Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang CBR

Ctitical Book Review adalah laporan yang tidak hanya bertujuan untuk
mengetahui isi buku saja, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi, dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa
yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu
bidang kajian tertentu. Sehingga laporan resensi buku merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk mencari kelebihan dan kelemahan buku.
Buku yang akan dikritik mengenai Profesi Kependidikan. Diharapkan dengan
adanya Ctitical Book Review ini, mahasiswa dapat menambah pemahaman tentang
materi ini dan mampu berpikir lebih kritis maupun sistematis, sehingga untuk ke
depannya mahasiswa sebagai calon guru dapat mengaplikasikan materi ini di
lapangan atau setelah menjadi guru.

1.2 Tujuan CBR

Adapun tujuan dari Ctitical Book Review ini untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan isi buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku
tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tertentu.

1.3 Manfaat CBR

Kemudian manfaatnya untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi


Kependidikan dan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana mengkritik
sebuah buku.

1.4 Identitas Buku

a. Buku Utama

1. Judul Buku : Profesi Kependidikan

2. Penulis : Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd

1
3. Penerbit : Unimed Press

4. Tahun Terbit : 2020

5. Cetakan : Kesepuluh (10)

6. Kota Terbit : Medan

7. Jumlah Halaman : 322

8. ISBN : 978-602-7938-05-2

b. Buku Pembanding satu

1. Judul Buku : Profesi Kependidikan secara Teoritis dan Aplikatif

2. Penulis : Musriadi, S. Pd, M. Pd.

3. Penerbit : Deepublish

4. Tahun Terbit : 2016

5. Cetakan :-

6. Kota Terbit : Yogyakarta

7. Jumlah Halaman : 248 halaman

8. ISBN : 978-602-401-176-5

c. Buku Pembanding Kedua

1. Judul Buku : Etika & Profesi Kependidikan

2. Penulis : Barnawi & Mohammad Arifin

3. Penerbit : AR-RUZZ MEDIA

4. Tahun Terbit : 2014

5. Cetakan : Kedua

6. Kota Terbit : Jogyakarta

7. Jumlah Halaman : 252

8. ISBN : 978-979-25-4918-8

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1Bab I : Hakikat Profesi Pendidikan


A. Konsep Dasar Profesi Kependidikan
1. Pengantar

Dalam lingkungan masyarakat, guru adalah salah satu pekerjaan yang sudah
lama di kenal dan tetap akan dibutuhkan terutama masyarakat yang sudah
semakin maju, yang ditandai dengan sifat rasional dalam berkarya, mengutamakan
efisiensi, menuntut disiplin sosial dan kemampuan kerja sama atau berorganisasi
yang tinggi di antara warganya, serta menuntut warganya untuk menguasai ilmu
dan teknologi untuk dapat meningkatkan hidupnya Dengan demikian masyarakat
modern semakin merasakan mutlaknya jasa guru. Guru sebagai jabatan dan atau
pekerjaan adalah jenis pekerjaan yang menuntut setiap orang yang ingin
mengerjakannya memiliki keahlian, kecakapan, keterampilan, dibidang
kependidikan dan pembelajaran, yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
latihan dalam waktu yang relatif lama (hingga tingkat perguruan tinggi) untuk
memberikan pelayanan yang profesional kepada warga/peserta belajar.

2. Pengertian Profesional

Secara etimologis istilah profesi berasal dari bahasa Inggris "profession" yang
berakar dari bahasa Latin "profeus" yang artinya "mengakui" atau "menyatakan
mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan". Secara semantik profesi adalah
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya. Suatu pekerjaan dikatakan profesional apabila pekerjaan tersebut
hanya dapat dikerjakan oleh orang yang memenuhi persyaratan atau kriteria
tertentu. Kriteria tersebut antara lain harus melalui pendidikan tinggi, melibatkan
kegiatan mental, menuntut keahlian, dan diikat oleh kode etik tertentu.

