ETIKA BISNIS
DOSEN PEMBIMBING:
Wiwik Pradiana S.E.,MM.
OLEH:
1. Devi Kurnia Putri 190302017
2. Alviona Riska Amelia 190302021
3. Putri Nur Halizah 190302036
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Wiwik
Pradiana S.E.,MM. Pada Mata Kuliah Etika Bisnis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwik Pradiana S.E.,MM. Selaku Dosen Mata
Kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah prinsip dan kode etik dalam bisnis memiliki banyak makna berbeda. Ada yang
menyebutkan bahwa prinsip etika bisnis dalam menjalankan usaha adalah sebuah
keharusan dan mencakup seluruh aspek yang ada di suatu perusahaan. Pada praktiknya
dalam perusahaan, prinsip etika bisnis tersebut akan membentuk nilai, norma, dan
perilaku para pekerja, mulai dari bawahan hingga atasan.
Di dalam teori ekonomi, praktik bisnis harus memiliki etika. Lalu, prinsip etika
seperti apa yang berlaku dalam kegiatan bisnis? Berikut ini adalah beberapa prinsip
etika bisnis yang dimaksud prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip
Keadilan,Prinsip Saling Menguntungkan, Prinsip Loyalitas, dan Prinsip Integritas
Moral.
Kode etik profesi dalam bisnis merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati
oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik pada umumnya termasuk dalam
norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam
kategori norma hukum yang didasari kesusilaan.
Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik agar profesionalisme
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau nasabahnya.
1 Pengertian profesi.
2 Bisnis sebagai profesi.
3 Prinsip-prinsip etika bisnis.
4 Kode etik di tempat kerja.
1
BAB II
ISI
Diketahui bahwa defenisi yang diberikan mulai dari yang sangat luas sampai
kedefinisi yang khusus dan terbatas.
a. Defenisi yang sangat luas, profesi disamakan dengan “pekerjaan” diberikan oleh
Hidayat Nur Wahid
b. Defenisi lebih sempit, profesi adalah “pekerjaan yang ditandai oleh pendidikan dan
keterampilan khusus” diwakili oleh pemikiran Kanter dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
2
c. Defenisi yang lenih khusus, profesi ditandai oleh tiga unsur penting –pekerjaan,
pendidikan atau keterampilan khusus, dan adanya komitmen moral/nilai-nilai etis
diberikan oleh Widjojo Nitisastro, Sonny Keraf dan Brooks.
Bila mengacu kepada pengertian profesi dalam arti luas dimana profesi diartikan
sebagai “pekerjaan penunjang nafkah hidup” maka sudah sangat jelas bahwa semua
aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Diketahui bahwa bisnis dapat diartikan
sebagai suatu lembaga atau wadah dimana didalamnya berkumpul banyak orang dari
latar belakang pendidikan dan keahlihan untuk bekerjasama dalam menjalankan aktivitas
produktif dalam rangka memberikan manfaat ekonomi bagi semua pelaku bisnis yang
berkepentingan (stakeholders).
Diperlukan minimal 3 kaidah agar suatu pekerjaan dapat disebut sebagai profesi,
yaitu: pengetahuan/ilmu, keterampilan, dan komitmen moral (etika). Meskipun banyak
yang mendukung pandangan bisnis amoral, namun diyakini bahwa pandangan bisnis
amoral akan makin ditinggalkan karena para pelaku bisnis saat ini dan dimasa mendatng
makin banyak yang menyadari bahwa dalam berbisnis pun diperlukan komitmen moral
yang tinggi. Fakta –fakta yang makin banyak terungkap, membuktikan bahwa suatu
lembaga bisnis yang mengabaikan moralitas, serakah, merugikan masyarakat luas, dan
merusak lingkungan alam banyak yang gulung tikar atau mendapat penolakan dan
perlawanan keras dari masyarakat.
Yang membedakan pekerjaaan biasa dengan profesi adalah pada “dampak” dari
pekerjaan biasa dan profesi tersebut pada masyarakat. Pekerjaan biasa mempunyai
dampak terbatas pada masyarakat, sedangkan profesi berdampak luas pada masyarakat.
Pekerjaan biasa tidak dituntut untuk memiliki ilmu dan keterampilan yang tinggi serta
tidak memerlukan komitmen moral, sedangkan profesi dituntut untuk mempunyai
kualifikasi ilmu dan keterampilan yang tinggi serta komitmen moral yang sangat ketat.
