Disusun oleh :
Firdausiyah
NPM 1910631020099
Kelas 5C
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah dengan judul
“Konsep dasar profesi dan kode etik profesi” ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Etika Bisnis. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Wasalamualaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalani kehidupan sebagai pengemban profesi. Hanya pengemban profesi yang
bersangkutan yang dapat atau yang paling mengetahui tentang apakah perilakunya
dalam mengemban profesi memenuhi tuntutan etika profesinya atau tidak. Karena
tidak memiliki kompetensi teknikal, maka awam tidak dapat menilai hal itu. Ini
berarti, kepatuhan terhadap etika profesi akan sangat tergantung pada akhlak dan
moral pengemban profesi yang bersangkutan. Disamping itu pengemban profesi
sering dihadapkan pada situasi yang menimbulkan masalah pelik untuk menentukan
perilaku apa yang memenuhi tuntutan etika profesi. Sedangkan perilaku dalam
pengembanan profesi dapat membawa akibat negatif yang jauh terhadap klien,
dimana kenyataan tersebut dapat menunjukkan bahwa kalangan pengemban
profesi itu sendiri membutuhkan adanya pedoman obyektif yang lebih konkret bagi
perilaku profesionalnya.
Karena itu, dari dalam lingkungan para pengemban profesi itu sendiri
dimunculkan seperangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi
dalam mengemban profesi tersebut. Perangkat kaidah itulah yang disebut sebagai
kode etik profesi (biasa disingkat: kode etik), yang dapat tertulis maupun yang tidak
13
tertulis. Pada masa sekarang, kode etik itu pada umumnya berbentuk tertulis yang
ditetapkan secara formal oleh tiap-tiap organisasi profesi yang bersangkutan.
1.4 Tujuan
12
BAB II
PEMBAHASAN
13
ketrampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis
yang intensif.
a. Profesi, profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para anggotanya. Maksudnya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan
orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan
pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,
yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun
setelah menjalani suatu profesi (in service training) maupun setelah
menjalani suatu profesi. Selain pengertian ini, ada beberapa ciri profesi
khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan. Dengan demikian,
kata profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi
secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih
atau disiapkan untuk itu.
b. Profesional, kata profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya ” Dia seorang profesional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya.
Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan denngan ” non-profesional”
atau ”amatir”.Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus,
yaitu menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam; menekankan pada suatu keahlian dalam
bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; menuntut adanya tingkat
pendidikan yang memadai; adanya kepekaan terhadap dampak
kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; dan memungkinkan
perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Moh. Ali, 1985).
c. Profesionalisme, kata profesionalisme menunjuk kepada komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan
terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalisme juga menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang
profesionalismenya tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu profesionalisme
juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan pada standar yang tinggi dan kode etik profesinya.
12
d. Profesionalitas, Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap
para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
e. Profesionalisasi, kata profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan
kualifikasi maupun kemampuan para anggoya profesi dalam mencapai
kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.
Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses
pengembangan profesional baik dilakukan melalui pendidikan ”pra-jabatan”
maupun ”dalam jabatan”. Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan
proses yang panjang.
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin
suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat
berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik ; yaitu norma atau azas yang
13
diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di
masyarakat maupun di tempat kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya
tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah
laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu.
2.4 Prinsip-prinsip
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
12
2.6 Tujuan kode etik profesi
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai
bidang.
a. Sanksi moral
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika
ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis
dari self regulation yang terwujud dalam kode etik.
KASUS
13
kemampuannya dalam membawa nasabah kaya untuk menggunakan jasa Citibank,
hal tersebut membuatnya diberi keleluasaan oleh pihak Citibank dalam mencari
nasabahnya sendiri. Pada 25 Maret 2011, Mabes Polri mengungkap kasus
penggelapan dana nasabah di Citibank atas laporan para nasabah. Delapan penyidik
dari Direktorat Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri
menangkap Malinda di apartemennya kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Polisimenyita
sejumlah barang bukti, antara lain dokumen-dokumen transaksi, uang tunai dan 1
unit mobil merek Ferari. Tersangka Malinda Dee diserahkan dari penyidik Polri
kepada Kejari Jakarta Selatan pada pukul 09.45 WIB. Malinda diduga sudah
melakukan aksinya sejak tahun 2009 lalu. Dari tiga perusahaanyang menjadi
nasabah Citibank, Malinda dapat mencuri uang dari para nasabah tersebut hingga
Rp17 miliar.
Perlakuan ini tidak hanya diberikan Malinda dalam waktu singkat, tetapi
hingga puluhan tahun sampai para nasabah sangat percaya terhadap Malinda
karena perlakuan istimewanya tersebut.Dari hal tersebut Malinda mencermati pola
transaksi nasabah yang bersangkutan, kemudian mengajukan blanko kosong untuk
ditandatangani agar memudahkan transaksi. Blanko inilah yang digunakanan untuk
menarik dana dengan mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari
oleh pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya, Dwi
Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank.
12
Malinda memerintahkan bawahannya mentransfer uang ke beberapa perusahaan
miliknya.
