah
tersebut. Selain itu sebagai syarat untuk menyelesaikan Praktikum Kimia Analit
dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang ada di STTNAS
Yogyakarta. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analit ini adalah
sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analit.
Laporan ini disusun berdasarkan data data yang diperoleh selama
mengikuti praktikum Kimia Analit dan buku buku yang membahas Kimia Analit
serta referensi lain yang sangat menunjang dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini.
Dan pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj.Sri Ning Peni, M.Si, selaku dosen penanggung jawab
sekaligus pembimbing praktikum yang telah banyak memberikan masukan
yang sangat berarti.
2. Bapak asisten dan asisiten dosen yang telah banyak membantu dan
membimbing praktikan dalam melaksakan praktikum dan penyusunan
laporan.
3. Rekan rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama
praktikum dan penyusunan laporan ini.

Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang


telah dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam
tata penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam
tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa
mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih..

Yogyakarta, 28 Mei 2013


Penyusun,
(Brilliananto Maranditya)

DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................

HalamanPengesahan ........................................................

Kata Pengantar................................................................

Daftar isi.................................................................................
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud............................................................................

1.2 Tujuan..............................................................................

BAB II ANALISIS KUALITATIF & ANALISIS KUANTITATIF

ANALISIS KUALITATIF

2.1 ANALISIS ANION


2.1.1 Dasar Teori....................................................................

2.1.2 Bahan dan Alat percobaan............................................

13

2.1.3 Cara Kerja dan Kesimpulan..........................................

15

2.1.4 Laporan Anion .............................................................

20

2.2 ANALISIS KATION


2.2.1 Dasar Teori...................................................................

27

2.2.2 Bahan dan Alat percobaan............................................

33

2.2.3 Cara Kerja dan Kesimpulan..

36

2.2.4 Laporan Kation ............................................................

42

ANALISIS KUANTITATIF

2.3.1 Dasar Teori....................................................................

58

2.3.2 Bahan dan Alat Percobaan............................................

70

2.3.3 Cara Kerja dan Kesimpulan..........................................

73

2.3.4 Laporan Kation (Kuantitatif)........................................

78

BAB III
3.1 Kesimpulan .....................................................................

92

3.2 Saran ...............................................................................

93

3.3 Lampiran..........................................................................

94
5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Maksud dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua
jurusan teknik Geologi STTNAS Yogyakarta adalah mendidik mahasiswa agar
mempunyai kemampuan dalam menguasai materi praktikum dan mempunyai
ketrampilan dalan menggunakan peralatan dan bahan yang ada dalam
laboratorium kimia analit.
Penguasaan materi praktikum dapat diperoleh dari kuliah kimia dasar ,
kuliah kimia analit maupun didapat dari SMA jurusan IPA yang dulu pernah
ditempuh serta melengkapinya dengan membaca literatur-literatur kimia.
Kemampuan penggunaan alat-alat laboratorium dapat diperoleh dari latihan
latihan yang dipandu oleh asisten yang berpengalaman.
1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua jurusan
teknik Geologi STTNAS Yogyakarta adalah membantu mahasiswa dalam
praktikum di laboratorium kimia ataupun di lapangan geologi sehingga
mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur dalam sebuah
singkapan atau batuan contohnya. Selain itu,dengan mempunyai kemampuan
penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan / lingkungan kerja
nantinya sebagai seorang geologist yang handal tentunya.

BAB II
ANALISIS KUALITATIF
2.1 ANALISIS ANION
2.1.1 DASAR TEORI
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:
1. analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi
suatu zat atau campuran yang tidak diketahui.
2. analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah
zat tertentu yang ada di dalam suatu sample (contoh)
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, karbonat sulfat, da garam-garam lainnya dari logam.
Walaupu analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar
yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau
pengotor apa yang ada dalam sample tertentu, seringkali diperlukan informasi
tgambahan mengenai berapa banyak masing-masing komponen atau pegotor
tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar:
a). Pengukuran banyaknbya pereaksi yang diplerlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksmi yang terbentuk.
b). Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)

c). Pengukura sifat optis (pengukuran adsorban)


d). Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah :

asam klorida,

hidrogen sulfida,

ammonium sulfida, dan

amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan


reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn,
Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
a. Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
b. Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
d. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis
bangat seperti oksalat

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan
untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :
1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P.
Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang
bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang
terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian
dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.

10

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:


a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggotaanggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti
metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini
belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan
utamadan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan

11

tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita
memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya. Namun, ini hanya
boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini. Dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedurprosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam
1. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap
yang diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
2. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A

12

(i)

Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :

karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,


hipoklorit, sianida, dan sianat.
(ii)

Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-

zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat, klorida, bromida,
iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II),
heksasianoferat (III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
Kelas B
(i)

Rekasi Pengendapan

Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat,


silikat, heksaflurosilikat, salisilat, benzoat dan suksinat.
(ii)

Okidasi dan Reduksi dalam larutan

Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.


Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya
adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif
sampel terdiri atas golongan kation, anion dan Obat.
2.1.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN
Alat dan bahan yang dipergunakan selama praktikum kimia saat analisis
anion adalah sebagai berikut :

13

- Alat :
-Tabung Reaksi
-Pipet ukur dan pipet tetes
-Penjepit tabung
-Rak Tabung Reaksi
-Bunsen Spiritus + korek api
-Pengaduk gelas
-Buret

BUNSEN SPRITUS+KOREK API

TABUNG REAKSI DAN RAK TABUNG REAKSI

14

PIPET TETES

- Bahan :
Aquades dan bahan-bahan lainnya yang digunakan di setiap acara praktikum
Anion klorida (Cl-)

: NaCl ; H2SO4 ; AgNO3 ; HNO3 ;


Hg2 (NO3)2 ; NH4OH

Anion Ionida I-

: KI ; Na2S2O3 ; NH4OH ; CuSO4 ;


Hg2Cl2

Anion ferrosianida Fe(CN)64-

: K4Fe(CN)6 ; Pb(CH3COO)2 ; AgNO3

Anion Rhodanida CNS-

: FeCl3 ; AgNO3 ; HNO3 ; KCNS

Anion Karbonat CO32-

: Na2CO3 ; AgNO3,

Anion Tiosulfat S2O3Anion Sulfat SO42-

Anion Borat BO33-

: Na2S2O3 ; AgNO3 ; H2SO4


: Ba Cl2 ; Na2SO4 ; Pb(CH3 COO)2 ;
H2SO4
: Na2 B4 O7 ; AgNO3 ; Ba Cl2

2.1.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN

ANALISIS ANION

1.)Anion klorida ( Cl- )


Di gunakan larutan Na CL encer

15

Masukkan 3 buah tabung reaksi masing masing 4 ml larutan Na Cl


kemudian lakukan percobaan berikut
a. berikan asam sulpat ( H2 SO4 ) encer,
b. Berikan larutan pirak nitrat (Ag NO3 )maka akan diperoleh endapan Ag CL
berwarna putih.ambillah endapoan tersebut dan masukkan kedalam dua
buah tabung reaksi yang bersih,kemudian pada tabung berikan masing
masing larutan amaonia,dan larutan asam nitrat.perhatikan reaksi yang
terjadi,endapan larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
c. Berikan larutan Hg2 ( NO3 )2 maka akan terbentuk endapan Hg2 Cl2.coba
larutkan dalam amonia apa yang terjadi
2.)Anion Ionida ( I- )
Digunakan kalium iodida
Langkah kerja nya sama dengan anion klorida.
a. Berikan larutan Ag NO3 maka akan terjadi endapan berwarna kuning dari
Agl.Bagi endapan menjadi dua bagian kemudian ujilah endapan tersebut
dengan larutan natrium tiosolpat ( Na2 S2 O3 ) dan yang satu nya tambah
larutan amonia amati endapan larut atau tidak.buktikan dengan percobaan
b. berikan larutan Cu SO4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I yang larut
dalam natrium tiosolpat.amati dan catat warna endapan
c. berikan larutan Hg cl2 maka akan terbentuk endapa Hg I2 yang larut dalam
larutan KI berlebih,membentuk Hg I2,amati warna endapan.
3.)Anion ferrosianida Fe ( CN ) 6 4-dan Rhodanida ( CNS- )
Digunakan larutan K4 Fe ( CN)6 dan larutan KCNS,masukkan larutan
pertama dalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua masukkan kedalam dua
buah tabung reaksi berikan pereaksi berikut ini.
a. pada larutan pertama tamhahkan larutan timbal asetat,Pb(CH3 OO)2,maka
akan nterjadi endapan putih,endapan ini tidak dapat larut dalam asam nitrat
encer.buktikan
b. pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat,maka
akan terbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih
c. pada tabung yang satu nya berikan larutan Fe cl3 maka akan terbentuk
senyawa komplek berwarna merah ferri roda nida.
16

4.) Anion Karbonat (CO3- ) dan Anion Tiosulfat ( S2 O3- )


Digunakan larutan Na2 CO3 dan larutan Na2 S2 O3- .
Masukan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan ke dau ke
dalam 2 tabung reaksi , dan masing- masing tamahkan pereaksi berikut :
a).

Larutan pertama, pada sebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO3


(perak nitrat) maka akan terbentuk endapan AgCO3 , tambahkan AgNO3
berlebih dan amati apa yang terjadi !

b). Pada larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu, larutan asam sulfat encer
maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang H2 S dan endapan belerang S.
c).

Pada tabung reaksi yang satunya , tambahkan larutan perak nitrat , maka
akan terbentuk enfapan putih Ag2 S2 O3- , yang kemudian menjadi kuning ,
coklat dan akhirnya hitam karena terbentuk Ag2 S.

