Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

NAMA : LIDIA J MANULLANG


NIM : 2173131015
Mata Kuliah :PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Dr. IRWANDY, M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya, Sehingga Kami mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Report  disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan, Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Medan. Kami berharap
semoga Critical Book Report ini  dapat bermanfaat bagi Mahasiswa khususnya prodi Pendidikan
Bahasa Perancis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah Critical Book Report ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
terutama oleh Monsieur Dr. IRWANDY, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Profesi Kependidikan
di Universitas Negeri Medan tepatnya di kelas Reguler A 2017. 

Medan, MEI 2018

LIDIA J MANULLANG

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................1
1.3 Manfaat.....................................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku..........................................................................................................................2

BAB II ISI BUKU.........................................................................................................................3

BAB III PENILAIAN .................................................................................................................20


BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………..........21
B. SARAN……………………………………………………………………………..........21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “professional” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau
ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Keahlian yang dimaksud
bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan,
dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti runtunan
perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian
tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999) yang dapat
diartikan sebagai pergerakan dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut aturan yang
lazim atau harus dijalankan. Keprofesionalan seseorang terbentuk melalui proses yang harus
dijalani dalam waktu yang lama. Proses pembentukan sosok seseorang menjadi yang
professional secara singkat dapat disebut sebagai profesionalisasi. Seseorang yang punya niat
untuk menjadi guru (pendidik) tidak langsung dapat menjadi guru yang professional jika
tidak mengikuti proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relative lama, mulai dari
pendidikan tingkat dasar (sekolah dasar-SD/pendidikan anak usia dini-PAUD), lalu melanjut
ke tingkat pendidikan menengah dan sekolah menengah atas, lalu melanjut ke tingkat
perguruan tinggi (lembaga pendidikan tenaga kependidikan-LPTK).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian, ciri-ciri dan bagian-bagian mengenai Profesi
kependidikan
2. Untuk mengetahui apakah Guru sebagai jabatan yang Profesional atau tidak dalam
praktek pembelajarannya
3. Untuk menjelaskan tentang Kode etik profesi guru
4. Untuk menjelaskan tentang peran guru dalam Manajemen Pendidikan
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih sebagai Calon Guru yang Profesional kedepannya
2. Mahasiswa dapat terlatih sebagai Guru yang Profesional
3. Mengetahui tentang Kode Etik, Undang-Undang yang mendasari profesi sebagai Guru
yang mematuhi peraturan dan tanggung jawab yang berlaku
1
1.4 Identitas Buku
BUKU UTAMA
Judul Buku : Profesi Kependidikan
Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
ISBN : 978-602-7938-05-2
Penerbit : Gedung Lembaga Penelitian Lantai 1
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan
Tahun terbit : Tahun 2013
Urutan cetakan : Cetakan Pertama
Dimensi buku : 16 x 24 cm
Tebal buku : ix, 341 Halaman

BUKU PEMBANDING

1.5 Identitas Buku


Judul Buku : Profesi Pendidikan
Penulis : David Sigalingging, S.Pd
Penerbit : Buku Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang 2011
Tebal buku : ix, 107 Halaman

2
BAB II
ISI BUKU
BUKU UTAMA

BAB I HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Konsep dasar profesi kependidikan
a. pengantar
Pemenuhan kebutuhan bagi manusia merupakan titik awal dalam menjadikan
hidupnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga menbuat manusia harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.dari sedemikian banyaknya jenis pekerjaan ada ahli
yang mencoba menyederhanakannya ke dalam golongan pekerjaan. Ada yang membuat
penggolongan kepemilikannya yaitu (1) pekerja kasar ( manual laborer), (2) petani atau buruh
tani ( farmer atau farmlaborer), (3) pekerja jasa ( service), (4) manejer (managerial), dan (5)
professional (profession). Disamping penggolongan diatas ada juga ahli lain yang
membaginya dalam penggolongan berikut: 1). Unskilled laborate, 2). Semi skilled laborate,
3). Skilled laborate, 4). Semi professional, dan 5). Professional.
Guru sebagai jabatan atau pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang menuntut setiap
orang yang ingin mengerjakannya memiliki keahlian, kecakapan, keterampilan, dibidang
kependidikan dan pembelajaran, yang diperoleh melalui proses pendidikan dan latihan dalam
waktu yang relatif lama ( hingga tingkat perguruan tinggi) untuk memberikan pelayanan
yang professional kepada warga/peserta belajar.
b. pengertian profesional
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “professional” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau
ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Keahlian yang dimaksud
bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan,
dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.

