Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP PROFESI KEGURUAN


( Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan )
Dosen: Giyanti, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Arina Indiarnita (71119004)

Mila Nurlaila (71118012)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNIVERSITAS SERANG RAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan serta kelancaran dalam penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Profesi
Keguruan ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Keguruan
dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi penyusun dan pembaca.

Penyusunan makalah ini terwujud atas kerja sama dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam pembuatan makalah ini, terutama pada:
1. Giyanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Keguruan Universitas
Serang Raya

2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
baik dalam isi maupun sistematika penulisanya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.

Serang , 05 Oktober 2021

Penyusun.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................................ i
Daftar isi.......................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................2
1.3 Tujuan Pnulisan ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Pengertian Profesi dan Makna Profesi ...........................................3
2.2 Istilah-istilah Terkait dngan Profesi ...............................................6
2.3 Karakteristik, Syarat Profesi dan Tingkatan Profesi .....................7

BAB III PENUTUP ................................................................................................19


3.1 Kesimpulan ....................................................................................19
3.2 Saran ..............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah sekaligus
memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Sebagai
pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak
didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat membimbing dan membina anak
didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri (Deden, 2011).
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, begitu pula dengan guru.Kode etik
suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.Norma-norma tersebut
berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakn
profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka tidak hanay dalam melaksanakan tugas profesi
mereka melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam
pergaulannya sehari-hari didalam masyarakat.
Selain itu agar dapat memberikan layanan yang optimal, diperlukan persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan mengenai bagaimana layanan itu diberikan (kewajiban)
kepada peserta didik.Sikap profesionalisme guru juga patut diperhatikan guna meningkatkan
kinerja guru.Sikap yang baik tercermin dari pribadi yang baik pula, hal tersebut erat
kaitannya dengan kompetensi guru yaitu kompetensi kepribadian.Empat kompetensii guru
(kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional) menjadi salah satu syarat seorang guru
dapat dikatakan profesional.
Berdasarkan pemaparan tersebut, kami akan membahas makalah tentang pengertian
profesi dan makna profesi, Istilah-istilah terkait dengan profesi, karakteristik dan syarat
profesi, dan Tingkatan profesi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian profesi dan makna profesi ?
1.2.2 Apa saja Istilah-istilah terkait dengan profesi?
1.2.3 Apa saja karakteristik, syarat profesi, dan Tingkatan profesi.?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.3.1 Mengetahui pengertian profesi dan makna profesi?
1.3.2 Mengetahui Istilah-istilah terkait dengan profesi?
1.3.3 Mengetahui karakteristik , syarat profesi, dan Tingkatan profesi?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Profesi dan Makna Profesi
Profesi dalam Bahasa Inggris disebut Profession, mengandung arti suatu pekerjaan.
Secara sederhana, istilah profesi sering diartikan sebagai suatu pekerjaan seseorang, baik pada
pekerjaan di sektor formal maupun pekerjaan di sektor non formal, yang dilakukan secara rutin
dan merupakan sumberpenghasilan finansial utama dalam kehidupannya, misalnya pedagang,
pengacara, dokter, arsitek, guru, atlet, penyanyi, penari, pelukis, petani, dll. Dikalangan
masyarakat, dalam kehidupan sehari-hari nampaknya semua bidang pekerjaan itu dicampurkan
dan dianggap sebagai suatu profesi, baik itu yang berlandaskan moral dan etika yang berlaku
maupun yang secara jelaas bertententangan dengan aturan, baik aturan formal maupun atauran
tidak formal. Pekerjaan yang termasuk berlandaskan moral, peraturan, dan etika sebagaimana
telah dicontohkan di atas. Adapun contoh pekerjaan yang bertentangan dengan landasan moral,
norma sosial, agama dan etika umum yang sering dijumpai sehari antara lain penjahat
profesional, maling profesional, penipu profesional, bahkan pekerja seks profesional.
Nampaknya dalam kehidupan sehari-hari di masayarakat secara umum, setiap pekerjaan atau
aktivitas rutinseseorang itu dianggap sebuah profesi.