5.) Anion Sulfat ( SO4 2- )


Digunakan larutan Na2 SO4.
Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung reaksi dan tambahkan
masing masing pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan Ba CL2 maka akan terbentuk endapan Ba SO4.
b. Tambahkan larutan Pb ( CH3 OO)2 ( Pb Asetat )maka akan terbentuk
endapan putih dari timbal sulfat ,endapan ini larut dalam asam sulfat pekat
dan amonium Asetat buktikan.
6.) Anion Borat ( BO3 3- )
Dipakai larutan Borax.
Masukkan larutan tersebut kedalam dua buah tabung reaksi,masing masing
pereaksi berikut ini :
a. Berikan larutan perak nitrat,maka terjadi endapan putih darim perak meta
borak,jika di panaskan terbentuk Ag2 O yang berwarna hitam.buktikan !
b. Berikan larutan Ba CL2 akan terbentuk endapan putih Barium meta borat.
KESIMPULAN

17

Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi
proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan
hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi
endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Ciri-ciri reaksi kimia :

Terbentuknya endapan

Terbentuknya gas

contoh : Mg + H2SO4 > MgSO4 + H2

Terjadinya perubahan warna

Terjadinya perubahan suhu atau temperatur

Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan
basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang
digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:

Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+;


basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.

Definisi Brnsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa


adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.

Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah


pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi BrnstedLowry.
Analisis kualitatif anion

18

1. Anion Klorida (Cl-)


2. Anion Iodida (I-)
3. Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida(CNS-)
4. Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-)
5. Anion Sulfat ( SO4 2- )
6. Anion Borat ( BO3 3- )

Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel


yang diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji,
atas penambahan asam sulfat encer atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam
larutan, maka harus bebas dari logam berat dengan cara menambah larutan
Na2CO3 jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akan
terlarutkan sebagai garam karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam
natrium. Analisis anion meliputi uji:
1.Uji untuk sulfat : Kepada 1 ml larutan sampel ditambah HCl encer hingga
asam, tambahkan lagi 1 ml, didihkan dan tambahkan 1 ml larutan BaCl2 jika
terjadi endapan putih BaSO4, berarti menunjukkan adanya sulfat.
2.Uji untuk reduktor: 1 ml larutan sampel diasamkan dengan asam sulfat
encer, kemudian tambahkan 0,5 ml lagi. Setelah itu ditambah 1 tetes 0,05 N
KMnO4. Jika warna ungu hilang, maka ada sulfit, thiosianat, sulfida, nitrit,
bromida, iodida, arsenit. Jika warna itu hilang pada pemanasan, maka ada oksalat.

19

2.1.4 LAPORAN ANION

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:1

: 18 Maret 2013
: Anion Cl: Na Cl ; H2SO4 ; Ag NO3 ; NH4 OH ; HNO3

Alat yang dipergunakan : Tabung reaksi, Penjepit tabung reaksi, Pipet, Bunsen
spirtus, korek api
N
o

Percobaan

Pengamatan

Reaksi

Kesimpulan

Na Cl + H2SO4
(Dipanaskan)

Tidak terjadi
perubahan
pada larutan

2NaCl + H2SO4

Na Cl + AgNO3

Larutan warna
putih dan endapan
putih

NaCl + AgNO3

2 HCl + Na2SO4

NaNO3 + AgCl

Timbul gas
Timbul asap
dan bau
merangsang
Terbentuk
endapan
putih AgCl

putih

20

AgCl + NH4
OH

Terjadi perubahan
warna menjadi
putih bening

AgCl + 2 NH4OH
{Ag(NH3)2}Cl +

Endapan
larut
sempurna

2 H2O
4

AgCl + HNO3

Larutan berubah
lebih keruh dari
sebelumnya

AgCl + HNO3
AgNO3 + HCl

Assistant :

Endapan
larut tidak
sempurna

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:2

: 18 Maret 2013
: Anion I: KI ; Ag NO3 ; Na2 S2 O3 ; NH4OH ; CuSO4 ; HgCl2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak tabung reaksi


NO

PERCOBAAN
KI + AgNO3

PENGAMATAN

KESIMPULAN

Timbul endapan

KI + AgNO3

Terbentuk

berwarna putih

KNO3 + AgI

endapan AgI

Warna larutan
AgI + Na2S2O3

REAKSI

putih

berwarna putih

putih
Endapan putih

2AgI + Na2S2O3

Endapan putih

tidak larut

2NaI + Ag2S2O3

AgI tidak larut

Warna larutan

dalam larutan

putih

Na2S2O3

21

AgI + NH4OH

Endapan putih

AgI + 2 NH4OH

Endapan putih

tidak larut

{Ag(NH3)2}I +

AgI tidak larut

2H2O

dalam larutan
NH4OH dan
membentuk
garam kompleks
{Ag(NH3)2}I

KI + CuSO4

Timbul endapan

2KI +CuSO4

berwarna putih

K2SO4 + CuI +1/2 I2

Warna larutan

Terbentuk
endapan

putih

putih

berwarna putih

CuI + I2 +

Endapan larut

2CuI + I2 +

CuI dan I2
Endapan putih

Na2S2O3

sempurna Warna

2Na2S2O3

CuI dan I2 larut

larutan bening
KI + HgCl2

2 CuS2O3 + 4 NaI

Timbul endapan

2KI +2 HgCl

larutan Na2S2O3
Terbentuk

berwarna orange

2KCl + HgI2

endapan HgI2

Warna larutan
HgI2 + KI
(berlebihan)

sempurna dalam

orange kekuningan
Endapan larut
sempurna

orange

HgI2 +2 KI
2-

HgI4 + 2K

berwarna orange
Endapan HgI2

larut sempurna

Warna larutan

dalam KI

bening

berlebihan

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

22

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:3

: 21 Maret 2013
: Anion Ferrosianida [Fe (CN)6 ] & Rhodiana (CNS-)
: K4 Fe (CN)6 ; Pb (CH3COO)2 ; KCNS : Ag NO3 ; FeCl3

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet


N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULAN

O
K4Fe(CN)6 +

Terbentuk endapan

K4Fe(CN)6 +

Terbentuk

Pb(CH3COO)2

berwarna putih

2Pb(CH3COO)2

endapan

Warna larutan putih

4 CH3COOK +

Pb2Fe(CN)6

kekuningan

Pb2Fe(CN)6

berwarna putih

Pb2Fe(CN)6 +

Endapan tidak larut

Pb2Fe(CN)6 +

Endapan

HNO3

Warna larutan putih

4HNO3

Pb2Fe(CN)6 tidak

kebiruan

2 Pb(NO3)2 +

larut dalam larutan

H4Fe(CN6)

HNO3

putih

23

b) KCNS +

Terbentuk endapan

KCNS + AgNO3

Terbentuk

AgNO3

berwarna putih

AgCNS + KNO3

endapan AgCNS

Warna larutan putih

berwarna putih

putih

keruh
KCNS + FeCl3

Warna larutan

3KCNS + FeCl3

menjadi merah

3KCl + Fe(CNS)3

kehitaman

Terbentuk
senyawa
kompleks yaitu
ferri rhodanida
(Fe(CNS)3)

Assistant :

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:4

: 21 Maret 2013
: Anion Karbonat (CO3-) & Anion Tiosulfat (S2O3-)
: Na2 CO3 ; Ag NO3 ; Na2 S2 O3 ; H2SO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi, Pipet


NO
4

PERCOBAAN
Na2CO3 + AgNO3

PENGAMATAN
Timbul endapan

REAKSI
Na2CO3 + 2 AgNO3

KESIMPULAN
Terbentuk endapan

berwarna putih

Ag2CO3 + 2 NaNO3

Ag2CO3 berwarna

Ag2CO3 + AgNO3

Warna larutan putih


Endapan tidak larut

Ag2CO3 +AgNO3

putih
Endapan Ag2CO3

(berlebih)

tetapi bertambah

Ag2CO3 + AgNO3

tidak larut tetapi

Na2S2O3 + H2SO4

Warna larutan putih


Timbul endapan

Na2S2O3 + H2SO4

bertambah
Terbentuk endapan

berwarna putih

Na2SO4 + H2S + O3+ S

belerang (S)

Warna larutan putih

putih

berwarna putih

kekuningan

Timbul

bau merangsang

putih

putih

kekuningan dan
timbul gas bau
merangsang dari

24

H2S

Na2S2O3 + AgNO3

Timbul endapan

Reaksi awal

Terbentuk endapan

berwarna putih yang

Na2S2O3 + 2AgNO3

Ag2S2O3berwarna

kemudian jadi kuning,

Ag2S2O3 + 2NaNO3

putih yang

coklat, dan akhirnya


menjadi hitam

kemudian jadi

putih

Reaksi kemudian

kuning, coklat, dan

Na2S2O3 + 2AgNO3

akhirnya menjadi

Ag2S + 2NaNO3+SO3

hitam karena
terbentuk Ag2S

hitam

Assistant :

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:5

: 21 Maret 2013
: Anion Sulfat (SO42-)
: Ba Cl2 ; Na2SO4 ; Pb(CH3 COO)2 ; H2SO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet


N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULAN

Na2SO4 + BaCl2

Terbentuk endapan

Na2SO4 + BaCl2

Terbentuk

berwarna putih

2 NaCl + BaSO4

endapan BaSO4

Na2SO4 +

Warna larutan putih


Terbentuk endapan

Na2SO4 +

berwarna putih
Terbentuk

Pb( CH3COO)2

berwarna putih

Pb(CH3COO)2

endapan PbSO4

Warna larutan putih

2 CH3COONa +

berwarna putih

putih

PbSO4

putih

25

PbSO4 + H2SO4

Endapan tidak larut

PbSO4 + H2SO4

Endapan H2SO4

(pekat)

sempurna

H2SO4 + PbSO4

larut tidak

Warna larutan putih

sempurna dalam

keruh

larutan asam
sulfat pekat

Assistant :

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:6

: 25 Maret 2013
: Anion Borat (BO3 3-)
: Na2 B4 O7 ; AgNO3 ; Ba Cl2

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N
O
6

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

Na2B4O7 +

Terbentuk endapan

Na2B4O7 + 2AgNO3

Terbentuk

AgNO3

berwarna putih

2 NaNO3 + B2O3 +

endapan perak

Warna larutan putih

2Ag(BO2)

metaborat

keruh

putih

KESIMPULAN

Ag2(BO2)
berwarna putih

26

a.2) Na2B4O7 +

Endapan berubah

Na2B4O7 + 2AgNO3

Endapan perak

AgNO3

warna menjadi

Ag2O +2 NaNO3 +

metaborat

( dipanaskan)

hitam

B4O6

berubah menjadi

Warna larutan putih

hitam karena

b) Na2B4O7 +

kehitaman
Terbentuk endapan

Na2B4O7 + BaCl2

terbentuk Ag2O
Terbentuk

BaCl2

berwarna putih

2 NaCl + B2O3 +

endapan Barium

Warna larutan putih

Ba(BO2)2

metaborat

keruh

putih

Ba(BO2)2
berwarna putih

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

2.2 ANALISIS KATION


2.2.1 DASAR TEORI
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji
kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat
dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam
percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel
tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya
melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing masing kation tersebut.
Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan
sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH,
K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat
dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan
endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan kationkation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.

