Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul “Profesionalisme”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat, kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah dan
teman-teman yang telah memberikan semangat dalam proses pembuatan makalah
yang kami buat ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca
dan terutama bagi kami.

Bukittinggi, 02 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesional, Profesi dan Profesionalisme Kerja ....... 3


B. Aspek dalam Mengembangkan Profesionalisme ...................... 8
C. Karakteristik Profesionalisme .................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
agar dapat berdiri dan bertanggung jawab.
Pendidikan adalah proses perubahan manusia dari tidak berdaya menjadi
berdaya, dari tidak punya harapan menjadi berpengharap. Pendidikan berkaitan
erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai
perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial,
sampai kepada perkembangan iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat
manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan
berprofesi yang paham akan moral. Pentingnya pendidikan yang lebih tinggi
dalam masyarakat juga dapat diamati pada lapisan elit masyarakat.1
Istilah “profesi” memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat disebut profesi. Untuk mencegah kesimpang siuran tentang arti
profesi maka dikemukakan beberapa istilah dari profesi, professional, dan
profesionalisme dan hal yang bersangkut paut dengan profesi tersebut. Dari
pendidikan sendiri bisa menguasai bagaimana pekerjaan maupun jabatan menjadi
profesi, dan dari pendidikan juga sebagai ajang untuk perkembangan
profesionalisasi. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai materi profesionalisme.

1
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Institute KH. Abdul Chalim Mojokerto. Kebijakan
pengembangan pendidikan (Yogyakarta : LADANG KATA,2016) hal 77-78

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kita ambil dari pembahasan kali ini adalah:

1. Apa pengertian profesional, profesi dan profesionalisme?


2. Apa saja aspek yang diperhatikan dalam mengembangkan profesionalisme?
3. Apa saja karakteristik profesionalisme?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan yang dapat kita ambil dari pembahasan kali ini
adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari profesional, profesi dan profesionalisme.


2. Untuk mengetahui aspek yang diperhatikan dalam mengembangkan
profesionalisme.
3. Untuk mengetahui karakteristik profesionalisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi, Profesional dan Profesionalisme Kerja


1. Profesi
Profesi berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua
pengertian yaitu, janji atau ikrar dan pekerjaan. Dalam pengertian lebih luas
menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang
dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Dalam arti sempit profesi berarti
kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
dari pada pelaksanaan norma norma sosial dengan baik. Profesi merupakan
jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Menurut Syamsuddin(1996), Profesi menujukan suatu kepercayaan (to
profess mean to trust), merupakan suatu keyakinan (to belive in) atau suatu
kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang dan menunjukan suatu
pekerjaan atau urusan tertentu (a particural business). Secara sosiologi,
volmer dan mills (Syamsuddin,1996) mempersepsikan bahwa profesi itu
merupakan jenis model atau tipe pekerjaan ideal saja karena dalam
realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya.
Menurut Supriyadi,(1999) menyatakan bahwa profesi menunjukan suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan
kesetiaan terhadap profesi. “parelius dan parelius” (Wuradji, 1988)
memberikan batasan tentang pekerjaan profesi itu menuntut adanya
spesialisasi secara menjurus (highly specialized), dilandasi oleh pengetahuan-
pengetahuan yang khusus (esoteric knowladge), dilandasi oleh pendidikan
yang tinggi dengan program-program pendidikan dan latihan yang matang. 2

2
Wahyudi, Imam. Pengembangan Pendidikan (Jakarta: Prestasi Pustaka,2012) hal 100

3
Merujuk pada pendapat Elliot (1972), profesi secara historis dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu profesi sebagai status dan tipe profesi sebagai pekerjaan.
Profesi sebagai status diartikan sebagai sesuatu yang secara relatis tidak
begitu penting dalam organisasi kerja dan dalam melayani masyarakat, tetapi
menduduki tempat yang tinggi dalam sistem tingkatan social masyarakat.
Sementara profesi sebagai pekerjaan didasarkan pada spesialisasi dari
pendidikan dan latihannya.
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan
didalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta
memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap
masyarakat. Inti dari pengertian profesi ialah seseorang harus memiliki
keahlian tertentu. Di dalam masyarakat sederhana, keahlian tersebut dengan
cara meniru dan diturunkan dari orang tua kepada anak atau dari kelompok
masyarakat kegenerasi penerus. Pada masyarakat modern, keahlian tersebut
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus. Suatu profesi adalah
kegiatan seseorang untuk menghidupi kehidupan (earning a living). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dijalankan oleh
seseorang yang menuntut adanya suatu keterampilan atau keahlian tertentu.

2. Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 pasal 1 ayat 4, professional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Profesional merupakan seseorang yang menjalankan pekerjaannya sesuai
dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap
sesuai dengan tuntutat profesi nya. Seorang profesional menjalankan kegiatan
nya berdasarkan golongan yang kuat berlandaskan keterampilan yang
dimiliki dan bukan secara amatir. Istilah profesional pada umumnya adalah
orang yang mendapat upah atau gaji dari apa yang telah dilakukannya.

4
Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam
yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai
sehingga kinerja nya didasarkan kepada keilmuan yag dimilikinya yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dengan demikian seorang guru perlu
memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh
orang yang bukan guru. (sudjana,1988).3
Dengan demikian, profesional merujuk pada dua hal, yaitu orang yang
menyandang suatu profesi dan kinerja atau performance seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Terdapat tujuh tahapan
menuju status profesional antara lain:
1. Penentuan spesialisasi bidang pekerjaan
2. Penentuan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan
3. Penentuan pedoman kerja sebagai landasan kerja
4. Peningkatan kreativitas kerja sebagai usaha untuk menciptakan sesuatu
yang lebih baik
5. Penentuan tanggung jawab
6. Pembentukan organisasi kerja untuk mengatur tenaga kerja
7. Memberikan sebuah pelayanan yang ketat dan penilaian dari masyarakat
pengguna jasa profesi.
Diagram yang menggambarkan keterkaitan antara pekerjaan, profesi, dan
pekerjaan adalah Mengartikan bahwa ada himpunan dari sekumpulan
pekerjaan seperti dokter, guru, makan, minum, membaca, menulis, dan
sebagainya. Kemudian ada pekerjaan purna waktu yang disebut sebagai
profesi sebagai pengabdian kepada masyarakat dari hasil
pendidikan/pelatihan yang telah ia terima, namun tidak semua bisa
mengamalkan seluruh ilmunya dengan baik, hanya ada sebagian yang
mampu mengamalkan ilmu atau keahliannya lebih baik daripada lainnya,
sehingga disebutlah kumpulan profesional.4

3
Ibid hal 105
4
Ibid hal 102

5
3. Profesionalisme Kerja

Menurut Andrias Harefa (2004:137) bahwa profesionalisme pertama-


tama adalah soal sikap, lalu dia mengatakan ada beberapa hal yang dapat
dianggap mewakili sikap profesionalisme yaitu, keterampilan tinggi,
pemberian jasa yang berorientasi pada kepentingan umum, pengawasan
yang ketat atas perilaku kerja dan suatu sistem balas jasa yang merupakan
lambing prestasi kerja.
Agus Setiono (2004:35) mengatakan bahwa untuk profesionalisme
aparatur, paling tidak ada dua nilai yang harus dikembangkan, yaitu :
a. Tugas dan peranan harus senantiasa bertujuan melayani kepentingan
umum.
b. Profesionalisme aparatur harus didasarkan pada pendidikan dan
spesialisasi rasional.
Menurut Imawan (1997:77) profesionalisme menunjukkan hasil kerja

yang sesuai dengan standar teknis atau etika sebuah profesi.Aktivitas kerja

itu lazim berhubungan dengan penghasilan dalam bentuk uang. Untuk

menciptakan kadar profesionalitas dalam melaksanakan misi institusi

persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber daya manusia yang andal,

pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang tersedia untuk

melaksanakan program tersebut serta adanya dukungan dana yang

memadai dan fasilitas yang memadai dan yang mendukung.5

Pandangan lain seperti Siagian (2000:163) menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan

tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat,

5
Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2011) hal. 151

6
dan denganprosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.

David H. Maister (1998:56) mengatakan bahwa orang-orang

profesional adalah orang-orang yang diandalkan dan dipercaya karena

mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertanggung jawab, tekun,

penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya.Semua

itu membuat istilah profesionalisme identik dengan kemampuan, ilmu atau

pendidikan dan kemandirian.