3
Bisnis adalah suatu profesi dan para pelaku bisnis dituntut untuk bekerja secara
profesional. Bisnis dapat dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan defenisi
dan ciri-ciri suatu profesi, yaitu:
a. Profesi adalah pekerjaan dan didalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan
b. Sebagian besar jenis pekerjaan didalam perusahaan-terutama yang dilaksanakan oleh
jajaran manajemen-menuntut pengetahuan dan keterampilan tinggi, baik melalui
pendidikan formal maupun berbagai
c. Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat
d. Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis karena
pengalaman membuktikan bahwa perilaku para pelaku bisnis menentukan kinerja
perusahaan yang akan berpengaruh besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat dan
negara baik secara positif maupun secara negatif.
1. K. Bertens
Menurut K. Bertens etika bisnis sebagai cabang ilmu filsafat. Di sini kamu akan
mempelajari perilaku manusia, bisnis tentang jual beli, tukar menukar dan pasar
memasarkan, yang diharapkan dapat keuntungan. Secara sederhana, etika bisnis
adalah refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.
2. Budi Saronto
Berbeda dengan pendapat Budi Saronto, yang mendefinisikan etika bisnis diambil
dari kata etika yang merupakan tindakan baik atau buruk, dimana kedua tindakan
tersebut sebagai prinsip tentang moralitas. Etika bisnis sebagai alat bagi pebisnis
untuk menjalankan usaha mereka dilandasi rasa tanggung jawab dan moral.
3. Faisal Badroen
Etika bisnis diambil dari kata etika yang merupakan kesadaran moral yang
memiliki perasaan atau keyakinan akan “benar” dan “tidak” pada sesuatu, dan apa
yang diyakini tersebut harus dipertanggungjawabkan.
4. Menurut Agama
Dari perspektif religius, etika bisnis islam tidak sekedar fokus pada aspek etika
secara parsial saja, tetapi juga dalam pandangan Al-Quran. Dimana perilaku bisnis
yang tidak benar, dapat ditelusuri muara ketidakbaikan atau kebatilannya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika bisnis sebagai
prinsip dan aturan bagi pelaku bisnis agar tetap bertransaksi, berelasi, dan berkomitmen
dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Etika bisnis adalah aturan yang mengatur tentang benar dan salah dalam menjalankan
bisnis. Cakupan dari etika bisnis itu sendiri mencakup banyak aspek dan kegiatan, mulai
dari individu pekerjanya, perusahaan hingga masyarakat selaku konsumen.
4
Memang ketika berbicara etika ditunut pada perilaku dalam menjalankan bisnis.
Sementara dalam menjalankan sebuah bisnis ada banyak cara, mulai dari bisnis online,
syariah dan masih banyak lagi. Adapun fungsi dan tujuan menjalankan etika bisnis, yang
akan disimak di sub bab di bawah.
John Naisbitt dalam bukunya, Global Paradox (1995), telah meramalkan bahwa pada
abad ke-21 akan ada aturan-aturan baru yang menyangkut perilaku (etis) universal dalam
praktik bisnis. Ia bahkan dengan yakin mengatakan bahwa kinerja ekonomi (berupa
keuntungan) dan kinerja etis bukanlah dua kutub yang bertentangan dari suatu kontinum,
melaikan kinerja etis justru akan menjadi factor strategis dalam menentukan kinerja
ekonomis. Prinsip dalam hal ini dapat diartikan sebagai asas atau dasar untuk berpikir
dan bertindak. Di bawah ini dikutip beberapa contoh prinsip-prinsip etika dari beberapa
sumber.
1) Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table (dalam Alois A. Nugroho,
2011) adalah:
a. Tanggung Jawab Bisnis: dari Shareholders ke Stakeholders.
b. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis: Menuju Inovasi, Keadilan dan
Komunitas Dunia.
c. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling Percaya.
d. Sikap Menghormati Aturan.
e. Dukungan bagi Perdagangan Multilateral.
f. Sikap Hormat bagi Lingkungan Alam.
g. Menghindari Operasi-operasi yang Tidak Etis.
Prinsip kelima merupakan prinsip yang memperkuat prinsip kedua agar semua
pihak mendukung perdagangan global dalam mewujudkan satu kesatuan ekonomi
dunia.
5
Prinsip keenam meminta kesadaran semua pelaku bisnis akan pentingnya
bersama-sama menjaga lingkungan bumi dan alam dari berbagai tindakan yang
dapat memboroskan sumber daya alam atau mencemarkan dan merusak lingkungan
hidup.
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan.