27

Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation


Ag+, Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang
merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel.
Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation.
Ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+,
penambahan larutan K2CrO4dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan
NaOH pada uji kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN
dan K4Fe(CN)6serta penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari
kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak semuanya berreaksi dengan
reagennya masing masing membentuk endapan. Pada proses uji kation Ag+,
Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun kimlah
penambahan reagennya masing masing. Sebab larutan tidak mengalami
perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa
dalam sampel tersebut memang tidak terdapat jenis kation kation yang dapat
berreaksi dengan reagen. Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak
mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+ maupun Sn2+.
Satu satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation kation
ini adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi
kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang
sangat mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula
bening, setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat
endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut
dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan
sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation
kation dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah
terbuka yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara
natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel benar benar netral ataui tidak

28

mengandung zat zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air sebagai
pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya meskipun
dengan toksitas yang tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation kation lain
didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan
Sn2+ dalam larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode
sederhana yang digunakan dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik
seperti ini
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, karbonat sulfat, da garam-garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar
yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau
pengotor apa yang ada dalam sample tertentu, seringkali diperlukan informasi
tgambahan mengenai berapa banyak masing-masing komponen atau pegotor
tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar:
a. Pengukuran banyaknbya pereaksi yang diplerlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksmi yang terbentuk.
b. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
c. Pengukura sifat optis (pengukuran adsorban)
d. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji
pendahuluan, pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis
dapat berupa zat padat non-logam.

29

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur


kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ionionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah :

asam klorida,

hidrogen sulfida,

ammonium sulfida, dan

amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan


reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

30

Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam


suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn,
Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :


a.
b.
c.
d.

Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .


Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang
berbasis bangat seperti oksalat

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan
untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

31

1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P.
Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang
bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi .
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang
terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian
dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang


digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
e. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
f. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
g. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.

32

Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya


adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif
sampel terdiri atas golongan kation, anion dan Obat. Pada analisis sistematik dari
kation maka golongan logam-logam yang akan diidentifikasi dipisahkan menurut
golongan berikut:
- Golongan I, Disebut golongan asam klorida terdiri atas: Pb2+ , Ag+ , Hg2+
- Golongan II, disebut golongan hidrogen sulfida, terdiri atas: As, Sn, Sb, Cu, Pb
2+

,Bi 2+ , Hg2+ , Cd 2+

- Golongan III, disebut golongan amonium sulfida terdiri atas: Al, Cr, Fe, Zn, MN,
Co, dan Ni
- Golongan IV, disebut golongan amonium karbonat, terdiri atas: Ba, Sr, dan Ca
- Golongan V, disebut golongna sisa, terdiri atas: Mg, K, NH4+

2.2.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN


Alat dan bahan yang dipergunakan selama praktikum kimia dari awal
praktikum hingga akhir adalah sebagai berikut :
Alat :
o Tabung Reaksi

o Pipet ukur dan pipet tetes

33

o Penjepit tabung

o Rak Tabung Reaksi

o Bunsen Spiritus + korek api

34

Bahan :
Kation Golongan II:
Merkuro Hg22+ : Hg2 (NO3)2
HCl
NH4OH
NaOH
Na2CO3
K2CrO4
Kupri(Cu2+)

: CuSO4,
NaOH,
Na2CO3,
NH4OH,
KI,

Kadmium (Cd2+) : CdSO4


NH4OH
NaOH
(NH4)2CO3
Kation Golongan III :
Alumunium (Al3+) : AlCl3
NH4OH
H2O
KOH
Ferri ( Fe3+)

: FeCl3
KOH
KCNS
HCl
K4Fe(CN)6
H2SO4
35

Mangano (Mn2+) : MnSO4


KOH
NH4OH
Na2CO3
Nikel (Ni2+)

: NiSO4
HCl
NH4OH
HNO3
K2CrO4
NaOH

Kation Golongan IV :
Barium (Ba2+)

: Ba(NO3
K2CrO4
H2SO4

Magnnesium (Mg2+) : MgCl2


NaOH
Kation Golongan V :
Amonium (NH4+) : NaOH
NH4OH
HCl

36

2.2.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN


ANALISIS KATION
Pada analisa kation ini hanya dipilih beberapa kation saja,dengan alas an
pemilihan sudah mewakili tiap golongan.
I KATION GOLONGAN I:Ag+ dan Hg2+
Perak (Ag+)
Digunakan larutan AgNO3.
Masukkan kira-kira 4 ml larutan AgNO3 pada lima buah tabung reaksi,kemudian
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Asam klorida encer,maka akan terbentuk endapan AgCL putih yang larut
dalam larutan ammonia.
b. NaOH,maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat,endapan ini
larut dalam ammonia dan asam nitrat.
c. Ammonia,mula-mula terbentuk endapan AgOH yang berwarna
putih,kemudian berubah menjadi coklat karena terbentuk endapan Ag2O.
d. Kalium Kromat netral maka akan terjadi endapan merah perak
kromat,endapan ini larut dalam ammonia dan asam nitrat.
e. KI,maka akan terbentuk AgI yang berwarna kuning ,sedikit larut dalam
ammonia ,dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat.Buktikan!
II.KATION GOLONGAN II:Hg2+;Cu2+;Cd2+ dan Sn2+
Merkuri (Hg2+)
Digunakan larutan HgCL2.
Masukkan kedalam 4 buah tabung reaksi kemudian masing-masing berikan
pereaksi berikut ini:
a. NaOH,maka akan terjadi endapan kuning HgO.

37

b. K2CrO4,maka akan terjadi endapan kuning merkuri kromat,jika dipanaskan


akan berubah manjadi berwarna merah,karena terjadi garam basa.
c. Ammonia,maka akan terjadi endapan putih dari merkuri ammonia
klorida.endapan ini larut dalam asam klorida dan juga dapat bereaksi dengan
larutan ammonium klorida.
d. KI,maka akan terjadi endapn merah HgI2,larut dalam KI berlebih,Buktikan!
Kupri (Cu2+)
Digunakan larutan CuSO4.
Masukkan larutan kedalam 4 buah tabung reaksi,masing-masing tambahkan
pereaksi berikut ini:
a. NaOH,maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2,jika dipanaskan
terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b. Na2CO3,maka akan terjadi endapan hijau biru dari basa karbonat,pada
penambahan Na2CO3 berlebih maka akan terbentuk Kristal CuCO3,dan
Cu(OH)2.H2O,endapan tersebut larut dalam ammonia
c. NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa,jika ditambah
ammonia berlebih akan larut,larutsn menjadi berwarna biru.
d. KI,maka akan terjadi endapan putih CuI2,dan terbentuk I2bebas yang
menyebabkan larutan berwarna coklat,Buktikan!
Kadmium (Cd2+)
Digunakan larutan CdSO4
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,dan tambahkan masingmasing pereaksi berikut ini:
a. Ammonium karbonat maka akan terjadi endapan putih dari basa karbonat
yang berwarna kuning coklat.
b. NaOH,maka akan terjadi endapan putih dari Cd(OH)2,jika dipanaskan maka
akan terbentuk CdO yang berwarna hitam.

38

c. Amonia,maka akan terjadi endapan putih dari Cd(OH)2 yang larut dalam
ammonia berlebih.Buktikan!

III.KATION GOLONGAN III:AI3+,Fe3+,Mn2+,Ni2+


Aluminium (AI3+)
Digunakan lariutan ALCL3.
Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi,kemudian berikan
masing-masing pereaksi berikut ini:
a. NH4OH,maka akan terbentuk endapan putih AL(OH)3,yang tidak larut
dalam air.
b. KOH,maka akan terjadi endapan putih dari AL(OH)3,endapan ini larut
dalam KOH berlebih.Buktikan!
Ferri (Fe3+)
Digunakan larutan ferri klirida
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,kemudian masig-masing
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Larutan KOH,maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna
coklat.endapan ini larut dalam asam diantaranya adalah
(HCL,H2SO4,CH3COOH).
b. Larutan K4Fe(CN)6,maka akan terjadi warna biru karena terbentuk ferri
ferro sianida.
c. Larutan KCNS,maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri
rhonanida.Buktikan!
Mangano (Mn2+)
Digunakan larutan MnSO4.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,kemudian masingmasing tambahkan pereaksi berikut ini:

39

a. Larutan KOH,maka akan terjadi endapan Mn(OH)2 yang berwarna


putih,yang mudah teroksidasi membentuk MnO yang berwarna coklat.
b. Larutan NH4OH,maka dalam keadaan netral alan terbentuk endapan
Mn(OH)2.
c. Larutan Na2CO3,maka akan terjadi endapan putih dari MnCO3,jikma
dipanaskan akan terjadi MnO,perhatikan perubahan warnanya.
Nikel(NI2+)
Digunakan larutan NiSO4
Masukkan larutan tersebut kedalam 5 buah tabung reaksi dan tambahkan masingmasing pereaksi berikut ini:
a. Larutan NaOH,maka akan terjadi endapan hijau Ni(OH)2,perhatikan apa
yang terjadi jika dilarutkan dalam HCL atau HNO3.
b. Larutyan NH4OH,maka akan terbentuk endapan hijau,yang larut dalam
ammonia berlebih,amati apa yang terjadi.
c. Larutan Ammonium Karbonat,terbentuk endapan seperti pada b,andapan
juga larut dalam pereaksi yang berlebih.
d. Larutan K2CrO4,dalam keaadan panas terjadi endapan coklat dari
Na2CrO4.NiO.
e. Larutan K4Fe(CN),terjadi endapan hijau dari nikel ferro sianida.Buktikan!
IV. KATION GOLONGAN IV: Ba+2 dan Mg 2+
Barium (Ba2+)
Digunakan larutan Barium Nitrat
Masukkan larutan tersebut kedalam 4 buah tabung reaksi,masing-masing
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Larutan K2CrO4,terbentuk endapan kuning barium kromat.
b. Larutan asam sulfat encer,terbentuk endapan BaSO4 putih,berbentuk koloid.

