Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR PROFESI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : CAHAYA A. NAPITUPULU, M. Psi., Psikolog

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 3

1. ANJELI (213020213020)
2. RAHEL AGUSTINA (213020213013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sebagai penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan Anugerah dan Kasih Karunia-Nya kepada kami sebagai
penulis selama menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP
DASAR PROFESI PENDIDIKAN”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan penjelasan
tentang bagaimana Profesi Pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis dengan
senang hati menyampaikan terimakasih kepada:

1. MURROD CAHAYA A. NAPITUPULU, M. Psi., selaku Dosen yang telah


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

2. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 5 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
i

DAFTAR ISI
.............................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


..................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
..................................................................................................................................
2
1.3 Tujuan
..................................................................................................................................
2
1.4 Manfaat
..................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi


.............................................................................................................................................
3

2.2 Ciri-ciri Profesi


.............................................................................................................................................
6

3
2.3 Profesi Kependidikan
.............................................................................................................................................
9

2.4 Profesi Keguruan


.............................................................................................................................................
9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
.............................................................................................................................................
11

3.2 Saran
.............................................................................................................................................
11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Apa itu profesi kependidikan? Selama ini banyak masyarakat mengira bahwa
profesi adalah pekerjaan, anggapan itu tak sepenuhnya salah ataupun benar. Pada
kenyataan, profesi tak hanya menyangkut pada aktifitas sehari-hari saja tetapi
aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat kaitannya dengan keahlian dan pendidikan
4
yang sudah ditempuh sebagai syarat bekerja. Akan tetapi, keahlian yang diperoleh
dari jenjang pendidikan kejuruan belum menjadi patokan pasti sebagai syarat
memperoleh sebutan profesi yang layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat
diperlukan sebagai dasar pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus
terjalin dalam bentuk kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi
merupakan kelompok kerja yang melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi
dan keterampilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Semua yang ada harus
dimanfaatkan secara tepat dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin etika yang
erat berkaitan dengan kelompok anggota se-profesi. Jika profesi secara umum terarah
pada adanya pendidikan keahlian, bagaimanakah dengan profesi kependidikan?
Apakah profesi ini juga perlu Pendidikan keahlian? Dalam makalah ini Anda akan
diajak untuk memahami tentang: Pengertian profesi, Ciri-ciri profesi, Pengertian
profesi kependidikan, Pengertian profesi keguruan, dan pentingnya profesonalisme
guru dalam Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesi kependidikann?

2. Apa pengertian profesi keguruan?

3. Apa ciri-ciri profesi pendidikan?

1.3 Tujuan

5
1. Mahasiswa dapat menganalisis pengertian profesi kependidikan

2. Mahasiswa dapat Menganalisis pengertian profesi keguruan

3. Mahasiswa dapat Mengidentifikasi ciri-ciri profesi

4. Mahasiswa dapat

1.4 Manfaat

1. Sebagai sarana belajar bagi mahasiswa dalam memahami pengerauh profesi


kependidikan.

BAB II PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Profesi

Istilah profesi mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari.


Terkadang masyarakat di lapangan sering menyebut pekerjaan sebagai profesi. Ada
banyak pengertian dari kata profesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
6
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Hal ini memperlihatkan
bahwa meskipun profesi itu merupakan sebuah pekerjaan, namun tidak semua
pekerjaan merupakan perofesi. Sama halnya dengan KBBI, Djam Satori (2003: 1-2)
menyatakan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (expertise) 2 dari para anggotanya. Dua definisi ini memiliki kata kunci
yang sama yaitu adanya keahlian. Maka dari definisi tersebut muncul pertanyaan apa
yang dimaksud dengan Pendidikan keahlian? Apa saja contoh Pendidikan keahlian?
Benarkah tidak semua pekerjaan butuh Pendidikan keahlian? Merujuk kembali
kepada KBBI, keahlian memiliki pengertian kemahiran dalam suatu ilmu
(kepandaian, pekerjaan). Sedangkan Pendidikan menurut UU sisdinas 2013 diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bngsa dan
negara. Maka jika kita satukan pendidikan keahlian adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
menjadi mahir dalam suatu ilmu tertentu. Maka yang menjadi kunci perbedaan dari
pekerjaan di luar profesi adalah bahwa dalam sebuah profesi perlu ada pendidikan
keahlian yang dilakukan secara sadar serta direncanakan, baik oleh pemerintah
maupun swasta.

2.3 Ciri-ciri Profesi

Profesi dan pekerjaan merupakan dua istilah kata dengan makna berbeda.
Sebuah fakta yang mengejutkan karena sebagian besar orang sering salah kaprah
dalam mengucap atau memakai kedua istilah tersebut. Apa sih yang menjadi
perbedaan profesi dan pekerjaan bila dilihat dari segi-segi tertentu? Selama ini
banyak orang mengira bahwa profesi adalah pekerjaan, anggapan itu tak

7
sepenuhnya salah ataupun benar. Pada kenyataan, profesi tak hanya menyangkut
pada aktifitas sehari-hari saja tetapi aspeknya lebih luas. Istilah ini sangat erat
kaitannya dengan keahlian dan pendidikan yang sudah ditempuh sebagai syarat
bekerja. Akan tetapi, keahlian yang diperoleh dari jenjang pendidikan kejuruan
belum menjadi patokan pasti sebagai syarat memperoleh sebutan profesi yang
layak. Penguasaan teori secara sistematis sangat diperlukan sebagai dasar
pelaksanaan. Pada intinya, hubungan antara teori harus terjalin dalam bentuk
kegiatan praktek. Bisa ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan kelompok
kerja yang melaksanakan aktifitas berdasarkan keahlian tinggi dan keterampilan
demi memenuhi kebutuhan hidup. Semua yang ada harus dimanfaatkan secara
tepat dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin etika yang erat berkaitan
dengan kelompok anggota se-profesi. Menurut pengertian di atas maka perbedaan
profesi dan pekerjaan terletak pada segi penguasaan dan disiplin etika dalam
menerapkan keahlian, keterampilan serta pendidikan yang sudah ditempuh.
Profesi jauh lebih kompleks dan luas dari segi pengertian, adapun contohnya
seperti dokter, insinyur, programmer, hakim, pengacara ataupun penasihat
keuangan. Setiap kegiatan kerja yang tidak atau menghasilkan imbalan merupakan
pengertian dasar dari pekerjaan. Tak seperti profesi, ruang lingkup pekerjaan lebih
sempit bahkan tak terlalu mementingkan syarat-syarat tertentu seperti penguasaan
pengetahuan dan disiplin etika dalam menerapkan keahlian serta keterampilan.
Mencari perbedaan profesi dan pekerjaan tidak begitu sulit. Berdasarkan
pengamatan lebih mendalam diketahui bahwa memperoleh sebuah pekerjaan tidak
perlu latar belakang pendidikan yang lebih kompleks (teori dan praktek) dan tidak
perlu pengalaman serta pengetahuan memadai. Contoh pekerjaan adalah kuli
panggul, staf operator komputer, staf operator mesin fotokopi, buruh, tukang
kebun, buruh cuci dan sebagainya. Itulah perbedaan profesi dan pekerjaan
menurut pengertian serta ruang lingkup masing-masing. Seseorang yang
menggeluti profesi secara serius dengan penguasaan pengetahuan dan disiplin
etika yang tinggi pantas disebut profesional. Meski pekerjaan tak terlalu
memandang latar belakang pendidikan, pengalaman serta pengetahuan, namun
orang yang membekali diri dengan ketiga elemen tersebut punya nilai lebih.

8
Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai
dengan pengertian profesi di bawah ini: 1. Melayani masyarakat, merupakan
karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat ( tidak berganti-ganti pekerjaan).
2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak
ramai (tidak setiap orang dapat melakukan). 3. Menggunakan hasil penelitian dan
aplikasi dari teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian). 4.
Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang. 5. Terkendali
berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlkan izin tertentu atau ada persyaratan khusus
yang ditentukan untuk dapat mendudukinya) 6. Otonomi dalam membuat putusan
tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang lain). 7. Menerima
tanggung jawab terhadap putusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab
terhadap apa yang diputuskan , tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lain
lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku, 8. Mempunyai
komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang
akan diberikan. 4 9. Menggunakan administrator untukmemudahkan profesinya
relatif bebas dari supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga
administrasi untuk mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap
pekerjaan dokter sendiri). 10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota
profesi sendiri. 11. Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok “elit” untuk
mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter
dievaluasi dan dihargai oleh organisasi oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), bukan oleh Departemen Kesehatan). 12. Mempunyai kode etik untuk
menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan
dengan layanan yang diberikan. 13. Mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi
dari publik dan kepercayaan diri sendiri dari anggotanya (anggota masyarakat
selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien yang dilayaninya) 14.
Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan
jabatan lain). Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi jika pekerjaan
tersebut dalam proses pelaksanaannya memenuhi ciri-ciri tertentu. Menurut

