Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

“ESENSI DAN RANAH PROFESI KEPENDIDIKAN”

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu :
Rahmat S.Pd., M.Pd.

KELOMPOK 1:

Al Afiah Ifrah Aulia (A1I121003)

Arfiani (A1I121005)
Distia Wati (A1I121007)

Hikmawati (A1I121009)

Melsandy Malika (A1I121013)

Wa Ode Siti Thahirah (A1I121029)

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Esensi Dan
Ranah Profesi Kependidikan" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah "Profesi


Kependidikan". Selain itu, makalah ini bertujuan agar Mahasiswa mampu
memahami serta mengaplikasikan materi yang ada di dalam makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Rahmat S.Pd., M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah Profesi Kependidikan. Dan ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Rekan-rekan kelompok serta semua pihak yang telah
membantu menyelesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 7 September
2022

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Esensi Profesi Kependidikan.....................................................................6
2.2 Ranah Profesi Kependidikan.....................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam konteks Indonesia dewasa ini, tampak kecenderungan makin
menguatnya upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik
sebagai profesi yang kuat dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah
lama berkembang, hal ini terlihat dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Undang - undang ini jelas menggambarkan bagaimana
pemerintah mencoba mengembangkan profesi pendidik melalui perlindungan
hukum dengan standar tertentu yang diharapkan dapat mendorong pengembangan
profesi pendidik. Dalam konteks pendidikan, profesi kependidikan terdiri
dari dua ranah yang saling berkaitan satu sama lain. Ranah tersebut yaitu
profesi pendidik dan profesi tenaga kependidikan. Sudah menjadi pemahaman
bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan, namun tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut sebagai profesi.

Profesionalisme adalah suatu upaya untuk menerapkan paham


profesi terhadap jabatan atau pekerjaan tertentu dan membandingkannya
dengan jabatan lain sehingga menjadi jabatan atau pekerjaan tersebut
sebagai profesi yang professional. Profesionalisme adalah sebutan yang
mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu
profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa
mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Untuk
lebih lanjut, dalam pembahasan kali ini akan mengupas lebih tajam tentang
esensi dan ranah profesi kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana esensi profesi kependidikan?
2. Bagaimana ranah profesi kependidikan?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui esensi profesi kependidikan
2. Untuk mengetahui ranah profesi kependidikan

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Esensi Profesi Kependidikan


Kata esensi yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan tujuan.

1. Pengertian Profesi
Kata profesi dalam bahasa Inggris adalah “profession”, dalam bahasa
Belanda “professie” yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“professio” yang bermakna pengakuan atau pernyataan. Kata profesi juga
terkait secara generik dengan kata “okupasi” (Indonesia), accupation (Inggris),
accupatio (Latin) yang bermakna kesibukan atau kegiatan atau pekerjaan atau
mata pencaharian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan profesi
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. Menurut Tilaar (2002:86) profesi
merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu
hierarki birokrasi yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus
untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Hal senada
dipaparkan Nata (2003:138) bahwa profesi adalah pernyataan atau pengakuan
tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih.
Hal ini berarti pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan kriteria-
kriteria profesi yang terusmenerus berkembang sehingga tingkat keahlian,
tingkat tanggung jawab (etika profesi) serta perlindungan terhadap profesi
terusmenerus disempurnakan. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan
serangkaian proses pengembangan profesional (professional development) baik
dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan maupun dalam jabatan. Oleh
karena itu, profesionalisasi merupakan proses secepat seseorang telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah ditarik benang merah
dari penjelasan pakar, bahwa profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keadilan, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap
profesi. Profesional menunjuk pada dua hal yaitu penampilan seseorang yang

7
sesuai dengan tuntutan yang seharusnya, dan menunjuk pada individunya.
Profesionalis mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk
bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
Profesionalitas menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi. Profesionalisasi
menunjuk pada proses menjadikan individu sebagai seorang profesional
melalui pendidikan prajabatan dan/atau dalam jabatan.

2. Karakteristik Profesi
Flexner sebagaimana dikutip Prayitno (2009:466) memaparkan ciri-ciri
profesi dalam 6 (enam) karakteristik sebagai berikut:
1. Keintelektualan.
Kegiatan professional merupakan pelayanan yang lebih berorientasi
mental daripada manusia (kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik),
lebih memerlukan proses intelektual atau berpikir daripada kegiatan rutin.
Melalui proses berpikir tersebut, pelayanan professional merupakan hasil
pertimbangan yang matang, berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Kompetensi professional yang dipelajari.
Pelayan professional didasarkan pada kompetensi yang tidak diperoleh
begitu saja, melainkan kompetensi tersebut diperoleh melalui proses
pembelajaran secara intensif.
3. Objek praktik spesifik.
Pelayanan suatu profesi tertentu terarah kepada objek praktik spesifik
yang tidak ditangani oleh profesi lain. Tiap-tiap profesi menangani objek
praktik spesifiknya sendiri.
4. Komunikasi.
Segenap aspek pelayanan professional meliputi objek praktik spesifik
profesinya, keilmuan dan teknologinya, kompetensi dari dinamika
operasionalnya, aspek hukum dan sosialnya, termasuk kode etik dan aturan
kredensialisasi, serta imbalan yang terkait dengan pelaksanaan
pelayanannya, semuan dapat dikomunikasikan kepada siapa pun yang
berkepentingan, kecuali satu hal, yaitu materi berkenaan dengan asas

