Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Suparmo, M. Pd.

KELOMPOK 6
Disusun oleh :

1. Muhammad ‘Ato Urraohman 23010180097


2. Feny tri wahyuni 23010190234
3. Mustafida 23010190427

KELAS C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullohiwabarokatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta karunia-
Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata
kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam yang berjudul “PERKEMBANGAN PROFESI
GURU” tepat pada waktunya tanpa suatu halangan yang berarti.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
serta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia menyampaikan risalahnya
sampai akhir zaman. Semoga kita diakui sebagai umatnya dan mendapat syafa;at beliau di
yaumul qiyamah nanti. Aamiin.
Peyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas yang di
berikan oleh Bapak Suparmo, M. Pd. dalam mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
semester 5 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullohiwabarakatuh

Salatiga, 20 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ............................................................................................... 2

A. Konsep Guru ................................................................................................. 2


B. Kualifikasi Guru ............................................................................................ 4
C. Profesi Guru .................................................................................................. 7
D. Tugas Profesi …………………………………………………………………………………………... 9
BAB III Penutup ..................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru harus mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap profesional apabila
mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja,
independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien
dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan
pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional,
pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi,
pelatihan ataupun upaya pengembangan dan belajar secara mandiri Sejalan dengan hal
di atas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran
maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan dalam pengembangan jati diri, keterampilan dalam pelaksanaan tugas-
tugas tertentu, dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama
secara harmonis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep guru?
2. Bagaimana kualifikasi guru?
3. Apa yang dimaksud dengan profesi guru?
4. Apa tugas profesi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep guru.
2. Untuk mengetahui kualifikasi guru.
3. Untuk mengetahui maksud dari profesi guru.
4. Untuk mengetahui tugas profesi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Guru
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang
bertugas memberi ilmu dalam majelis taklim. Dalam pengertian yang sederhana, guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru
dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-
tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid,
di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya. 1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan
sebagai orang yang pekerjaanya (mata pencahariannya) mengajar. Pengertian guru
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini
tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru yang professional. Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki
berbagai kompetensi keguruan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 tahun 2005 Pasal 10 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta
didik, yang meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan;
b. Pemahaman terhadap siswa;

1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 31.
2 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 24.

2
c. Pengembangan kurikulum atau silabus;
d. Perancangan pembelajaran;
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f. Pemanfaatan teknologi pembelajran;
g. Evaluasi hasil belajar;
h. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.3
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian terkait dengan penampilan sosok guru sebagai
individu yang mempunyai kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggung jawab,
memiliki komitmen, dan menjadi teladan. Kompetensi kepribadian meliputi:
a. Beriman dan bertakwa;
b. Berakhlak mulia;
c. Arif dan bijaksana;
d. Demokratis, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, dan sportif;
e. Menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat;
f. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri;
g. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.4
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kompetensi sosial meliputi:
a. Memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memiliki kemampuan
mengelola konflik;
b. Melaksanakan kerja sama secara harmonis dengan kawan sejawat, kepala
sekolah, dan pihak-pihak terkait lainnya;
c. Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah;
d. Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan
menyenangkan dengan seluruh warga sekolah, orang tua peserta didik, dengan
kesadaran sepenuhnya bahwa masing-masing memiliki peran dan tanggung
jawab terhadap kemajuan pembelajaran;
e. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan
lingkungan yang berpengaruh dengan tugasnya;

3 Ibid, hlm. 33
4 Ibid hlm. 33

3
f. Memiliki kemampuan mendudukkan dirinya dalam sistem nilai yang berlaku
di masyarakat;
g. Melakukan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (partisipasi, penegakan
hukum, dan profesionalisme).5
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi, meliputi:
a. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar;
b. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran serta bahan ajar
yang ada dalam kurikulum;
c. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar;
d. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
e. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.6

Dalam menjalankan tugasnya guru mempunyai pedoman dalam bersikap dan


berperilaku yang disebut dengan kode etik. Kode etik adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga
Negara. Pedoman sikap dan perilaku ini adalah nilai-milai yang membedakan perilaku
guru yang baik dan yang buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama
menunaikan tugas-tugas profesionalnya untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, serta sikap pergaulan sehari-
hari di dalam maupun di luar sekolah.