3
c. ciri-ciri profesi
Sanusi mengemukakan beberapa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:
 Segi fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan pekerjaan yang memiliki
fungsi sosial yang penting.
 Segi keahlian dan keterampilan: untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan keterampilan tertentu.
 Batang tubuh ilmu: artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan eksplisit.

d. Guru sebagai jabatan professional


Para ahli pendidik pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai pekerjaan
profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain.
Istilah kompetensi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan
yang dimiliki seseorang. Menurut purwadarminta dalam KBBI (1990), kompetensi adalah
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.

B. ciri-ciri professional guru


 Konsep dasar ciri professional
Kata cirri mengacu pada tanda atau gambaran dari sesuatu yang menjelaskan
bagaimana keutuhan dari sesuatu. Dalam kamus bahasa Indonesia (KBBI,1990) dijelaskan
bahwa cirri adalah tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain.
 Ciri-ciri professional guru
Bila diamati secara cermat ciri umum pekerjaan professional juga tercermin dalam
pekerjaan guru. Pekerjaan sebagai guru memerlukan kemampuan-kemampuan dengan cirri
tertentu. Kemampuan professional guru tersebut tentu saja sejajar dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat tentang tugas-tugas guru. Dengan berpedoman pada gejala-gejala perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial, ada pihak berpendapat bahwa ciri keprofesionalan
guru terletak pada kemampuan (1) menguasai subyek (kandungan kurikulum), (2) memiliki
kemahiran dan keterampilan padagogik (mengajar dan membelajarkan), (3) memahami
perkembangan dan menyanyangi peserta didik, (4) memahami counseling pembelajaran
(cognitive psychology), (5) mahir menggunakan teknologi terkini.

4
 Criteria guru professional
Berdasarkan ciri-ciri professional yang dikemukakan diatas, maka untuk menjadi guru
yang professional harus memiliki seluruh ciri tersebut dan memenuhi sejumlah kriteria
tertentu. kriteria untuk menjadi guru yang professional sangat beragam, namun kriteria utama
meliputi tiga (sahertian, 1994) yakni harus ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility)
baik tanggung jawab intelektual maupun moral, dan memiliki rasa kesejawatan.
Kompetensi guru professional yang ditetapkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tersebut
dapat dikemukakan secara rinci dibawah ini. Masing-masing kompetensi tersebut dapat
disebutkan dibawah ini.
1. Kompetensi pedagogic
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi professional
4. Kompetensi sosial

C. Kepala sekolah dan konselor sebagai profesi


Kepala sekolah adalah merupakan jabatan yang sering di perdebatkan oleh sebagian
kaum awam. Dilihat dari sisi hukum yang berlaku, kepala sekolah adalah tugas tambahan
guru yang diberi tugas mengelola bidang-bidang tugas manajemen pendidikan. Jika ditelusuri
isi peraturan pemerintah (PP) RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 38 ditemukan sejumlah kriteria menjadi kepala sekolah, seperti kriteria untuk menjadi
kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK meliputi: (a) berstatus sebagai guru
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK (b) memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, (c) memiliki
pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK, dan (d) memiliki kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahawan dibidang pendidikan.

5
BAB II PROFESIONALISASI JABATAN GURU
A. Pengertian profesionalisasi
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti
runtunan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus,
rangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999)
yang dapat diartikan sebagai pergerakan dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut
aturan yang lazim atau harus dijalankan.
B. Profesionalisasi jabatan guru
Keprofesionalan seseorang terbentuk melalui proses yang harus dijalani dalam waktu
yang lama. Proses pembentukan sosok seseorang menjadi yang professional secara singkat
dapat disebut sebagai profesionalisasi. Seseorang yang punya niat untuk menjadi guru
(pendidik) tidak langsung dapat menjadi guru yang professional jika tidak mengikuti proses
pendidikan dan latihan dalam waktu yang relative lama, mulai dari pendidikan tingkat dasar
(sekolah dasar-SD/pendidikan anak usia dini-PAUD), lalu melanjut ke tingkat pendidikan
menengah dan sekolah menengah atas, lalu melanjut ke tingkat perguruan tinggi (lembaga
pendidikan tenaga kependidikan-LPTK). Jika telah berhasil menamatkan pendidikan hingga
perguruan tinggi dengan dinyatakan lulus dan diwisuda dengan memegang ijazah S1
kependidikan dan keguruan, tidak secara otomatis dinyatakan telah menjadi guru yang
professional.
C. Pengembangan kinerja guru
Kinerja guru merupakan salah satu indikator penentu ketercapaian tujuan pendidikan
dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kinerja dalam bahasa inggris
disebut sebagai performance yang diartikan dengan penampilan ataun unjuk kerja. Kinerja
mempunyai makna yang lebih luas yang tidak hanya menyangkut hasil kerja, tetapi juga
proses kerja yang berlangsung dalam memperoleh hasil kerja.
D. Faktor penentuan dan penilaian kinerja guru
Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling berkaitan
seperti kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, rekan guru, karyawan, maupun anak
didik. Menurut pidarta (1986) bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) fasilitas
kerja, (3) harapan-harapan, dan (4) kepercayaan personalia sekolah.

6
E. Pengembangan karir guru
Tugas guru sebagai pendidik professional terdiri dari mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai keberhasilan peserta didik. Tugas tersebut akan
efektif pelaksanaannya jika guru yang melaksanakannya memiliki derajat keprofesionalan
yang tercermin dari kompetensi, keahlian, kemahiran, dan keterampilan yang memenuhi
standar mutu dan norma etik tertentu.
F. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan
PGRI telah mengeluarkan sebuag kode etik guru yang pada dasarnya mengatur
prilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan guru,
dan mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1)
kode etik guru Indonesia; dan (2) kode etik jabatan guru.
G. Perlindungan profesi guru
Menurut martini dan nawawi (1994 : 342) apabila profesi guru tidak dilindungi
dengan kaidah-kaidah hukum, maka tidak sedikit lulusan non LPTK yang akan menjadi
guru, sementara lulusan LPTK sendiri belum memperoleh kesempatan menjadi guru.
Berdasarkan kenyataan itu sekurang-kurangnya harus diadakan penertiban, dan pada
gilirannya diperlukan ketegasan mengenai persyaratan seseorang untuk dibenarkan
memangku jabatan guru, yang disertai dengan sanksi hukum yang keras.

BAB III PERAN ORGANISASI PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Organisasi profesi keguruan
1. Konsep dasar dan peranan organisasi professional keguruan pengertian, tujuan dan
fungsi organisasi professional
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki
suatu keahlian khusus yang merupakan cirri khas dari bidang keahlian tertentu. Organisasi
professional bertujuan untuk mengikat, mengawasi, dan meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya.
Organisasi profesi keguruan di Indonesia
Guru mempunyai organisasi profesi yang bernama persatuan guru republic Indonesia
(PGRI). PGRI lahir pada tanggal 25 Nopember 1945, organisasi ini pada mulanya adalah
organisasi serikat sekerja, tetapi dengan perkembangannya yang pesat, maka pada akhirnya
kongres XIII di Jakarta pada tahun 1973 merobah sifat organisasi ini dari serikat sekerja
menjadi organisasi profesi.
a. Peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan
7
Mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan sangat tergantung pada
layak tidaknya penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan. Kelayakan penyelenggaraan ini
dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama kualifikasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dan kedua kelayakan sarana dan prasarana pendidikan.
1. Analisis peranan organisasi professional keguruan.
a. Keadaan yang ditemui
Undang-Undang Rep. Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dalam UU tersebut, tenaga kependidikan mendapat perhatian yang amat besar,
melebihi bidang-bidang lain. Ada 6 pasal (pasal 39 s/d 44) terdiri atas 17 ayat, yang secara
khusus menyangkut tenaga kependidikan. Ini menunjukkan bahwa kedudukan tenaga
kependidikan begitu penting dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan.
b. Permasalahan yang dihadapi profesi guru
Permasalah pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi profesi guru masa
sekarang ini adalah sebagai berikut:
Penjabaran yang operasional tentang ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam
peraturan yang berlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta
kesejahteraanya.
Proses profesionalisasi guru melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak
pendidikan prajabatan, pengangkatan, penempatan, dan pembinannya dalam
jabatan.
c. Kode etik guru
Kode etik berasal dari dua kata yaitu code dan ethic. Code atau kode berarti, tulisan,
kata, atau tanda, yang melalui persetujuan mempunyai arti atau maksud tertentu.sedangkan
ethic atau etik dapat berarti aturan tatasusila; sikap atau akhlak. Dengan demikian kode etik
berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan dengan tatasusila dan akhlak.
Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan
PGRI telah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya mengatur
perilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan guru,
dan mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik guru terjadi dari dua bagian yakni: (1)
kode etik guru Indonesia dan (2) kode etik jabatan guru.
B. Sikap professional kependidikan
1. Rasional sikap professional kependidikan

8
Tenaga professional pada dasarnya menuntut standar dalam sejumlah dimensi, baik
standar pendidikan prajabatan, maupun standar mutu kinerjanya atau sering disebut dengan
standar pelayanan minimal (SPM).
2. Pengertian Sikap Profesional
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat untuk
memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja. Sikap memiliki komponen yaitu: (1)
kognisi, berkenaan dengan keyakinan, ide dan konsep; (2) afeksi, berkenaan dengan
emosional/perasaan; sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan bertingkah laku.
3. Sasaran sikap professional kependidikan
 Sikap terhadap peraturan perundang-undagan
 Sikap terhadap organisasi profesi
 Sikap terhadap teman sejawat
 Sikap terhadap peserta didik
 Sikap terhadap tempat kerja
 Sikap terhadap pimpinan
4. Pengembangan sikap professional
Pengembangan sikap professional ini dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan
maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.
 Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan
 Pengembangan sikap selama dalam jabatan
BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Hakekat manajemen pendidikan
1. Pengertian manajemen pendidikan
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dengan istilah dan/atau kata dasar
“manage” yang berarti kelola. Management berarti pengelolaan, yang berarti penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan
proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, usman (2006) memberikan pengertian
manajemen pendidikan sebagai:
“Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

9
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara”.
2. Fungsi manajemen pendidikan
Manajemen kependidikan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada
serangkaian kegiatan yang di mulai dari penentuan sasaran (tujuan) sampai berkhirnya
sasaran/tercapainya tujuan. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan antara lain yaitu: 1)
perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) penyusunan pegawai (staffing),
4) pengarahan (directing), 5) koordinasi (coordinating), 6) pengawasan (controlling).
B. Hubungan kemitraan dengan stakeholder pendidikan
Lembaga pendidikan formal (sekolah) merupakan tempat penyelenggaraan sistem
pendidikan dalam upaya membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikannya.
1. Stakeholder pendidikan
Perkataan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, terdiri atas dua
kata; stake dan holder. Stake berarti to give support to; holder berarti pemegang. Jadi
stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus
pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan.
2. Hubungan sekolah masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta
adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat. Dengan maksud dapat meningkatkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan prakter pendidikan serta mendorong
minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah. Manajemen sekolah yang
efektif tergantung pada praktek yang menerapkan empat prinsip pengelolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat dibawah ini:
 Desentralisasi sistem dan anggota staf
 Mempertinggi penghargaan terhadap personal
 Perkembangan dan pertumbuhan personal sekolah secara optimal
 Pelibatan personal

BAB V HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN


A. Pengertian suvervisi pendidikan
Konsep supevisi jika dipandang dari arti katanya yang berarti supervision (inggris),
yang terdiri dari dua suku kata, yakni super dan vision. Kata super diartikan sebagai padanan

10
dari kata atas, lebih, hebat, sedangkan vision berarti melihat. Sehingga kata supervision
berarti “melihat dari atas” atau “melihat kelebihan”.
B. Latar belakang pentingnya supervise pendidikan
Beberapa kenyataan dibawah ini, dapat dijadikan sebagai masukan tentang latar
belakang pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pendidikan lainnya di lembaga
pendidikan. Kenyataan-kenyataan yang dimaksud, antara lain:
1. Penyelenggaraan pendidikan melibatkan peran sejumlah orang yang perlu
dikendalikan dlam kerjasama.
2. Pada umumnya semua petugas pendidikan, khususnya guru, memiliki potensi yang
lebih besar daripada apa yang ditampilkannya “saat ini” (saat ia melaksanakan
tugas).
3. Para pengajar tidak mungkin selalu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, kedudukan supervisi dalam dunia
pengajaran dan pendidikan semakin dirasakan.
C. Tujuan supervisi pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori, tetapi menganjurkan
sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensial teori. Supervisi
pendidikan sebagai salah satu instrument yang dapat mengukur dan menjamin terpenuhinya
kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan pembelajaran.

BUKU PEMBANDING
BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan
untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap,
maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui pendidikan
seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan memiliki kreatifitas
yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk memperiapan generasi
muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan meguasai mega skill
yang mantap. Menurut Michael J. Marquard, 1996 (dalam buku Mohd. Surya 1997)
menjelang abad 21 ada beberapa perubahan yang akan membawa pengaruh terhadap dunia
pendidikan, antara lain ini telah dirasakan adanya perubahan dalam: 1. Lingkungan ekonomi
dan social, 2. Lingkungan kerja, 3. Harapan konsumen dan pelanggan, dan 4. harapan
pekerja.
11
B. Penyajian
1. Hakekat Profesi Kependidikan Tenaga kependidikan
secara umum adalah orang-orang yang peduli dengan masalah-masalah kependidikan
dan memiliki tugas dan wewenang tertentu di bidang kependidikan. Peraturan pemerintah
No. 38/1992 pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah :
Ayat 1 : Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan. Ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga
kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik. Ayat 3 :
Tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik yang bertugas membimbing peserta didik. Ayat
4 : Tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama mengajar peserta didik.
C. Pengertian Profesi
a. Profesi
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi,
menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu
pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri. Hoyle, (dalam Dedi supriadi, 1997)
merupakan salah satu versi tentang ciri-ciri pkok suatu profesi walaupun tidak sepenuhnya
dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita yaitu: 1. Fungsi signifikan sosial; suatu
profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang benar.
2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilan tertentu. 3.
Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan sifat
pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut pemecahan. 4. Batang
tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis dan
ekplisit. 5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-tahun,
dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal ini dilakukan sampai tingkat
perguruan tinggi. 6. Sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.
7. Kode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional berpegang
teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap
pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.

BAB II GURU SEBAGAI PROFESI


12
A. Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai harkat dan martabat guru khususnya guru
diindonesia, seorang guru harus bias memahami bagaimana harkat dan martabat seorang
guru, dan seorang guru juga harus mempunyai kompetensi untuk menunjukkan
keprofesionalnya, guru juga harus bisa memahami organisasi dan kode etik guru di Indonesia
dan juga bisa memahami, menghayati dan mengenalkan sikap profesionalnya.
B. Guru sebagai Profesi yang Profesional
1. Hakekat dan martabat guru Guru yang ideal dan profesional merupakan dambaan
setiap insan pendidikan, sebab dengan guru yang profesional diharapkan pendidikan
menjadi lebih berkualitas. Apabila penghargaan terhadap guru tersebut tidak
memadai, Maka harapan atau idealisme di atas, bukan merupakan pekerjaan yang
mudah. Hal ini berkaitan erat dengan penghargaan masyarakat atau negara terhadap
profesi guru. Negara-negara maju memberikan penghargaan yang lebih kepada guru
dibanding dengan Indonesia.
2. Kompetensi guru Inti dari pendidikan adalah interaksi antara pendidik (guru) dengan
peserta didik (murid) dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta
didik dan tujuan pendidikan adalah komponen-komponen pendidikan yang esensial
(utama). Ketiga komponen pendidikan ini membentuk suatu segitiga, yaitu jika hilang
salah satu komponennya, maka akan hilang hakekat dari pendidikan itu.

BAB III PROFESI GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL


1. Guru Yang Ideal Guru yang ideal adalah guru yang menguasai kompetensinya
sebagai guru. Banyak Rumusan oleh para ahli tentang kompetensi guru, misalnya
(dalam Roestiyah, 1989) memberikan sepuluh rumusan tentang kompetensi guru,
yaitu : a. Menguasai bahan pelajaran b. Mengelola program belajar mengajar c.
Mengelola kelas d. Menggunakan media/sumber belajar e. Menguasai landasan-
landasan kependidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Menilai prestasi
peserta didik untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan program layanan
bibingan dan knseling sekolah i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah j. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.
2. Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang Guru Keputusan Menpan nomor
84/1993, Guru adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan
13
dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada
pendidikan dasar dan menengah. 3. Penghargaan Masyarakat Terhadap Guru di
Indonesia Untuk mendapatkan berpuluh predikat atau peran guru bukan pekerjaan
yang mudah. Hal ini sangat berkaitan dengan penghargaan masyarakat atau Negara
terhadap profesi ini.

BAB IV WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDAHULUAN


A. Penegertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yan terintegrasi dalam keseluruhan
proses belajar megajar. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau
kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat, gagasan ,alat dan
asuhan yang di dasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan konseling
sebagai suatu usaha memperoleh konsep diri pada individu siswa. Konsep diri meliputi
konsep tentang diri, orang lain, pendapat orang lain tentan diri, tujuan (harapan, kepercayaan
diri) serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan dan masyarakat.
(prayitno, 1987). Kegiatan bimbingan dan konseling disekolah ditetapkan adanya 4 bidang
bimbingan dan konseling. Keempat biadang tersebut adalah :
1. Bidang bimbingan pribadi; membantu individu menilai kecakapan, minat bakat, dan
karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik.
2. Bidang bimbingan sosial; membantu individu menilai dan mencari alternatif
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan
sosial yang lebih luas.
3. Bidang bimbingan belajar; membantu individu dalam kegiatan dalam rangka
mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai
kecakapan atau keterampilan tertentu.
B. Bidang bimbingan karier; membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan
serta mengambil keputusan berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa
depan maupun karier yang sedang dijalaninya Untuk melaksanakan keempat bidang
tersebut ada tujuh layanan yang diberikan kepada siswa menurut prayitno antara lain :
Latar Belakang Perlunya BImbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan
Berikut akan dikemukakan beragai latar belakang perunya bimbingan dan konseling dalam
pendidikan.
a. Latar belakang social budaya
14
b. Latar belakang pendidikan
c. Latar belakang psikologis
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri serta masalah belajar. Tujuan
Bimbingan Dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk membantu individu
dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif
dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis antara cita-cita dengan kemampuan
yang ada.
BAB V PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING DI SEKOLAH
A. Pendahuluan
Bimbingan dan konseling merupakan suatu program yang terintegrasi dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa untuk mencapai
kemandirian dalam keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai individu, anggota kelompok,
keluarga atau masyarakat pada umumnya. Di sekolah, guru sebagai pengelola proses
pembelajaran, sering dihadapakan pada berbagai masalah. Dalam situasi demikian,
kadangkala guru tidak dapat mengatasinya karena adanya keterbatasan pengetahuan atau
keahlian yang dimiliki. Di sisi lain, guru diharuskan untuk melaksanakan Program
Pengajaran, karena itu guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan memerlukan
rekanan kerja untuk menangani permasalahan para peserta didik.
1. Program bimbingan dan konseling (1) Makna dan tujuan Program bimbingan dan
konseling merupakan suatu rangakaian kegiatan yang terencana,terorganisasi dan
terkoordinasi selama periode waktu tertentu (Winkel, 1991). Prayitno, (2000)
memberikan makna bahwa program bimbingan dan konseling (BK) adalah satuan
nrencana kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Program
ini memuat unsure-unsur yang terdapat di dalam berbagai ketentuan tentang
pelaksanaan BK dan diorientasikan kepada pencapaian tujuan kegiatan BK di sekolah.
Prayitno, dkk (1997) mengingatkan bahwa program- program kegiatan BK perlu
disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiatan yang nantinya akan merupakan wujud
nyata pelayanan lansung bimbingan dan konseling terhadap siswa asuh. Tujuan
penyusunan program BK tidak lain adalah agar kegiatan BK di sekolah dapat
terlaksana dengan lancar,efektif dan efisien serta hasilnya dapat dinilai
15
BAB VI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Administrasi pendidikan merupakan sub sistem dari sistem pendidikan di sekolah
yang bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Komponen utama dalam sistem pendidikan yang memegang peranan penting dalam
pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Oleh karena itu, guru juga mempunyai peranan
penting untuk melaksanakan fungsi administrasi seperti melakukan perencanaan program-
program sekolah, perencanaan kemajuan sekolah, perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan yang dibutuhkan, perencanaan hubungan sekolah denga masyarakat.

B. Uraian materi
 Pengertian Administrasi Pendidikan Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal
dari bahasa latin ad dan ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang,
pencapaian tujuan sehingga bebar-benar tercapai..
 Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang digariskan dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan. 4. Bidang Garapan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Administrasi Pendidikan antara lain : a.
Bidang kurikulum b. Bidang kesiswaan c. Bidang sarana dan prasarana d. Bidang
personalia pendidikan e. Bidang keuangan pendidikan f. Bidang ketatausahaab g.
Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat h. Bidang layanan khusus

BAB VII ADMINISTRASI KURIKULUM DAN KESISWAAN


A. Pendahuluan
Pada bagian ini akan dibahas pengertian perencanaa , pengembangan, pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum serta peranan guru dalam administrasi kurikulum. Pentingnya materi
ini dikemukakan, menggigat setiap lembaga pendidikan formal selalu meme penrlukan
kurikulum. Kurikulum bagi lembaga pendidikan dapat berfungsi sebagai pedoman dan acuan
dalam penyelengaraan kegiatan di lembaga tersebut. Oleh karena itu pemahaman
tentangkurikulum akan sangat membantu para calon guru/pendidikdalam pelaksanaan tugas
di lapangan nantinya.
1. Administrari Kurikulum
a. Pengertian kurikulum Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas.
Secara sempit kurikulum dapat diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti
atau diambil siswa untuk dapat menamatkan pendidkannya pada lembaga pendidikan

16
tertentu, sedangkan secara luas kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar
yang diberikan sekolah kepada siswa mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
tertentu. Sementara itu dalam UU No. 2 Tahun 1989 mengemukakan kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Fungsi-fungsi pengelolaan kurikulum tidak berbeda dengan fungsi-fungsi pengelolaan
pada umumnya yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengoorganisasin,
pengkoordinasian, pengawasan dan penelitian. b. Perencanaan dan Pengembangan
kurikulum
1. Harus ada pengkajian secara mendalam dari aspek filsafat, sosiologis, kebutuhan
masyarakat dan kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak.
2. Harus memenuhi prinsip- prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum yaitu
relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibelitas.
3. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran Seperti dikemukakan
dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun 1990 (Pasal 15) Bahwa mata
pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah untuk
memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi
kurikulum yang berbau secara nasional.
BAB VIII ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA
A. Pendahuluan
Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu
sumber daya materil dan sumber daya personil. Keberadaan sumber daya personil sangat
menentukan bagaimana sumber daya yang lain menunjang untuk mencapai tujuan organisasi.
Personillah yang memberi cetusan kreatif, menghasilkan barang dan jasa, mengendalikan
mutu, menentukan strategi dan prosedur-prosedur kerja yang yang lebih baik.
1. Pengertian Administrasi personalia
Administrasi personalia, adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia
dengan mendayagunakan sumber daya yang ada dan efisien, sehingga semua personil sekolah
menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan /sekolah yang telah
ditetapkan
2. Perencanaan personil
Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang-orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
17
telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Langkah-langkag dalam perencanaan personil
adalah sebagai berikut : 1. Analisis pekerjaan 2. Penentuan formasi 3. Penetuan

kegiatan-kegiatan seni 6. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.

BAB XII KEPEMIMPINAN DALAM KEPENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Kepemimpinan, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian terdahulu merupakan


bagian yang penting dari administrasi/manajemen, bahkan dapat dikatakan sebagaimana inti
dari motor penggerak dari manajemen. Sehingga dapat dikatakan keberhasilan seseorang
dalam melaksanakan administrasi/manajemen sangat ditentukan oleh kepemimpinannya.
Pemahaman tentang kepemimpinan ini sangat berguna bagi tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas nantinya baik sebagai bawahan/anggota maupun sebagai pimpinan
sendiri.

B. MATERI

Pengertian kepemimpinan pendidikan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang


mempenggaruhi perilaku orang lain untuk berfikir dan berperilaku dalam rangka perumusan
dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu. Kalau dikaitkan dengan kata
pendidikan sesudah kepemimpinan, menunjukkan bahwa lingkup kepemimpinan tersebut
adalah pada bidang pendidikan. Kata pendidikan menunjukkan arti yang dapat dilihat dari
dua segi: • pendidikan sebagai usaha atas proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal
sehari-hari. • Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah
tentang hakekat dan kegitan mendidik dan mengajar. Kepemimpinan pendidikan sebagai
“suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan
mengerakkan orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar supaya efisien dan efektif didalam mencapai
tujuan pndidikan dan penggajaran. Dari defenisi diatas tergambar unsur-unsur pokok dari
kepemimpinan itu adalah: 1. Pemimpin 2. Yang dipimpin 3. Adanya proses mempengaruhi 4.
Adanya tujuan yang diingini

18
BAB III

PENILAIAN
BUKU UTAMA
3.1 Kelebihan Buku Utama
1. Buku ini sudah cukup bagus, karena materi-materi yang dibahas dilengkapi dengan
pendapat-pendapat para ahli, sehingga kita tidak ragu lagi mengenai isi materi
tersebut..
2. Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan penjelasan dari soal tersebut,
sehingga pembaca bisa mengerti bagaimana cara menjawab soal-soal tersebut.
3. Sistematika penyusunan bukunya sudah cukup baik, dari segi peletakan tanda koma,
dan titik. Sehingga pembaca bisa dengan mudah untuk mengetahui apa saja
pembahasan yang terdapat dalam buku tersebut.
4. Materi yang dibahas dalam buku ini sudah cukup bagus, karena membahas tentang
Profesi kependidikan secara lengkap.
Kelemahan Buku
1. Materi pendukung dalam buku ini diambil dari data lima tahun terakhir seharusnya
bisa diambil dari bahan-bahan pendukung yang masih terbaru. Agar data-data yang
diperoleh bisa lebih lengkap dan luas lagi.

BUKU PEMBANDING

3.2 Kelebihan Buku


1. Isi buku ini, dapat dikatakan mudah dipahami si bagi pembaca. Karena dari tutur kata-
katanya tidak terlalu ilmiah
2. Pembahasannya disertai dengan contoh-contoh yang mendukung
3. Banyak yang pendapat dari pada ahli yang sebagi referensinya
.Kelemahan Buku
1. Pengaturan isi buku ini kurang rapi kanan-kiri sehingga terlihat kurang indah
2. Buku ini juga sebagian terdiri dari bahasa asing yang mungkin sulit dipahami oleh
setiap pembaca.

19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “professional” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau
ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Kata profesionalisasi
mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti runtunan perubahan (peristiwa) di
perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau
pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999) yang dapat diartikan sebagai pergerakan
dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut aturan yang lazim atau harus dijalankan.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
penyempuranaan makalah ini

20

Anda mungkin juga menyukai