3. Ciri-ciri Profesi

3
Sehubungan dengan tuntutan yang harus dipenuhi dalam suatu profesi, Sanusi
mengemukakan beberapa ciri profesi ditinjau dari beberapa segi:

a. Segi fungsi dan signifikansi sosial, suatu profesi merupakan pekerjaan yang
memiliki fungsi sosial yang penting.
b. Segi keahlian dan keterampilan, untuk mewujudkan fungsi ini dituntut
derajat keahlian dan keterampilan tertentu.
c. Memperoleh keahlian dan keterampilan yang dilakukan secara rutin, serta
bersifat pemecahan masalah atau menangani situasi kritis melalui teori dan
metode ilmiah.
d. Batang tubuh ilmu, artinya profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu
yang jelas, sistematis dan eksplisit.
e. Masa pendidikan, upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu
dan keahlian/keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang lama
dan dilakukan di tingkat perguruan tinggi.
f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional. proses pendidikan tersebut
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai profesional di kalangan
mahasiswa.
g. Kode etik tertentu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
h. Wewenang/kekuasaan untuk memberi suatu judgement/pendapat
putusan.
i. Tanggung jawab profesional atau otonomi.
j. Pengakuan dan imbalan, sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang
lama, dan seluruh jasa yang diberikan kepada masyarakat, maka Seorang
pekerja profesional mempunyai prestise yang tinggi oleh karena itu wajar
mendapat imbalan yang layak.
4. Guru Sebagai Jabatan Profesional

Para ahli pendidikan pada umumnya memasukkan jabatan guru sebagai


pekerjaan profesional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu berdasarkan persyaratan umum

4
seperti disebut di atas, jabatan guru memenuhi kriteria yang dikemukakan oleh
karena itu jabatan guru digolongkan kepada jabatan profesional.

B. Ciri-ciri Profesional Guru

1. Konsep Dasar Ciri Profesional

Kata ciri mengacu pada tanda atau gambaran dari sesuatu yang
menjelaskan bagaimana keutuhan dari sesuatu. Dalam Kamus Bahas Indonesia
(KBBI, 1990) dijelaskan bahwa ciri adalah tanda-tanda khas yang membedakan
sesuatu dari yang lain.

2. Ciri-ciri Profesional Guru

Untuk menjadi guru yang profesional seorang guru dituntut untuk memiliki
lima hal, sebagai berikut : Pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa
dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya kepada para siswa. Ketiga, guru
bertanggungjawab memantau hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir
sistematis tentang apa yang akan dilakukannya. Kelima, guru seyogianya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya,
misalnya kalau di Indonesia, PGRI dan organisasi profesi lainnya.

3. Kriteria dan Kompetensi Guru Profesional

Kriteria untuk menjadi guru menurut UU No Tahun 14 2005 Tentang Guru


Dosen diatur pada Bab IV bagian kesatu yang meliputi:

a. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal sarjana pendidikan (SI dan


Diploma IV).
b. Memiliki kompetensi (pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial).
c. Memiliki sertifikasi pendidik.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan nasional.

Kompetensi guru profesional yang ditetapkan dalam UU No. 14 Tahun 2005


tersebut dapat dikemukakan secara rinci di bawah ini. Masing-masing kompetensi
tersebut dapat disebutkan di bawah ini.

5
a. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
d. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Kepala Sekolah dan Konselor Sebagai Profesi

Dilihat keprofesionalannya, kinerja kepala sekolah tidak sekedar menambah


sedikit lagi dari kinerja guru, Kinerja kepala sekolah berbeda senang dengan
kinerja guru. Tugas Kepala sekolah bukanlah mengajar tetapi memang harus tahu
betul bagaimana guru mengajar. Hal ini bukan berarti bahwa kepala sekolah
adalah tugas tambahan guru. Untuk menjadi kepala sekolah harus memiliki
kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial dan kewirausahaan.

Demikian juga halnya dengan konselor, sebagai tenaga kependidikan, yang


perolehan ilmunya melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif
lama hingga tingkat perguruan tinggi. Tenaga konselor di sekolah tidak boleh
dilaksanakan oleh sembarang orang, hanya mereka yang memiliki kemampuan
dan keahlian (profesionalitas) dibidang bimbingan dan konseling yang dapat
menjalankannya dengan profesional.

C. Peranan dan Tentangan Guru Abad 21 Pada Revolusi Industri 4.0

Guru abad 21 adalah guru yang harus siap melakukan transformasi


pembelajaran yang mampu menjadikan peserta didik sebagai titik pusat proses
pendidikan dan pembelajaran. Guru berubah peran dari penceramah dunia
6
menjadi fasilitator, tutor, dan pembelajar bagi peserta didik. Karakteristik yang
harus diperjuangkan guru untuk menghadapi tantangan abad 21 pada era revolusi
industri 4.0 dapat meliputi (1) life long leaner (2) kreatif dan inovatif (3)
mengoptimalkan teknologi (4) Reflektif (5) Kolaboratif, (6) Menerapkan Student
Centered (7) Menerapkan Pendekatan Diferensiasi.