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam
segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh
kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
4) Weiss (2006)
Mengemukakan empat prinsip etika, yaitu: martabat/hak (rights), kewajiban
(duty), kewajaran (fairness), dan keadilan (justice). Weiss juga tidak memberikan
uraian lebih lanjut tentang prinsip-prinsip etika bisnis yang diungkapkannya.
Apa yang akan terjadi jika menjalankan bisnis asal jalan, dan tidak peduli dengan
etikanya? Tentu saja akan banyak masalah dan potensi gagal lebih besar. Upaya
meminimalisir akan hal-hal tersebut, berikut beberapa latar belakang adanya etika bisnis,
diantaranya sebagai berikut.
1. Membangun Relasi
Latar belakang etika bisnis adalah membangun relasi. Semakin banyak dan luas
relasi, maka semakin besar pula prospek atau peluang yang akan kamu peroleh.
Misalnya, kamu menjalankan ekspor tanaman suweg. Suatu ketika, kamu
mendapatkan permintaan lebih banyak dari biasanya, otomatis kamu mencari petani
suwek.
Buat yang memiliki relasi petani suwek, akan memudahkan kamu untuk mengajak
mereka untuk menyediakan stok suwek. Jika tidak punya relasi, pastinya akan
kesulitan mencari tambahan suwek. Semakin luas relasi yang kamu bangun, semakin
cepat pula bisnis kamu dikenal oleh masyarakat tanpa harus promosi secara
berlebihan.
3. Memperluas Jangkauan
Memperluas jangkauan juga menjadi alasan klasik pentingnya etika bisnis. karena
disinilah kamu akan lebih mudah dalam melebarkan sayap dan melebarkan jangkauan
pasar kepada khalayak masyarakat.
7
Buat kamu yang ingin mendapatkan suntikan investasi dari para investor, tentu
saja bisnis kamu harus memiliki prospek yang menjanjikan. Jika bisnis kamu
mengikuti etika bisnis yang baik, investor pun akan tidak lagi khawatir takut uang
akan digelapkan.
Tentu saja aturan dibuat agar menciptakan kelebihan, keuntungan dan manfaat lain.
Yuks, langsung saja kita cek fungsi dan tujuan dari etika bisnis sebagai berikut.
Pelaku bisnis, baik pelaku ukm/UMKM, terutama bagi pemula yang menjalankan
usaha secara otodidak, tidak pernah menyadari fungsi etika bisnis. Berikut adalah
beberapa fungsi yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk produk barang/jasa yang
mereka tawarkan.
1. Membangun Trust
Bentuk usaha baru tidaklah mudah mendapatkan kepercayaan bagi konsumen
loh. Maka dari itu, butuh upaya untuk memperkenalkan kepada mereka. Bahwa
produk yang ditawarkan aman, memiliki manfaat dan masih banyak keunggulan
lain.
Ketika konsumen sudah percaya terhadap produk, maka konsumen tidak akan
peduli dengan berapa harganya. Harga mahal pun, mereka rela keluarkan, atas
dasar rasa percaya pada produk dan keunggulan yang ditawarkan.
8
4. Menjaga Hubungan Baik
Adapun fungsi lain yang sederhana tetapi sangat penting dan berkesan bagi
pelanggan, yaitu menjaga hubungan baik. Ketika konsumen merasa memiliki
hubungan baik, maka mereka akan kembali lagi membeli produk yang kamu
tawarkan. Mereka datang atas dasar kepercayaan, service dan kenyamanan.
Sebenarnya menjaga hubungan baik tidak berlaku kepada konsumen, tetapi
dengan relasi bisnis pun juga demikian. Tidak hanya kepada relasi bisnis lama,
tetapi kepada relasi bisnis yang sudah lama tidak menjalin komunikasi sekalipun,
perlu di jaga. Karena sumber rejeki bisa datang dari jalur mana saja, termasuk
dari relasi bisnis yang lama tidak ada kabar.
Sementara tujuan etika bisnis itu hadir memiliki dua tujuan, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang.
Secara deontologis, perilaku etis hanya dilihat dari sudut pandang manusia, yaitu
sejauh mana setiap orang menghargai, mempertimbangkan, memelihara dan
memberdayakan umat manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Secara teologis, perilaku etis juga hanya menyorot kepentingan umat manusia dilihat dari
konsekuensi atau akibat dari setiap keputusan dan tindakan manusia terhadap manusia
lainnya. Secara teonomis, pemaknaan ajaran agama juga dilihat dari semata-mata dari
sudut pandang manusia sebagai pusat perhatian, dalam hubungannya antara dengan
Tuhan atau kekuatan tak terbatas, dan sejauh mana umat manusia telah beriman dan
menaati perintah-perintah Tuhan sebagaimana diwahyukan dalam setiap kitab suci dalam
upaya mencapai kehidupan bahagia disurga.