B. Kualifikasi Guru
Proses berjalannya kegiatan belajar mengajar, tugas seorang pendidik
adalah menjadi sentral, dalam arti dia harus mampu mengkoordinir peserta
didik, mampu menguasai kelas secara keseluruhan, dan jelas diharuskan pula
menguasai apa yang menjadi materi pembahasan dalam pembelajaran dengan
tentunya mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan. Sebenarnya tidak
hanya itu saja yang menjadi tugas seorang pendidik, karena masih banyak lagi
tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab pendidik. Posisi yang begitu sentral

5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 38.
6 Ibid, hlm. 39-40.

4
pada seorang guru dalam menjalankan proses belajar mengajar maka dibutuhkan
standar kualifikasi tenaga pendidik dalam proses pengadaan dan pengangkatannya,
karena itu sangatlah berpengaruh dalam pengembangan dunia pendidikan dan
pemberdayaan kompetensi tenaga pendidik kelak.
Standar kualifikasi menjadi guru adalah salah satu syarat penting untuk
menunjukkan bahwa pekerjaan profesional itu memiliki basis keilmuan dan teori
tertentu. Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui proses pendidikan dan
persiapan yang cukup lama dilakukan melalui seleksi secara terus menerus.
Karena itu sebagai guru profesional guru harus diuji kemampuan-
kamampuan teknisnya yang berkaitan dengan kemampuan pedagogis,
kemampuan profesional, kemampuan komunikasi, kemampuan kepribadian, dan
kemampuan sosial.7
Kualifikasi merujuk kepada syarat formal yang harus diselesaikan melalui
aktivitas akademik tertentu dan itu dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat yang
dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan
tertentu. Kualifikasi bersifat statis, artinya pengakuan terhadap kemampuan akademik
seseorang yang dibuktikan dengan pemberian ijazah atau sertifikat tidak berubah
sejauh yang bersangkutan menyandang gelar akademik yang sesuai. Orang yang
menyandng gelar S1 dianggap sebagai sarjana dan layak untuk memasuki bidang
pekerjaan tertentu.
Berikut Undang-Undang mengenai kulaifikasi yang harus dimiliki oleh calon
pendidik dalam perekrutannya, diantaranya :
1. UU RI No. 20 Tahun 2003, diantaranya :
a. Pasal 42 yang berisi :
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemmapuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 8
2. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diantaranya :
a. Pasal 1 ayat (9) yang berisi :

7
Marseleus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru, (Jakarta: Permata Puri Media, 2001), hlm. 16.
8UU RI No. 14 tahun 2005 tentang GURU dan DOSEN serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
(Bandung : Citra Umbara), hlm. 97-98

5
Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus
dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal ditempat pesantren. 9
b. Pasal 8 yang berisi :
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
c. Pasal 9 yang berisi :
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui
pendidikan tinggi program sarjana atau program Diploma empat. 10
3. PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diantaranya :
a. Pasal 28 yang berisi :
Ayat 1 :
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani dan memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ayat 2 :
Kualifikasi akademik sebagaimana termaksud diatas adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentusn perundang-
undangan yang berlaku.
Ayat 3 :
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang dasar dan menengah
serta pendidikan usia dini antara lain, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Ayat 4 :
Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat keahlian sebagaimana
dimaksud diatas, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dari
kesetaraan.
Ayat 5 :

9 Ibid., hlm. 4
10 Ibid., hlm. 8

6
Kualifikasi akademik dsn kompetensi sebagai agen pembelajaran
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh peraturan menteri. 11
b. Pasal 29 ayat 1 yang berisi :
Pendidik pada PAUD memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum D4
atau S1, latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,
kependidikan lain, atau psikologi, dan sertifikat profesi guru PAUD/TK/RA.12

Dengan diberlakukannya UU dan Peratuan Pemerintah tersebut merupakan


dasar untuk meningksatkan kualifikasi tenaga pendidik sesuai dengan profesinya.
Disisi lain bagi guru atau pendidik, UU dan Peraturan Pemerintah tersebut merupakan
pendorong untuk selalu meningkatkan diri agar dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dimasa datang. Tanpa adanya upaya pengembangan
diri untuk meningkatkan profesi, maka peningkatan kualitas pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah menjadi tumpang tindih dan tidak optimal. Oleh karena
itu, peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan secara komprehensif meliputi
unsur sarana dan prasarana (termasuk didalamnya kurikulum), tenaga administrasi
(tenaga kependidijkan), dan keseluruhan itu akan berhasil bila terdapat adanya
dukungan masyarakat.

