Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

Konsep profesi, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme

Dosen pengampu :

DISUSUN OLEH:

NAMA : ADRI ANGGA HARAHAP (7213342011)

PUTRI RAHMADANI SITORUS (7213342008)

MUHAMMAD RIZKY NASUTION (7211142011)

KELAS : B Pendidikan Akuntansi

MATA KULIAH : profesi pendidikan

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan yang maha kuasa karena atas rahmat
dan izin nyalah,Kami mampu menyelesaikan tugas ini Dengan sebaik-baiknya.Adapun tema
makalah ini ialah” Konsep profesi, profesional, profesionalisasi, dan profesionalisme”

pada kesempatan kali ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada dosen kami atas tugas yang sangat bermanfaat bagi pendidikan kami,Dan tentu saja
kami juga mengaharapkan kritik dan saran dengan harapan bahwa kami akan melaksakan
tugas kami lebih baik kedepannya .

kami juga ingin mohon maaf jika ada kesalahan kata yang menyinggung dan tak mengenakan
Dan kami sadar, kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,namun tentu saja
kami akan berusaha sebaik baik nya dalam mengerjakan makalah ini agar dapat memberikan
wawasan baru dan pengetahan baru.

Putri 10 februari 2022

Kelompok 2
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................................................4
1.2 rumusan masalah..............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB 11.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Defenisi profesi................................................................................................................6
2.3 Defenisi profesional.........................................................................................................9
2.3 Defenisi profesionalisasi,...............................................................................................10
2.4 Defenisi PROFESIONALISME.....................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ada beberapa istilah yang sering dikaitkan dengan kata “profesi”, yaitu profesi,
profesional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi. Profesi dari bahasa latin
“Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan. Bila artinya
dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan apa saja dan siapa saja untuk
memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
dari pelaksanaanpelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi adalah suatu pekerjaan
tertentu yang membutuhkan pelatihan terhadap suatu pengetahuan khusus. Profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut. H.A.R Tilar (2009, hlm 86) menjelaskan “ profesi merupakan
pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierakri birikrasi, yang
menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan
baku terhadap masyarakat”. Suatu profesi dalam melakukan ppekerjaan dengan bersungguh-
sungguh untuk menjadi seorang profesional. Profesional menunjukan kepada dua hal.
Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Jika orang tersebut benar-benar ahli, maka
disebut seorang “profesional”. Kedua, penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya. Tanri Abeng (2002, hlm 32 ) mengatakan bahwa seorang
profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam, mampu melakukan
kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berpikir positif dengan
menjunjung tinggi etika profesi. Dalam mencapai sukses dalam bekerja, seorang harus
mampu bersikap profesionalme. Profesionalisme dapat diartikan kompetensi untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar dan juga komitmen dari para
anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan kemampuan dari seorang karyawan (Boimz
Soujiro Sagara,2013 hlm 10). Seorang guru yang sudah profesionalime memiliki sikap
profesionalitas.

1.2 rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan profesi ?


2. Apa yang di maksud dengan professional?
3. Apa yang di maksud dengan profesionalisasi ?
4. Apa yang di makud dengan profesionalisme ?

1.2 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui profesi


2. Untuk mengetahui profesionalisasi
3. Untuk mengetahui profesionalisasi
4. Untuk Mengetahui profesionalisme
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi profesi


Profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession atau bahasa Latin profecus . mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalammelaksanakan pekerjaan tertentuPenyangang
profesi boleh mengatakan dia ahli : jika ada bukti rill yang bisa di pertangung jawab kan
bahwa di benar mampu melaksananakan suatu pekerjaan sesuai dengan
kealiannya .Pengakuan tuideal berasal dari masyarakat atau pengunakaan jasa
penyandangprofesi tersebut atau berdasarkan karya ilmiah asli yang di buat oleh penyandang
profesi tersebutdan produk asli orang tersebut , pengakuan juga didasarkan pada kemampuan
seseorang atas kemampuan konseptual – aplikatif .

Profesi  adalah  pekerjaan  atau  bidang pekerjaan yang  menuntut  pendidikan 


keahlian  intelektual tingkat  tinggi  dan tanggung  jawab  etis  yang  mandiri  dalam 
prakteknya.

Pengertian Profesi dari Good’s Dictionary of Education mendefinisikan profesi


sebagai “suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di Perguruan
Tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik yang khusus”, Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, profesi diartikan sebagai “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(seperti ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.” Dalam pengertian ini, dapat
dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal
keahlian, ketrampilan dan spesialisasi tertentu. Jika selama ini profesi hanya dimaknai
sekedar “pekerjaan”, sementara substansi dibalik makna itu tidak terpaut dengan persyaratan,
maka profesi tidak bisa dipakai di dalam semua pekerjaan.
Dalam pandangan Vollmer -seorang ahli sosiologi- melihat makna profesi dari tinjauan
sosiologis. Ia mengemukakan bahwa profesi menunjuk kepada suatu kelompok pekerjaan
dari jenis yang ideal, yang sebenarnya tidak ada dalam kenyataan, tetapi menyeiakan suatu
model status pekerjaan yang bisa diperoleh bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi
dengan penuh.

Makna secara Terminologi

• Profesi: suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. • Kemampuan mental: adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis,
seperti: IDI, PGRI, dll • Contoh pekerjaan yang menggunakan keterampilan manual atau
fiskal, akan tetapi tidak digolongkan dalam profesi, yaitu: Ikatan tukang semen indonesia,
ikatan tukang jahit indonesia, ikatan penganyam rotan indonesia, dsb.

Secara termenologis, definisi profesi banyak diungkap secara berbeda-beda, tetapi untuk
melengkapi definisi tersebut, berikut ini tulisan Muchtar Luthfi, yang dikutip dan
disempurnakan Ahmad Tafsir, bahwa seseorang disebut profesi bila ia memenuhi 10 kreteria.
Adapun kreteria itu antara lain:

1. Profesi harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain.

Artinya, profesi itu mesti ditandai oleh adanya suatu keahlian yang khusus untuk

profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan mempelajarinya secara khusus; dan profesi

itu bukan diwarisi.

2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi dipilih

karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu maksudnya bukan part-time.

Sebagai panggilan hidup, maksudnya profesi itu dipilih karena dirasakan itulah

panggilan hidupnya, artinya itulah lapangan pengabdiannya.

3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi ini dijalani

menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. Secara universal

pegangannya diakui.

4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri. Profesi merupakan alat

dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk kepentingan diri sendiri,

seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan. Jadi profesi merupakan

panggilan hidup.

5. Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan

dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu terhadap kliennya.

6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi

ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua

orang bicara dalam semua bidang.

7. Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini disebut kode etik profesi. Gunanya ialah

untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi. Kode etik ini

tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga masyarakat.

8. 8.      Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani.

9. Profesi memerlukan organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas profesi itu.


10. Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain. Sebenarnya tidak ada

aspek kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi. Hal ini mendorong

seseorang memiliki spesialisasi.

Penghampiran Sosiologi

Vollmer & Mills (1972) mengemukakan bahwa profesi menunjuk pada suatu kelompok
pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada dalam kenyataan atau tidak
pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa diperoleh,
bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh.

2.2 Pengertian Etika

Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan manusia baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika disebut pula akhlak atau disebut pula
moral. Apabila disebut “akhlaq” berasal dari bahasa Arab. Apabila disebut moral berarti adat
kebiasaan. Istilah moral berasal dari bahsa Latin Mores.

      Tujuan mempelajari etika adalah untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai
penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu.  Etika
biasanya disebut ilmu pengetahuan normatif sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan
manusia dengan penggunaan norma tentang baik dan buruk.

Tiga Pilar pokok suatu profesi yaitu :

1.Pengetahuan/ ilmu :  Ilmu adalah sesuatu yang dapat membuat seseorang untuk lebih
mengerti akan suatu hal dengan cara melalui pengajaran. Ilmu bisa diperoleh melaui
lingkungan sekitar ataupun di dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi,
universitas, ataupun lembaga bimbingan. Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu akademik dan
ilmu non-akademik. kapasitas kognitif seseorang yg diperoleh melalui belajar

2.Keahlian :  Skill dan knowledge adalah hal yang berbeda yang terkadang disama-


artikan. Memperoleh dan menggunakan skill dan knowledge-pun berbeda. Dalam kehidupan
sehari-hari, saya mengamati bahwa semakin banyak orang dengan pola pikir
MENGGAMPANGKAN SESUATU yang mereka lihat padahal mereka sama sekali tidak
memahami lebih dalam dari pola pikir mereka tersebut. Mungkin mereka merasa sudah tahu
banyak? Tetapi sesungguhnya orang yang menggampangkan sesuatu adalah tanda “malas
berpikir dan melakukan”. Hubungannya dengan skill dan knowledge adalah, jika seseorang
menggampangkan sesuatu, akan sangat sulit memperoleh skill dan juga cenderung
mengabaikan knowledge. Ok, yuk kita masuk ke pembahasan lebih lanjut. kepakaran dalam
cabang ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran lainnya.
Skill (keahlian)

menurut definisi saya adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan
dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat
motivasi, waktu dan terkadang uang.

Knowledge (pengetahuan)

menurut definisi saya adalah kemampuan seseorang untuk mengenali suatu keadaan


berdasarkan persepsi pikirannya. Knowledge seseorang ditentukan oleh apa yang dipelajari
dari bahan bacaan, lingkungan pergaulan, pekerjaan dan lain sebagainya. Tapi
sayangnya knowledge bukanlah skill jadi seberapa banyak pun Anda tahu, tidak dapat
dikatakan Anda mempunyai skill terhadap hal tersebut kecuali Anda take action dan akhirnya
menemukan pola tertentu sehingga cara berpikir A menjadi sebuah skill. 
3.Persiapan akademik : persyaratan pendidikan khusus

2.3 Defenisi profesional

Profesional yaitu orang yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya atau
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang
yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus
mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam pekerjaanya.Berbicara mengenai
profesionalisme mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana,
profesionalisme yang diartikan perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi.
Istilah profesional itu berlaku untuk semua aparat mulai dari tingkat atas sampai tingkat
bahwa.Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing.

3 (Tiga) hal pokok yag ada pada seseorang profesional

1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya.

2. Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai, minimalnya


berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan dengan bidangnya.

3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika yang
diterapkan didalam bidangnya

Ciri-ciri profesional

1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.


2. Memiliki kode etik.

3. Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi.

4. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.

5. Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja.

6. Menjadi anggota organisasi dari profesinya.

2.3 Defenisi profesionalisasi,


Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti kemampuan
profesional. Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi
yaitu : …..the improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status
dan peningkatan pelatihan.

Profesionalisasi adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus karena dapat


menjadi alat untuk mengembangkan dan meningkatkan diri bagi tenaga yang menjalankan
suatu profesi.

Menurut Dedi Supriadi (1998), profesionalisasi adalah pendidikan prajabatan dan/atau dalam


jabatan. Proses pendidikan dan latihan ini biasanya lama dan intensif. Sedangkan menurut
Eric Hoyle (1980), konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu peningkatan status
dan peningkatan pelatihan.

2.4 Defenisi PROFESIONALISME


“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara


pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau
kualiti dari seseorang yang profesional

Kualiti profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:[8]


1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.
Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya
sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya kepada sesorang
yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah
suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara imej profesion
Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan
dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional. Perwujudannya
dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya penampilan, cara percakapan, penggunaan
bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu lainnya.
3. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan meperbaiki kualiti pengetahuan dan keterampiannya.
4. Mengejar kualiti dan cita-cita dalam profesion
Profesionalisme ditandai dengan kualiti darjat rasa bangga akan profesion yang dipegangnya.
Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya diri akan
profesionnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara tradisional profesi mengandung arti prestise, status sosial dan otonomi yang lebih
besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu, profesi berdasarkan kepada keahlian,
kompetensi, dan pengetahuan spesialis.
Menurut Oxford Dictionary profesional adalah orang yang melakukan sesuatu dengan
memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain tanpa pembayaran. Artinya profesionalisme
adalah sebuah terminologi yang menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan
oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.
Sikap guru terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya : sikap terhadap perundang-
undangan, sikap terhadap organisasi profesi,sikap terhadap teman sejawat, sikap terhadap
anak didik, sikap terhadap tempat kerja, sikap terhadap pemimpin, dan sikap terhadap
pekerjaan.
Sedangkan pengembangan sikap guru terbagi menjadi dua fase yaitu, masa prajabatan
dan masa selama dalam jabatan.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Andersen, B. (2006). Intellectual property rights: innovation, governance and the institutional
environment, Edward Elgar Publishing ISBN 1845422694 Albertson, Todd. (2007). The
Gods of Business: The Intersection of Faith and the Marketplace. Los Angeles, CA: Trinity
Alumni Press. ISBN 0615138004. Boldrin, M. and D. K. Levine (2008). Against Intellectual
Monopoly. Cambridge, Cambridge University Press. Behrman, Jack N. (1988). Essays on
Ethics in Business and the Professions. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. ISBN
0132836238. Bowie, Norman E. (1999). Business Ethics, A Kantian Perspective. Blackwell
Publishing. ISBN 0631211748. Carroll, A. and Buchholtz, A. (2003) Business and Society:
Ethics and Stakeholder Management. Thomson. Ohio Carroll, A. (1998) The Four Faces of
Corporate Citizenship. Business and Society Review, September, vol. 100, no. 1, pp. 1-7
Clarkson, M. (1995) A stakeholder framework for analyzing and evaluating corporate social
performance. Academy of Management Review. Vol.20, pp.92 -117. Cullather, N. and P.
Gleijeses (2006). Secret History: The CIA's Classified Account of Its Operations in
Guatemala, 1952–1954. California, Stanford Dobson, J. (1997). Finance Ethics: The
Rationality of Virtue. New York, Rowman & Littlefield Publishers, Inc. ISBN 0847684024
Drahos, P. and J. Braithwaite (2002). Information Feudalism: who owns the knowledge
economy. London, Earthscan ISBN 1853839175 Davis, K. and Blomstrom, R. (1975) Busin

Anda mungkin juga menyukai