8
kerahasiaan yang menurut kode etik profesi harus dijaga kerahasiaannya itu.
Komunikasi ini memungkinkan dipelajari dan dikembangkannya profesi
tersebut, dipraktekkan dan di awasi sesuai dengan kode etik serta
diselenggarakannya perlindungan terhadap profesi yang dimaksud.
5. Motivasi altruistik.
Motivasi kerja seorang professional bukanlah berorientasi kepada
kepentingan dan keuntungan pribadi, melainkan untuk kepentingan,
keberhasilan dan kebahagiaan sasaran pelayanan, serta kemaslahatan
kehidupan masyarakat pada umumnya. Motivasi alturistik diwujudkan
melalui peningkatan keintelektualan, kompetensi dan komunikasi dalam
menangani objek praktik spesifik profesi. Motivasi altruistic akan
menjauhkan tenaga professional mengutamakan pamrih atau keuntungan
pribadi dan sebaliknya mengutamakan kepentingan sasaran layanan. Bahkan
jika diperlukan, tenaga professional tidak segan - segan mengorbankan
kepentingan sendiri demi kepentingan/kebutuhan sasaran layanan yang
benar-benar mendesak.
6. Organisasi profesi.
Tenaga professional dalam profesi yang sama membentuk suatu
organisasi profesi untuk mengawasi pelaksanaan tugas-tugas professional.
Organisasi profesi itu di samping membesarkan profesi itu sendiri juga
sangat berkepentingan untuk ikut serta memenuhi kebutuhan dan
membahagiakan warga negara dan masyarakat luas.

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) menjelaskan ciri-ciri utama


profesi adalah:
1. Memiliki fungsi dan signifikansi sosial.
2. Memiliki keahlian dan keterampilan tingkat tertentu.
3. Memperoleh keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah.
4. Memiliki batang tubuh disiplin ilmu tertentu.
5. Studi dalam waktu lama di perguruan tinggi.
6. Pendidikan ini juga merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai profesional di
kalangan mahasiswa yang mengikutinya.

9
7. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi
dengan sanksi-sanksi tertentu.
8. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah bertalian dengan
pekerjaannya.
9. Memberi layanan sebaik-baiknya kepada klien dan otonom dari campur
tangan pihak luar.
10. Mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat
imbalan yang layak (Pidarta, 1997:266).

2.2 Ranah Profesi Kependidikan


Esensi profesi kependidikan terdiri dari dua ranah, yaitu profesi pendidik dan
profesi tenaga kependidikan, Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK)
merupakan dua jenis "profesi" atau pekerjaan yang saling mengisi. Pendidik
dengan derajat profesionalitas tingkat tinggi sekali pun nyaris tidak berdaya
dalam bekerja, tanpa dukungan tenaga kependidikan. Sebaliknya, tenaga
kependidikan yang profesional sekali pun tidak bisa berbuat apa-apa, tanpa
dukungan guru yang professional.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan


diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, di mana di dalamnya
termasuk pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasiolitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen. Guru yang
tadinya masuk rumpun pendidik, kini telah memiliki definisi tersendiri:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama


mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

10
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.

3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.

Secara lebih luas tenaga kependidikan yang dimaksudkan di sini adalah


sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, yaitu
sebagai berikut:

1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan


pendidikan, penilik, pengawas, peniliti dan pengembang dibidang pendidikan,
pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
2. Tenaga pendidikan terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua rector,
dan pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.

Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.

2. Tenaga fungsional pendidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan


pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan.

3. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.

4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur,


ketua rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.

5. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrative


kependidikan.

Profesi kependidikan sesungguhnya memiliki 2 ranah besar, yaitu pendidik


dan tenaga kependidikan. Pendidik dimaksud mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:

11
1. Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan konseling
kepada peserta didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
4. Pamong belajar bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, membimbing,
mengajar, melatih peserta didik.
5. Pamong bertugas dan bertanggung jawab membimbing dan melatih anak
usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang
sejenis.
A.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat.
Kata kependidikan berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik. Kata ini
berasal dari kata pendidik mendapat awalan “ke” dan berakhiran “an”, berarti
proses atau kegiatan mendidik. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kata
pendidikan berarti sama dengan menunjuk kata “keguruan dan ilmu pendidikan”
sehingga apabila dikaitkan dengan tenaga kependidikan berarti orang-orang
yang terlibat dalam proses kegiatan pendidikan

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

13
DAFTAR PUSTAKA

XOwens, G. Robert. 1991. Organizational Behavior in Education. Boston: Allyn


& Bacon Company

Blake, Robert R. dan Jane Srygley Mouton. 1990. The Managerial Grid. 9th
Edition. Austin, TX: Scientific Methods

Afifa Tus Sofia, & Ananda Nadhifah Yustikarinda, F. D. (2020). ESENSI DAN
RANAH PROFESIKEPENDIDIKAN. Makalah.

14

Anda mungkin juga menyukai