Profesionalisme kerja dapat diartikan sebagai konsep mengenai

bidang pekerjaan, yaitu pandangan yang menganggap bidang pekerjaan

sebagai suatu pengabdian melalui keahlian tetentu dan menganggap

keahlian ini sebagai suatu yang harus di perbaharui secara terus menerus

dengan memanfaatkan kemajuan-kemajuan yang terdapat dalam ilmu

pengetahuan.

Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap seseorang

terhadap profesinya. Profesionalisme diartikan perilaku, cara, dan kualitas

yang menjadi ciri suatu profesi. Pekerjaan professional ditunjang oleh

suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari

lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan

kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah.( Wina Sanjaya, 2006)

7
B. Aspek dalam Mengembangkan Profesionalisme
Dalam mengembangkan profesionalisme dalam birokrasi di Indonesia

oleh. Sumitro Maskun (1997:7), ada dua aspek yaitu:

1. Aspek pendidikan bagi profesional yaitu suatu bentuk pendidikan

yang dapat mempersiapkan para mahasiswa menangani apa yang

disebut pekerja profesional. Jadi terdapat hubungan antara

pekerjaan yang dipegang oleh seseorang dengan pendidikan dipilih

atau dipersiapkan.

2. Adanya proses rekruitmen terencana, dengan didukung oleh sistem

karir dan pengembangannya. Rekruitmen pegawai dalam aparatur

birokrasi Indonesia belum benar-benar berorientasi kepada

profesional kerja. Karena dalam sistem birokrasi belum secara

lengkap dan inovatif tersusun atau terinventarisasi berbagai macam

pekerjaan yang jelas ditetapkan membutuhkan atau dijalankan oleh

profesi tertentu.6

Profesionalisme guru sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan yang

tercemin melalui prilakunya sehari-hari dalam organisasi. Tingkat kemampuan

guru yang tinggi akan lebih cepat mengarah kepada pencapaian tujuan

organisasi yang telah direncakan sebelumnya, sebaliknya apabila tingkat

kemampuan guru rendah kecenderungan tujuan organisasi yang akan dicapai

akan lambat bahkan menyimpang dari rencana semula.

6
Hasibuan, Abdurrozzaq .2003. Etika Profesi Profesional Kerja. (Jl. SM Raja Teladan Medan : UISU
Press.) hal 32

8
Istilah kemampuan menunjukkan potensi untuk melaksanakan tugas yang

mungkin dan tidak mungkin dilakukan.Kalau disebut potensi, maka

kemampuan disini baru merupakan kekuatan yang ada di dalam diri seseorang.

Dan istilah kemampuan dapat juga dipergunakan untuk menunjukkan apa yang

akan dapat dikerjakan oleh seseorang, bukan apa yang telah dikerjakan oleh

seseorang.

Apa yang dikemukakan Oemar Hamalik (2000: 7-8) dapat menambah

pemahaman mengenai profesionalime pegawai atau tenaga kerja. Ia

mengemukakan bahwa tenaga kerja pada hakikatnya mengandung aspek- aspek

sebagai berikut:

1. Aspek Potensial, bahwa setiap tenaga kerja memiliki potensi-


potensi yang bersifat dinamis, yang terus berkembang dan dapat
dikembangkan. Potensi-potensi itu antara lain: daya mengingat,
daya berpikir, daya berkehendak, daya perasaan, bakat, minat,
motivasi, dan potensi-potensi lainnya.
2. Aspek Profesionalisme dan vokasional, bahwa setiap tenaga kerja
memiliki kemampuan dan keterampilan kerja atau kejujuran dalam
bidang tertentu, dengan kemampuan dan keterampilan itu, dia dapat
mengabdikan dirinya dalam lapangan kerja tertentu dan
menciptakan hasil yang baik secara optimal.
3. Aspek Fungsional, bahwa setiap tenaga kerja melaksanakan
pekerjaannya secara tepat, artinya dia bekerja sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam bidang yang sesuai pula, misalnya seorang
tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang elektronik.
4. Aspek Operasional, bahwa setiap tenaga kerja dapat
mendayagunakan kemampuan dan keterampilanya dalam proses
dan prosedur pelaksanaan kegiatan kerja yang sedang ditekuninya.