2.2BAB II: PROFESIONALISASI JABATAN GURU

A. Pengertian Profesionalisasi

Kata profesionalitas si mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti
tuntutan perubahan atau peristiwa di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial
berjalan terus, serangkaian tindakan, pembuatan atau pengelolaan yang
menghasilkan produk (KBBI, 1999) yang dapat diartikan sebagai pergerakan dari
sesuatu yang bergerak terus menerus menurut aturan yang lazim atau harus
dijalankan.

B. Profesionalisasi Jabatan Guru

Profesionalisasi guru diawali dari diri guru sendiri dengan tumbuhnya


kebutuhan untuk melayani sesama manusia. Kebutuhan akan pelayanan terhadap
sesama manusia, terutama kepada peserta didik atau anak didik, dinyatakan dalam
sikap dan perilaku nyata yang dirasakan oleh orang yang dilayani. Orang-orang
yang dilayaninya akan menaruh kepercayaan dan harapan kepadanya, tanpa
dibarengi oleh rasa curiga, cemas dan ragu-ragu, mereka percaya dan yakin bahwa
layanan seorang guru tersebut merupakan model, contoh, dan suruh bagi
kehidupan mereka.

C. Pengembangan Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan salah satu indikator penentu ketercapaian tujuan


pendidikan dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Banyak
faktor yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk menentukan tingkat
keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran seperti
kebermutuan raw input, kebermutuan instrumentalia pendidikan, kebermutian
envirmentalia pendidikan, dan keprofesional tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Namun kinerja guru dapat dipandang sebagai indikator utama

7
untuk mengukur berhasil tidaknya proses pendidikan dan pembelajaran
memeberhasilkan peserta didik mencapai tujuan pendidikannya.

D. Faktor Penentuan dan Penilaian Kinerja Guru

Kinerja guru ditentukan oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling
berkaitan seperti kepemimpinan kepala sekolah, fasilitas kerja, rekan guru,
karyawan, maupun anak didik.

Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas
maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan, 2005). Menurut
Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2005), penilaian kinerja adalah evaluasi yang
sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan
untuk pengembangan.

E. Pengembangan Karier Guru

Pengembangan dan peningkatan profesional guru yang sudah memiliki


sertifikat pendidik meliputi berbagai aktivitas, diantarnya kegiatan pendidikan dan
pelatihan, pemagangan, publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif,
karya inovatif, presentasi pada forum ilmiah, publikasi buku teks pelajaran yang
lolos penilaian oleh BSNP, publikasi pengayaan, publikasi buku pedoman guru,
publikasi pengalaman lapangan pada pendidikan khusus atau pendidikan layanan
khusus, ataupun penghargaan atas prestasi dedikasi sebagai guru yang diberikan
oleh pemerintah atau pemerintahan daerah.

F. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan

PGRI telah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya mengatur
perilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur batas
kewenangan guru, dan mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik guru
terdiri dari dua bagian yakni: (1) Kode Etik Guru Indonesia; dan (2) Kode Etik
Jabatan Guru. Kedua kode etik guru tersebut berkenaan dengan karakteristik
perilaku yang baik secara umum, perilaku yang standart yang seharusnya
ditampilkan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya. ke arah kode etik
inilah seharusnya profesionalisasi diarahkan, meliputi dimensi dimensi:

8
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sikap dan nilai nilai yang melandasi
pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dan kemauan.

G. Perlindungan Profesi Guru

Menurut Martinu dan Nawawi (1994:342) apabila profesi guru tidak dilindungi
dengan kaidah-kaidah hukum, maka tidak sedikit lulusan non LPTK yang akan
menjadi guru, sementara lulusan LPTK sendiri belum memperoleh kesempatan
menjadi guru. Berdasarkan kenyataan itu sekurang-kurangnya harus diadakan
penertiban, dan pada gilirannya diperlukan ketegasan mengenai persyaratan
seseorang untuk dibenarkan memangku jabatan guru, yang disertai sanksi hukum
yang keras.

2.3 BAB III: PERAN ORGANISASI DAN PENYIKAPAN PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Organisasi Profesi Keguruan

1. Konsep dasar dan peranan organisasi profesional keguruan Pengertian, Tujuan


dan Fungsi Organisasi Profesional

Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang


memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian
tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena bijak pekerjaan tersebut diperoleh bukan
secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi diperoleh melalui satu jalur khusus.
Organisasi profesional bertujuan untuk mengikat, mengawasi, dan meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Mengikat para anggota dimaksudkan agar para
anggota di kalangan suatu profesi dapat berkumpul dalam satu wadah dan dapat
saling tukar pengalaman antara sesama anggota dalam melaksanakan praktek
profesi. Mengawasi dimaksudkan agar para anggota profesi agar selalu berpegang
kepada kode etik profesi, dan selalu menjaga kualifikasi para anggota disamping
itu dapat pula mengawasi praktik profesi yang tidak berwenang dalam
melaksanakan profesi.

Organisasi profesional berfungsi sebagai pengendali keseluruhan profesi baik


secara sendiri, maupun secara bersama sama dengan pihak lain yang relevan.
Fungsi pengendalian tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan kegiatan yang
meliputi:

9
1. Penataan standar prilaku profesional guru.
2. Penataan, standar kualifikasi dan wewenang guru.
3. Memberikan perlindungan kepada anggotanya.
4. Pengembangan profesi beserta ilmu yang melandasinya.
5. Menata alur kerja sana dengan profesi lainnya.

a. Organisasi Profesi Keguruan di Indonesia

Guru merupakan satu pekerjaan yang tak dapat dilakukan oleh sembarang
orang, agar seseorang dapat diangkat menjadi seorang guru, ia harus memiliki
kualifikasi ilmu tentang perguruan yang diperoleh melalui pendidikan keguruan.
Guru juga harus memiliki kewenangan mengajar yang sesuai dengan disiplin
ilmunya, kewenangan profesional keguruaan ini menuntut otonomi dan tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya.

b. Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

Profesi sebagai guru pada dasarnya adalah pelayanan terhadap warga


masyarakat yang menginginkan pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga-
lembaga pendidikan. Mutu pendidikan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan
sangat tergantung pada layak tidaknya penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan.
Kelayakan penyelenggaraan ini dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama kualifikasi
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari kualifikasi para tenaga
guru dan tenaga kependidikan, dan kedua kelayakan sarana dan prasarana
pendidikan.

2. Analisis Peranan Organisasi Profesional Keguruan

a. Keadaan yang Ditemui

Perlindungan hukum bagi itu penting bagi tenaga kependidikan, karena hanya
dengan ada jaminan ini maka mereka akan terbebas dari rasa terancam, tidak
berani mengambil resiko, tidak mampu mengambil keputusan mandiri. Pada hal,
sifat-sifat semacam ini justru merupakan ciri-ciri yang seharusnya melekat pada
orang-orang profesional, termasuk tenaga kependidikan. Perlindungan hukum
bagi tenaga kependidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut, dan yang lebih

10
penting lagi adalah implementasinya secara nyata. Jangan sampai hanya ada diatas
kertas saja.

b. Permasalahan yang dihadapi profesi guru

Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi profesi
guru masa sekarang ini adalah sebagai berikut:

1. Penjabaran yang operasional tentang ketentuan-ketentuan tersurat dalam


peraturan yang berlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta
kesejahteraannya.
2. Peningkatan unjuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru
yang lebih terarah, yang memelihara ke perpaduan antara pengembangan
profesional dengan pembentukan kemampuan akademik guru, dengan
memberikan peluang kepada setiap calon untuk melatih unjuk kerja nya
sebagai calon guru yang profesional.
3. Proses profesionalisasi guru melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak
pendidikan prajabatan pengangkatan, penempatan dan pembinaan nya
dalam jabatan.
4. Dan lain-lain sebagainya

3. Kode Etik Guru

Kode etik bagi suatu organisasi profesional merupakan hal yang sangat penting
dan mendasar. Demikian pula halnya kode etik bagi guru yang diakui sebagai suatu
lapangan pekerjaan profesional. Kode etik bagi organisasi profesional guru sangat
penting dikarenakan merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang
menjunjung tinggi oleh setiap anggotanya. Kode etik ini berfungsi sebagai alat
untuk mendiami setiap anggotanya agar selalu mawas diri dengan penuh
kesadaran berusaha melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan
kemampuan profesionalnya.

4. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan

PGRI setelah mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya
mengatur perilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru, mengatur
kewenangan guru, dan mempertahankan kesejahteraan guru. kode etik guru

11
terdiri dari dua bagian yakni: (1) Kode Etik Guru Indonesia; (2) Kode Etik Jabatan
Guru. Kedua kode etik guru tersebut berkenaan dengan karakteristik perilaku yang
baik secara umum, perilaku yang standar yang seharusnya ditampilkan oleh
seorang guru dalam melakukan tugasnya. Ke arah kode etik inilah harusnya
profesionalisasi diarahkan, meliputi dimensi dimensi : pengetahuan, keterampilan,
dan sikap-sikap dan nilai-nilai yang melandasi pengetahuan dan keterampilan,
pengalaman dan kemauan.

B. SIKAP PROFESIONAL KEPENDIDIKAN

1. Rasional Sikap Profesional Kependidikan

Tenaga profesional pada dasarnya menuntut standar dalam sejumlah dimensi,


baik standar prajabatan, maupun standar mutu kinerjanya atau sering disebut
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar pendidikan ditetapkan dalam
bentuk Undang-undang seperti yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20
tahun 2003 pasal 35 ayat (1), sedangkan standar mutu kinerja umumnya
ditentukan oleh stakeholders atau pengguna lulusan, bisa masyarakat lugas atau
bisa juga instansi pemakai lulusan, seperti instansi pemerintah maupun swasta.

2. Pengertian Sikap Profesional

Sikap merupakan suatu kecenderungan perasaan terhadap suatu objek yang


dimiliki seseorang terhadap suatu pekerjaan justru itu sikap bisa dipakai sebagai
alat untuk memprediksi perilaku orang tersebut dalam bekerja. Sikap memiliki
komponen yaitu: (1) kognisi, berkenaan dengan keyakinan, ide dan konsep; (2)
afeksi, berkenaan dengan emosional/ perasaan; sedangkan konasi, berkenaan
dengan kecenderungan bertingkah laku.

3. Saran Sikap Profesional Kependidikan

a. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan

Kebijaksanaan tertinggi Pendidikan di negara kita dipegang oleh Departemen


Pendidikan Nasional (Depdiknasbud). Dalam rangka pembangunan di bidang
pendidikan kita di Indonesia Pemerintah maupun Depdiknasbud mengeluarkan

12
peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman dalam kegiatan penyelenggaraan
Pendidikan yang dilaksanakan oleh aparatnya.

Guru adalah aparat pemerintah, karena itu guru harus mengetahui


kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan terutama yang
menyangkut dengan tenaga kependidikan seperti UU Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen), sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan
tersebut sesuai dengan hak dan kewajiban para guru. Peraturan-Peraturan
tersebut dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang
berkenaan dengan pendidikan menyangkut dengan Profesi guru dan tenaga
kependidıkan.

b. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Organisasi Profesi Organisasi profesi merupakan suatu sistem untuk


menyepakati suatu komitmen bersama, dibentuk berdasarkan unsur-unsur
anggota. Oleh karena itu seluruh anggotanya harus bertindak sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan bersama Ada hubungan timbal balik antara anggota profesi
dengan organisasi profesi dalam melaksanakan hak dan kewajiban.

c. Sikap Terhadap Teman Sejawat

Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya


hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan
bersaudara, yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama
anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan.

d. Sikap Terhadap Peserta Didik

Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan


atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan
perkembangan kepribadian peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, intelektual,
maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan
agar peserta didik pada akhimya akan dapat menjadi manusia yang mampu
menghadapi tantangan- tantangan dalam kehidupannya sebagai insan dewasa.

13
Peserta didik tidak dapat dipandang sebagai objek semata yang harus patuh
kepada kehendak dan kemauan guru.

e. Sikap Terhadap Tempat Kerja

Guru sebagai ujung tombak terdepan dalam penyelenggaraan kegiatan proses


belajar mengajar, berkewajiban menciptakan iklim yang kondusif untuk
menumbuh kembangkan semangat belajar peserta didik. Iklim yang kondusif
digambarkan oleh Mulyasa (2004) antara lain : "mencakup lingkungan yang aman,
nyaman, dan tertib, serta ditunjang oleh optimisme, dan harapan warga sekolah,
kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada perkembangan
peserta didik (student-centered activities)".

f. Sikap Terhadap Pimpinan

Sebagai seorang anggota organisasi profesi, baik organisasi gun maupun


organisasi yang lebih besar (Departemen Pendidikan Nasional) guru akan selalu
berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak atasan Dan organisasi profesi
guru ada strata kepemimpinan mulai dari Pengurus Cabang. Pengurus Daerah atau
Wilayah, sampai ke Pimpinan Pusat. Begitu juga sebagai anggota kepala sekolah.

4. Pengembangan Sikap Profesional

Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan baik selagi dalam


pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas atau dalam jabatan.

a. Pengembangan Sikap selama Pendidikan.

b. Pengembangan Sikap selama dalam Jabatan.

2.4 BAB IV: PERANAN GURU DALAM MANAJEMRN PENDIDIKAN

A. Hakekat Manajemen Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen berarti pengelolaan, yang berarti penggunaan sumber daya secara


efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan merupakan proses yang
memberikan pengawasan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

14
Konsep manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pemanfaatan
sumber daya yang tersedia dibidang pendidikan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikan.

2. Fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan suatu proses. Proses mengacu kepada


serangkaikan kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran sampai akhirnya
sasaran tersebut tercapai tujuannya. Fungsi manajemen terbagi menjadi :

a. Fungsi perencanaan
b. Fungsi pengorganisasian
c. Fungsi penyusunan pegawai
d. Fungsi pengarahan
e. Fungsi koordinasi
f. Fungsi pengawasan

Bidang Tugas Manajemen Pendidikan :

a. Pengelolaan Bidang Kurikulum


b. Pengelolaan peserta didik
c. Pengelolaan personalia pendidikan
d. Pengelolaan perlengkapan pendidikan
e. Pengelolaan keuangan pendidikan
f. Pengelolaan layanan khusus
g. Pengelolaan ketatausahaan
h. Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat

B. Hubungan Kemitraan dengan Stakeholder Pendidikan

1. Stakeholders pendidikan

Stakeholders pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang


dan sekaligus pemberi support terhadap pendidikan atau lembaga pendidikan.

2. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat termasuk intensi pemerintah maupun


swasta adalah suatu proses komunikasi dengan masyarakat dengan maksud dapat
15
meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan praktek
pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama warganya dalam usaha
memperbaiki sekolah.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku

a. Buku utama

Pada buku utama yaitu buku Profesi Kependidikan karya Dr. Yasaratodo Wau,
M. Pd.

Pada bagian materi pembahan bab 1 hingga bab 4 membahas mengenai, Bab 1
Hakikat profesi kependidikan, pada pembahasan materi dalam buku inj membahas
tentang profesional yang mana profesional ini adalah suatu pekerja yang
mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Pada bagian ini juga membahas mengenai
ciri-ciri profesi, guru sebagai jabatan profesional. Selain ciri-ciri profesi disini juga
dibahas mengenai ciri-ciri profesional guru yang mana ciri-ciri ini terletak pada
kemampuan (1) menguasai subyek (kandungan kurikulum), (2) memiliki
kemahiran dan keterampilan pedagogik (mengajar dan membelajarkan), (3)
memahami perkembangan dan menyayangi peserta didik, (4) memahami
counseling pembelajaran (cognite psychology), (5)mahir menggunkan teknologi
terkini.

Pada bab II dalam buku utama ini materi yang dibahas berupa Profesionalisasi
jabatan guru yang mana profesilionalisasi merupakan sebuah proses dimana
seorang guru dalam meningkatkan kinerja dalam dirinya. Guru sebagai pekerjaan
profesional memerlukan empat kompetensi yang meliputi kompetensi
kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Kepemilikan empat kompetensi
tersebut memerlukan waktu yang relatif lama (hingga tingkat perguruan tinggi).

16
Upaya memperoleh dan mempertahankan keempat kompetensi itu hingga
dinyatakan menjadi guru yang profesional disebut sebagai Profesionalisasi guru.
Selama menjalani Profesionalisasi tersebut kehidupan guru diperlengkapi dengan
kode etik guru, yang disusun dan disepakati organisasi guru profesional.

Pada bab III dalam buku utama ini materi yang dibahas yaitu mengenai Peran
organisasi dan penyikapan profesi kependidikan yang mana organisasi profesi
merupakan suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlia
khusu yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Suatu jabatan yang
harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus
pula selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Penyikapan profesi kependidikan
mengandung makna kecenderungan guru atau tenaga pendidik memandang dan
memperlakukan jabatan sebagai profesi. Pengembangan sikap profesi pendidikan
ini dilakukan sebelum dan selama memangku atau menjabat profesi keguruan
tersebut.

Pada bab IV didalam buku ini membahas materi tentang Peran guru dalam
manajemen pendidikan. Dapat kita ketahui bahwa manajemen merupakan suatu
bebtu pengelolaan atau berupa peroses yang dilakuakan guru dalam bidang
pendidikan. Sehingga manajemen pendidikan ini dapat diartikan sebagai alat
untuk mencapai tujuan dari pendidikan tersebut.

b. Buku pembanding Satu

Pada buku pembanding satu ini penulis mengggunakan buku Profesi Pendidikan
Secara Teoritis dan Aplikatif, karya Musryadi, S. Pd, M. Pd.

Pada bagian bab I, materi yang dibahas yaitu Dasar dan fungsi pendidikan
nasional, yang mana dasar pendidikan nasional di Indonesia diatur dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989
dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Adapun fungsi dari pendidikan nasional itu
sendiri adalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

17
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada bab II membahas materi tentang Hakekat profesi kependidikan, yang


mana pada bab ini dijelaskan mengenai profesi merupakan suatu pekerjaan yang
tidak bisa dilakukan atau dikerjakan oleh sembarang orang. Pada bab ini juga
membahas tentang bagaimana kode etik bagi profesi seorang guru, yang pada
dasarnya tujuan dari kode etik guru ini adalah sesuatu yang mendorong untuk
kepentingan anggota dan organisasi itu sendiri.

Pada bab III dalam buku ini membahas materi mengenai model dan strategi
peningkatan profesionalitas guru. Pada bagian ini lebih terfokus kepada guru
tersebut bagaimana model dan strategi yang dikembangkan oleh guru dalam
profesionalitas guru tersebut.

Pada bab IV dalam buku ini membahas materi tentang Esensi dan prinsip
peningkatan profesi guru. Menurut buku ini Esensi Kompetensi Guru yaitu guru
harus lebih mengetahui tentang IPTEK, baik sebagai subtansi materi ajar maupun
piranti pembelajaran terus berkembang. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan
dalam peningkatan profesi guru yaitu Prinsip umum (Demokratis dan berkeadian,
satu kesatuan yang sistematik, suatu proses pembudayaaan dan pemberdayaan,
memberi keteladanan serta memberdayakan semua komponen masyarakat).
Adapun prinsip khusus berupa (ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, aktual dan
kontekstual, fleksibel, demokratis, objektif, komperhensif, memandirikan,
bertahap, dll)

c. Buku Pembanding kedua

Pada buku pembanding kedua ini adapun buku yang digunakan adalah Etika
dan Profesi Kependidikan, karya Barnawi dan Mohammad Arifin.

Pada bab I dalam buku ini materi yang dibahas mengenai Reformasi Guru.
Reformasi guru merupakan suatu hal yang mana selalu berubah-ubah. Seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin berkembang guru
dituntut untuk semakin menguasai berbagai bidang ilmu terutama IPTEK supaya

18
dapat memberikan pengajaran yang terbaik kepada para peserta didik, sehingga
para peserta didik mampu menghadapi perkembangan zaman tersebut.

Pada bab II dalam buku ini materi yang dibahas yaitu Analisis Guru dalam UU RI
No. 14 Tahun 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 membahas guru
dan dosen. Undang-Undang ini merupakan penjabaran Undang-Undang RI tentang
Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 yang memberi pengakuan kepada
pendidik sebagai bidang pekerjaan profesi. Penjabarannya berisi upaya untuk
memberdayakan dan meningkatkan mutu guru dan dosen secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan. Latar belakangnya adalah kesadaran dari
berbagai pihak mengenai betapa pentingnya fungsi, peran, dan kedudukan guru
dan dosen dalam konteks pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.
Harapannya, pembangunan nasional dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya.

Pada bab III dalam buku ini membahas materi tentang Etika dan Kode Etik Guru
Indonesia. Etika merupakan suatu perbuatan yang dilakuan yaitu suatu perbuatan
yang baik dan yang buruk, adanya etika berfungsi untuk memberikan orientasi
kritis dan rasional dalam menghadapi pluralisme moral yang ditumbuhkan oleh
aneka pandangan moral dan datangnya gelombang modernisasi serta munculnya
berbagai macam ideologi sehingga tugas pokok ialah mempelajari norma-norma
yang berlaku, etika juga sangat mempengaruhi prilaku manusia.

Pada bab IV buku ini membahas tentang Guru Sebagai Agen Pembelajaran
(Learning Agent). Maksudnya disini adalah guru sebagai fasilitator, guru sebagai
motivator, guru sebagai pemacu belajar, guru sebagai perekayasa pembelajaran,
serta guru sebagai pemberi inspirasi kepada para peserta didik di sekolah.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan

a. Buku Utama

Kelebihan dari buku ini dapat dilihat dari cover buku yang baik dan cukup
menarik untuk dibaca karena judul buku sesuai dengan gambar pada cover.
Penulisan cukup rapi serta font dan ukuran sudah sesuai dengan ukuran buku,
materi yang dibahas dalam setiap bab sesuai dengan judul-judul perbab, buku ini

19
juga dilengkapi dengan bagan-bagan yang mendukung lam menjelaskan isi dari
materi yang ada, serta buku ini dilengkapi dengan rangkuman sehingga cukup
mudah untuk dimengerti oleh para pembaca.

Kekurangan pada buku utama ini dapat dilihat dari penulisan kata yang
terkadang hurufnya kurang dan juga berlebihan, jika dilihat dari proses
pembelajaran kita di kampus buku ini tidak terlalu mendukung karena banyak
materi-materi pembelajaran dikampus yang tidak ada dibahas pada buku ini
seperti materi tentang teori profesi kependidikan.

b. Buku Pembanding Satu

Kelebihan dari buku ini adalah dapat dilihat dari cover buku yang bagus
sehingga dapat menarik perhatian para pelajar untuk membacanya, bahasa yang
digunakan mudah untuk dipahami, penulisan yang rapi dan font dan ukuran yang
digunakan sudah sesuai, serta pembahasan materi yang sangat terperinci dan juga
lengkap.

Kekurangan dari buku ini dapat dilihat dari tidak adanya penggunaan gambar-
gambar atau skema-skema yang dapat mendukung dan memperjelas isi dari
materi yang dibahas, serta tidak dilengkapi dengan rangkuman. jika dilihat dari
proses pembelajaran kita di kampus buku ini tidak terlalu mendukung karena
banyak materi-materi pembelajaran dikampus yang tidak ada dibahas pada buku
ini seperti materi tentang konsep, teori profesi kependidikan secara terperinci.

c. Buku Pembanding Kedua

Kelebihan dari buku ini dapat dilihat dari cover buku yang cukup menari para
pelajar untuk membacanya, bahasa yang digunakan dalam penulisan cukup mudah
untuk dipahami, penulisan isi buku yang rapi, font dan ukuran yang digunakan
juga sudah sesuai, pembahasan materi yang disajikan sangat sesuai dengan judul
perbab dalam setiap bab, materi yang disampaikan juga sangat lengkap, serta
dilengkapi dengan skema-skema atau bagan-bagan dan tabel-tabel pendukung
sehingga dapat memperjelas isi dari materi yang ingin disampaikan.

Kekurangan dari buku ini dapat dilihat dari tidak adanya rangkuman pada akhir
setiap bab sehingga membutuhkan pemahaman yang baik dalam membahas isi

20
dari buku ini, jika dilihat dari proses pembelajaran kita di kampus buku ini tidak
terlalu mendukung karena banyak materi-materi pembelajaran dikampus yang
tidak ada dibahas pada buku ini seperti materi tentang konsep, teori profesi
kependidikan secara terperinci serta tidak adanya membahas mengenai
profesionalisasi dan profesionalisme.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam mata kuliah Profesi Kependidikan ini, guru sangatlah berperan penting
dalam pendidikan lebih tepatnya dalam proses pembelajaran. Profesi merupakan
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya.

Sebelum guru melaksanakan proses profesionalisasi guru seharusnya ia harus


miliki rasa profesonalisme dalam dirinya. Dimana profesionalisme ini merupakan
suatu hal dorongan dari dalam diri setiap guru untuk menjalankan tugasnya sesuai
dengan taraf keprofesionalan yang dimilikinya atau yang telah dicapainya. Untuk
menjadi guru yang profesional, setiap guru harus melaksanakan atau menjalani
sebuah proses atau profesionalisasi, adapun prosesnya dapat berupa
mengembangkan kinerja guru dalam mengajar, yang mana kinerja dari guru-guru
ini nantinya dinilai oleh pihak atasan seperti kepala sekolah. Selain itu guru juga
dapat mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan yang dapat menambah wawasan
dan pengetahuannya untuk menjadi seorang guru yang profesional. Serta
menjalani sesuai kode etik guru yang telah ditetapkan.

Guru dapat dikatakan profesional apabila memenuhi beberapa ciri-ciri


diantaranya sebagai berikut : Pertama, guru mempunyai komitmen kepada siswa
dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata
pelajaran yang diajarkannya kepada para siswa. Ketiga, guru bertanggungjawab
memantau hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa
yang akan dilakukannya. Kelima, guru seyogianya merupakan bagian dari

21
masyarakat belajar dsalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di Indonesia,
PGRI dan organisasi profesi lainnya.

4.2Saran

Sebagai calon tenaga pendidik nantinya kita sangat disarankan untuk


mempelajari lebih mendalam tentang profesi kependidikan ini karena disini guru
sangat berperan peran penting dalam menunjang pores pembelajaran didalam
kelas.

22

Anda mungkin juga menyukai