Dosen pengampu :
DISUSUN OLEH:
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat
dan izin nyalah,Kami mampu menyelesaikan tugas ini Dengan sebaik-baiknya.Adapun tema
makalah ini ialah” Konsep profesi, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme”
pada kesempatan kali ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada dosen kami atas tugas yang sangat bermanfaat bagi pendidikan kami,Dan tentu saja
kami juga mengaharapkan kritik dan saran dengan harapan bahwa kami akan melaksakan
tugas kami lebih baik kedepannya .
kami juga ingin mohon maaf jika ada kesalahan kata yang menyinggung dan tak mengenakan
Dan kami sadar, kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,namun tentu saja
kami akan berusaha sebaik baik nya dalam mengerjakan makalah ini agar dapat memberikan
wawasan baru dan pengetahan baru.
Kelompok 2
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................................................4
1.2 rumusan masalah..............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB 11.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Defenisi profesi................................................................................................................6
2.3 Defenisi profesional.........................................................................................................9
2.3 Defenisi profesionalisasi,...............................................................................................10
2.4 Defenisi PROFESIONALISME.....................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada beberapa istilah yang sering dikaitkan dengan kata “profesi”, yaitu profesi,
profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi. Profesi dari bahasa latin
“Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan. Bila artinya
dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan apa saja dan siapa saja untuk
memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
dari pelaksanaanpelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi adalah suatu pekerjaan
tertentu yang membutuhkan pelatihan terhadap suatu pengetahuan khusus. Profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. H.A.R Tilar (2009, hlm 86) menjelaskan “ profesi merupakan
pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierakri birikrasi, yang
menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan
baku terhadap masyarakat”. Suatu profesi dalam melakukan ppekerjaan dengan bersungguh-
sungguh untuk menjadi seorang profesional. Profesional menunjukan kepada dua hal.
Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Jika orang tersebut benar-benar ahli, maka
disebut seorang “profesional”. Kedua, penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya. Tanri Abeng (2002, hlm 32 ) mengatakan bahwa seorang
profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam, mampu melakukan
kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berpikir positif dengan
menjunjung tinggi etika profesi. Dalam mencapai sukses dalam bekerja, seorang harus
mampu bersikap profesionalme. Profesionalisme dapat diartikan kompetensi untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar dan juga komitmen dari para
anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan kemampuan dari seorang karyawan (Boimz
Soujiro Sagara,2013 hlm 10). Seorang guru yang sudah profesionalime memiliki sikap
profesionalitas.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
• Profesi: suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. • Kemampuan mental: adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis,
seperti: IDI, PGRI, dll • Contoh pekerjaan yang menggunakan keterampilan manual atau
fiskal, akan tetapi tidak digolongkan dalam profesi, yaitu: Ikatan tukang semen indonesia,
ikatan tukang jahit indonesia, ikatan penganyam rotan indonesia, dsb.
Secara termenologis, definisi profesi banyak diungkap secara berbeda-beda, tetapi untuk
melengkapi definisi tersebut, berikut ini tulisan Muchtar Luthfi, yang dikutip dan
disempurnakan Ahmad Tafsir, bahwa seseorang disebut profesi bila ia memenuhi 10 kreteria.
Adapun kreteria itu antara lain:
1. Profesi harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain.
Artinya, profesi itu mesti ditandai oleh adanya suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan mempelajarinya secara khusus; dan profesi
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi dipilih
Sebagai panggilan hidup, maksudnya profesi itu dipilih karena dirasakan itulah
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi ini dijalani
menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. Secara universal
pegangannya diakui.
4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi merupakan alat
dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri,
seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan. Jadi profesi merupakan
panggilan hidup.
dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap kliennya.
ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua
7. Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini disebut kode etik profesi. Gunanya ialah
untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi. Kode etik ini
tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga masyarakat.
8. 8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani.
aspek kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi. Hal ini mendorong
Penghampiran Sosiologi
Vollmer & Mills (1972) mengemukakan bahwa profesi menunjuk pada suatu kelompok
pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak
pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa diperoleh,
bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh.
Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan manusia baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika disebut pula akhlak atau disebut pula
moral. Apabila disebut “akhlaq” berasal dari bahasa Arab. Apabila disebut moral berarti adat
kebiasaan. Istilah moral berasal dari bahsa Latin Mores.
Tujuan mempelajari etika adalah untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai
penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Etika
biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan
manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.
1.Pengetahuan/ ilmu : Ilmu adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang untuk lebih
mengerti akan suatu hal dengan cara melalui pengajaran. Ilmu bisa diperoleh melaui
lingkungan sekitar ataupun di dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi,
universitas, ataupun lembaga bimbingan. Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu akademik dan
ilmu non-akademik. kapasitas kognitif seseorang yg diperoleh melalui belajar
menurut definisi saya adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan
dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat
motivasi, waktu dan terkadang uang.
Knowledge (pengetahuan)
Profesional yaitu orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya atau
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang
yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus
mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaanya.Berbicara mengenai
profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana,
profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi.
Istilah profesional itu berlaku untuk semua aparat mulai dari tingkat atas sampai tingkat
bahwa.Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing.
3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika yang
diterapkan didalam bidangnya
Ciri-ciri profesional
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara tradisional profesi mengandung arti prestise, status sosial dan otonomi yang lebih
besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu, profesi berdasarkan kepada keahlian,
kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Menurut Oxford Dictionary profesional adalah orang yang melakukan sesuatu dengan
memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain tanpa pembayaran. Artinya profesionalisme
adalah sebuah terminologi yang menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan
oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.
Sikap guru terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya : sikap terhadap perundang-
undangan, sikap terhadap organisasi profesi,sikap terhadap teman sejawat, sikap terhadap
anak didik, sikap terhadap tempat kerja, sikap terhadap pemimpin, dan sikap terhadap
pekerjaan.
Sedangkan pengembangan sikap guru terbagi menjadi dua fase yaitu, masa prajabatan
dan masa selama dalam jabatan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, B. (2006). Intellectual property rights: innovation, governance and the institutional
environment, Edward Elgar Publishing ISBN 1845422694 Albertson, Todd. (2007). The
Gods of Business: The Intersection of Faith and the Marketplace. Los Angeles, CA: Trinity
Alumni Press. ISBN 0615138004. Boldrin, M. and D. K. Levine (2008). Against Intellectual
Monopoly. Cambridge, Cambridge University Press. Behrman, Jack N. (1988). Essays on
Ethics in Business and the Professions. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. ISBN
0132836238. Bowie, Norman E. (1999). Business Ethics, A Kantian Perspective. Blackwell
Publishing. ISBN 0631211748. Carroll, A. and Buchholtz, A. (2003) Business and Society:
Ethics and Stakeholder Management. Thomson. Ohio Carroll, A. (1998) The Four Faces of
Corporate Citizenship. Business and Society Review, September, vol. 100, no. 1, pp. 1-7
Clarkson, M. (1995) A stakeholder framework for analyzing and evaluating corporate social
performance. Academy of Management Review. Vol.20, pp.92 -117. Cullather, N. and P.
Gleijeses (2006). Secret History: The CIA's Classified Account of Its Operations in
Guatemala, 1952–1954. California, Stanford Dobson, J. (1997). Finance Ethics: The
Rationality of Virtue. New York, Rowman & Littlefield Publishers, Inc. ISBN 0847684024
Drahos, P. and J. Braithwaite (2002). Information Feudalism: who owns the knowledge
economy. London, Earthscan ISBN 1853839175 Davis, K. and Blomstrom, R. (1975) Busin