9
5. Aspek Personal, bahwa setiap kerja harus memilki sifat-sifat
kepribadian yang menunjang pekerjaannya, misalnya: sikap mandiri
dan tangguh, bertanggung jawab, tekun dan rajin.
6. Aspek Produktivitas, bahwa setiap tenaga kerja harus memilki motif
berprestasi, berupaya agar berhasil dan memberikan hasil dari
pekarjaannya, baik kuantitas maupun kualitas.
C. Karakteristik Profesionalisme
Menurut Mertin Jr (dalam Agung, 2005 :75) karakteristik profesionalisme
aparatur sesuai dengan tuntutan good governance, diantaranya adalah:
1. Equality
Perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini
didasarkan atas tipe perilaku birokrasi rasional yang secara konsisten
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tampa
memandang afiliasi politik dan status sosialnya.
2. Equity
Perlakuan yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu juga
perlakuan yang adil. Untuk masyarakat yang pluralistik kadang-
kadang diperlukan perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama.
3. Loyality
Kesetiaan kepada konstitusi hukum, pimpinan, bawahan, dan rekan
kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait suatu sama lain dan
tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan
tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.
4. Accountability
Seriap aparat pemerintah harus siap menerima tanggung jawab atas
apapun yang ia kerjakan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. a. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan mencari nafkah yang
harus dilandasi oleh pendidikan keahlian sebagai aktualisasi aktivis
intelektual, dibuktikan dengan adanya sertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga/badan yang dapat di pertanggung jawabkan dan dapat
digunakan untuk mengabdi kepada masyarakat.
b. Professional adalah seseorang yang ahli dalam profesinya yaitu di
tandai dengan adanya kepandaian khusus,memiliki sikap disiplin dan
kerja keras, serta tekun dalam menjalankannya sebagai mata
pencaharian.
c. Profesionalisme Kerja merupakan pandangan atau sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalannya
dalam menjalankan profesi sesuai kode etik profesi.
2. Oemar Hamalik (2000: 7-8) mengemukakan bahwa tenaga kerja pada
hakikatnya mengandung aspek- aspek sebagai berikut:
a. Aspek Potensial
b. Aspek Profesionalisme dan vokasional
c. Aspek Fungsional
d. Aspek Operasional
e. Aspek Personal
f. Aspek Produktivitas.
3. Menurut Mertin Jr (dalam Agung, 2005 :75) karakteristik
profesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan good governance,
diantaranya adalah:
a. Equality

11
b. Equity
c. Loyality
d. Accountability

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat untuk penulis
dan pembaca dalam hal memahami pengertian dari profesional, profesi dan
profesionalisme, serta mampu mengembangkan aspek dan karakteristik
profesionalisme. Kami sebagai penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dari pembaca agar di kemudian hari kami bisa lebih baik untuk
membuat makalahnya.

12
Daftar Pustaka

Yuni Hendrowati Tri, Profesi Kependidikan. IKIP Muhammadiyah Pringsewu


Lampung.
As'ad Sungguh, 2004. Etika Profesi. Jakarta : Sinar Grafika.

Daryl Koehn. 2000. Landasan Etika Profesi. Yogyakarta : Pustaka Filsafat,


Kanisius.

Solomon, Robert,C, 1987, Etika Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Anoraga, Panji dan Sri Suyati. 1995. Perilaku Keorganisasian, Pustaka Jaya,
Jakarta

Wahyudi, Imam. 2012. Pengembangan pendidikan, Jakarta : Prestasi Pustaka.

Alma, Bukhari. 2014. Guru professional, Bandung : Alfaberta.

Hanani, Silfia. 2013. Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, Yogyakarta : Arruzz


Media.

Abuddin Nata. 2003. Manajemen Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media


Group

Abu Bakar Dkk. 2009. Profesi Keguruan paket 3. Surabaya : Aprint A

Hasibuan, Abdurrozzaq .2003. Etika Profesi Profesional Kerja. Jl. SM Raja


Teladan Medan : UISU Press.

13

Anda mungkin juga menyukai