C. Profesi Guru
Profesi dalam bahasa Inggris yaitu Professino yang berakar dari bahasa latin
profesus, yang artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk
pekerjaan. Profesi mengandung makna dan pengertian suatu kepercayaan, bahkan
suatu keyakinan atas kebenaran suatu pekerjaan atau urusan tertentu. Dapat diartikan
pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan tertentu. 13 Profesi secara
etimologi berasal dari kata profession (inggris) yang berasal dari bahasa Latin
profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi dapat
diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki
tanggung jawab dan kode etik tertentu. 14

11 PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Cet. Ke-3 (Jakarta: Sinar Grafika,
2007), hlm. 17-18.
12 Ibid., hlm. 18.
13 Homby
14 Musriadi, Profesi Kependidikan Secara Teoretis dan Aplikatif. (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm.

27

7
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyatan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau
pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
Istilah profesi merupakan simbol dari suatu pekerjaan itu sendiri, profesi mengajar
adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Kekhususan itu merupakan
kelengkapan mengajar atau keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang
melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing manusia.15
Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan
individu yang sanggup berdiri sendiri. 16 Jadi, guru adalah orang yang bertanggung
jawab arahan, bimbingan, bantuan kepada peserta didik. Ciri-ciri guru sebagai profesi
adalah :
1. Komitmen guru untuk menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dari pada
keuntugandiri sendiri.
2. Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan professional dalam
jangka waktu tertentu.
3. Harus menambah pengetahuan dan wawasan.
4. Memiliki kode etik jabatan.
5. Memiliki kemampuan intelektual.
6. Selalu ingin belajar terus – menerus.
7. Anggota dari suatu organisasi profesi.
8. Jabatan dipandang sebagai suatu karir. 17
Profesi guru dapat diartikan suatu jabatan yang memerkukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Dalam kaitan
dengan aktivitas profesinya, seorang guru harus mengetahui dan dapat menerapkan
beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya secara professional.
Prinsip guru yaitu :
1. Guru harus membangkitkan perhatian peserta didik pada materi yang diberikan
menggunakan media dan sumber yang bervariasi.

15 Ibid,. hlm. 30
16 Noor Jamaluddin, Pengertian Guru, (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), hlm. 1
17 S. Setjipto & R. Kosasih, Profesi Keguruan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2009 ),. Hlm. 17

8
2. Guru harus bisa membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir.
3. Guru harus bisa membuat urutan dalam pembelajaran dan penyesuaian dengan
usia dan tahap penugasan perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran uyang akan diberikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik.
5. Guru harus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaaman secaar langsung, mengamati,
meneliti, menyimpulkan pengetahuan yang didapatkan.
6. Guru harus bisa mengetahui perbeddaan secara individua; agar dapat melayani
peserta didik sesuai dengan perbedaannya.
7. Guru wajib menjaga hubungan atau korelasi dengan peserta didik. 18
Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, guru tidak hanya
sebagai penyaji informasi, tetapi harus mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing yang lebih memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Rebert W. Richey mengemukakan
ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut.
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan dibandingkan dengan kepentingan
pribadi
2. Pekerja professional yang aktif menguasai konsep – konsep dan prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi dan mampu mengikuti
perkembangan dalam pertumbuhan.
4. Memiliki kode etik.
5. Jiwa intelektual yang tinggi. 19

D. Tugas Profesi
Adapun tugas guru sebagai profesi diantarannya :
1. Membantu peserta didik mengmbangkan potensi yang dimiliki
2. Membantu belajar sehingga meningkatkan kemampuaan intelektualnya
3. Menyampaikan berbagai ilmu
4. Menanamkan berbagai nilai – nilai dalam diri peserta didik
5. Membangun watak dan kepribadian peserta didik

18 Heri Susanto, Profesi Keguruan, ( Banjarmasin: FTIK Universitas Lambung, 2020 )., hlm. 15
19 Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2012 )., hlm. 23