40

c. Larutan Na2HPO4,terbentuk endapan putih barium fosfat,yang larut dalam


asam.
d. Larutan Na2SO4,terbentuk endapan putih barium sulfit.Buktikan!
Magnesium (Mg2+)
Digunakan larutan MgCL2
Masukkan larutan tersebut ke dalam sebuah tabung reaksi dan tambahkan pereaksi
berikut ini:
Larutan NaOH,maka akan terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2.Buktikan!
V.KATION GOLONGAN V:NH4+
Amonium(NH4+)
Digunakan larutan Amonium hidroksida.
Masukkan larutan tersebut kedalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH,ambil
pengaduk gelas basahi dengan HCL pekat,taruh diatas tabung reaksi,jika perlu
dengan pemanasan.Amati apa yang terjadi.
KESIMPULAN
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah :

41

asam klorida,

hidrogen sulfida,

ammonium sulfida, dan

amonium karbonat.

Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan


reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan
Kesimpulan dari praktikum tersebut yaitu: Tujuan dari analisa kulitatif
untuk mengetahui penyusun -penyusun suatu zat, Campuran-campuran suatu zat
atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung
dengan yang satu dengan yang lain,sedang kimia analitik kuantitatif dimaksudkan
untuk menentukan perbandingan relatif dari penyusun-penyusun tersebut.

42

2.2.4 LAPORAN KATION

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 28 Maret 2013
: Analisis Kation Ag+
: AgNO3, HCl encer, NH4OH, HNO3, KI,NaOH, Na2S2O3
K2CrO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi, Pipet


N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULAN

O
AgNO3 + HCl

AgCl + NH4OH

Timbul endapan

AgNO3 + HCl

Terbentuk

berwarna putih

AgCl + HNO3

endapan AgCl

Warna larutan putih


Endapan larut

AgCl +2 NH4OH

berwarna putih
Endapan larut

sempurna

Ag(NH3)2Cl + 2H2O

sempurna dan

Warna larutan bening

putih

terbentuk garam
kompleks
Ag(NH3)2Cl

43

NaOH + AgNO3

Ag2O + NH4OH

Ag2O + HNO3

Timbul endapan

2NaOH + AgNO3

Terbentuk

berwarna coklat

2NaNO3+H2O+Ag2

endapan Ag2O

Warna larutan coklat


Endapan larut

O coklat
2Ag2O + NH4OH

berwarna coklat
Endapan Ag2O

sempurna

2Ag(NH3)2OH +

larut sempurna

Warna larutan bening


Endapan larut tidak

3H2O
3Ag2O +8 HNO3

Endapan Ag2O

sempurna

6 AgNO3 + 4H2O +

larut tidak

Warna larutan putih

2NO+ 1/2 O2

sempurna

keruh
K2CrO4 +

Timbul endapan

K2CrO4 + 2AgNO3

Terbentuk

AgNO3

berwarna merah

Ag2CrO4 + 2KNO3

endapan Ag2CrO4

Ag2CrO4 +

Warna larutan Merah


Endapan larut

Ag2CrO4 +

berwarna merah
Endapan

NH4OH

sempurna

4NH4OH

Ag2CrO4 larut

larutan kuning

2Ag(NH3)2CrO4 +

sempurna

Ag2CrO4 +

Endapan larut

4 H2O
Ag2CrO4 + 2HNO3

Endapan

HNO3

sempurna

2AgNO3 + H2CrO4

Ag2CrO4 larut

Warna

Warna

larutan kuning
KI + AgNO3

AgI + NH4OH

sempurna

kemerahan
Timbul endapan

KI + AgNO3

Tebentuk

berwarna kuning

AgI + KNO3

endapan AgI

Warna larutan kuning


Endapan larut tidak

AgI +2 NH4OH

berwarna kuning
Endapan AgI

sempurna Warna

Ag(NH3)2I + 2H2O

larut tidak

kuning

larutan kuning

sempurna dan
terbentuk garam
kompleks

d.3) AgI +

Endapan larut

2AgI + Na2S2O3

Ag(NH3)2I
Endapan AgI

Na2S2O3

sempurna

Ag2S2O3 +2 NaI

larut sempurna

Warna larutan kuning

Assistant :

Praktikan :

44

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 28 Maret 2013
: Analisis Kation Hg2+
: HNO3, KI, HgCl2, NaOH, K2CrO4, NH4OH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi, Pipet


N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULAN

O
HgCl2 + NaOH

HgCl2 + K2CrO4

Timbul endapan

HgCl2 + 2NaOH

Terbentuk

berwarna kuning

2NaCl + HgO +

endapan

Warna larutan

H2O

HgOberwarna

kuning
Timbul endapan

HgCl2 + K2CrO4

kuning
Terbentuk

berwarna kuning

HgCrO4 + 2KCl

endapan HgCrO4

kuning

Warna larutan

berwarna kuning

HgCl2 + K2CrO4

kuning
Endapan berubah

HgCl2 + K2CrO4

Endapan HgCrO4

(dipanaskan)

menjadi berwarna

HgCrO4K2 + Cl2

menjadi berwarna

hitam

hitam karena

Warna larutan

terbentuk garam

kuning

basa

45

HgCl2 + NH4OH

Timbul endapan

HgCl2 +2 NH4OH

Terbentuk

berwarna putih

Hg(NH3)2Cl2 +5

endapan merkuri

Warna larutan putih

H2O

ammonia klorida

putih

berwarna putih

Hg(NH3)2Cl2 +

Endapan larut tidak

Hg(NH3)2Cl2

Endapan merkuri

HCl

sempurna

+2HCl

ammonia klorida

Warna larutan putih

HgCl2 + 2 NH4Cl

larut tidak

keruh
Terbentuk endapan

HgCl2 +2 KI

sempurna
Terbentuk

berwarna orange

HgI2 +2 KCl

endapan HgI2

HgCl2 + KI

Warna larutan

berwarna orange

orange

HgCl2 + KI

orange
Endapan larut

HgCl2 + KI

Endapan HgI2

(berlebih)

sempurna

HgCl2I + K

Larut sempurna

Warna larutan
bening

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

46

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 1 April 2013
: Analisis kation Cu2+
: CuSO4, NaOH, Na2CO3, NH4OH, KI

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

CuSO4 + NaOH

Terbentuk endapan

CuSO4 + 2NaOH

KESIMPULAN
Terbentuk

berwarna biru

Cu(OH)2 + NA2SO4

endapan

Warna larutan

Cu(OH)2

biru

CuSO4 + NaOH

bening
Terbentuk endapan

CuSO4 + 2NaOH

berwarna biru
Terbentuk

(dipanaskan)

berwarna hitam

(dipanaskan)

endapan CuO

Warna larutan

Na2SO4 + CuO +

berwarna hitam

bening

H2O

CuSO4 +

Terbentuk endapan

CuSO4 + Na2CO3

Terbentuk

Na2CO3

warna hijau biru

CuCO3 + Na2SO4

endapan basa

hitam

Warna larutan biru

hijau biru

karbonat
(CuCO3)
berwarna hijau
biru

47

CuCO3 +

Terbentuk endapan

4CuCO3 + Na2CO3

Terbentuk

Na2CO3

kristal berwarna biru

+ 5H2O

endapan kristal

(berlebih)

Warna larutan

2CuCO3 +

CuCO3 dan

bening

2Cu(OH)2.H2O +

Cu(OH)2. H2O

CuCO3 +

Endapan larut

2NaOH
CuCO3 +2 NH4OH

berwarna biru
Endapan CuCO3

NH4OH

sempurna

Cu(OH)2 +

larut sempurna

Warna larutan biru

(NH4)2CO3

CuSO4 +

Timbul endapan

CuSO4 +2 NH4OH

Timbul endapan

NH4OH

berwarna hijau

(NH4)2SO4 +

dari garam basa

Warna larutan biru

Cu(OH)2

Cu(OH)2

CuSO4 +

Endapan larut

Cu(OH)2+4NH4OH

berwarna hijau
Endapan larut

NH4OH

sempurna

[Cu(NH3)4(OH)2] +

Cu(OH)2

(berlebih)

Warna larutan biru

H2O

sempurna dan

hijau

terbentuk garam
kompleks
CuSO4 + KI

Terbentuk endapan

2CuSO4 +4 KI

[Cu(NH3)4(OH)2]
Terbentuk

berwarna putih

2CuI2 + I2 +2 K2SO4

endapan CuI2

Warna larutan coklat

putih

berwarna putih
dan terbentuk I2
bebas yang
menyebabkan
warna larutan
menjadi coklat

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

48

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 1 April 2013
: Analisis kation Cd2+
: CdSO4, (NH4)2CO3, NaOH, NH4OH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULAN

O
CdSO4 +

Terbentuk endapan

CdSO4 + (NH4)2CO3

Terbentuk

(NH4)2CO3

berwarna putih

CdCO3 + (NH4)2SO4

endapan CdCO3

Warna larutan bening


CdSO4 + NaOH

putih

berwarna putih

Terbentuk endapan

CdSO4 + 2 NaOH

Terbentuk

berwarna putih

Cd(OH)2 + Na2SO4

endapan

Warna larutan bening

putih

Cd(OH)2

CdSO4 + NaOH

Terbentuk endapan

CdSO4 + 2NaOH

berwarna putih
Terbentuk

(dipanaskan)

berwarna putih

CdO + Na2SO4 + H2O

endapan CdO

menggumpal Warna

putih

larutan bening
CdSO4 + NH4OH

berwarna putih
dan

Terbentuk endapan

CdSO4 + 2 NH4OH

menggumpal
Terbentuk

berwarna putih

Cd(OH)2+(NH4)2OH

endapan

Warna larutan bening


c.2) CdSO4 +

Endapan larut

NH4OH (berlebih)

sempurna
larutan bening

Warna

putih

Cd(OH)2

CdSO4 + NH4OH

berwarna putih
Endapan

Cd(NH3)SO4 + H2O

Cd(OH)2 larut
sempurna

49

Assistant :

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 4 April 2013
: Analisis kation Al3+
: AlCl3, NH4OH, H2O, KOH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N
O

PERCOBAA

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULA

N
AlCl3 +

Timbul endapan

AlCl3 + 3NH4OH

N
Timbul endapan

NH4OH

warna putih

3NH4Cl + Al(OH)3

aluminium

Warna larutan

putih

putih keruh
Al(OH)3 + H2O

hidroksida
[Al(OH)3]

Endapan larut

Al(OH)3 + H2O

berwarna putih
Endapan

tidak sempurna

Al(OH)3 + H2O

aluminium

Warna larutan

hidroksida

bening

[Al(OH)3] larut
tidak sempurna

AlCl3 + KOH

Timbul endapan

AlCl3 + 3KOH

dalam air (H2O)


Timbul endapan

warna putih

Al(OH)3 + 3KCl

aluminium

Warna larutan
putih keruh

putih

hidroksida
[Al(OH)3]
berwarna putih

50

Al(OH)3 +

Endapan larut

Al(OH)3 + KOH

Endapan

KOH

sempurna

KAlO2 + 2H2O

aluminium

(berlebih)

Warna larutan

hidroksida

bening

[Al(OH)3] larut
sempurna dalam
larutan kalium
hidroksida
(KOH) berlebih

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
51

KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 4 April 2013
: Analisis kation Fe3+
: FeCl3, KOH , HCl, H2SO4, K4Fe(CN)6, KCNS

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

O
FeCl3 + KOH

Timbul endapan

FeCl3 + 3KOH

N
Timbul endapan

berwarna coklat

Fe(OH)3 + 3KCl

Fe(OH)3

Warna larutan
Fe(OH)3 + HCl

KESIMPULA

berwarna coklat

coklat

coklat
Endapan larut

Fe(OH)3 +3 HCl

Endapan

sempurna

FeCl3 + 3H2O

Fe(OH)3 larut

Warna larutan

sempurna dalam

Fe(OH)3 +

kuning
Endapan larut

2Fe(OH)3 +3 H2SO4

larutan HCl
Endapan

H2SO4

tidak sempurna

Fe2(SO4)3 + 6H2O

Fe(OH)3 larut

Warna larutan

tidak sempurna

kuning kecoklatan

dalam larutan

FeCl3 +

Timbul endapan

4FeCl3 +

H2SO4
Terbentuk

K4Fe(CN)6

berwarna biru

3K4Fe(CN)6

endapan

Warna larutan biru

12KCl+Fe4[Fe(CN)6]3

berwarna biru
yang disebabkan

biru

karena terbentuk
ferri ferosianida
Fe4[Fe(CN)6]3

52

FeCl3 + KCNS

Warna larutan

FeCl3 + KCNS

Warna larutan

merah

Fe(CNS)3 + 3KCl

menjadi merah
karena terbentuk
senyawa ferri
rhodanida
Fe(CNS)3

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
53

KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 8 April 2013
: Analisis kation Ni2+
: NiSO4, NaOH, HCl, NH4OH, K2CRO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
NO

PERCOBAAN
NiSO4 + NaOH

PENGAMATAN

REAKSI

Timbul endapan

NiSO4 + 2NaOH

Timbul endapan

warna hijau

Ni(OH)2 + Na2SO4

Ni(OH)2

keputihan

hijau

Warna larutan keruh


Ni(OH)2 + HCl

KESIMPULAN

berwarna hijau
keputihan

Endapan larut

Ni(OH)2 + 2HCl

Endapan

sempurna

NiCl2 + 2H2O

Ni(OH)2 larut

Warna larutan jadi

sempurna

Ni(OH)2 +

bening
Endapan larut

Ni(OH)2 + HNO3

Endapan

HNO3

sempurna Warna

Ni(NO3)2 + 2H2O

Ni(OH)2 larut

larutan jadi bening


NiSO4 + NH4OH

sempurna

Timbul endapan

NiSO4 + 2NH4OH

Terbentuk

warna hijau

Ni(OH)2 + (NH4)2SO4

endapan

kebiruan Warna

hijau

Ni(OH)2

Ni(OH)2 +

larutan biru
Endapan larut

Ni(OH)2 + NH4OH

berwarna hijau
Endapan

NH4OH

sempurna Warna

Ni(NH3)2SO4 + H2O

Ni(OH)2 larut

(berlebih)
NiSO4 +

larutan bening
Warna larutan

NiSO4 + K2CRO4

sempurna
Warna larutan

K2CRO4

menjadi kuning

NiCrO4 + K2SO4

kuning dan tidak


terjadi endapan

54

NiSO4 +

Timbul endapan

NiSO4 + K2CRO4

Terbentuk

K2CRO4

berwarna coklat

K2CrO4.NiO + SO3

endapan coklat

( dipanaskan)

Warna larutan

Na2CrO4.NiO

menjadi coklat

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS

55

Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya


Rombongan
: 3.B
Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
:

: 8 April 2013
: Analisis kation Ba2+
: Ba(NO3)2, K2CRO4, H2SO4

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULA

Timbul endapan

Ba(NO3)2 +

N
Timbul endapan

warna kuning

K2CrO4

BaCrO4

Warna larutan

BaCrO4 +

berwarna kuning

kuning

2KNO3

Ba(NO3)2 +

Timbul endapan

Ba(NO3)2 +

Timbul endapan

H2SO4

berwarna putih

H2SO4

BaSO4

Warna larutan

2HNO3 + BaSO4

berwarna putih

Ba(NO3)2 +
K2CrO4

kuning

putih keruh
Assistant :

(................................)

putih

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya

No. Mahasiswa : 410012175


56

Rombongan

: 3.B

Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

Laporan ke

: 11 April 2013
: Analisis Kation Mg2+
: MgCl2, NaOH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULA

O
MgCl2 + NaOH

Timbul endapan

MgCl2 +

N
Timbul endapan

berwarna putih

2NaOH

Mg(OH)2

Warna larutan

2NaCl +

berwarna putih

putih keruh

Mg(OH)2

putih

Assistant :

(................................)

Praktikan :

(Brilliananto Maranditya)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya

No. Mahasiswa : 410012175


57

Rombongan

: 3.B

Tanggal Praktikum
Acara Praktikum
Bahan

Laporan ke

: 11 April 2013
: Analisis Kation NH4+
: NH4OH, NaOH

Alat yang digunakan : Tabung reaksi, Rak Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi,
Pipet, Bunsen spirtus, korek api
N

PERCOBAAN

PENGAMATAN

REAKSI

KESIMPULA

NH4OH +

Timbul asap dari

NH4OH +

N
Timbul asap

NaOH

ujung pengaduk

NaOH

berwarna putih

yang dibasahi HCl

NaOH + NH3 +

(P) yang menuju

H2O

larutan NH4OH +
NaOH

Assistant :

Praktikan :

(................................)

(Brilliananto Maranditya)

BAB 3
ANALISIS KUANTITATIF

58

2.3.1 DASAR TEORI


1.Asidi dan Alkalimetri
Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang
menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi
dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi
sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat
banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan
yang ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah
titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau
sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini
dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses
asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuatbasa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari
asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.
Suatu metode titrimetri untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia
seperti :
aA + tT produk
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagen T. reagen T yang
disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit (secara inkremental), biasanya
dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrasinya diketahui. (Khopkar,
1984)
Salah satu contoh metode analisis titrimetri adalah digunakan pada reaksi
asam-basa. Tirasi asam basa merupakan teknikyang banyak digunakan untuk
menetapkan secara tepat konsentrasinya dari suatu larutan asam atau basa. Titrasi
ini pada dasarnya merupakan reaksi penetralan dan biasa juga disebut asidealkalimetri. Jika larutan ng asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya
adalah basa disebut alaklimetri. Dalam titrasi asam basa, jumlah relative asam dan
basa yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen ditentukan dengan

59

perbandingan jumlah mol asam (H+) dan jumlah mol basa (OH-) yang bereaksi.
Misalanya:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya:
H3O+ + OH- H2O
Pada saat tercapai titik ekivalen, penambahan sedikit asam atau basa akan
menyebabkan perubahan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang besar ini
seringkali dideteksi dengan zat yang disebut indicator, yaitu suatu senyawa
organic yang akan berubah warnanya dalam rentang pH tertentu.