Istilah profesi dapat diketahui dari tiga sumber makna, yaitu:

a) Makna Etimologi: secara etimologi berasal dari bahasa Inggris Profesion atau bahasa
Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli
dalam mengerjakan pekerjaan tertentu.

b) Makna terminologi: berarti sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan


tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Yaitu
pekerjaan yg mensyaratkan pengetahuan teoretis sebagai instrumen utk melakukan pekerjaan
praktis.

c) Makna Sosiologi: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan,


atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan suatu pekerjaan atau urusan
tertentu.

3
Para ahli memberikan pengertian profesi dalam rumusan yang berbeda namun pada
intinya mengandung unsur persamaan yaitu mengarah pada suatu jenis keahlian dalam suatu
pekerjaan. Sanusi et al (Udin S Saud, 2009) berpendapat bahwa profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntutkeahlian (experties) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), diungkapkan bahwa profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb) tertentu.
Secara Istilah, profesi bisa diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada
keahlian tertentu.

Selanjutnya pengertian profesi dikemukakan oleh Omstein & Levine (Sutjipto dan
Raflis Kosasi, 2018) bahwa profesi mengandung pengertian :

a) Melayani masyarakat, merupakan karier yang dilaksanakan sepanjang hayat (tidak


berganti-ganti pekerjaan);

b) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai
(tidak semua orang dapat melakukannya);

c) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek;

d) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang;

e) Terkendali berdasarkan liensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang
ditentukan untuk dapat mendudukinya);

f) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruanm lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh
orang lain);

g) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung

4
jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang
lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku;

h) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan terhadap layanan
yang akan diberikan.

i) Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya;

j) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri;

k) Mempunyai kode etik;

l) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya;

m) Mempunyai satus sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan lain)

Dari berbagai penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang menuntut kompe tensi khusus melalui proses
pendidikan yang lama pada pendidikan tinggi serta mendapat pengakuan darimasyarakatdan
imbalan yang dapat mencukupi kehidupannya secara wajar. Jenis pekerjaan seperti yang
digambarkan di atas salah satunya adalah jabatan guru. Guru merupakan jabatan profesi yang
memiliki syarat khusus secara formal.

Penegasan guru sebagai jabatan profesi tertuang dalam Pasal 1 Undang-Undang No 14


tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yakni sebagai berikut: guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah sumber daya manusia yang sangat penting
dalam pengelolaanpendidikan yang berperan dalam menyiapkan generasi masa depan.

Dalam Undang-Undang Guru tersebut, selanjutnya dijelaskan bahwaKedudukan guru


sebagai tenaga professional dimaksudkan untuk melaksanakan Sistem Pendidikan Nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaituberkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

5
sehat berilmu, cakap, kreatif, madiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.

2.2 Istilah-istilah terkait dengan Profesi

Didalam Konsep Profesi Keguruan terdapat tentang profesi dimana melibatkan beberapa istilah
yang berkaitan, yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalisasi, dan
profesionalitas. Sanusi dalam (Fauzi Imron , 2018) menjelaskan kelima istilah tersebut sebagai
berikut.

1. Profesi, adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari
para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak
dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian
diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum
seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/pelatihan pra-jabatan) maupun setelah
menjalani suatu profesi (in-service training/in-service education). Di luar pengertian ini,
ada beberapa ciri profesi khususnya yang berkaitan dengan profesi keguruan.

2. Profesional, menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini, profesional
dikontraskan dengan ‘non-profesional’ atau ‘amatir’. Jadi, untuk mencapai sukses
dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap profesional. Profesional tidak hanya
berarti ahli saja. Namun selain memiliki keahlian juga harus bekerja pada bidang yang
sesuai dengan keahlian yang dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan
pernah berhenti menekuni bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional
juga harus selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki
supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.