9
6. Mengajarkan peserta didik berhubungan dengan orang lain
7. Mengembangkan akhlak terpuji peserta didik 20
Disisi lain, tugas profesi guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
1. Mendidik
Mendidik dikenal sebagai tugas kemanusiaan untuk memanusiakan
manusia. Peserta didik adalah manusaia yang belum menjaadi manusia seutuhnya
sehingga memerlukan bantuan pendidik. Sikap, tingkah laku, dan jiwa
dikembangkan untuk menjadi lebih baik melalui proses pembelajaran.
Guru sebagai pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identitas bagi
peserta didik, dan lingkungannya. Guru harus memiliki kualitas dan intelektual
serta karakter yang tinggi. Bertanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin
harus melekat pada diri pendidik.21
2. Mengajar
Mengajar berarti mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Mengajar
bermakna menyentuh ranah intelektual dan kecerdasan peserta didik. Pengertian
‘mengajar’ yang sesungguhnya adalah menciptakan situasi dan kondisi supaya
siswa belajar. Guru dikatakan belum mengajar kalau siswa belum belajar. Jadi,
orientasi proses pembelajaran di ruang kelas berorientasi kepada proses belajar
siswa.22
Pembelajaran peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarany
motivasi, hubungan antara pendidik dan peserta didik, kematangan, tingkat
kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Pembelajaran
akan menjadi baik jika faktor diatas terpenuhi. Beberapa hal yang perlu dilakukan
guru dalam pembelajaran :
a. Membuat ilustrasi
b. Mendefinisikan
c. Menyintesis
d. Bertanya
e. Merespon
f. Mendengarkan
g. Menciptakan
20Udin Syaifuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru, ( Bandung: Alfabeta, 2008 ),. hlm. 32
21Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 )., hlm. 7
22 Syarifuddun, Guru Profesional: dalam Tugas Pokok dan Fungsi ( Tupoksi ) jurnal Al – Amin, Volume

3, Nomer 1 ( 2015 ), 67.

10
h. Menganalisis
i. Menyediakan media pembelajaran
j. Memberkan nada penasaran
3. Melatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi karena tanpa latihan seorang peserta didik
tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi yang dikembangkan
sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai
pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompentensi
dasar, sesuai dengna potensi masing-masing. Pelatihan yang dilakukan, di
samping harus mempertahankan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus
mampu mempertahankan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik .
Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang
professional. Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki berbagai
kompetensi keguruan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2005 Pasal 10 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Posisi yang begitu sentral pada seorang guru dalam menjalankan proses
belajar mengajar maka dibutuhkan standar kualifikasi tenaga pendidik dalam proses
pengadaan dan pengangkatannya. Standar kualifikasi menjadi guru adalah salah
satu syarat penting untuk menunjukkan bahwa pekerjaan profesional itu memiliki
basis keilmuan dan teori tertentu. Kualifikasi akademik guru diperoleh
melalui proses pendidikan dan persiapan yang cukup lama dilakukan melalui
seleksi secara terus menerus. Kualifikasi merujuk kepada syarat formal yang harus
diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan itu dibuktikan dengan ijazah dan
sertifikat yang dimiliki setelah yang bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang
pendidikan tertentu.
Profesi guru adalah jabatan khusus yang mempunyai tugas pokok dalam
pembelajaran. Tugas profesi guru adalah mendidikm mengajar, dan melatih siswa
serta membimbingnya.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu untuk
memperbaiki makalah ini, kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan
sarannya agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para
pembacanya. Terima Kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasanah. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : CV Pustaka Setia.
Jamaluddin, Noor. (1978). Pengertian Guru. Jakarta: Balai Pustaka.
Mulyasa.2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Musriadi. (2016). Profesi Kependidikan Secara Teoretis dan Aplikatif. Yogyakarta:


Deepublish.
Payong, Marseleus R. 2001. Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: Permata Puri Media.

PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Cet. Ke-3 (Jakarta: Sinar
Grafika, 2007).
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Saud, Udin Syaifuddin. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Setjipto, S & Kosasih, R. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan


Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Susanto, Heri. 2020. Profesi Keguruan. Banjarmasin: FTIK Universitas Lambung
Syarifuddun. 2015. Guru Profesional: dalam Tugas Pokok dan Fungsi ( Tupoksi ) jurnal Al
Amin, Volume 3, Nomer 1.

UU RI No. 14 tahun 2005 tentang GURU dan DOSEN serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS (Bandung : Citra Umbara).

13

Anda mungkin juga menyukai