9
Sebagaimana dikatakan oleh Bertens (2001), pertumbuhan ekonomi global saat ini
telah memunculkan enam persoalan lingkungan hidup, yaitu: akumulasi bahan beracun,
efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan penggurunan,
serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa pabrik-pabrik yang berdiri selama ini umumnya
membuang limbahnya kedalam saluran-saluran yang akhirnya mengalir kesungai-sungai
dan laut. Kematian ikan-ikan disekitar teluk Jakarta, yang diduga kuat disebabkan oleh
limbah beracun dari pabrik-pabrik di Jakarta dan sekitarnya yang membuang limbah
beracun melalui sungai-sungai yang bermuara ke laut teluk Jakarta. Di Sulawesi Utara
penduduk nelayan disekitar pantai Buyat yang menderita penyakit kulit akibat limbah
bahan merkuri dari salah satu perusahaan pertambangan emas yang dibuang ke laut.
Pemerintah, para pakar dan masyarakat dunia telah sangat menyadari bahaya dari
proses pemanasan global dan mulai menganggap penting upaya bersama untuk
mengatasi permasalahan ini. Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya
pemanasan global adalaha akibat efek rumah kaca (greenhouse effect). Hawa panas yang
diterima bumi dari sinar matahari terhalang dan terperangkap tidak dapat keluar dari
atmosfer bumi oleh partikel-partikel gas polutan atau yang sering disebut gas rumah
kaca.
Selain itu, pemanasan global juga dapat menimbulkan berbagai bencana, sepeti
kekeringan, banjir, badai dan topan akibat iklim yang tidak menentu, mengganggu pola
hidup flora dan fauna, mengacaukan pola tanam petani dan pola penanangkapan ikan
nelayan dilaut, merubah habitat hama an penyakit dan sebagainya.
Kegunaan lapisan ozon (O3) bagi bumi dan seluruh isinya adalah untuk melindungi
semua kehidupan dibumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari.
Bahaya radiasi sinar ultraviolet ini, antara lain bisa menyebabkan kanker kulit,
penurunan sistem kekebalan tubuh, katarak, serta kerusakan bentu-bentuk (spesies)
kehidupan di laut dan di daratan. Fungsi utama lapissan ozon adalah untuk menyaring
atau memperlemah daya sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari sebelum
memasuki bumi.
Ada laporan bahwa bukan saja terjadi penipisan lapisan ozon, tetapi juga terjadi
perobekan sehingga menimbulkan lubang pada bagian tertentu dari lapisan ozon tersebut.
Penyebab paling utama dari kerusakan lapisan ozon ini adalah gas polutan yang disebut
chloro-fluoro-carbon (CFC).
Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan ini, anatara lain: terjadi erosi
dan banjir yang meluas, berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas polutan,
musnah/berkurangnya spesies floran dan fauna tertentu, meluasnya penggurunan daratan,
menuerunnya kualitas kesuburan tanah dan berkurangnya cadangan air tanah, serta
terjadinya perubahan pola cuaca. Akibat lanjutan dari proses penggundulan dan
perusakan hutan ini adalah berkurangnya kapasitas produksi hasil pertanian karena
perubahan pola cuaca, berkurangnya kesuburan tanah dan mempercepat proses
pemanasan global.
Keanekaragaman Hayati
11
semuanya mempunyai hak untuk hidup dan berada,terlepas dari ada-tidaknya
kegunaan dan keindahannya bagi manusia.
3. Etika ekosistem (ecosystem) menanggap sang pencipta (tuhan) dan seluruh
isinya,sistem tata surya, sistem galaksi, dan sistem alam jagat raya) dianggap mora
patients.
Ada enam dimensi agar kode etik agar suatu kode etik di patuhi :
1. Kode etik formal, yaitu suatu kode etik yang dirumuskan atau ditetapkan secara resmi
oleh suatu asosiasi,,organisasi,profesi,atau suatu lembaga/etitas tertentu.
2. Komite etika, yaitu etitas yang mengembangkan kebijakan,mengevaluasi
tindakan,menginvestasi,dan menghakimi pelanggaran –pelanggaran etika.