(Astin Lukum, 2005)


Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan

larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa


dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga
sebagai titrasi asam-basa.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang
diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang
menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik
ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik
akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang
membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi
meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan
menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis
titrimetri atau volumetrik. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih
sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang yang
keta, titrimetrik lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh
titrasi.
Rekasi-reaksi kima yang dapat diterima sebagai dasar penentuan titrimetrik
asam-basa adalah sebagai berikut :
60

Jika HA meruapakn asam yang akan ditentukan dan BOH sebabagi basa, maka
reksinya adalah : HA + OHA- + H2O
Jika BOH merupakan basa yang akan ditentukan dan HA sebagi asam, maka
reaksinya adalah ; BOH + H+ B+ = H2O
Dari kedua reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi titrasi
asam basa adalah reaksi penetralan, yakni ; H+ + OH - H2O dan terdiri dari
beberapa kemungkinan yaitu reaksi-rekasi antara asam kuat dengan basa kuat,
asam kuat dan basa lemah, asam lemah dan basa kuat, serta asam lemah dan basa
lemah. Khusus reaksi antara asam lemah dan basa lemah tidak dapat digunakan
dalam analisis kuantitatif, karena pada titik ekivalen yang terbentuk akan
terhidrolisis kembali sehingga titik akhir titrasi tidak dapat diamati. Hal ini yang
menyebabkan bahwa titran biasanya merupakan larutan baku elektrolit kuat
seperti NaOH dan HCl.
(Underwood, 1986)
Perhitungan titrasi asam basa didasarkan pada reaksi pentralan,
menggunakan dua macam cara, yaitu :
1). Berdasarkan logika bahwa pada reaksi penetralan, jumlah ekivalen (grek) asam
yang bereaksi sama dengan jumlah ekivalen (grek) basa.
Diketahui : grek (garam ekivalensi) = Volume (V) x Normalitas (N),
Maka pada titik ekivalen : V asam x N asam = V basa x N basa; atau
V1 + N1 = V2 + N 2
Untuk asam berbasa satu dan basa berasam satu, normalitas sama dengan
molaritas, berarti larutan 1 M = 1 N. Akan tetapi untuk asam berbasa dua dan
basa berasam dua 1 M = 1 N.
2). Berdasarkan koifisein reaksi atau pensetaraan jumlah mol
Misalnya untuk reaksi :
2 NaOH + (COOH)2(COONa) + H2O
(COOH)2 = 2 NaOH
Jika M1 adalah molaritas NaOH dan V1 adalah volume NaOH, sedangkan
M2 adalah molaritas (COOH)2 dan V2 adalah volume (COOH)2, maka :

61

V1 M1

------- = --V2 M 2

V1 M1 x 1 = V2 M 2 x 2
1

Oleh sebab itu : V Na Oh x M NaOH x 1 = V (COOH)2 x M (COOH)2 x


http://arifqbio.multiply.com
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam
suatu volume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar. Sedangkan
larutan standar primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung
ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi.
Suatu zat standar primer harus memenuhi syarat seperti dibawah ini:
1.Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya
pada suhu 110-120oC).
2.Zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan penimbangan
dapat diabaikan.
3.Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.
4.Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau ujiuji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat pengotor, umumnya tak
boleh melebihi 0,01-0,02 %).
5.Reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometrik dan praktis sekejap.
Sesatan titrasi harus dapat diabaikan, atau mudah ditetapkan dengan cermat
dengan eksperimen.
6.Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan; kondisi-kondisi ini
mengisyaratkan bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara,
atau dipengaruhi oleh karbondioksida. Standar ini harus dijaga agar komposisinya
tak berubah selama penyimpanan.
http://farmasi.site88.net

Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk
itu digunakan pengamatan dengan indicator bila pH pada titik ekivalen antara 410. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah

62

jika penitrasian tetapan disosiasi asam lemah besar dari 104. Pada reaksi asam
basa, proton ditransfer dari satu satu molekul ke molekul yang lain.
Dalam aside-alkalimetri, 1 ekivalen asam atau basa ialah sebanyak senyawa ini
yang dapat melepaskan 1 mol ion H+. Proses untuk menentukan banyaknya
ekivalen asam dibutuhkan untuk menetralkan sevolume larutan basa atau
sebaliknya disebut titrasi, sehingga
Jumlah ekivalen asam = jumlah ekivalen basa.
Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut
titrasi. Titik (saat) mana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen (setara)
atau titik akhir teoritis. Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu
perubahan, yang tak dapat di salah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan
standar (biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri, atau lebih
lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagai
indikator
Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda dan akibatnya
mereka menunjukkan warna pada range pH yang berbeda
(Keenan, 2002).
Fenolphtalein tergolong asam yang sangat lemah dalam keadaan yang tidak
terionisasi indikator tersebut tidak berwarna. Jika dalam lingkungan basa
fenolphtalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan warna terang karena
anionnya
(Day, 1981).
Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana di dalam
suatu larutan banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya
memberikan warna kuning, sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat
sebagai basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur dan
Metode Titrimetri / Volumetri
* Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran
yang bereaksi dengan analit.
* Larutan titran : larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan

63

suatu larutan standar


* Larutan standar: larutan yang telah diketahui konsentrasinya
* titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam
analit
Reaksi penetralan atau asidi-alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas (basa
yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan
suatu asam standar atau yang sering disebut asidimetri) dan reaksi asam bebas
(asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan
suatu basa standar atau alkalimetri) yang reaksinya melibatkan bersenyawanya ion
hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air (Basset, 1994).
Titrasi asam basa mengacu pada reaksi protolisis (perpindahan proton
antar senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam atau basa). Umumnya digunakan
larutan baku asam kuat (HCl, H2SO4, dan HClO4) untuk titrasi basa. Sedangkan
asam dititrasi dengan larutan baku basa kuat (NaOH dan KOH) yang titik akhir
titrasi dapat ditetapkan dengan bantuan indikator asam basa yang sesuai atau
secara potensiometri. Reaksi asidi alkalimetri pada dasarnya melibatkan indikator
asam basa yang akan berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau
kekeruhan pada suatu interval pH tertentu. (Rivai, 1995).
Pengujian dan penetapan kadar tidak terlepas dari peran pentingnya suatu
indikator untuk menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia dalam analisis
volumetri atau menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (pH) larutan Larutan
(Anonim,1995).
Perubahan warna yang terjadi pada penambahan indikator tertentu
disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan
ionisasi yang berbeda dan akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH
yang berbeda pula (Khopkar, 2002).
Rancangan alat volumetrik merupakan faktor penting dalam menjamin

64

keseksamaan untuk memperoleh derajat ketelitian yang diinginkan dalam


penetapan kadar, termasuk diantaranya pengukuran secara Volumetri (Anonim,
1995).
Cara titrasi ini dinamakan Alkalimetri, karena larutan standart yang
dipakai adalah basa. Larutan standart yang dipakai biasanya NaOH. Prinsip
kerjanya yaitu reaksi penggaraman.
1. Membuat NaOH 0,1 N :
Cara kerja : Timbang NaOH padat 4 gram, kemudian dilarutkan dalam 1 liter
aquades dalam labu takar dan digojog hingga homogen.

2. Standarisasi larutan NaOH dengan larutan HCl


Dengan Asam Oksalat (H2 C2 O4 . 2H2O)
0,2 1,25 gr asam oksalat dimasukkan ke dalam elenmeyer 250 ml. Bilas
dengan aquadest dan larutkan sampai volume 50 ml. Tambah 2 atau 3
tetes indikator Phenol Phtalein (PP). Titrasi dengan larutan NaOH dari
buret sampai warna merah muda.
Dengan HCI
Isi buret dengan larutan standart HC1 0,1 N. Pipet 20 ml NaOH lalu
masukan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 1 atau 2 tetes indikator
metly Orange (MO) dalam elenmeyer tersebut dan kocok. Titrasi dengan
larutan standart HC1 sampai warna berubah dari orange ke merah muda
(pink). Atau Jika MO tidak ada bisa digunakan 2-3tetes indikator Broom
Thymol Blue (BTB)
Reaksi : NaOH + HCl
-

NaCl + H2O

Ambil 25ml NaOH dengan pipet gondok, tambah dua tetes m.o.

65

Larutan dititrasi dengan HCl yang sudah diketahui normalitetnya. Titrasi


dihentikan setelah tepat terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga
(merah jambu). Pada praktikum ini anda akan menstandarisasi larutan dan
mencari konsentrasi suatu larutan asam atau basa dengan cara titrasi
3. Penggunaan larutan standart basa :
a. Menetapkan kadar asam asetat glacia
Reaksi : CH3COOH + NaOH

CH3COOHNa + H2O

Cara kerja :
-

Timbang dengan tepat asetat glacial dengan botol timbang, masukan ke


dalam labu ukur takar 250ml, dan tambahkan aquades sambil digojog.
Sisa asam

dalam botol timbang harus dibilas dengan aquades.

Ambil 25ml asam asetat dengan pipet gondok tambah indicator PP 2 tetes

Larutan dititrasi dengan larutan standart NaOH sampai titik equivalent.

Perhitungan :
Misal : BM Asam Asetat = M
Tiap 25ml memerlukan V ml larutan NaOH 0,1 N

Kadar Asam Asetat Glasial =

10 xvx 0,1xM
200

x 100%

2. Argentometri
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar
yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan
analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan

66

standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan
untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan
merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion
fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari
analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat
CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan
berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain
yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis
indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan
atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain
menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode
potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk
dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan
menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi
sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan
rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak
sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa
kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat.

67

Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terkandung suatu larutan jenuh dari
garam yang sukar

larut pada suhu tertentu adalah konstan. Misalnya suatu garam

yang sukar larut AmBn dalam larutan akan terdisosiasi menjadi m kation dan n
anion.
AmBn Ma++ NbHasil kali kelarutan = (CA+)M (CB-)N titrasi argentometri adalah titrasi
dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut. Jika larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan kalium
sianida maka mula-mula akan terbentuk endapan putih yang pada pengadukan
akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil .
AgNO3+ 2 KCN K(Ag(CN)2) +KNO3
Ag+ + 2 nn- Ag(CN)2
Jika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lanjut
membentuk
senyawa kompleks yang tak larut .
Ag+ (Ag(CN)2)- Ag(Ag(CN)2)
Titik akhir ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang permanent.
salah satu kesulitan dalam menentukan titik akhir ini terletak pada fakta dimana
perak sianida yang diendapkan oleh adanya kelebihan ion perak yang agak lebih
awal dari titik ekuivalen, sangat lambat larut kembali dan titrasi ini makan waktu
yang lama. Dalam menentukan titik akhir titrasi ada beberapa metode yang
digunakan diantaranya:

68

- Metode morh/langsung: Pada prinsipnya adalah pembentukan endapan


berwarna dari kalium kromat yang ditambahkan sebagai indicator .pada titik akhir
titrasi ion kromat akan terikat oleh ion perak membentuk senyawa yang sukar
larut berwarna merah .Titrasi ini harus dilangsungkan dalam suasana netral atau
sedikit alkali lemah ,dengan PH 6,5-9,karena pada suasana asam akan terjadi
reaksi pembentukan senyawa dikromat.
- Metode volhard/tidak langsung: Pada prinsipnya adalah penentuan titik
akhir dengan ditandai oleh pembentukan senyawa berwarna yang larut .Metode ini
dilakukan tittrasi secara tidak langsung dimana dilaakukan penambahan AgNO3
berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan baku KCNS 0,1 N atau
ammonium tiosianat 0,1 N. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau
besi (III)ammonium sulfat .
- Metode k.Fajans: Pada metode ini digunakan indikator absorbsi. senyawa
yang biasa digunakan adalah fluoresein dan eosin .
- Metode kekeruhan: Pada metode ini digunakan larutan baku natrium klorida
dimana larutan tersebut dititrasi dengan larutan perak dengan adanya asam nitrat
bebas atau sebaliknya dengan persyaratan tertentu penambahan indikator tak
diperlukan karena adanya kekeruhan yang di sebabkan penimbunan beberapa tetes
suatu larutan pada larutan yang lain yang menandakan titik akhir belum
tercapai.Titrasi dilanjutkan hingga tidak ada kekeruhan lagi.
3. Permagentometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam
atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang

69

tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri


seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga
terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya
dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaan dilakukan
dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan
terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh
pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah
rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti
H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 +
4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang
telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan

70

oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4
+ O2 H2O2 + 2CO2
2.3.2 BAHAN DAN ALAT PERCOBAAN
ASIDI DAN ALKALIMETRI
1. Standarisasi larutan HCl x N.
Bahan :

HCl,
Na2B4O7 10 H2O,
indicator m.o.

2.

Standarisasi larutan NaOH y N


Bahan:

NaOH
HCl
Aquades
Indicator p.p.

ARGENTOMETRI
1. Standarisasi larutan AgNO3 c N
Bahan :

AgNO3
HCl
Indicator K2CrO4

Alat alat yang digunakan :


a. Erlenmeyer 250 ml.
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes.
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
Bahan :

NaCl
Indicator K2CrO4
AgNO3

Alat alat yang digunakan :


71

a. Erlenmeyer 250 ml.


b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes.
PERMAGENTOMETRI
3. Standarisasi Larutan KMnO4
Bahan :

Larutan KMnO4
Larutan oksalat
Aquadest

Alat alat yang digunakan :


a. Erlenmeyer 250 ml.
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes.

MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN


PERCOBAAN 1 :
MENETAPKAN CAMPURAN NaOH dan Na2CO3
Bahan yang digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan HCl 0,127 N
c. Aquades
Alat alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml.
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes.
PERCOBAAN 2

72

MENETAPKAN ION FERRO DALAM CAMPURAN


Bahan yang digunakan :
a. Larutan campuran
b. Larutan KMnO4 0,1 N
c. Larutan asam sulfat (H2SO4)
Alat alat yang digunakan :
a. Erlenmeyer 250 ml
b. Pipet ukur
c. Buret

2.3.3 CARA KERJA DAN KESIMPULAN


ASIDISI DAN ALKALIMETRI
1. Standarisasi larutan HCL x N
Prosedur:
a. Ambil cuplikan larutan HCL x N dimasukkan kedalam buret 50 ml
b. Ambil 25 ml dan masukkan dalam timbang 0,200 gr borax,larutkan dengan
aquades manjadi 75ml
c. Masukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2
tetes indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a,sampai terjadi perubahan warna
e. Catat volume HCL yang digunakan,ulangi titrasi sampai 3 kali
Perhitungan :
73

Volume HCL rata-rata = v ml


Normalitas HCL=Nx

Berat borax=200mgr
Mr Borax (Na2B4O7.10H2O)

=381,2
Maka Nx=2 . 200 x1 x25
Mr x v x 100
2. Standarisasi larutan NaOH y N
Prosedur:
a. Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10 ml masukkan dalam
Erlenmeyer.
b. Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquades,tambahkan indicator p.p 2-3
tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCL x N pada no 1,sampai terjadi perubahan
warna.
d. Catat voleme HCL yang digunakan ulangi titrasi hingga 3 kali

Perhitungan :
Volume HCL rata-rata = A ml,Normalitas Nx (hasil standarisasi pada no 1)
Maka:
Ny =Nx .A
10
ARGENTOMETRI
1. Standarisasi larutan AgNO3 cN.
Prosedur:
a. Ambil cuplikan larutan AgNO3 cN masukkan dalam buret 50 ml.
b. Ambil 25 ml HCL 0,1 N Masukkan dalam Erlenmeyer tambahkan indicator
kalium kromat 1,0 ml

74

c. Titrasi larutan dengan larutan a sampai terjadi perubahan warna merah yang
tidak hilang.
d. Catat volume AgNO3 cN yang digunakan,ulangi titrasi sampai 2 kali

Perhitungan :
Nc = 25 x 0,1
Vrt
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr.
Prosedur
a. Timbang 0,200 gram NaCL,Larutkan menjadi 100 ml dengan labu takar
b. Ambil 25 ml masukkan kedalam Erlenmeyer tambahkan indicator kalium
kromat 1,0 ml
c. Titrasi larutan dengan AgNo3 cN pada peercobaan no 1,sampai warna merah
tidak hilang
d. Catat volume AgNO3 cN,ulangi titraasi sampai 2 kali
Perhitungan :

Kadar NaCL = 100 x Nc x Mr NaCL x 100%


25 x 200
PERMAGENTOMETRI
Standarisasi larutan KMnO4
a. Ambil 1,62 gram larutan KMnO4 Larutkan dalam 75ml aquadest
b. Masukan dalam gelas ukur 100ml dan encerkan sampai batasnya
c. Ambil 20 ml asam sulfat (H2SO4) ,panaskan dan titrasi Dengan larutan
KmnO
d. Amati perubahan dan catat volume yang di gunakan.

75

MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN


PERCOBAAN 1 :
MENETAPKAN CAMPURAN NaOH dan Na2CO3
Langkah kerja :
a. Diambil 25 ml cuplikan campuran (NaOH + Na2CO3) masukan dalam
erlenmeyer.
b. Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes inidikator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang.
d. Catat Volumenya (Va). Tambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Catat volumnya (Vb).Ulangi titrasi sampai 2 kali

PERCOBAAN 2
MENETAPKAN ION FERRO DALAM CAMPURAN
Langkah kerja :
a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan (ferro + ferri), masukan
dalam Erlenmeyer, tambahkan 10 ml H2SO4.
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N yang sudah diketahui
konsentrasinya.
c. Catat Volume larutan (V1) sampai terjadi perubahan warna.
KESIMPULAN

ASIDI DAN ALKALIMETRI

76

Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang


menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi
dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi
sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat
banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan
yang ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang ditambah
titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau
sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini
dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses
asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuatbasa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari
asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.

ARGENTOMETRI
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan
ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak
akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan
berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain

77

yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis
indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan
atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain
menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode
potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.

PERMAGENOMETRI
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi
dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam
atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.

2.3.3 Laporan Kuantitatif


(A). Standardisasi Larutan HCl x N
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara: Standardisasi Larutan HCl x N


Bahan yang dipergunakan:
1. Larutan HCl x N
2. Borax
78

3. Aquades
4. Indicator m.o
Alat yang dipergunakan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif
Neraca ( bila perlu )

Cara kerja:
1. Ambil larutan HCl x N dimasukkan ke dalam buret 50 ml
2. Ambil dan timbang 0.2 gr borax, larutkan dengan aquades menjadi 100 ml
3. Masukkan larutan borax 25 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml kemudian
tambahkan 2 tetes indicator m.o
4. Titrasi larutan dengan HCl x N sampai terjadi perubahan warna
5. Catat volume HCl yang digunakan
6. Ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi:
B4O7- + 2H+ + 5H2O

4H3BO3

Pengamatan:
V1 HCl = 1,3 ml Vrt HCl = 1,25 ml
V2 HCl = 1,2 ml
Warna mula mula HCl = bening
Warna borax + 2 tetes m.o = orange
Warna setelah dititrasi = merah
Perhitungan:
Volume HCl rata rata =
Berat Borax = 200 mgr
Mr Borax = 381,2
Nx = Normalitas HCl
Maka Nx = 2 x 200 x 1 x 25
Mr x vrt x 100
79

Nx = 2 x 200 x 1 x 25

= 0.2 N

381,2 x 1,25 x 100


Kesimpulan:
Dari percobaan di atas dapat diketahui bahwa normalitas larutan HCl = 0,2 N
( HCl 0,2 N )
Saran: Dalam mentitrasi hendaknya harus benar benar teliti agar di peroleh
hasil yang tepat

(B). Standardisasi larutan NaOH y N


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara: Standardisasi larutan NaOH y N


Bahan yang digunakan:
1.
2.
3.
4.

Larutan NaOH y N
Larutan HCl yang telah diketahui normalitasnya
Aquades
Indicator p.p

Alat yang dipergunakan:


1.
2.
3.
4.
5.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif
80

Cara kerja:
1. Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10 ml dan masukkan ke
dalam erlenmeyer
2. Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, kemudian tambahkan indicator
p.p 2-3 tetes
3. Larutan dititrasi dengan HCl x N sampai tejadi perubahan warna
4. Catat volume HCl yang digunakan
5. Ulangi titrasi hingga 2 kali
Reaksi:
HCl + NaOH

NaCl + H2O

Pengamatan:
V1 HCl = 1,7 ml

Vrt HCl = 2,1 ml

V2 HCl = 2,5 ml
Warna larutan NaOH mula mula = bening
Warna larutan NaOH + aquades = bening
Warna larutan NaOH + aquades + 2 tetes pp = ungu
Warna setelah dititrasi = bening
Perhitungan:
Volume HCl rata rata = 2,1 ml
Normalitas Nx ( hasil standardisasi larutan HCl )
Ny = Nx . A
10
Maka Ny = 0,2 . 2,1
= 0,042 N
10
Kesimpulan: Dari percobaan di atas dapat diketahui bahwa normalitas larutan
NaOH = 0,042 N ( NaOH 0,042 )
Saran : Dalam mentitrasi hendaknya harus benar benar teliti agar di peroleh
hasil yang tepat.