3. Profesionalisme, menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk


meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-

6
strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Jadi, dalam bekerja kita dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam
profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan
ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian
yang bisa memuaskan semua elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan
antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral.

4. Profesionalitas, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta
derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjaannya. Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka
miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.

5. Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kompetensi


para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya
sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian
proses pengembangan profesional (professional development) baik dilakukan melalui
pendidikan/latihan pra jabatan maupun dalam jabatan. Oleh karena itu, profesionalisasi
merupakan proses yang life-long dan never-ending, secepat seseorang telah menyatakan
dirinya sebagai warga suatu profesi.

2.3 Karakteristik ,Syarat Profesi dan Tingkatan Profesi

2.3.1 Karakteristik dan Syarat Profesi

2.3.1.1 Karakteristik Profesi Guru

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1 , prinsip
professional guru mencakup karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealism


2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

7
4. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi
5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan
8. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan keprofesian.
(Sekertariat Negara, 2005 : 15)

Paling sedikit ada enam tugas dan tanggungb jawab guru dalam mengembangkan profesinya,
yakni :

1. Guru bertugas sebagai pengajar


2. Guru bertugas sebagai pembimbing
3. Guru bertugas sebagai administrator kelas
4. Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum
5. Guru bertugas untuk mengembangkan profesi
6. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat

2.3.1.2 Syarat-syarat Profesi Guru

Guru adalah pendidik professional karena secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima dan memikul sebagian amanah pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Ini
berarti bahwa orang tua telah memberikan amanah atau sebagian tanggung jawabnya kepada
guru. Orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru yang tidak
professional.

Dalam undang-undang no.20 Tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun
2005 bab VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat tentang persyaratan
menjadi guru seperti dimuat pada pasal 28, yaitu :

a. guru harus memliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agent


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasioanal.

8
b. kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang guru yang dibuktikan dengan ijazah
dan/ atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang undangan yang
berlaku.
c. kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a) kompetensi pedagogic
b) kompetensi kepribadian
c) kompetensi professional
d) kompetensi sosial
d. seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
Sehubungan dengan hal diatas maka persyaratan tersebut, harus dibandingkan
dengan persyaratan lainnya dalam pendidikan islam. Kalau perlu disempurnakan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, diantaranya adalah
menguasi bidang pelajaran yang diasuh, menjadi teladan dalam perkataan dan
perbuatan, mampu mengamalkan apa-apa yang diajarkan, berperan sebagai pelanjut
perjuangan para nabi, memiliki keluhuran akhlak dan tingkat pendidikan, saling
membantu dengan sesame pendidik, mengakui suatu kebenaran sebagai hal yang
utama, senantiasa berlaku jujur dalam bertutur, dan berhias diri dengan sifat sabar
dalam setiap hal.

Abudin Nata, secara garis besar menjelakan ada tiga syarat khusus untuk profesi untuk
seorang pendidik, yaitu :

1. seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan
diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang
diajarkannya. Selanjutnya karna bidang pengetahuan apapun juga mengalami
perkembangan, maka seorang guru juga harus terus menerus meningkatkan dan
mengembangkan ilmu yang diajarkannya, sehingga tidak ketinggalan zaman. Untuk

9
itu seorang guru harus terus menerus melakukan penelitian menggunakan berbagai
macam metode.
2. Seorang guru yang profesioanal harus memiliki kemampuan menyampaikan atau
mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya
secara efektif dan efisien. Untuk ini, seorang guru harus memiliki ilmu keguruan
yang dahulu terdiri dari 3 bidang keilmuan yaitu pedagogic, didaktik, dan metodik.
3. seorang guru yang professional harus berpegang teguh pada kode etik profesi. Kode
etik disini lebih dikhususkan lagi tekanannya pada pelunya memiliki akhlak yang
mulia. Dengan akhlak mulia, seorang guru akan dijadikan panutan, contoh dan
teladan. Dengan demikian ilmu yang diajarkan atau nasihat yang diberikan kepada
siswa akan didengarkan dan dilaksanakan dengan baik.

