Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PROFESI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN BISNIS

SKOR NILAI :

PROFESI KEPENDIDIKAN
(Dr. Yasaratodo Wau,M.Pd, 2020)

NAMA MAHASISWA : SELLA AGUSTINA SIMANJUNTAK


NIM : 7191143004
DOSEN PENGAMPU : MASTA MARSELINA SEMBIRING, M.Pd
MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2020
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan tugas CBR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan. Selain itu, agar pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan
buku yang akan dikritik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Erlinda Simanungkalit, yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
untuk mengkritik buku. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Critical Book Review ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan untuk kesempurnaan CBR ini ke depannya.

Medan, 11 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW............................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................5

BAB II DESKRIPSI ISI BAB BUKU.................................................................................................6

A. Ringkasan Isi Bab Buku.........................................................................................................6

B. Kelebihan dan Kelemahan Isi Bab Buku..........................................................................25

BAB III PENUTUP............................................................................................................................26

A. Kesimpulan.............................................................................................................................26

B. Saran........................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................27

 IDENTITAS BUKU YANG DIREVIEW

3
1. Judul Buku : Profesi Kependidikan
2. Penulis : Dr. Yasaratodo Wau,MPd
3. Kota Terbit : Medan
4. Tahun terbit : 2020
5. Edisi : Cetakan kesepuluh
6. Jumlah Halaman : 268 halaman

BAB I
PENDAHULUAN

4
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas
menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan
dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan
yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya
pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan dsb) tertentu.
Jika profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keterampilan
dari pelakunya dan membutuhkan pelatihan serta penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Sedangkan kependidikan adalah proses pembelajaran bagi
individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai
obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang
berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang
telah diperolehnya.
Jadi profesi kependidikan adalah suatu tenaga kependidikan yang memiliki
peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang dalam mekanisme kerjanya di kuasai kode etik.
Layanan yang terdapat pada profesi kependidikan adalah adanya ikatan profesi, adanya
kode etik, pengendalian batas kewenangan dan adanya pengaturan hukum untuk
mengontrol praktik.
Adapun pentingnya pokok bahasan mengenai profesi kependidikan ini dikaji
adalah agar para calon guru atau tenaga pendidik yang akan datang dapat mengetahui
tentang apa itu makna profesi yang digelutinya dan apa yang mencakup profesinya
tersebut, seperti: bagaimana kode etik guru, manajemen pendidikan, administrasi
pendidikan, supervisi pendidikan, serta program bimbingan konseling.

BAB II
DESKRIPSI ISI BAB BUKU

5
 Ringkasan Isi Bab Buku

Bab 1 : HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan

a. Pengantar

Guru sebagai jabatan atau pekerjaan tidak boleh diemban oleh sembarang orang.
hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah memenuhi persyaratan: 1.Memiliki
kualifikasi akademik, 2.Memiliki kompetensi, 3.Memiliki sertifikat pendidik, 4.Sehat
jasmani dan rohani dan 5.Memiliki kemauan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

Dalam rumusan yang lebih operasional, guru sebagai jabatan diartikan sebagai
jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang bagi pengembangannya untuk melakukan kegiatan mendidik mengajar,
membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal ,pendidikan dasar dan pendidikan menengah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengertian Profesional

Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris profession yang
berakar dari bahasa Latin yang artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli
dalam satu bentuk pekerjaan.secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan atau
jabatan tersebut hanya dapat dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang
dituntut oleh pekerjaan itu sendiri. Keahlian yang dimaksud bukan sekedar
keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan, dan
kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.

c. Ciri-ciri Profesi

6
1. Segi fungsi dan signifikansi sosial; Suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting

2. Segi keahlian dan keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan keterampilan tertentu

3. Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta


bersifat pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan
metode ilmiah

4. Batang tubuh ilmu; artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang
jelas sistematis dan eksplisit

5. Masa pendidikan, upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang lama dan
dilakukan di tingkat perguruan tinggi