9
Rachman Nata Widjaja dalam Djaman Sutari (2003:1.4) pekerjaan bisa disebut
profesi hanya jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Ada standar kerja yang
baku dan jelas. b) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya
dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta bertanggung jawab
tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu. c) Ada
organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya. d) Ada etika atau kode etik
yang mengatur prilaku etik para pelakunya dalam memperlakukan kliennya. e)
Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku. f) Ada
pengakuan dari masyarakat (profesional, penguasa dan aman) terhadap pekerjaan
itu sebagai profesi. Merujuk kepada ciri-ciri di atas maka jenis pekerjaan yang
bisa dikatakan sebagai profesi yaitu: guru, dosen, dokter, pengacara, akuntan,
polisi, tantara, pramugari pilot, dsb.
2.4 Profesi Kependidikan
Kata kependidikan dalam KBBI bergabung dengan kata tenaga, menjadi tenaga
kependidikan. Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat yang
mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti, pengelola, atau
administrator pendidikan. Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas no 20 tahun 2003
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
ada banyak profesi yang terlibat dalam pendidikan. Salah satu profesi itu adalah
pendidik. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dari pengertian profesi dan tenaga kependidikan
maka dapat disimpulkan bahwa profesi kependidikan adalah pekerjan bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian dalam penyelenggaraan pendidikan.
adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan yaitu: guru, dosen, Kepala
Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang berperan dalam proses
penyelenggaraan Pendidikan.

10
2.5 Profesi Keguruan
Berkaitan dengan profesi kependidikan serta kita sebagai calon guru,, maka
pembahasan mengerucut pada salah satu profesi yang ada dalam profesi kependidikan
yaitu profesi keguruan. Apa yang dimaksud dengan profesi keguruan? Istilah profesi
telah dibahas sebelumnya yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan keguruan dalam KBBI
diartikan sebagai perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode
pengajaran. Sehingga menurut KBBI profesi keguruan yaitu bidang pekerjaan yang
dilandasi Pendidikan keahlian tentang pengajaran, pendidikan dan metode
pengajaran. Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan
penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam. Ciri-ciri profesi adalah sebagai
berikut: 1. Standar untuk kerja 2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan
pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab. 3.
Organisasi profesi 4. Etika dan kode etik profesi 5. Sistem imbalan 6. Pengakuan
masyarakat. Robert W.Rickey dalam Djaman Satori dkk(2003:119) mengemukakan
ciri-ciri profesi keguruan adalah: 1. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-
mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan
untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi
anggota organisasi guru. 3. Bahwa para guru dituntut untuk memilikipemahaman
serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan ajar, metode, anak didik dan landasan
kependidikan. 4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki peblikasi
profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan slalu
mengikuti perkembangan yang terjadi. 5. Bahwa para guru, selalu diusahakan untuk
selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara
luas dalam berbagai kegiatan “in srvice”. 6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya
sebagai suatu karier hidup (a life career) 7. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika
yang berfungsi secara nasional maupun lokal. Ciri-ciri profesi kependidikan juga
diuangkapkan oleh National Association of Education (NEA) atau Asosiasi
Pendidikan Nasional. NEA adalah serikat pekerja dan kelompok kepentingan
profesional terbesar di Amerika Serikat. Serikat ini mewakili guru sekolah umum dan