Zakiah Daradjat, mengemukakan syarat menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya adalah:

a. takwa kepada Allah. Guru tidak mungkin mendidik anak agara bertakwa kepada
Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi
murid-muridnya sebagaimana rasullullah menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh
mana seorang guru mampu memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya
sejauh itu pula lah ia diperkirakan akan berhasil mendidik agar menjadi generasi
penerus bangsa yang baik dan mulia
b. Berilmu. Ijazah bukan semata mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukannya untuk suatu jabatan. Dalam keadaan normal, ada patokan bahwa
makin tinggi pendidikan guru makin baik mutu pendidikan dan pada gilirannya
makin tinggi pula derajat masyarakat.
c. Sehat jasmani. Kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja,guru yang
sakit sakitan kerap sekali terpaksa absen dan tentunya akan merugikan anak-anak.
d. Berkelakuan baik. Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan karakter
murid. Guru harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat suka meniru.
Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang baik pada anak, dan ini

10
hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula. Guru yang tidak berakhlak baik
tidak mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik.

2.3.1.3 Kriteria Profesi Guru


Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun
kriteriannya. Misalnya National Education As-sociation (NEA) (1948) yang
menyatakan bahwa kriteria profesi guru diantaranya :
a. Jabatan yang Melibatkan Kegiatan Intelektual
Jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya
yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual. Lebih lanjut dapat diamati,
bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota proesi ini adalah dasar bagi
persiapan dari semua kegiatan profesional lainnya.
b. Jabatan yang Menggeluti Batang Tubuh Ilmu yang Khusus
Terdapat berbgai pendapat tentang apakah mengajar memenuhi persyaratan
kedua ini. Mereka yang bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa
mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang sangat penting
dalam mempersiapkan guru yang berwewenang. Sebaliknya, ada yang
berpendapat bahwa mengajar adalah suatu sains, sementara kelompok kedua
mengatakan bahwa mengajar adalah suatu kiat.
c. Jabatan yang Memerlukan persiapan Latihan yang Lama
Anggota kelompok guru dan yang berwewenang di departemen pendidikan dan
kebudayaan berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup lama amat
perlu untuk mendidik guru yang berwewenang. Konsep ini menjelaskan
keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan
umum, profesional, dan khusus, sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru
pemula (S1 di LPTK).
d. Jabatan Yang Memerlukan Latihan dalam Jabatan yang Sinambung
Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan
profesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan
profesional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

11
Malahan pada saat sekarang bermacam –macam pendidikan proesional
tambahan diikuti guru-guru dalam menyertakan dirinya dengan kualifikasi yang
telah ditetapkan.
e. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan keanggotaan yang permanen
Di luar negeri banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun
saja pada profsi mengajar setelah itu mereka pindah bekerja kebidang lain, yang
lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di
Indonesiakelihatannya tidak begitu banyak guru yang pindah ke bidang lain,
walaupun bukan berarti pula bahwa jabatan guru di indonesiamempunyai
pendapatan yang tinggi.
f. Jabatan yang Menentukan Bakunya Sendiri
Karena jabatan guru menyangkut hajat banyak orang, maka baku jabatan guru
masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang
menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayan pendidikan swasta. Sementara
kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan persyaratan yang seragam untuk
menyakinkan kemampuan minimum yang diharuskan , tidak demikian halnya
dengan jabatan guru. Dari pengalaman beberapa tahun terakhir penerimaan
calon mahasiswa LPTK didapat kesan yang sangat kuat bahwa skor nilai calon
mahasiswa yang masuk ke lembaga pendidikan guru jauh lebih rendah
dibandingkan dengan skor calon yang masuk ke bidang lainnya.
g. Jabatan yang Mementingkan Layanan di Atas Keuntungan Pribadi
Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan
disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan guru memilih
jabatan ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yakni mendapatkan
kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah.
h. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan Terjalin Rapat
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profedional yang kuat untuk
dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam beberapa
hal, jabatan guru telah memenuhi kretiria ini. Di indonesia telah ada Persatuan

12
Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai
dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjut atas.