6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut


merupakan Wahana untuk sosialisasi nilai profesional di kalangan mahasiswa

7. Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

8. Wewenang/kekuasaan untuk memberi suatu judgment/pendapat/putusan

9. Tanggung jawab profesional atau otonomi

10. Pengakuan dan imbalan, sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama,
dan seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat maka seorang pekerja
profesional mempunyai prestasi yang tinggi Oleh karena itu wajar mendapat
imbalan yang layak.

d. Guru Sebagai Jabatan Profesional

7
Dikaitkan dengan kebijakan nasional, pemerintah Republik Indonesia telah
merumuskan empat jenis kompetensi guru yang profesional keempat kompetensi
tersebut telah dicantumkan dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang
guru dan dosen, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
dengan adanya Peraturan Pemerintah tersebut diharapkan guru di Indonesia dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional.

B. Ciri-ciri Profesional Guru

1. Konsep Dasar Ciri Profesional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa ciri adalah tanda-tanda
khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. dengan ciri ini sesuatu yang ada akan
berbeda dengan sesuatu yang lain.

Demikian pula profesi kependidikan, sebagai suatu jabatan juga memiliki tanda-
tanda khas yang dapat membedakan dengan profesi-profesi lain. jabatan dokter
memiliki tanda-tanda khas tersendiri jika dibandingkan dengan jabatan guru adalah
jabatan pekerja sosial lainnya. dengan tanda-tanda gas tersebut, profesi dokter dapat
dibedakan yang diperlakukan berbeda dengan profesi guru atau profesi sosial lainnya.

2. Ciri-ciri Profesional Guru

Dengan berpedoman pada gejala-gejala perkembangan ilmu pengetahuan


teknologi dan sosial ada pihak berpendapat bahwa ciri keprofesionalan guru terletak
pada kemampuan 1.)menguasai subject, 2.) memiliki kemahiran dan keterampilan
pedagogik, 3.) memahami perkembangan dan menyayangi peserta didik, 4.) memahami
konseling pembelajaran, 5.) Mahir menggunakan teknologi terkini.

Supriyadi 1999, mengamati laporan educational leadership edisi maret 1993,


mengatakan bahwa: untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki
lima hal: pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya. ini
berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. kedua,
guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya kepada
para siswa. bagi guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dipisahkan. ke tiga, guru

8
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai cara pengamatan perilaku siswa sampai tes hasil belajar. ke empat, guru mampu
berpikir sistematis tentang apa yang akan dilakukannya. artinya, harus selalu ada waktu
Bunda mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. untuk
belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah serta
bagaimana dampaknya terhadap proses belajar. kelima guru seyogyanya merupakan
bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di
Indonesia, PGRI dan organisasi profesi lainnya.

Menurut Winarno, guru mempunyai hak personal secara nyata, yakni:

1.) Mendapat pengakuan dan keperluan hukum terhadap batas wewenang keguruan
yang menjadi tanggung jawabnya

2.) Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam


batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan
setempat

3.) Memiliki kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari

4.) Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar dalam usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdian nya

5.) Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesional secara individu


maupun secara institusional

3. Kriteria dan Kompetensi Guru Profesional

Kriteria untuk menjadi guru yang profesional sangat beragam namun kriteria
utama meliputi tiga hal yakni:

1. Expert (ahli)

Mengandung makna bahwa seorang guru harus memiliki keahlian di bidang


pengetahuan yang diajarkan ahli di bidang ilmu keguruan dan mendidik.

9
2.Responsibility (bertanggung jawab)

Adalah rasa tanggung jawab terhadap jabatan atau tugas yang diemban.

3. Kesejawatan

Adalah rasa kebersamaan memiliki antara seluruh pelaksana profesi itu sendiri.

C. Peranan dan Tantangan Guru Abad 21 Pada Revolusi Industri 4.0

Pada abad 21 ini sering disebut dengan abad globalisasi oleh para penganalisis
dunia ekonomi dan sosial menggambarkannya sebagai abad yang kritis dalam
kehidupan manusia mengingat semua upaya pemenuhan kebutuhan manusia di segala
bidang berbasis pengetahuan dan ekonomi dimana semua transaksi dalam kehidupan
dilakukan secara online, investasi dan pasar modal dilakukan tanpa melihat gejolak
kehidupan nyata hanya melihat angka-angka di layar monitor.

Guru sebagai pendidik adalah pilar utama dan terdepan dalam menghadapi
tantangan globalisasi abad 21 ini. melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan secara profesional guru dapat membantu atau
mengantarkan peserta didiknya menjadi sumber daya manusia yang siap menghadapi
tantangan globalisasi tersebut. Oleh karena itu harapan terhadap guru sangat tinggi
dalam menghadapi abad 21 di era revolusi industri 4.0.

Guru abad 21 adalah guru yang harus siap melakukan transformasi pembelajaran
yang mampu menjadikan peserta didik sebagai pusat proses pendidikan dan
pembelajaran. guru berubah peran dari penceramah dunia menjadi fasilitator tutor dan
pembelajar bagi peserta didik. dalam hal ini, melalui penerapan kurikulum Nasional
2013 oleh guru dilatih mengimplementasikan pendekatan saintifik Dalam proses
pembelajaran dengan 5 tahap aktivitas yang harus dilalui oleh peserta didik, meliputi
observasi, bertanya, asosiasi mencoba dan komunikasi.

10
BAB 2 : PROFESIONALISASI JABATAN GURU

a. Pengertian Profesionalisasi

Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. pada proses mengandung arti
runtunan perubahan atau peristiwa di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan
terus rangkaian tindakan pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk.

Proses yang harus dialami atau dijalani seseorang yang memiliki niat menjadi
buruh sejak memiliki niat menjadi guru, lalu memasuki lembaga pendidikan untuk
mengalami proses pendidikan dan latihan dalam kurun waktu tertentu kemudian
memperoleh pengakuan sebagai guru yang profesional kemudian terus belajar dan
belajar sampai menemukan sosok guru yang benar-benar profesional dan akhirnya
kembali menjadi dirinya sudah tidak mampu menjadi guru lagi atau pensiun, itulah yang
dimaksud dengan profesionalisasi guru.

b. Pengembangan Kinerja Guru

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan pengalaman dan
kesungguhannya dalam bekerja. kinerja guru yang ikut hasil kerja yang secara kuantitas
dan kualitas dapat dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya sebagai guru.

c. Faktor Penentu dan Penilaian Kinerja Guru

Menurut pidarta 1986 jam ke bawah ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:1)kepemimpinan
kepala sekolah, 2) fasilitas kerja, 3) harapan-harapan, 4) kepercayaan personalia
sekolah.

d. Pengembangan Karir Guru

Derajat keprofesionalan guru dapat dilihat dari terpenuhi tidaknya standar mutu
yang dipersyaratkan baik secara hukum maupun secara ilmiah. secara ilmiah derajat
keprofesionalan dapat diukur dari keberhasilan memiliki seluruh persyaratan ilmiah

11
yang dipersyaratkan yang dapat meliputi penguasaan terhadap sejumlah kompetensi
yang telah ditetapkan dalam kurikulum. sementara secara hukum derajat
keprofesionalan tersebut dapat dilihat dari Berhasil tidaknya seseorang memenuhi
tuntutan undang-undang yang mengaturnya.

Di Indonesia, umpamanya gratis keprofesionalan guru diukur dari pemenuhan


kualifikasi akademik. untuk menjadi guru harus memenuhi kualifikasi minimum s1/d 4
dan bersertifikat pendidik. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 42 disebutkan bahwa "pendidik harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sehat jasmani
dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional ".

e. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Guru

PGRI telah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya mengatur
perilaku etis guru melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan
guru, dan mempertahankan kesejahteraan guru.kode etik guru terdiri dari dua bagian
yakni:1) kode etik guru Indonesia, dan 2)kode etik jabatan guru.

Penyimpangan terhadap kode etik yang dikeluarkan oleh PGRI seharusnya pula
dapat diawasi, PGRI tersebut hendaknya menjadi patokan perilaku anggotanya agar
setiap anggota terhindar dari pelanggaran larangan dan terhinar pula dari sanksi yang
mungkin diberikan oleh organisasi profesi.

f. Perlindungan Profesi Guru

Menurut Martini, apabila profesi guru tidak dilindungi dengan kaidah-kaidah


hukum maka tidak sedikit lulusan non lptk yang akan menjadi guru, sementara lulusan
LPTK sendiri belum memperoleh kesempatan menjadi guru. berdasarkan kenyataan
sekurang-kurangnya harus diadakan penertiban dan pada giliran diperlukan ketegasan
mengenai persyaratan seseorang untuk dibenarkan memangku jabatan guru, yang
disertai dengan sanksi hukum yang keras mereka juga mengusulkan ditetapkannya
peraturan perundang-undangan yang memadai antara lain:

12
 Perlindungan terhadap lptk sebagai satu-satunya yang berwenang memproduksi
tenaga kependidikan, khususnya guru untuk semua jenis dan jenjang pendidikan

 Perlindungan terhadap lptk, sebagai satu-satunya yang berwenang melakukan


pelatihan bagi lulusan perguruan tinggi program S1 dan program selanjutnya
yang dimaksud jadi guru

 Perlindungan berupa pelatihan bagi lulusan lptk atau yang tidak melalui lptk
untuk menjadi guru

 Perlindungan terhadap pengikutsertaan PGRI dalam memberikan rekomendasi


keanggotaan setiap calon guru dan mengevaluasi guru dalam
menjalankan/melanggar norma-norma kode etik guru Sebagai bahan
pertimbangan mengenai statusnya.

BAB 3 : PERAN ORGANISASI DAN PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki


suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Organisasi profesional berfungsi sebagai pengendali keseluruhan profesi baik secara
mandiri maupun secara bersama-sama dengan pihak lain yang relevan.

a. Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia

Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama Persatuan Guru Republik


Indonesia atau PGRI. PGRI lahir pada tanggal 25 November 1945 organisasi ini pada
mulanya adalah organisasi Serikat Pekerja tetapi dengan perkembangan yang pesat,
maka pada akhirnya kongres XIII di Jakarta pada tahun 1973 merubah sifat organisasi
ini dari Serikat Pekerja menjadi organisasi profesi. fungsi organisasi profesi keguruan ini
ditegaskan oleh Basyuni suriamiharja (1981) pengurus besar PGRI adalah membina
guru dan martabat guru dengan segala aspeknya dalam kehidupan profesinya yang
profesional sepanjang masa.
13
b. Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

Kelayakan penyelenggaraan mutu pendidikan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
pertama kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari kualifikasi
para tenaga guru (pendidik) dan tenaga kependidikan (administratif) , dan kedua
kelayakan sarana dan prasarana pendidikan.

Penyelenggaraan pendidikan hendaknya selalu dapat memberi kesan yang baik


terhadap masyarakat sehingga masyarakat selalu memberikan kepercayaan yang penuh,
karena kepercayaan ini mutlak diperlukan oleh Suatu profesi.

c. Kode Etik Guru

Kode etik berasal dari 2 kata yaitu code dan ethic. kode berarti tulisan, kata atau
tanda, yang melalui persetujuan mempunyai arti atau maksud tertentu, sedangkan etik
dapat berarti aturan tata Susila; sikap atau akhlak. dengan demikian kode etik berarti
ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tata Susila dan akhlak.

Persatuan Guru Republik Indonesia atau PGRI yang merupakan organisasi guru
di negara kesatuan Republik Indonesia telah berusaha menjadi organisasi profesi bagi
guru dan menetapkan sejumlah norma aturan berperilaku sebagai kode etik bagi guru
dalam menunaikan tugas keguruannya. kode etik dimaksud terdiri dari:

o Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


pembangunan yang berpancasila

o Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai


dengan kebutuhan masing-masing anak didik

o Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
wewenang

o Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


dengan orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik

14
o Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pribadi

o Guru secara sendiri sendiri atau bersama-sama berusaha mengemban dan


meningkatkan mutu profesinya

o Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik


berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan

o Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI


sebagai sarana perjuangan dan pengabdian nya

o Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang pendidikan.

B. Pengembangan Sikap Profesional

Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan baik selagi dalam


pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.

1.) Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan calon guru dan tenaga kependidikan lainnya


dipersiapkan dalam berbagai pengetahuan sikap dan keterampilan yang diperlukan
dalam pekerjaannya kelak. karena tugasnya bersifat unik di samping itu guru harus
selalu dapat menjadi panutan bagi siswanya dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya.
Oleh sebab itu bagaimanapun guru bersikap terhadap pekerjaan dan jawabannya selalu
menjadi perhatian siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja tetapi harus
dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru atau LPTK.
Berbagai usaha dan latihan, praktek-praktek percontohan dan aplikasi penerapan ilmu
keterampilan dan backhand sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon
guru berada dalam pendidikan prajabatan. sikap teliti dan disiplin misalnya, dapat
terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar karena

15
belajar Matematika selalu menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan
prosedur yang telah ditentukan.

2.) Pengembangan Sikap Selama Dalam Jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai


mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka
peningkatan sikap profesional keguruan dalam masa pengabdiannya selaku guru.
seperti telah disebutkan bahwa peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal
melalui kegiatan mengikuti Penataran lokakarya pelatihan workshop seminar atau
kegiatan ilmiah lainnya, ataupun dilakukan secara informal melalui media elektronik
seperti televisi radio internet atau media cetak seperti jurnal jurnal kependidikan,
majalah ilmiah, buletin, koran dan publikasi lainnya. kegiatan ini selain dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus juga dapat meningkatkan sikap
profesional keguruan.

BAB 4: PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

a. Hakikat Manajemen Pendidikan

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan istilah atau kata dasar
manage,yang berarti kelola. Manajemen berarti pengelolaan, yang berarti penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan
proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Manajemen berasal dari kata managio,yaitu pengurusan atau managiare,atau


melatih dalam mengatur langkah-langkah. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu kiat
dan profesi. Karena itu manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang
kooperatif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan
yang teratur melalui usaha yang terus-menerus dilandasi tindakan yang rasional.

16
Konsep manajemen berbasis sekolah merupakan konsep manajemen yang baru
diterapkan di Indonesia tahun 2000. Konsep MBS pertama muncul di AS tahun 1970
sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah karena
tahun-tahun sebelumnya kinerja sekolah tidak menunjukkan peningkatan dalam
memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah terutama tuntutan dunia kerja iptek
sosial hukum dan politik. Sementara di Indonesia disadari bahwa ada tiga faktor utama
penting penerapan manajemen berbasis sekolah, meliputi:

1) Pelaksanaan kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional yang menggunakan


pendekatan education production function atau input out analysis

2) Penyelenggaraan pendidikan yang terfokus pada birokratik sentralistik

3) Peran serta warga sekolah dan warga masyarakat yang selama ini dirasakan sangat
minim

Manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai proses pengambilan


keputusan mengikutkan partisipasi dari berbagai pihak baik internal eksternal maupun
jajaran birokrasi sebagai pendukung diadakan secara kolektif di antara stakeholder
sekolah.

b. Fungsi Manajemen Pendidikan

Adapun fungsi manajemen pendidikan di sekolah yaitu:


 Perencanaan atau planning
 Pengorganisasian atau organizing
 Penyusunan pegawai atau staffing
 Pengarahan atau directing
 Koordinasi atau coordinating
 Pencatatan dan pelaporan atau recording and reporting
 Pengawasan atau controlling

17
c. Hubungan Kemitraan Dengan Stakeholders Pendidikan

1) Stakeholders Pendidikan

Stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang


dan sekaligus memberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan. Jika
lembaga pendidikan itu berupa sekolah, maka stakeholders nya adalah birokrasi
pendidikan (dinas pendidikan), pengawas, kepala sekolah, guru guru, orang tua, komite
sekolah, dewan sekolah,masyarakat, dunia usaha dan dunia industri. dengan perkataan
lain stakeholders adalah orang-orang atau badan yang berkepentingan langsung atau
tidak langsung terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.

2) Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun


swasta adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud dapat
meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktek
pendidikan.

Dalam pelaksanaan aktivitas pendidikan dan pengajaran di sekolah setiap


personal sekolah terutama jajaran manajer harus mampu melibatkan seluruh unsur
sistem pendidikan, termasuk elemen masyarakat dalam proses perencanaan dan
pengendalian program-program pemberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Kerjasama dengan masyarakat akan efektif jika sekolah dan elemen masyarakat
dengan koordinasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, bersama-sama
menyusun rencana dan program pelibatan orang tua siswa dan masyarakat dalam
pelaksanaan program program sekolah atau program pengabdian sekolah terhadap
masyarakat. melalui kegiatan tersebut, sekolah memiliki kesempatan mempromosikan
sekolah kepada masyarakat dan sebaliknya kegiatan-kegiatan, kehidupan kedinamisan
yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dapat diketahui oleh sekolah.

18
BAB 5 : HAKEKAT SUPERVISI SEKOLAH

a. Pengertian Supervisi Pendidikan

Konsep supervisi pada awalnya adalah adanya kebutuhan akan landasan


pembinaan situasi pembelajaran dengan cara membimbing guru dalam memilih metode
mengajar yang tepat dan pentingnya mempersiapkan guru yang mampu melaksanakan
tugasnya dengan kreativitas yang tinggi yang didasari oleh otonom sebagai guru
sehingga pertumbuhan jabatan guru terus berlangsung.

Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar
dapat membantu peserta didiknya belajar untuk menjadi lebih baik. namun pada
prakteknya sering supervisi diartikan sebagai bentuk pengawasan terhadap kinerja
guru.

Seorang supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan kelebihan di


bidang ke guruan, di mana kelebihan tersebut dapat membuatnya membantu guru
memperbaiki situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik.

b. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori tetapi


menganjurkan sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik
esensial teori. supervisi pendidikan sebagai salah satu instrumen yang dapat mengukur
dan menjamin terpenuhinya kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun
penyelenggaraan pembelajaran. supervisi untuk meningkatkan situasi dan proses
belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan nasional dengan membentuk
guru-guru untuk lebih memahami peranan sekolah untuk mencapai tujuan yang
dimaksud.

Adapun tujuan dari supervisi pendidikan antara lain:

1) Membantu guru guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar Lebih


memahami mutu, pertumbuhan, dan peranan sekolah untuk mencapai tujuannya

19
2) Membantu guru guru menterjemahkan kurikulum ke dalam bahasa belajar mengajar

3) Membantu guru melihat tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar


mengajar menggunakan sumber belajar menggunakan metode belajar, memenuhi
kebutuhan belajar murid, menilai kemajuan belajar murid, membina moral kerja,
menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan membina sekolah

4) Membantu guru guru mengembangkan profesional guru dan staf sekolah.

Secara umum tujuan supervisi dapat dirumuskan adalah "untuk membantu guru
meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam
melaksanakan pengajaran". jadi dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk
meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan
pendidikan nasional.

c. Fungsi Supervisi Pendidikan

Mengacu pada tujuan supervisi pengajaran yaitu memberikan layanan dan


bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas belajar siswa. maka perlu diketahui fungsi supervisi pendidikan.
supervisi mempunyai fungsi penilaian (evaluation) dengan jalan penelitian (research)
dan merupakan usaha perbaikan (improvement).

Dapat ditegaskan bahwa fungsi dan spesifikasi supervisi pengajaran adalah


memberikan pelayanan supervisi pengajaran kepada guru untuk menumbuhkan proses
belajar mengajar yang berkualitas baik, menyenangkan, inovatif dan dapat menjaga
keseimbangan pelaksanaan tugas staf. Tugas supervisor tersebut memberi petunjuk
bahwa manajemen pendidikan pada intinya adalah mengelola pembelajaran dan
memberikan layanan belajar yang berkualitas.

d. Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervisi pendidikan yang diterapkan di sekolah sangat ditentukan oleh


model dan pendekatan yang digunakan, dikelompokkan atas dua bagian besar, yaitu:

20
1) Teknik yang bersifat kelompok yang terdiri dari:

o Pertemuan orientasi
o Rapat guru latih
o Studi kelompok antar guru latih
o Diskusi sebagai proses kelompok
o Tukar-menukar pengalaman
o Lokakarya
o Diskusi panel
o Seminar
o Simposium
o Demonstrasi mengajar
o Dan lain-lain

2) Teknik yang bersifat individual terdiri dari:

o Perkunjungan kelas
o Observasi kelas
o Percakapan pribadi
o Intervisitasi
o Menilai diri sendiri

21
BAB 6 : BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

A. Konsep Dasar Konseling

Secara umum konseling dapat diartikan sebagai bantuan. Bentuk bantuan dalam
arti konseling membutuhkan syarat, bentuk, prosedur dan pelaksanaan tertentu sesuai
dengan dasar, prinsip, dan tujuannya. Seorang konselor bertujuan:

1. Menolong anak mengenal diri

2. Menolong anak menerima diri sendiri

3. Menolong anak mampu membuat keputusan sendiri, menentukan pilihan sendiri

4. Menolong anak mampu membuat rencana hidup dan lain-lain, maka kegiatan
konseling itu diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan sementara bimbingan
yang selanjutnya akan berfungsi sebagai langkah untuk tercapainya tujuan akhir
konseling.

a. Pengertian Konseling

Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antara konselor dengan


konseli yang bermasalah di mana pembimbing membantu konseling dalam
mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.

b. Tujuan Konseling

Secara umum pelayanan konseling di sekolah bertujuan agar siswa mendapat


pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, dan nilai-nilai
yang dimiliki. tujuan ini dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antara
siswa sesamanya setiap Siswa memiliki keunikan-keunikan tertentu.

Secara khusus pelayanan konseling di sekolah bertujuan agar siswa dapat:

1. Memahami dirinya dengan baik

22
2. Memahami lingkungannya dengan baik

3. Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana

4. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari baik di


sekolah maupun di luar sekolah.

B. Peranan Guru Dalam Konseling di Kelas

 Sesungguhnya semua guru dalam melaksanakan tugas rangkap yaitu mengajar


dan membimbing

 Adalah benar bahwa guru perlu mempelajari bagaimana sebaiknya memberi dan
mendalami teori konseling itu

 Pada umumnya konseling oleh guru dilakukan melalui kegiatan kelompok. guru
yang telah mengenal siswanya dengan baik akan melihat banyak sekali
kesempatan melakukan konseling kelompok sambil memberikan pelajaran

 Guru sangat besar sumbangan dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan


program tes di sekolah guru dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan serta
kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti bidang studi yang diajarkannya

 Guru dapat memanfaatkan catatan pribadi dan catatan akademik siswa untuk
mendukung efektivitas proses belajar mengajar

 Berkenaan dengan bantuan untuk memperbaiki kemampuan siswa


menyesuaikan diri, misalnya seorang siswa mengalami masalah dalam
penyesuaian diri, maka langkah pokok yang dapat dilakukan guru adalah:

1) Menghimpun data siswa


2) Menganalisis data siswa tersebut
3) Merumuskan dugaan mengenai sumber kesulitan siswa
4) Merencanakan langkah-langkah bantuan
5) Melaksanakan langkah tersebut
6) Mengamati hasil bantuan yang diberikan

23
7) Apabila langkah tersebut kurang atau tidak berhasil, lakukanlah perbaikan
sampai hasil yang memadai.

 Kelebihan dan Kelemahan Isi Bab Buku:

BAB KELEBIHAN KELEMAHAN

- Materi pada bab ini mudah - Pada bab ini, tidak terdapat
dipahami gambar yang dapat
- Materi yang tersusun dalam mempermudah pembaca
1
buku ini sangat terinci dengan memahami isi materi, sekaligus
baik untuk membuat pembaca agar
- Menjelaskan definisi menurut lebih tertarik untuk membaca
para ahli. buku ini.

- Cakupan bahasan yang luas dan - Terlalu banyak pembagian sub


lengkap judul dalam satu bab, sehingga
- Bab ini dilengkapi dengan membuat pembaca sedikit
skema/ gambar, sehingga lebih bingung.
2 menarik
- Materi dijelaskan dalam bentu
point- point sehingga lebih dapat
dipahami .

- Isi materi yang lengkap dan - Terdapat dua rangkuman yang


mudah dimengerti berbeda pada satu bab, yaitu
- Mencantumkan dasar atau rangkuman terhadap sub judul
peraturan yang mencakup isi yang A dan rangkuman terhadap
materi, seperti Standar Nasional materi keseluruhan, akan lebih
Pendidikan, PP No 19 Tahun baik jika terdiri dari satu
3
2005, dll rangkuman saja, tetapi
- Tugas pada bab ini dalam bentuk mencakup keseluruhan isi materi
kasus, sehingga dapat menambah pada bab tersebut
daya nalar pembaca. - Tidak terdapat gambar yang
menjelaskan materi pada bab ini.

4 - Pendapat ahli dalam bahasa - Hanya menuliskan nama dan


Inggris diterjemahkan ke dalam tahun para ahli, tetapi tidak
bahasa Indonesia mencantumkan pendapat ahli
- Terdapat gambar dan skema tersebut
yang menarik, contohnya : - Pada bab ini terlalu banyak
perumpamaan telur sebagai pokok bahasan, sehingga dapat
bentuk hubungan konsep antara membuat pembaca bosan.
24
administrasi, manajemen,
kepemimpinan, dan komunikasi
- Dalam bab ini, terdapat tugas
dalam bentuk diskusi.

- Sub judul materi pada bab ini - Kesalahan dalam penomoran


tersusun dengan baik pada Kompetensi Dasar dan
- Terdapat gambar dan banyak Indikator Keberhasilan, yaitu:
skema yang mencakup isi materi, 7,8,9,10, yang seharusnya 1,2,3,4
sehingga lebih menarik. - Pada bab ini, penjelasan materi
kurang lengkap, seperti pada
materi Teknik supervisi
pendidikan yang bersifat
kelompok, hanya beberapa saja
5 yang dijelaskan, yang lainnya
hanya disebutkan saja
- Pada bab ini, terdapat soal
latihan dalam bentuk obyektif,
tetapi di bawahnya tercantum
pula kunci jawabannya, sehingga
tidak dapat meningkatkan daya
pikir pembaca terhadap materi
pada bab ini.

- Penjelasan yang cukup lengkap - Definisi konseling hanya memuat


mengenai landasan, orientasi, satu pendapat ahli
dan prinsip konseling yang - Terdapat gambar mengenai
terbagi dalam prinsip umum dan komponen program BK, tetapi
prinsip khusus kabur atau buram.
6 - Pada bab ini, terdapat latihan
dalam bentuk riset, sehingga
dapat menambah pengalaman
pembaca dalam mendalami
materi bab ini.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca buku ini, pembaca akan mengetahui apa yang di maksud
dengan profesi kependidikan dan cakupan-cakupan materi lainnya, seperti: kode
etik guru, manajemen pendidikan, administrasi pendidikan, supervisi
pendiidikan, dan pogram bimbingan konseling.

B. Saran
Bagi penulis: untuk kelebihan isi bab buku, semoga penulis dapat
mempertahankan bahkan dapat meningkatkannya, dan semoga kedepannya
penulis dapat memperbaiki apa yang menjadi kelemahannya baik dari segi isi
materi atau pokok bahasannya, serta dari segi pengetikan dan tanda baca yang
digunakan.
Bagi pembaca: menurut penulis buku Profesi Kependidikan ini sangat
layak digunakan dosen maupun mahasiswa untuk dijadikan referensi dan
diharapkan agar buku tersebut lebih teliti lagi saat dalam pengetikan agar tidak
ada kesalahan serta memudahkan pembaca untuk mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

26
DAFTAR PUSTAKA

 Wau, Yasaratodo. 2020. Profesi Kependidikan. Medan. UNIMED PRESS

27

Anda mungkin juga menyukai