Dosen Pengampu :
Rahmat S.Pd., M.Pd.
KELOMPOK 1:
Arfiani (A1I121005)
Distia Wati (A1I121007)
Hikmawati (A1I121009)
Kelas : A
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "Esensi Dan
Ranah Profesi Kependidikan" dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Rahmat S.Pd., M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah Profesi Kependidikan. Dan ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Rekan-rekan kelompok serta semua pihak yang telah
membantu menyelesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kendari, 7 September
2022
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Esensi Profesi Kependidikan.....................................................................6
2.2 Ranah Profesi Kependidikan.....................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui esensi profesi kependidikan
2. Untuk mengetahui ranah profesi kependidikan
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Profesi
Kata profesi dalam bahasa Inggris adalah “profession”, dalam bahasa
Belanda “professie” yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“professio” yang bermakna pengakuan atau pernyataan. Kata profesi juga
terkait secara generik dengan kata “okupasi” (Indonesia), accupation (Inggris),
accupatio (Latin) yang bermakna kesibukan atau kegiatan atau pekerjaan atau
mata pencaharian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan profesi
adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dan sebagainya) tertentu. Menurut Tilaar (2002:86) profesi
merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu
hierarki birokrasi yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus
untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Hal senada
dipaparkan Nata (2003:138) bahwa profesi adalah pernyataan atau pengakuan
tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih.
Hal ini berarti pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan kriteria-
kriteria profesi yang terusmenerus berkembang sehingga tingkat keahlian,
tingkat tanggung jawab (etika profesi) serta perlindungan terhadap profesi
terusmenerus disempurnakan. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan
serangkaian proses pengembangan profesional (professional development) baik
dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan maupun dalam jabatan. Oleh
karena itu, profesionalisasi merupakan proses secepat seseorang telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapatlah ditarik benang merah
dari penjelasan pakar, bahwa profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keadilan, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap
profesi. Profesional menunjuk pada dua hal yaitu penampilan seseorang yang
7
sesuai dengan tuntutan yang seharusnya, dan menunjuk pada individunya.
Profesionalis mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk
bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
Profesionalitas menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi. Profesionalisasi
menunjuk pada proses menjadikan individu sebagai seorang profesional
melalui pendidikan prajabatan dan/atau dalam jabatan.
2. Karakteristik Profesi
Flexner sebagaimana dikutip Prayitno (2009:466) memaparkan ciri-ciri
profesi dalam 6 (enam) karakteristik sebagai berikut:
1. Keintelektualan.
Kegiatan professional merupakan pelayanan yang lebih berorientasi
mental daripada manusia (kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik),
lebih memerlukan proses intelektual atau berpikir daripada kegiatan rutin.
Melalui proses berpikir tersebut, pelayanan professional merupakan hasil
pertimbangan yang matang, berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Kompetensi professional yang dipelajari.
Pelayan professional didasarkan pada kompetensi yang tidak diperoleh
begitu saja, melainkan kompetensi tersebut diperoleh melalui proses
pembelajaran secara intensif.
3. Objek praktik spesifik.
Pelayanan suatu profesi tertentu terarah kepada objek praktik spesifik
yang tidak ditangani oleh profesi lain. Tiap-tiap profesi menangani objek
praktik spesifiknya sendiri.
4. Komunikasi.
Segenap aspek pelayanan professional meliputi objek praktik spesifik
profesinya, keilmuan dan teknologinya, kompetensi dari dinamika
operasionalnya, aspek hukum dan sosialnya, termasuk kode etik dan aturan
kredensialisasi, serta imbalan yang terkait dengan pelaksanaan
pelayanannya, semuan dapat dikomunikasikan kepada siapa pun yang
berkepentingan, kecuali satu hal, yaitu materi berkenaan dengan asas
8
kerahasiaan yang menurut kode etik profesi harus dijaga kerahasiaannya itu.
Komunikasi ini memungkinkan dipelajari dan dikembangkannya profesi
tersebut, dipraktekkan dan di awasi sesuai dengan kode etik serta
diselenggarakannya perlindungan terhadap profesi yang dimaksud.
5. Motivasi altruistik.
Motivasi kerja seorang professional bukanlah berorientasi kepada
kepentingan dan keuntungan pribadi, melainkan untuk kepentingan,
keberhasilan dan kebahagiaan sasaran pelayanan, serta kemaslahatan
kehidupan masyarakat pada umumnya. Motivasi alturistik diwujudkan
melalui peningkatan keintelektualan, kompetensi dan komunikasi dalam
menangani objek praktik spesifik profesi. Motivasi altruistic akan
menjauhkan tenaga professional mengutamakan pamrih atau keuntungan
pribadi dan sebaliknya mengutamakan kepentingan sasaran layanan. Bahkan
jika diperlukan, tenaga professional tidak segan - segan mengorbankan
kepentingan sendiri demi kepentingan/kebutuhan sasaran layanan yang
benar-benar mendesak.
6. Organisasi profesi.
Tenaga professional dalam profesi yang sama membentuk suatu
organisasi profesi untuk mengawasi pelaksanaan tugas-tugas professional.
Organisasi profesi itu di samping membesarkan profesi itu sendiri juga
sangat berkepentingan untuk ikut serta memenuhi kebutuhan dan
membahagiakan warga negara dan masyarakat luas.
9
7. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi
dengan sanksi-sanksi tertentu.
8. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah bertalian dengan
pekerjaannya.
9. Memberi layanan sebaik-baiknya kepada klien dan otonom dari campur
tangan pihak luar.
10. Mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat
imbalan yang layak (Pidarta, 1997:266).
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen. Guru yang
tadinya masuk rumpun pendidik, kini telah memiliki definisi tersendiri:
10
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:
3. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
11
1. Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2. Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik professional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan konseling
kepada peserta didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
4. Pamong belajar bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, membimbing,
mengajar, melatih peserta didik.
5. Pamong bertugas dan bertanggung jawab membimbing dan melatih anak
usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang
sejenis.
A.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat.
Kata kependidikan berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik. Kata ini
berasal dari kata pendidik mendapat awalan “ke” dan berakhiran “an”, berarti
proses atau kegiatan mendidik. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kata
pendidikan berarti sama dengan menunjuk kata “keguruan dan ilmu pendidikan”
sehingga apabila dikaitkan dengan tenaga kependidikan berarti orang-orang
yang terlibat dalam proses kegiatan pendidikan
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
13
DAFTAR PUSTAKA
Blake, Robert R. dan Jane Srygley Mouton. 1990. The Managerial Grid. 9th
Edition. Austin, TX: Scientific Methods
Afifa Tus Sofia, & Ananda Nadhifah Yustikarinda, F. D. (2020). ESENSI DAN
RANAH PROFESIKEPENDIDIKAN. Makalah.
14