3. Sistem komunikasi etika,yaitu suatu media atau cara untuk menyosialisasikan kode
etikdan perubahannya,termasuk isu-isu etika dan cara mengatasinya yang bersifat dua
arah –antara pejabat otoritas etika dengan pihak-pihak terkait dalam suatu
etitas/organisasi.
4. Pejabat etika, yaitu pihak yang mengoordinaikan kebijakan,,memberikan
pendidikan,dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika.
5. Program pelatihan etika, yaitu program yang bertujan untuk meningkatkan kesadaran
dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah etka.
6. Proses penetapan disiplin, dalam hal terjadi perilaku tidak etis.
Fungsi pemasaran di dalam perusahan memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan bagi kelangsungan hidup perusahanan karena menjadi ujung tombak
perusahaan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan di luar perusahaan.
Karyawan yang berada dibawah departemen akuntasi yang memenuhi syarat yang di
perlukan sebagai akuntan,sering disebut sebagai akuntan manejemen.Tugas utama
akuntan manejemen adalah merancang dan memelihara system infoprmasi akuntansi
agar departemen akuntansi mampu menghasilkan dua jenis laporan akuntansi yaitu (1).
Laporan keuangan (financial statements) sebagai alat pertanggungjawaban manejemen
kepada pihak-pihak diluar, manejemen; (2) Laporan manejemen untuk kepentingan
manejemen dalam rangka melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan proses keputusan manejemen. Jelas sekali bahwa laporan akuntansi yang dihasilkan
oleh departemen akuntansi bukan saja diperlukan oleh pihak manejemen, tetapi juga
pihak-pihak lain diluar manejemen,seperti: pemeganga saham, Bank, aparat perpajakan
(pemerintah), badan pengawas,pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM LK),
karyawan, pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak lainnya.
Menurut Duska dan Duska (2005) kode etik akuntan manajemen setidaknya harus
meliputi empat standar perilaku etis yaitu: Kompetensi (competence), kerahasiaan
(konfidentialy), integritas (integrity), dan objektif (objectivity)
13
2.10 Ringkasan Kode Etik
14
5) Resolusi atas Konflik etis: Bila menghadapi isu etika yang signifikan praktisi
akuntansi manejemen dan manejemen keuangan harus mengikuti kebijakan
organisai yang telah ditentukan dalam memecahkan konflik tersebut.
· Diskusikan masalah dengan atasan langsung.
· Mengklarifikasi isu yang relevan melalui diskusi rahasia.
· Bila konflik masih muncul setelah bersusah payah mendapat pandangan,tidak ada
jalan lain selain mengundurkan diri dari organisasi
Oleh karena itu pekerjaan di bidang keuangan sudah menjadi suatu profesi karena
sudah memenuhi syarat-syarat untuk dapat dianggap sebagai profesi yaitu:
(a) diperlukan pengetahuan tentang manejemen keuangan, kredit, dan perbankan, pasar
modal dan pengetahuan yang terkait lainnya (knowledge).
(b) Diperlukan keterampilan tinggi (skill) dalam berorganisasi dengan pejabat lembaga
keuangan terkait (misalnya bursa saham, aparat pajak).
(c) Mempunyaisikap etis yang kuat.
Keharusan umum untuk anggota ACM mencakup kontribusi bagi masyarakat dan
kesejahteraan umat manusia,menghindari kerugian orang lain, bertindak jujur dan dapat
dipercaya, adil dan tidak ada diskriminasi, menghormati hak kekayaan, termasuk hak
cipta dan hak paten, memberikan penghargaan yang pantas bagi hakkekayaan intelektual,
menghormati privasi orang lain dan menghargai kerahasiaan.
Kataatan terhadap kode etik ini bersifat sukarela,akan tetapi jika anggota melanggar
kode etik ini dengan melakukan perilaku tidak etis, keanggotaannya pada ACM akan di
cabut.
15
Kode Etik Fungsi Lainnya
Organisasi perusahaan adalah suatu sistem. Ciri pokok suatu sistem adalah bahwa
setiap elemen dalam suatu perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang lainnya yang
akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Komunikasi yang tidak efektif antar
orang di dalam satu bagian, atau komunikasi yang tidak kondusif antar bagian di dalam
suatu perusahaan bisa menimbulkan suasana dan budaya perusahaan yang tidak
kondusif. Oleh karena itu, semua karyawan pada semua fungsi di suatu perusahaan harus
selalu bersikap profesional. Ketaatan dalam mematuhi kode etik yang telah ditetapkan
oleh perusahaan akan menentukan kualitas SDM dalam perusahaan.
Jika kita memperhatikan topik – topik, konsep – konsep, atau istilah – istilah yang
dipakai dari masing – masing contoh kode etik, terlihat bahwa ada banyak konsep yang
sifatnya tumpang tindih.
Sehubungan dengan hal tersebut, dibawah ini akan diulas beberapa konsep yang biasa
muncul dalam pedoman kode etis suatu profesi.
Integritas
Whistleblowing
Bila dilihat dari arti katanya, whistle berarti pluit dan blowing berarti meniup,
sehingga whistleblowing sebenarnya berarti meniup pluit. Namun, yang sesungguhnya
dimaksudkan dengan whistleblowing dalam konteks etika, adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orangb karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau tatsannya kepada pihak lain.
Namun bila tindakan pembocoran ini sudah dilakukan kepada masyarakat atau orang
diluar perusahaan, maka tindakann ini disebut external whistleblowing.
Dalam kode etik keempat profesi diatas, memang tidak dijumpai istilah
whisteblowing secara explisit. Namun, khusus dalam kode etik Akuntan Manajemen,
ditemukan topik “Resolusi Konflik Etis”. Dalam topik ini, sebenarnya diatur tata cara
atau prosedur pelaporan bila seorang akuntan manajemen menghadapi dilema etis atau
pelanggaran etis yang dilakukan oleh karyawan lain, atau oleh atasan yang
bbersangkutan. Hal ini sebenarnya mengatur tindakan yang berhubungan
dengan whistleblowing baik yang bersifat internal maupun external.
Kompetisi
Objektif berarti sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu didasarkan
atas fakta atau bukti yang mendukung. Independensi mencermikan sikap tidak memihak
serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan
dan tindakan. Dalam profesi akuntan publik, istilah independensi dikelompokkan
menjadi dua golongan, yaitu independent infact dan independent in appearance.
Independent infact artinya secara mental, yang bersangkutan bersifat
independen. Independent in appearance artinya menurut pandangan orang lain –
terutama dilihat dari sudut pandang hubungan secara fisik – yang bersangkutan
diragukan independensinya, walaupun mungkin secara mental yang bersangkutan tetap
bersifat independen.
17
2.12 Contoh Mudah Pelaksanaan Etika Bisnis Di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak sekali adat, budaya,
agama dan ras. Perbedaan yang lahir dari dulu, tentu memiliki peluang besar terjadinya
perselisihan dan gesekan. Meskipun demikian, hal-hal tersebut dapat diminimalisasi
dengan beretika secara baik.
2. Berperilaku Baik
Di era teknologi seperti sekarang, banyak yang mulai memperlihatkan perilaku
tidak baik. perilaku tidak baik tidak melulu tentang perkataan kasar, tetapi perilaku
sombong, perilaku seenaknya sendiri dan egois juga salah satu perilaku tidak baik.
3. Rapi Berpenampilan
Contoh lain juga dapat dilihat dari segi penampilan. Penampilan rapi membangun
kesan penilaian positif, daripada penampilan yang berantakan. Sementara, saya sendiri
tidak begitu setuju dengan pendapat ini. Karena sekarang banyak yang berpenampilan
menarik, rapi dan mewah, ternyata dia tikus Negara yang menipu lewat penampilan.
4. Sopan
Sopan dalam dunia kerja juga penting. apalagi saat bertemu dengan relasi dan
ingin membangun kerjasama. Bisa dibayangkan, jika kita tidak sopan, sudah jaminan
kita tidak akan menjalin kerjasama dengan mereka.
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Prinsip-prinsip dan kode etik dalam etika bisnis merupakan bagian dari etika profesi.
Dengan demikian prinsip-prinsip dan kode etik dalam etika bisnis adalah sistem norma
atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik
dan tidak baik. Tujuannya adalah memberikan pelayanan khusus dalam masyarakat
yang berbisnis.
3.2. Saran
Prinsip dan kodee etik dalam bisnis memperbanyak pemahaman kode etik profesi,
mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang
dijalani, kode etik diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/prinsip-dan-kode-etik-dalam-bisnis/
http://relisabetmalausimple.blogspot.com/2018/04/prinsip-dan-kode-etik-dalam-
bisnis.html?m=1
https://mitazairani2709.blogspot.com/2019/03/makalah-tentang-prinsip-dan-kode-
etik.html
https://penerbitbukudeepublish.com/etika-bisnis/
20