11
personel pendukung lainnya, staf pengajar dan staf di perguruan tinggi dan
universitas, pensiunan pendidik, dan mahasiswa yang bersiap untuk menjadi guru.
Menurut NEA, profesi kependidikan memiliki ciri sebagai berikut: 1. Jabatan yang
melibatkan intelektual Anak yang baru masuk SD, belum bisa baca tulis, belum bisa
dapat hitung menghitung dan sebagainya. Setelah diproses melalui pembelajaran,
anak tersebut menjadi terampil baca tulis, terampil hitung menghitung. Perubahan ini
dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran itu didominasi oleh kegiatan
intelektual. 2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus Kita
mengenal guru TK, guru SD, guru SLB A, guru SLB B dan sebagainya. Guru-guru
itu dalam pendidikannya menggeluti ilmu-ilmu khusus. Guru SLB A misalnya,
menggeluti bidang khusus ketunanetraan. Guru SLB B menggeluti bidang khusus
ketunarunguan. Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa jabatan guru memiliki
ilmu-ilmu khusus. 3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
Jabatan guru adalah jabatan yang sedang dan terus berkembang. Dulu untuk menjadi
guru SD dipersyaratkan minimal berijazah SPG/SGO, 7 kemudian berkembang
menjadi DII PGSD dan sekarang minimal berijazah SI PGSD. Tidaklah mustahil
disuatu saat kelak, untuk menjadi guru SD dipersyaratkan minimal berpendidikan
formal S3. Meskipun dalam kenyataan di masyarakat, ada guru yang pendidikan
keguruannya hanya beerapa bulan, bahkan ada guru yang diangkat dengan latar
belakang pendidikan formal non guru. 4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam
jabatan” yang berkesinambungan. Ada program S1 PGSD sistem ODL (Open And
Distance Learning), yang sebelumya pendidikan adalah dari DII PGSD dan sudah
berkedudukan sebagai guru. Di sekolah tentunya ada yang mengikuti kegiatan KKG,
PKG KKPS atau kegiatan ilmiah lainnya. 5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup
dan keanggotaan yan permanen. Jabatan guru dikatakan memenuhi ciri itu jika guru
dapat layak dari jabatannya itu, tanp-a harus melakukan pekerjaan lain guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan guru yang rendah, diduga menjadi salah
satu penyebab meengapa LPTK mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku
(calon mahasiswa) yang berkualitas. 6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri
Ciri in belum dapat dipenuhi secara baik oleh jabatan guru di Indonesia, karena
standar jabatan guru masih banyak ditentukan oleh pemerintah, bukan oleh para

12
anggota profesi sendiri. 7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas
keuntungan pribadi. Jabatan guru sudah terkenal luas sebagai jabatn yang anggotanya
terdorong oleh keinginan untuk membantu orang lain dan bukan disebabkan oleh
keuntungan ekonomi semata. Banyak guru yang memberikan les tanpa memungut
biaya dari murid-muridnya. 8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional.
Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Jabatan
guru di Indonesia sudah memiliki wadah, yaitu PGRI. Setiap guru otomatis menjadi
anggotanya. Jabatan guru belum dapat memenuhi secara maksimal ciri-ciri itu,
namun perkembangan di tanah air menunjukkan arah untuk ciri-ciri tersebut. Usaha
untuk ini sangat tergantung kepada niat, perilaku dan komitmen dari guru sendiri dan
organisasi yang berhubungan dengan itu, selain juga oleh kebijakan pemerintah.

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Profesi diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian


(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesi kependidikan adalah
pekerjan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian dalam

13
penyelenggaraan pendidikan. adapun yang termasuk ke dalam profesi kependidikan
yaitu: guru, dosen, Kepala Sekolah, Stap TU, Pustakawan, dan istilah lain yang
berperan dalam proses penyelenggaraan Pendidikan. Menurut KBBI Profesi keguruan
yaitu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tentang pengajaran,
pendidikan dan metode pengajaran. Menurut NEA, profesi kependidikan memiliki
ciri sebagai berikut: 1. Jabatan yang melibatkan intelektual 2. Jabatan yang
menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Jabatan yang memerlukan
persiapan profesional yang lama. 4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam
jabatan” yang berkesinambungan. 5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan
keanggotaan yan permanen. 6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri 7.
Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. 8. Jabatan
yang mempunyai organisasi profesional.

4.2 Saran

Saran terkhususnya bagi mahasiswa anak rantau yang tinggal di kost


diharapkan harus pandai dalam memilih tempat tinggal yang membawa pengaruh
baik bagi perkembangannya sendiri. Karena tempat tinggal berpengaruh besar bagi
perkembangan belajar mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Razi, M. F. (2022). Konsep Dasar Profesi Pendidikan.


Noraidarayanti, N. (2022). Konsep Dasar Profesi Kependidikan. PUBLIKASI
PEMBELAJARAN, 2(1), 55-57.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in
Social Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism.
The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian

14
Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal
of History Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA
DARING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-
19. Jurnal Education and Development, 9(4), 173-177.

15

Anda mungkin juga menyukai