81

(C). Standardisasi larutan AgNO3 c N


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara: Standardisasi larutan AgNO3 c N


Bahan yang digunakan:
1. Larutan AgNO3 c N
2. Larutan NaCl
3. Indicator kalium kromat
Alat yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif

Cara kerja:
1. Ambil larutan AgNO3 c N dan masukkan ke dalam buret 50 ml
2. Ambil 10 ml larutan NaCl, dan masukkan ke dalam erlenmeyer kemudian
tambahkan indicator kalium kromat 1,0 ml

82

3. Titrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna merah yang
tidak hilang ( Merah bata )
4. Catat volume AgNO3 c N yang digunakan
5. Ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi:
AgNO3 + NaCl

AgCl + NaNO3

Pengamatan:
Warna larutan AgNO3 = bening
Warna larutan AgNO3 + 2 tetes indikator kalium kromat = kuning
Warna setelah dititrasi = merah bata
V1 NaCl = 11,9 ml
V2 NaCl = 11,5 ml
Vrt NaCl = 11,7 ml
Perhitungan:
Nc = 10 x 0,1
Vrt
Maka Nc =

10 x 0,1
= 0.08 N
11,7

Kesimpulan: Dari percobaan di atas dapat diketahui bahwa normalitas


AgNO3= 0,08 N ( AgNO3 0,08 N )
Saran: Dalam mentitrasi hendaknya harus benar benar teliti agar di peroleh
hasil yang tepat.

83

(D). Menetapkan kadar garam dapur dengan cara mohr


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara : Menetapkan kadar garam dapur dengan cara mohr


Bahan yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.

NaCl
Aquades
Larutan NaCl ( NaCl yang sudah dilarutkan )
Larutan AgNO3 yang sudah diketahui normalitasnya
Indicator kalium kromat

Alat yang digunakan:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif
Neraca ( bila perlu )

Cara kerja:
1. Timbang 0,200 gram NaCl kemudian larutkan menjadi 100 ml dengan
labu takar
2. Ambil 25 ml NaCl dan masukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian
tambahkan indikator kalium kromat 1,0 ml
3. Titrasi larutan dengan AgNO3 c N sampai warna merah tidak hilang

84

4. Catat volume AgNO3 c N,


5. Ulangi titrasi 2 kali
Reaksi:
AgNO3 + NaCl

AgCl + NaNO3

Pengamatan:
Warna larutan NaCl = bening
Warna larutan NaCl + indikator kalium kromat = kuning
Warna setelah dititrasi = merah bata
V1 AgNO3 = 23,4 ml
V2 AgNO3 = 23,7 ml
Vrt = 23,55 ml
Perhitungan:
Kadar NaCl = 25 x 0,08 x 58,5 x 23,55 x 100%
= 13,7%
100 x 200
Kesimpulan: Dari percobaan di atas dapat diketahui kadar NaCl = 13,7 %
Saran: Agar lebih teliti dan cermat lagi dalam melakukan percobaan ini

85

(E). Menetapkan kadar larutan NaOH dan Na2CO3 dalam campuran


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara : Menetapkan kadar larutan NaOH dan Na2CO3 dalam campuran


Bahan yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Larutan NaOH
Larutan Na2CO3
Larutan HCl 0,1 N
Aquades
Indicator p.p
Indikator m.o

Alat yang digunakan :


1.
2.
3.
4.
5.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif

Cara kerja:
1.
2.
3.
4.

Ambil 25 ml cuplikan campuran dan masukkan ke dalam erlenmeyer


Tambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p
Titrasi dengan larutan HCl 0.1 N sampai warna merah hilang
Catat volumenya ( Va ), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer indicator

m.o
5. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang
6. Catat volumenya ( Vb )
7. Ulangi titrasi sampai 2 kali
Reaksi:
NaOH + HCl

NaCl + H2O ( Titik Ekivalen I )

86

Na2CO3 + HCl
NaHCO3 + HCl

NaCl + NaHCO3
NaCl + H2O + CO2 ( Titik Ekivalen II )

Pengamatan:
Warna aquades + indicator pp + NaOH + Na2CO3 = ungu
Warna setelah dititrasi = bening
Va1 = 18 ml
Va2 = 17,2 ml
Va = 17,6 ml
Warna setelah dititrasi + indicator m.o = orange
Warna setelah dititrasi lagi = merah
Vb1 = 12 ml
Vb2 = 11 ml
Vb = 11,5 ml
Perhitungan
Dari percobaan tersebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan
mengandung:
Berat NaOH = ( 17,6 11,5 ) x 0,2 x 40 = 48,8 mgr
Berat Na2CO3 = 2 x 11,5 x 0,2 x 106 = 487,6 mgr
Kadar NaOH =

48,8
X 100% = 9,09%
48,8 +487,6

Kadar Na2CO3 =

487,6
X 100% = 90,9%
48,8 + 487,6

Kesimpulan: Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa :


1.
2.
3.
4.

Berat NaOH = 48,8 mgr


Berat Na2CO3 = 487,6 mgr
Kadar NaOH = 9,09%
Kadar Na2CO3 = 90,9%

Saran: Agar lebih teliti dan cermat lagi dalam melakukan percobaan ini

87

(F). Standardisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

Acara: Standardisasi larutan KMnO4 dengan asam oksalat


Bahan yang digunakan;
1.
2.
3.
4.

Asam oksalat
Aquades
Larutan H2SO4 pekat
Larutan KMnO4

Alat yang digunakan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif
Alat pemanas
Neraca ( bila perlu )

Cara kerja:
1. Timbang 0,620 gram Asam Oksalat kemudian larutkan dalam 75 ml
aquades
2. Tambahkan 3 ml asam sulfat
3. Masukkan larutan ke dalam labu takar 100 ml dan encerkan sampai batas
4. Ambil 20 ml larutan asam oksalat, panaskan, kemudian titrasi dengan
larutan KMnO4, kemudian catat volumenya
5. Lakukan titrasi sampai 2 kali
88

Reaksi:
Dalam suasana asam, permanganat akan mengalami reaksi reduksi sebagai
berikut:
KMnO4 + 8H+ + 5e

Mn2+ + 4H2O

Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang asam
klorida tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk gas klor
( Cl2 )
Pengamatan:
Warna mula mula asam oksalatm = bening
Warna setelah dititrasi = hitam
V1 KMnO4 = 2,2
V2 KMnO4 = 2,5
Vrt KMnO4 = 2,35
Perhitungan:
normalitas dan faktor normalitas larutan standar KMnO4
Nk = 620 x 2 x 100
20,94 N
2,35 x 126 x 20
Kesimpulan: Dari percobaan di atas dapat diketahui bahwa normalitas dan
faktor normalitas larutan standar KMnO4 = 20,94 N
Saran : Agar lebih teliti dan cermat lagi dalam melakukan percobaan ini
(G). Menentukan ion Ferro dalam campuran
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Nama Praktikan : Brilliananto Maranditya
Rombongan
: 3.B

No. Mahasiswa : 410012175


Laporan ke
: 9

89

Acara: Menentukan ion Ferro dalam campuran


Bahan yang digunakan:
1. Larutan KMnO4
2. Larutan H2SO4
3. Larutan campuran cuplikan ferro + ferri
Alat yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.

Erlenmeyer
Buret
Gelas ukur
Pipet tetes
Statif

Cara kerja:
1. Ambil 20 ml larutan campuran Ferro + Ferri kemudian masukkan ke
dalam erlenmeyer dan tambahkan 10 ml asam sulfat encer
1. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya
2. Catat volume larutan sampai terjadi perubahan warna
3. Lakukan titrasi 2 kali
Reaksi:
2 KMnO4 + H2SO4

K2SO4 +2 HMnO4

Pengamatan:
Warna mula mula cuplikan ferro+ ferri = kuning
Warna cuplikan ferro+ ferri + Asam Sulfat = kuning kecoklatan
Warna setelah dititrasi = ungu tua
V1 KMnO4 = 0,9 ml
V2 KMnO4 = 0,8 ml
Vrt KMnO4 = 0,85 ml
Perhitungan:
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung:
Ferro = 0,85 x 20,94 x 56 = 996,74 mgr
Kesimpulan: Dalam percobaan di atas dapat diketahui bahwa dalam larutan 20
ml campuran mengandung 996,74 mgr
Saran: Agar lebih teliti dan cermat lagi dalam melakukan percobaan ini

90

BAB III. KESIMPULAN, SARAN, LAMPIRAN


3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum tersebut yaitu:Tujuan dari analisa kulitatif
untuk mengetahui penyusun -penyusun suatu zat, Campuran-campuran suatu zat
atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung
dengan yang satu dengan yang lain,sedang kimia analitik kuantitatif dimaksudkan
untuk menentukan perbandingan relatif dari penyusun-penyusun tersebut.
Jadi dengan demikian jelas lah bahwa kimia analitik kualitatif harus
dilakukan sebelum kimia analitik kuantitatif,karena analisa secara kualitatif akan
membeerikan suatu zat yang akan dianalisa,disamping itu juga akan membantu

91

sebagai pemandu pada metoda-metoda yang akan digunakan dalam analisa secara
kuantitatif.

3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, karena terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.
Saran untuk praktikum Kimia Analitik ini sendiri saya kira untuk bisa
diperjelas dan mengembangkan materi-materi dalam praktikum, sehingga
praktikan dapat mempunyai pengetahuan dalam ilmu Kimia Analitik yang lebih
luas.
Terima kasih kepada Ibu Dra. Hj.Sri Ning Peni, M.Si, selaku dosen
penanggung jawab sekaligus pembimbing praktikum, Asisten, serta asisten-

92

asisten dosen atas bimbingan dan pengetahuan yang telah di berikan kepada kami
para praktikan.
Yogyakarta, 5-Mei- 2010
Penyusun,

(Briliananto Maranditya)

3.3 LAMPIRAN

93

Anda mungkin juga menyukai