Rohly Pateni, merupakan salah satu nasabah Citibank yang menjadi korban
dari Malinda. Menurut Rohly Pateni, dia sangat percaya kepada Malinda karena
sudah 18 tahun menjadi nasabah dari Citibank dan ditangani Malinda. Rohly Pateni
jarang mengecek rekening banknya karena sibuk bekerja, yang membuat Malinda
memanfaatkan hal tersebut.Untuk menghilangkan bukti kejahatannya, Dia
membuat perusahaan pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama
orang lain. Malinda mengalirkan dana nasabah yang berhasil dicuri ke
empat perusahaan miliknya yaitu, PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell
Amitee, PT Qadeera Agilo Resources, dan PT Axcomm Infoteco Centro. Keempat
perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang didirikannya bersama dengan
Reniwati, Roy Sanggilawang, dan Gesang Timora.
Kode etik profesi bankir menyadari bahwa pentingnya etika untuk setiap
profesi, khususnya dalam bidang perbankan,maka telah dikeluarkan kode etik
13
bankir sebagai penuntun profesi yang berisi nilai-nilai dan norma-norma untuk
mengatur pelayanan bankir secara baik dan pantas. Kode etik bankir terdiri dari 9
pilaryang berisi :
Sedangkan berdasarkan kode etik sebagai bankir seperti yang telah dijelaskan
diatas, apabila pegawai bank terbukti melakukan pelanggaran terhadap
salah satu dari konten kode etik tersebut,maka mereka akan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Esensi atau isi dari kodeetik tersebut yaitu
untuk memberikan panduan bagi karyawan perbankan untuk dapat bersikap sesuai
dengan prinsip moral atau nilai-nilai mengenai sesuatu yang baik dan yang tidak
baik. Dengan mamatuhi program tersebut, para bankir diharapkan dapat menyadari
pentingnya prinsip dasar yangdapat membantu mereka dalam membuat keputusan
yang dapat berpengaruh bagi bank dimanamereka bekerja.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan
tentang pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan
profesinya sebagai dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah
dikatakan profesinya sebagai Guru. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa
profesinya sebagai tukang batu,tukang parkir,pengamen,penyanyi,pedagang dan
sebagainya. Jadi istilah profesi dalam konteks ini, sama artinya dengan pekerjaan
atau tugas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari.
Konsep dasar profesionalisme adalah kunci dalam suatu profesi, karena hal
inilah yangmendasari seseorang untuk bisa menjadi profesional dalam menjalankan
profesi yangdimiliki. Dewasa ini memiliki profesi haruslah mampu
menjadi profesional. Karena tuntutan perkembangan dan hal ini sejalan dengan
dinamisasi sistem pendidikan.
3.2 Saran
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada pembaca,
agar dapat memanfaatkan makalah ini sebagai sumber ilmu dan referensi untuk
membuat tulisan terkait, yang lebih baik lagi. Selain itu, agar dapat memahami
mengenai konsep dan dasar profesi yang meliputi pengertian profesi, istilah-istilah
yang berkenaan dengan profesi, tenaga pendidik sebagai profesi, dan pengakuan
terhadap profesi.
Jawaban : Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan
berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat
berubah maupun diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tujuan kode etik sendiri yaitu agar profesional dalam memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Kode etik profesi dapat diubah seiring dengan perkembangan zaman yang
mengatur diri profesi yang bersangkutan dan perwujudan nilai moral yang hakiki
dan tidak dipaksakan dari luar. Jadi kode etik diadakan sebagai sarana kontrol sosial
dan untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi serta melindungi masyarakat
dari segala bentuk penyimpangan atau penyalahgunaan keahlian.
13
Kode etik berperan sangat penting pada suatu profesi. Agar profesi dapat
berjalan dengan benar maka perlu diikat dengan suatu norma tertulis yang disebut
dengan kode etik profesi.
II. Menurut pendapat anda apa saja yang termasuk dalam dimensi kode etik
profesi?
Jawaban : Menurut pendapat penulis yang termasuk dalam dimensi kode etik
profesi adalah Pengertian kode etik profesi, prinsip-prinsip profesi, syarat-syarat
suatu profesi, peranan etika dalam suatu profesi, tujuan dibuatnya kode etik
profesi, fungsi dari kode etik profesi, dan pelanggaran kode etik profesi
III. Contoh sanksi moral yang di terima perusahaan jika melanggar kode etik?
Jawaban : Pada contoh studi kasus di atas, organisasi profesi yang dirugikan
adalah Citibank. Citibank sebagai tempat Malinda bekerja, akan dilanda krisis
reputasi dan krisis kepercayaan dari masyarakat. Dengan adanya kasus yang
melibatkan beberapa karyawannya,reputasi perusahaan pasti akan menurun.
Masyarakat akan menjadi ragu untuk menyimpan uangnya di Citibank, dan apakah
uangnya akan benar-benar aman, karena Bank ini tidak dapatmengontrol dan
mengawasi perilaku karyawannya dengan baik. Jika tidak mampu mengembalikan
kepercayaan masyarakat dan menjamin keamanan dana nasabahnya, Citibank bisa
dilanda krisis keuangan.
IV. Sanksi apa yang diberikan ketika seseorang melanggar kode etik profesi?
Tolong jelaskan
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self
regulation yang terwujud dalam kode etik.
12
jadi sorotan, dikritis dan dihukum. Berdasarkan dimensi etika bisnis, perusahaan
sabagai agen moral harus menerapkan perilaku etis dalam melaksanakan bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Isnanto, R. R. (2009). Buku ajar etika profesi.
13