Anda di halaman 1dari 4

BAB I

BATUAN METAMORF
Methamorfose adalah proses rekristalisasi di dalam bumi (3-20 km) yang keseluruhannya

atau

sebagian besar terjadi dalam keadaan padat., yakni tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk struktur
dan mineralogi akibat pengaruh temperatur (T) (2000 6500)C dan tekanan (P) yang tinggi Atau batuan
methamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk , bisa batuan beku, batuan sedimen maupun
batuan metamorf sendiri yang mengalami methamorfose.
o

H.G.F. Winkler, 1967, mengatakan bahwa methamorf adalah proses yang mengubah mineral
suatu batuan pada fasa padat karena pengaruh atau response terhadap kondisi kimia dan
fisika tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya . Proses tersebut tidak termasuk
pelapukan dan diagenesa.

A. TIPE BATUAN METAMORF


1. Metamorf lokal
Metamorf lokal : penyebarannya sangat terbatas (beberapa meter sampai beberapa puluh
meter)
Dapat digolongkan menjadi :
a. Methamorf kontak / Thermal
Disebabkan oleh adanya kenaikan temperatur pada batuan tertentu. Panas tubuh intrusi yang
diteruskan pada batuan sekitarnya mengakibatkan metamorfose kontak .
b. Metamorfosa Dislokasi/kataklastik/dinamo
Batuan ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi misal pada daerah sesar . Proses
metamorfose terjadi pada daerah di mana batuan ini mengalami proses penggerusan secara
mekanik yang disebabkan oleh faktor penekanan (kompresional) baik tegak maupun
horizontal.
2. Tipe Metamorfosa Regional
Dapat digolongkan menjadi :
a. Dinamothermal/metamorfosa regional
Batuan ini terjadi pada kulit bumi bagian dalam dan faktor yang berpengaruh adalah
temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
Secara geografis dan genetik erat kaitannya dengan aktifitas orogenesa

atau proses

pembentukan pegunungan lipatan gunungapi, meliputi daerah yang luas dan selalu dalam
bentuk sabuk pegunungan yakni daerah geosinklin.

b. Metamorfose beban/ burial


Terbentuk oleh proses pembebanan oleh suatu massa sedimentasi yang sangat tebal pada
suatu cekungan sangat luas dikenal dengan cekungan geosinklin.

B. STRUKTUR BATUAN METAMORF


Dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
1. Struktur foliasi : yaitu struktur yang ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral
penyusun batuan metamorf.
Dapat digolongkan menjadi :
a. Struktur slatycleavage
Peralihan dari sedimen yang berubah ke metamorf. Merupakan derajat rendah dari
lempung. Mineral-mineralnya berukuran halus dan kesan kesan kesejajarannya halus
sekali, dengan memperlihatkan belahan-belahan yang rapat dimana mulai terdapat daunb.

daun mika yang halus.


Struktur filitik (phylitik):
Struktur ini hampir mirip dengan struktur slatycleavage hanya mineral dan
kesejajarannya sudah mulai mulai agak kasar. Derajat metamorfose lebih tinggi dari
sabak (slate). Di mana daundaun mika dan khlorit sudah cukup kasar, berkilap sutera

pada pecahannya.
c. Struktur skistose (schistosity)
Mineral pipih (muskovit, biotit, feldspar) lebih dominan dibanding dengan mineral

butiran.
d. Struktur gnesose (gneissic)
Struktur di mana mineral-mineral yang granular relatif lebih banyak dari mineral-mineral
pipih.
2. Struktur non foliasi
Adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan
metamorf.
Termasuk struktur ini adalah :
a. Struktur hornfelsik
Dicirikan adanya butiran-butiran yang seragam, terbentuk pada bagian dalam daerah
kontak sekitar batuan beku. Pada umumnya merupakan rekristalisasi batuan asal, tidak
b.

ada foliasi tetapi batuan halus dan padat.


Struktur milonitik
Struktur yang berkembang karena adanya penghacuran batuan asal yang mengalami
metamorfosa dinamo, batuan berbutir halus dan liniasinya ditunjukan oleh adanya

orientasi mineral yang berbentuk rentikuler terkadang masih menyimpan batuan asalnya.
Struktur kataklastik
Struktur ini hampir mirip sama dengan struktur milonit hanya butirannya lebih kasar.
d. Struktur pilonitik
Struktur ini menyerupai milonit tetapi butirannya relatif lebih kasar dan stukturnya
c.

mendekati tipe filitik


e. Struktur flaser.
Seperti struktur kataklastik di mana struktur batuan asal yang terbentuk lensa tertanam
f.

pada massa dasar milonit


Struktur augen

Seperti struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir feldspar dalam masa
dasar yang lebih halus.
Struktur granulos
Strutur ini hampir sama dengan hornfelsik, hanya butirannya tidak sama besar
h. Struktur liniasi
Struktur yng diperlihatkan oleh adanya kumpulan mineral yang berbentuk seperti jarum
g.

(fibrous).
C. KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
Dibagi atas dasar yaitu :
1. Berdasarkan komposisi kimia
Klasifikasi ini ditinjau dari unsur unsur kimia yang terkandung dalam batuan metamorf
yang mencirikan batuan asalnya, terbagi dalam 5 kelompok :
a. Calcic metamorphic rock:
Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Al, umumnya
terdiri atas batulempung dan serpih. Sebagai contoh : batusabak, pilit
b. Quartz feldspatic rock :
Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kwarsa dan
feldspar. Batuan asal umumnya terdiri dari batupasir, batuan beku basa, sebagai contoh :
gneiss.
c. Calcareous metamorphic rock :
Adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Sebagai contoh :
d.

marmer.
Basic Metamorphic rock.
Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semi basa dan menengah,
serta tuffa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur-unsur K,

e.

Al, Fe, Mg.


Magnesia Metamorphic rock.
Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur Mg, sebagai

contoh : serpentinit, skiss klorit.


2. Berdasarkan asosiasi di lapangan
Dipakai kriteria lapangan dan asosiasi mineral serta tekstur yang berhubungan dengan nature,
dan penyebab tekanan serta temperatur. Misalkan pada suatu zona sesar didapatkan batuan
metamorf dengan struktur kataklastik maka dari sini

kita dapat memperkirakan jenis

metamorfosenya
3. Berdasarkan Komposisi Mineral
Didasarkan pada fasies metamorfose , sehingga setiap batuan metamorf akan mempunyai
komposisi mineral spesifik. Hal ini disebabkan karena bila batuan asal mempunyai komposisi
mineral yang khas , maka akan menghasilkan batuan metamorf dengan komposisi mineral
yang khas pula.
4. Berdasarkan Struktur dan tekstur
Struktur dan tekstur batuan metamorf seperti yang telah dibicarakan pada bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai