Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya, Sehingga Kami mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Report disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan, Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Medan. Kami berharap
semoga Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa khususnya prodi Pendidikan
Bahasa Perancis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah Critical Book Report ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
terutama oleh Monsieur Dr. IRWANDY, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Profesi Kependidikan
di Universitas Negeri Medan tepatnya di kelas Reguler A 2017.
LIDIA J MANULLANG
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................1
1.3 Manfaat.....................................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku..........................................................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “professional” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau
ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Keahlian yang dimaksud
bukan sekedar keterampilan semata melainkan menyangkut kemampuan, sikap, kecakapan,
dan kemampuan yang diperoleh melalui proses dan latihan tertentu.
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti runtunan
perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian
tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999) yang dapat
diartikan sebagai pergerakan dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut aturan yang
lazim atau harus dijalankan. Keprofesionalan seseorang terbentuk melalui proses yang harus
dijalani dalam waktu yang lama. Proses pembentukan sosok seseorang menjadi yang
professional secara singkat dapat disebut sebagai profesionalisasi. Seseorang yang punya niat
untuk menjadi guru (pendidik) tidak langsung dapat menjadi guru yang professional jika
tidak mengikuti proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relative lama, mulai dari
pendidikan tingkat dasar (sekolah dasar-SD/pendidikan anak usia dini-PAUD), lalu melanjut
ke tingkat pendidikan menengah dan sekolah menengah atas, lalu melanjut ke tingkat
perguruan tinggi (lembaga pendidikan tenaga kependidikan-LPTK).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian, ciri-ciri dan bagian-bagian mengenai Profesi
kependidikan
2. Untuk mengetahui apakah Guru sebagai jabatan yang Profesional atau tidak dalam
praktek pembelajarannya
3. Untuk menjelaskan tentang Kode etik profesi guru
4. Untuk menjelaskan tentang peran guru dalam Manajemen Pendidikan
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat terlatih sebagai Calon Guru yang Profesional kedepannya
2. Mahasiswa dapat terlatih sebagai Guru yang Profesional
3. Mengetahui tentang Kode Etik, Undang-Undang yang mendasari profesi sebagai Guru
yang mematuhi peraturan dan tanggung jawab yang berlaku
1
1.4 Identitas Buku
BUKU UTAMA
Judul Buku : Profesi Kependidikan
Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
ISBN : 978-602-7938-05-2
Penerbit : Gedung Lembaga Penelitian Lantai 1
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan
Tahun terbit : Tahun 2013
Urutan cetakan : Cetakan Pertama
Dimensi buku : 16 x 24 cm
Tebal buku : ix, 341 Halaman
BUKU PEMBANDING
2
BAB II
ISI BUKU
BUKU UTAMA
3
c. ciri-ciri profesi
Sanusi mengemukakan beberapa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:
Segi fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan pekerjaan yang memiliki
fungsi sosial yang penting.
Segi keahlian dan keterampilan: untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat
keahlian dan keterampilan tertentu.
Batang tubuh ilmu: artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis dan eksplisit.
4
Criteria guru professional
Berdasarkan ciri-ciri professional yang dikemukakan diatas, maka untuk menjadi guru
yang professional harus memiliki seluruh ciri tersebut dan memenuhi sejumlah kriteria
tertentu. kriteria untuk menjadi guru yang professional sangat beragam, namun kriteria utama
meliputi tiga (sahertian, 1994) yakni harus ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility)
baik tanggung jawab intelektual maupun moral, dan memiliki rasa kesejawatan.
Kompetensi guru professional yang ditetapkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tersebut
dapat dikemukakan secara rinci dibawah ini. Masing-masing kompetensi tersebut dapat
disebutkan dibawah ini.
1. Kompetensi pedagogic
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi professional
4. Kompetensi sosial
5
BAB II PROFESIONALISASI JABATAN GURU
A. Pengertian profesionalisasi
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti
runtunan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus,
rangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999)
yang dapat diartikan sebagai pergerakan dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut
aturan yang lazim atau harus dijalankan.
B. Profesionalisasi jabatan guru
Keprofesionalan seseorang terbentuk melalui proses yang harus dijalani dalam waktu
yang lama. Proses pembentukan sosok seseorang menjadi yang professional secara singkat
dapat disebut sebagai profesionalisasi. Seseorang yang punya niat untuk menjadi guru
(pendidik) tidak langsung dapat menjadi guru yang professional jika tidak mengikuti proses
pendidikan dan latihan dalam waktu yang relative lama, mulai dari pendidikan tingkat dasar
(sekolah dasar-SD/pendidikan anak usia dini-PAUD), lalu melanjut ke tingkat pendidikan
menengah dan sekolah menengah atas, lalu melanjut ke tingkat perguruan tinggi (lembaga
pendidikan tenaga kependidikan-LPTK). Jika telah berhasil menamatkan pendidikan hingga
perguruan tinggi dengan dinyatakan lulus dan diwisuda dengan memegang ijazah S1
kependidikan dan keguruan, tidak secara otomatis dinyatakan telah menjadi guru yang
professional.
C. Pengembangan kinerja guru
Kinerja guru merupakan salah satu indikator penentu ketercapaian tujuan pendidikan
dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kinerja dalam bahasa inggris
disebut sebagai performance yang diartikan dengan penampilan ataun unjuk kerja. Kinerja
mempunyai makna yang lebih luas yang tidak hanya menyangkut hasil kerja, tetapi juga
proses kerja yang berlangsung dalam memperoleh hasil kerja.
D. Faktor penentuan dan penilaian kinerja guru
Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling berkaitan
seperti kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, rekan guru, karyawan, maupun anak
didik. Menurut pidarta (1986) bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu: (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) fasilitas
kerja, (3) harapan-harapan, dan (4) kepercayaan personalia sekolah.
6
E. Pengembangan karir guru
Tugas guru sebagai pendidik professional terdiri dari mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai keberhasilan peserta didik. Tugas tersebut akan
efektif pelaksanaannya jika guru yang melaksanakannya memiliki derajat keprofesionalan
yang tercermin dari kompetensi, keahlian, kemahiran, dan keterampilan yang memenuhi
standar mutu dan norma etik tertentu.
F. Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik keguruan
PGRI telah mengeluarkan sebuag kode etik guru yang pada dasarnya mengatur
prilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas kewenangan guru,
dan mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik guru terdiri dari dua bagian yakni: (1)
kode etik guru Indonesia; dan (2) kode etik jabatan guru.
G. Perlindungan profesi guru
Menurut martini dan nawawi (1994 : 342) apabila profesi guru tidak dilindungi
dengan kaidah-kaidah hukum, maka tidak sedikit lulusan non LPTK yang akan menjadi
guru, sementara lulusan LPTK sendiri belum memperoleh kesempatan menjadi guru.
Berdasarkan kenyataan itu sekurang-kurangnya harus diadakan penertiban, dan pada
gilirannya diperlukan ketegasan mengenai persyaratan seseorang untuk dibenarkan
memangku jabatan guru, yang disertai dengan sanksi hukum yang keras.
8
Tenaga professional pada dasarnya menuntut standar dalam sejumlah dimensi, baik
standar pendidikan prajabatan, maupun standar mutu kinerjanya atau sering disebut dengan
standar pelayanan minimal (SPM).
2. Pengertian Sikap Profesional
Sikap (attitude) merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai alat untuk
memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja. Sikap memiliki komponen yaitu: (1)
kognisi, berkenaan dengan keyakinan, ide dan konsep; (2) afeksi, berkenaan dengan
emosional/perasaan; sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan bertingkah laku.
3. Sasaran sikap professional kependidikan
Sikap terhadap peraturan perundang-undagan
Sikap terhadap organisasi profesi
Sikap terhadap teman sejawat
Sikap terhadap peserta didik
Sikap terhadap tempat kerja
Sikap terhadap pimpinan
4. Pengembangan sikap professional
Pengembangan sikap professional ini dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan
maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.
Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan
Pengembangan sikap selama dalam jabatan
BAB IV PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Hakekat manajemen pendidikan
1. Pengertian manajemen pendidikan
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dengan istilah dan/atau kata dasar
“manage” yang berarti kelola. Management berarti pengelolaan, yang berarti penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan
proses yang memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, usman (2006) memberikan pengertian
manajemen pendidikan sebagai:
“Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
9
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara”.
2. Fungsi manajemen pendidikan
Manajemen kependidikan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada
serangkaian kegiatan yang di mulai dari penentuan sasaran (tujuan) sampai berkhirnya
sasaran/tercapainya tujuan. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan antara lain yaitu: 1)
perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) penyusunan pegawai (staffing),
4) pengarahan (directing), 5) koordinasi (coordinating), 6) pengawasan (controlling).
B. Hubungan kemitraan dengan stakeholder pendidikan
Lembaga pendidikan formal (sekolah) merupakan tempat penyelenggaraan sistem
pendidikan dalam upaya membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikannya.
1. Stakeholder pendidikan
Perkataan stakeholder pada awalnya digunakan dalam dunia usaha, terdiri atas dua
kata; stake dan holder. Stake berarti to give support to; holder berarti pemegang. Jadi
stakeholder pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus
pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan.
2. Hubungan sekolah masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk instansi pemerintah maupun swasta
adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat. Dengan maksud dapat meningkatkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan prakter pendidikan serta mendorong
minat dan kerjasama warganya dalam usaha memperbaiki sekolah. Manajemen sekolah yang
efektif tergantung pada praktek yang menerapkan empat prinsip pengelolaan hubungan
sekolah dengan masyarakat dibawah ini:
Desentralisasi sistem dan anggota staf
Mempertinggi penghargaan terhadap personal
Perkembangan dan pertumbuhan personal sekolah secara optimal
Pelibatan personal
10
dari kata atas, lebih, hebat, sedangkan vision berarti melihat. Sehingga kata supervision
berarti “melihat dari atas” atau “melihat kelebihan”.
B. Latar belakang pentingnya supervise pendidikan
Beberapa kenyataan dibawah ini, dapat dijadikan sebagai masukan tentang latar
belakang pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pendidikan lainnya di lembaga
pendidikan. Kenyataan-kenyataan yang dimaksud, antara lain:
1. Penyelenggaraan pendidikan melibatkan peran sejumlah orang yang perlu
dikendalikan dlam kerjasama.
2. Pada umumnya semua petugas pendidikan, khususnya guru, memiliki potensi yang
lebih besar daripada apa yang ditampilkannya “saat ini” (saat ia melaksanakan
tugas).
3. Para pengajar tidak mungkin selalu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, kedudukan supervisi dalam dunia
pengajaran dan pendidikan semakin dirasakan.
C. Tujuan supervisi pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan bukan menyodorkan suatu teori, tetapi menganjurkan
sesuai kebutuhan dan untuk mengungkapkan beberapa karakteristik esensial teori. Supervisi
pendidikan sebagai salah satu instrument yang dapat mengukur dan menjamin terpenuhinya
kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun penyelenggaraan pembelajaran.
BUKU PEMBANDING
BAB I KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan
untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap,
maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui pendidikan
seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan memiliki kreatifitas
yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk memperiapan generasi
muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan meguasai mega skill
yang mantap. Menurut Michael J. Marquard, 1996 (dalam buku Mohd. Surya 1997)
menjelang abad 21 ada beberapa perubahan yang akan membawa pengaruh terhadap dunia
pendidikan, antara lain ini telah dirasakan adanya perubahan dalam: 1. Lingkungan ekonomi
dan social, 2. Lingkungan kerja, 3. Harapan konsumen dan pelanggan, dan 4. harapan
pekerja.
11
B. Penyajian
1. Hakekat Profesi Kependidikan Tenaga kependidikan
secara umum adalah orang-orang yang peduli dengan masalah-masalah kependidikan
dan memiliki tugas dan wewenang tertentu di bidang kependidikan. Peraturan pemerintah
No. 38/1992 pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah :
Ayat 1 : Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri secara
langsung dalam penyelenggaraan pendidikan. Ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga
kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik. Ayat 3 :
Tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik yang bertugas membimbing peserta didik. Ayat
4 : Tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama mengajar peserta didik.
C. Pengertian Profesi
a. Profesi
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan
karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Istilah profesi,
menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan simbol dari suatu
pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri. Hoyle, (dalam Dedi supriadi, 1997)
merupakan salah satu versi tentang ciri-ciri pkok suatu profesi walaupun tidak sepenuhnya
dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita yaitu: 1. Fungsi signifikan sosial; suatu
profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang benar.
2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilan tertentu. 3.
Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan sifat
pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut pemecahan. 4. Batang
tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis dan
ekplisit. 5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama, bertahun-tahun,
dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal ini dilakukan sampai tingkat
perguruan tinggi. 6. Sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.
7. Kode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional berpegang
teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi profesi. Setiap
pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
B. Uraian materi
Pengertian Administrasi Pendidikan Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal
dari bahasa latin ad dan ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang,
pencapaian tujuan sehingga bebar-benar tercapai..
Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang digariskan dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan. 4. Bidang Garapan
Administrasi Pendidikan Bidang Garapan Administrasi Pendidikan antara lain : a.
Bidang kurikulum b. Bidang kesiswaan c. Bidang sarana dan prasarana d. Bidang
personalia pendidikan e. Bidang keuangan pendidikan f. Bidang ketatausahaab g.
Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat h. Bidang layanan khusus
16
tertentu, sedangkan secara luas kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar
yang diberikan sekolah kepada siswa mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan
tertentu. Sementara itu dalam UU No. 2 Tahun 1989 mengemukakan kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Fungsi-fungsi pengelolaan kurikulum tidak berbeda dengan fungsi-fungsi pengelolaan
pada umumnya yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengoorganisasin,
pengkoordinasian, pengawasan dan penelitian. b. Perencanaan dan Pengembangan
kurikulum
1. Harus ada pengkajian secara mendalam dari aspek filsafat, sosiologis, kebutuhan
masyarakat dan kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak.
2. Harus memenuhi prinsip- prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum yaitu
relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibelitas.
3. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran Seperti dikemukakan
dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun 1990 (Pasal 15) Bahwa mata
pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah untuk
memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi
kurikulum yang berbau secara nasional.
BAB VIII ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA
A. Pendahuluan
Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu
sumber daya materil dan sumber daya personil. Keberadaan sumber daya personil sangat
menentukan bagaimana sumber daya yang lain menunjang untuk mencapai tujuan organisasi.
Personillah yang memberi cetusan kreatif, menghasilkan barang dan jasa, mengendalikan
mutu, menentukan strategi dan prosedur-prosedur kerja yang yang lebih baik.
1. Pengertian Administrasi personalia
Administrasi personalia, adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang personalia
dengan mendayagunakan sumber daya yang ada dan efisien, sehingga semua personil sekolah
menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan pendidikan /sekolah yang telah
ditetapkan
2. Perencanaan personil
Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang-orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
17
telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Langkah-langkag dalam perencanaan personil
adalah sebagai berikut : 1. Analisis pekerjaan 2. Penentuan formasi 3. Penetuan
A. PENDAHULUAN
B. MATERI
18
BAB III
PENILAIAN
BUKU UTAMA
3.1 Kelebihan Buku Utama
1. Buku ini sudah cukup bagus, karena materi-materi yang dibahas dilengkapi dengan
pendapat-pendapat para ahli, sehingga kita tidak ragu lagi mengenai isi materi
tersebut..
2. Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan penjelasan dari soal tersebut,
sehingga pembaca bisa mengerti bagaimana cara menjawab soal-soal tersebut.
3. Sistematika penyusunan bukunya sudah cukup baik, dari segi peletakan tanda koma,
dan titik. Sehingga pembaca bisa dengan mudah untuk mengetahui apa saja
pembahasan yang terdapat dalam buku tersebut.
4. Materi yang dibahas dalam buku ini sudah cukup bagus, karena membahas tentang
Profesi kependidikan secara lengkap.
Kelemahan Buku
1. Materi pendukung dalam buku ini diambil dari data lima tahun terakhir seharusnya
bisa diambil dari bahan-bahan pendukung yang masih terbaru. Agar data-data yang
diperoleh bisa lebih lengkap dan luas lagi.
BUKU PEMBANDING
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa inggris “professional” yang
berakar dari bahasa latin “profeus” yang artinya “mengakui” atau “menyatakan mampu atau
ahli dalam satu bentuk pekerjaan”. Secara semantik profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Kata profesionalisasi
mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti runtunan perubahan (peristiwa) di
perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian tindakan, pembuatan atau
pengelolaan yang menghasilkan produk (kbbi, 1999) yang dapat diartikan sebagai pergerakan
dari sesuatau yang bergerak terus menerus menurut aturan yang lazim atau harus dijalankan.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
penyempuranaan makalah ini
20