Selanjutnya Conny R. Semiawan mengemukakan bahwa kopetensi guru memiliki tiga


kriteria yang terdiri dari :
a. Knowledge criteria, Ykni kemampuan intelektual yang dimiliki seseorang guru
yang meliputi kekuasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
kemasyarakatan dan pengetahuan umum.
b. Peformance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai
keterampilan dan prilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing,
menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dn berkomunikasi dengan
siswa dan keterampilan menyusus persiapan mengajar atau perencanaan
mengajar.
c. Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan
kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar.

2.3.2 Tingkat Profesi

Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang telah dicapai
(kualifikasi akademik). Berdasarkan kualifikasi akademik tingkat profesi yang dibedakan
menjadi beberapa kelompok:

A) Pra Profesional

Orang yang membantu membantu profesional. Pendidikan pra profesional lebih rendah
dari seorang profesional. Pendidikan pra profesional hanya sampai program diploma I-III.
Contoh, paramedis (perawat) yang membantu membantu tenaga medis (dokter) .

B) Profesional

13
Yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan minimal sarjana dan
mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi. Selain lulus pendidikan sarjana dalam
bidangnya juga harus mengikuti pendidikan profesi. Misalnya diklat calon hakim dan
pengawas. Dengan cara tersebut profesional dapat membawakan acara dengan baik. Selain
diklat yang bersifat khusus, sebagai profesi biasanya juga mengikuti pendidikan dan latihan
yang berkaitan dan menunjang tugas keprofesan.

Pendidikan dan pelatihan dimaksud berupa pengalaman dalam mengikuti kegiatan


pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kopetensi dalam
melaksanakan tugas sebagai profesi, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
nasional maupun internasional.

C) Spesialis profesional

Yaitu tingkat tertinggi dalam dunia profesional. Spesialis profesional adalah mereka
yang pendidikannya minimal pascasarjana (Magister, S2) atau studi pascasarjana . Selain
jenjang strata 2, dewasa ini beberapa profesi tertentu semisal dosen, mensyaratkan kualifikasi
akademik minimal dokter (S3), khususnya bagi dosen yang akan mengampu jenjang
pendidikan bagi program magister dan program doktor itu sendiri. Hal yang sama untuk profesi
dokter dewasa ini juga untuk memiliki kualifikasi akademik spesialis yaitu suatu jenjang yang
setingkat dengan doktor (S-3).

Dengan demikian semakin tinggi kualifikasi akademik seseorang (profesi), maka semakin pula
tingkat profesionalisasi profesi tersebut. Dengan kata lain, bahwa jenjang profesionalisasi
profesi berbanding lurus dengan tingkat kualifikasi akademik (Trianto, 2010).

Jenis Profesi

Jenis profesi dalam bidang pendidikan menjadi dua yaitu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk mendukung penyelenggaraan
pendidikan.

14
pada ayat (6) dijelaskan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktor, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

A) Tenaga Kependidikan

Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan,


walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:

1. Kepala Satuan Pendidikan, yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab
untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu
melaksanakan peran dan berperan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan
Pendidikan adalah:

A. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan manajer tingkat atas
pada sebuah organisasi pendidikan (khususnya SD, SMP, SMA atau SMK). Kepala sekolah
memiliki dua peran utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua
memberikan pimpinan dalam manajemen

B. Rektor

Rektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan tinggi.
Di dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional 2009 (UU SISDIKNAS), Rektor adalah
pimpinan perguruan tinggi yang berkewajiban meningkatkan ilmu pengetahuan di masing-
masing institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal
kepada hal layak luas.

2. Wakil/Kepala Urusan, umumnya pendidik yang memiliki tugas tambahan dalam


bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam

15
penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan
Kurikulum.

