Penyusun :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
banyak kekurangan di dalamnya. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Dr. H. Suhaimi, M.Pd selaku dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan yang
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan yang jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Masalah.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 3
A. Konsep Profesionalisme .................................................... 3
B. Kompetensi Guru Profesional ............................................ 4
C. Pembinaan Profesionalisme Guru ...................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................. 13
A. Simpulan ........................................................................... 13
B. Saran ................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen suatu sekolah sebagai sebuah sistem adalah guru.
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
Paling tidak ada dua hal penting mengapa pembinaan terhadap tenaga
dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa
harus berusaha mengembangkan kreativitasnya agar pendidikan berdasarkan
pegawai, atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus menerus dalam
suatu organisasi. Demikian pula halnya dengan sekolah. Kepala sekolah, guru,
1
2
pembangunan bangsa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari perumusan masalah di atas adalah:
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Profesionalisme
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional
itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi menyebutkan
berikut:
1. Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti ditandai
oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh
warisan.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu
dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara
Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
7. Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi.
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.
4
spesialisasi seperti itu tidak akan mampu melayani kliennya. Kliennya adalah
khususnya jika dilihat sisi penghargaan yang diterima guru dalam bentuk
materi. Memang hal ini cukup ironis, karena di satu sisi profesi guru dianggap
Namun di sisi lain, guru juga seorang manusia yang memiliki kebutuhan,
keluarga, dan tanggung jawab yang lain. Mereka juga membutuhkan biaya
Untuk itu sudah selayaknya bila kesejahteraan guru juga perlu mendapatkan
1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 108.
5
sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
28, “pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis
Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk
memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang
sebagai berikut.
1. Kompetensi Pedagogik
didik.
2
Rusdiana Husaini, “Pembinaan Profesionalisme Guru”, dalam Jurnal Tarbiyah
Islamiyah: Jurnal Ilmaih Pendidikan Agama Islam no. 2, Vol. 8, 2018.
7
2. Kompetensi Kepribadian
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara
3
Rusdiana Husaini, “Pembinaan Profesionalisme Guru”...
8
3. Kompetensi Profesional
studi.
4. Kompetensi Sosial
tugas tertentu learning to do, dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan
4
Rusdiana Husaini, “Pembinaan Profesionalisme Guru”...
10
Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan pre-
ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru,
guru dapat melakukan dalam bentuk penulisan artikel atau makalah karya
dilakukan guru melalui kerja sama atau tidak dengan guru lain dalam rangka
profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang
mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus
dengan masyarakat. Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai
utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara
meningkatkan profesionalismenya.
program sekolah) dengan kepala sekolah, orang tua peserta didik (komite
sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat menolong guru dalam
Beberapa upaya di atas tentu saja tidak akan dapat berjalan jika tidak
dibarengi dengan upaya yang nyata untuk menjadikan guru menjadi sebuah
profesi yang menjanjikan artinya kesejahteraan guru memang harus
ditingkatkan. Hal ini mengandung implikasi yang sangat luas. Di satu sisi,
dengan kesejahteraan guru yang memadai akan mampu mendukung kinerja
guru secara optimal. Guru tidak lagi memikirkan bagaimana mencari "pekerjaan
sampingan" untuk mempertahankan dan membiayai kehidupan keluarganya,
melainkan mampu terfokus pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
dalam membina anak didiknya. Sementara itu, di sisi lain, dengan kesejahteraan
guru yang menjanjikan, maka guru akan menjadi sebuah profesi yang banyak
dikejar oleh generasi mendatang, terutama generasi muda yang memiliki
potensi dan termasuk dalam kategori unggul. Dengan adanya 'bibit unggul'
tersebut maka guru di masa depan bukanlah dimiliki oleh orang-orang yang
terpaksa atau dipaksa untuk menjadi guru, melainkan dimiliki oleh orang-orang
yang benar-benar memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi.
5
Ali Muhson, “Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan”, dalam Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, No. 1, Vo. 2, 2004.
13
III. PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut:
waktu untuk mengikuti pelatihan, membaca jurnal dan makalah ilmiah yang
kesejahteraan guru.
B. Saran
yang lebih lagi kepada guru-guru seperti yang telah di uraikan pada pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, Rusdiana, “Pembinaan Profesionalisme Guru”, dalam Jurnal Tarbiyah
Islamiyah: Jurnal Ilmaih Pendidikan Agama Islam, no. 2, Vol. 8, 2018.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992.
Undang-Undang RI, No. 14 Tahun 2005 Bab I pasal 1, Bab III pasal 7 tentang Guru
dan Dosen, Jakarta.