3. Tata Usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang simpan dalam bidang administrasi
instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya;

a) Administrasi surat menyurat dan pengarsipan.

b) Administrasi Kepegawaian

c) Administrasi Peserta Didik,

d) Administrasi Keuangan,

e) Administrasi Inventaris dan lain-lain.

4. Laboran, petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
Laboratorium.

5. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu orang


menemukan buku, majalah, dan informasi lain.

6. Pelatih ekstrakurikuler.

7. Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainnya.

B) Tenaga Pendidik

Pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai pendidik.
Pendidik memiliki sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:

16
1. Guru

Menurut UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengembangkan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

2. Dosen

Menurut UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Pada Bab I Pasal 1, Dosen adalah
pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Konselor

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan Konselor adalah pendidik


dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2005 mengemukakan
Konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah.

Konselor adalah seorang yang memiliki keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar
belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Memiliki
organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) .

4. Pamong Belajar

Menurut Permenpan dan RB (Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Reformasi


Birokrasi) No. 15 Tahun 2012, Pamong Belajar adalah pendidik dengan tugas utama
melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model
pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada unit pelaksana teknis (UPT) atau unit
pelaksana teknis daerah (UPTD) dan satuan PNFI. Pamong belajar merupakan jabatan karier
yang hanya dapat dinikmati oleh seseorang yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil. PNFI

17
sekarang berganti nama menjadi PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan
Informal).

5. Widyaiswara

Widyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang memiliki tugas, tanggung jawab, berwenang untuk mendidik,
mengajar, dan/atau melatih pegawai negeri sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan
(diklat) pemerintah.

6. Tutor

Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses
pembelajaran di kelompok belajar (Chairudin Samosir, 2006:15). Tutor merupakan
pembimbing dan pemotivasi peserta didik untuk mempelajari sendiri materi ajar yang tersaji
dalam modul pembelajarannya.

Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan
siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di
kelas. (Hamalik dalam Abi Masiku, 2013).

7. Instruktur

Instruktur adalah orang yang mengerjakan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan
dan bimbingannya; guru; pelatih; dan pengasuh (sumber : KBBI online).

8. Fasilitator

Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang memahami tujuan


bersama dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai tujuan. Tugas fasilitator
dalam sebuah proses pembelajaran pada hakikatnya mengantarkan peserta didik untuk
menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan atau yang disediakan melalui
atau oleh penemuannya sendiri.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang menuntut kompetensi khusus melalui proses
pendidikan yang lama pada pendidikan tinggi serta mendapat pengakuan darimasyarakatdan
imbalan yang dapat mencukupi kehidupannya secara wajar. Jenis pekerjaan seperti yang
digambarkan di atas salah satunya adalah jabatan guru. Guru merupakan jabatan profesi yang
memiliki syarat khusus secara formal.

Tingkat profesi seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal yang telah
dicapai (kualifikasi akademik). Adapun tingkatan profesi menurut Riyanto yaitu:

1). Pra Profesional

2) Profesional

3). Profesional Spesialis

Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menjunjung penyelenggaraan pendidikan sedangkan pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
instruktur fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan Pendidikan
3.2 Saran
Sebelum kita memiliki atau menjalankan suatu profesi khususnya profesi keguruan, kita
harus memahami dan mendalami terlebih dahulu apa itu profesi, karakteristik dan syarat suatu
profesi. Dengan kita memahami hal-hal tersebut kita dapat menjalankan tugas atau pekerjaan
profesi kita dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Selain dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang dicapai, memahami
profesi juga dapat mendorong kita untuk menjadi seorang profesi yang profesional baik dalam
bidang pendidikan, kesehatan, polotik, sosial dan lain sebagainya sesuai dengan profesi yang
dijalankannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Imron. 2018. Etika Profesi Keguruan. Jember: IAIN Jember Press

Seotjipto. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

Soejipto dan Raflis Kosasi. 2018. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Pengantar penlitian bagi Pengmbangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependiddikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

http://galerimakalah31.blogspot.com/2016/11/tingkat-dan-jenis-profesi.html?m=1

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai