AGROKLIMATOLOGI
“HOMOGENITAS DATA IKLIM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Agroklimatologi
Disusun Oleh :
Nama : Mahesa Dendhika Ardine
NIM : 4442220048
Kelas : 1A
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Dimana
Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat
melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu, saya mohon kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Agroklimatologi ini, terkhusus kepada
Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc dan Bapak Putra Utama S.p., M.P. selaku dosen mata
kuliah agroklimatologi. Tak lupa juga saya ucapkan terima kaih kepada teh
Nadianti Nufus selaku asisten laboratorium semua yang berkenan membantu secara
langsung maupun tidak langsung hingga Lapora Praktikum Agroklimatologi Dapat
Selesai.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak juga
bermanfaat bagi saya selaku penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memperkirakan salah
satu data anasir iklim berdasarkan data meteorologi yang tersedia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klimatologi
Klimatologi atau ilmu iklim adalah cabang ilmu pengetahuan yang
membahas sintesis unsur-unsur cuaca yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
menentukan dan mengontrol distribusi iklim diatas permukaan bumi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi iklim suatu wilayah adalah angin, daratan dan air, posisi garis
lintang, ketinggian tempat, massa udara, sabuk tekanan tinggi dan rendah, halangan
pegunungan, arus laut, luas hutan dan lainnya. (Gunardi dkk, 2019).
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim
baik skala global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan pertanian.
Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca-
iklim dan meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim
adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya
nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan
membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau wilayah berulang
selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim
cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter sampai pada skala lokal atau
setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut
berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).
2.2 Iklim
Cuaca dan iklim merupakan sebuah proses fenomena di atmosfer yang
keberadaannya sangat penting dalam berbagai aktifitas kehidupan. Batasan secara
klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan
minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi
dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada
suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu yang Panjang
(Caraka, 2015).
2
2.3 Homogenitas
Perlunya dilakukan analisis homogenitas merupakan suatu langkah awal
untuk membenahi data sekaligus menerapkan pengawasan kualitas (quality control)
terhadap asset data iklim yang ada di BMG. Selanjutnya perlu disadari bahwa
merupakan suatu kewajiban ilmiah untuk memberikan keterangan apakah suatu seri
data telah teruji homogenitasnya atau belum (Tjasyono, 2014).
Menurut Tjasyono (2014), keterangan tentang homogenitas data meliputi:
1. Jenis parameter
2. Periode pengamatan data
3. Basis skala waktu (bulanan, mingguan, tahunan, dsb)
4. Jenis teknik (test) yang dipakai dalam uji homogenitas serta penjelasannya.
5. Jumlah seri data yang homogen/ tidak homogen pada suatu stasiun (berapa seri
data yang ditemukan homogen/ tidak homogen
6. Jumlah kasus, panjangnya periode dan variasi tahunan kasus tidak homogeny
(jumlah kasus setiap bulannya) dalam satu seri data
7. Ukuran penyimpangan dan faktor koreksi yang digunakan untuk memperbaiki
(meng-adjust) ketidak homogenan seri tersebut.
8. Faktor non-klimat yang diidentifikasi telah mengakibatkan ketidak homogenan
dalam suatu seri data (pemindahan instrumen, pergantian waktu pengamatan,
pergantian pengamat, kecenderungan/ trend memanas/ mendingin secara
perlahan-lahan misalnya karena dampak perkotaan dan dampak perubahan tata
guna lahan). Agar data yang diperoleh dalam melakukan pengamatan unsur
iklim atau cuaca menjadi bermanfaat, maka terutama sekali kita harus
mengetahui di mana dan bagaimana pengamatan telah dilakukan. Oleh karena
itu diperlukan catatan mengenai hal tersebut.
3
BAB III
METODE PENELITIAN
4
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Penentuan Homogenitas Data Temperatur Bulan Oktober
Tahun Temperatur Tanda U
1999 26,59 -
2000 26,93 -
2001 26,98 -
2002 26,88 - U
2003 27,48 + U
2004 26,53 - U
2005 27,50 + U
2006 27,05 -
2007 26,73 - U
2008 27,86 +
2009 27,37 + U
2010 26,36 - U
2011 27,59 +
2012 27,18 +
5
2007 54,0 31,15 83,49 2,05
2008 16,5 -6,35 89,84 2,21
2009 0,0 -22,85 112,69 2,7
2010 156,2 133,35 -20,66 -0,5
2011 5,3 -17,35 -3,11 -0,07
2012 0,0 -22,85 19,74 0,48
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai “Homogenitas Data Iklim”
yang memiliki tujuan agar para praktikan mampu menentukan Homogenitas data
temperatur dan hujan. Dalam menentukan iklim dan cuaca suatu wilayah maka
diperlukan data mengenai kondisi wilayah tersebut. Salah satunya adalah
homogenitas data iklim yang mana pada praktikum kali ini tersedia homogenitas
data iklim temperatur dan curah hujan dari tahun 1999 hingga tahun 2012. Menurut
Wahab (2017), homogenitas data adalah kondisi data yang nilai variansinya berasal
dari variansi alamiah dalam cuaca dan iklim. Variansi yang homogen dalam cuaca
dan iklim pada suatu runtun data hampir tidak mungkin ditemukan, hal tersebut
dikarenakan pada kejadian-kejadian bukan faktor iklim.
Berdasarkan data pada tabel 1, praktikan menghitung apakah data
temperature bersifat homogen atau tidak dengan Metode Run Test. Hal pertama
yang dilakukan adalah mencari tahu terlebih dahulu nilai dari rata rata temperatur
pada bulan Oktober selama tahun pengamatan, caranya dengan menjumlahkan nilai
temperature pada bulan Oktober dari tahun 1999 sampai dengan 2012, lalu hasilnya
dibagi dengan banyaknya data yakni 14. Maka didapatkan nilai rata ratanya yaitu
27,09°C. Ketika nilai temperature tiap 11 tahunnya lebih besar maka diberi tanda
(+), begitupun sebaliknya ketika nilai temperaturnya lebih kecil maka diberi tanda
(-). Dalam pemberian tanda U ditentukan berdasarkan letak deretan simbol (+) dan
simbol (– ) yang berdekatan/berurutan, ketika deretan simbolnya sama, misalnya (-
) dengan (-) maka itu tidak diberi tanda U atau tanda kehomogenan begitupun ketika
sesama tanda (+) yang berderatan, maka didapatkan hasil sebanyak 7 tanda U pada
data temperatur bulan Oktober tersebut, karena hasil tanda U nya ada 7 maka data
tersebut dikatakan sudah homogen, karena sesuai dengan tabel nilai U untuk data
6
homogen ketika jumlah data yang digunakannya sebanyak 14 maka range U nya 5-
10, dan angka 7 termasuk pada range tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Zaidiyah dan Sutikno (2013), yang menyatakan bahwa sebuah catatan data iklim
dikatakan homogen apabila tidak adanya variasi yang disebabkan oleh variasi non
cuaca dan iklim.
Kemudian pada tabel 2, yaitu penentuan homogenitas data curah hujan pada
bulan Agustus sejak tahun 1999 hingga 2012. Hal pertama dilakukan adalah
mencari tahu nilai RH, nilai RH didapatkan dari jumlah data curah hujan dibulan
Agustus dibagi dengan banyak data (14) maka didapatkan hasil 22,85 mm. nilai RH
inilah yang akan membantu mencari tahu nilai nilai yang selanjutnya yaitu nilai dari
Sk* karena untuk menentukan nilai SK* ini menggunakan metode dari Busihand
yaitu RAPS (Rescaled Adjusted Partical Sums). Nilai Sk* ini dihitung berdasarkan
tiap tahunnya, Sk*1999 = data curah hujan pada tahun 1999 dikurangi nilah RH,
maka didapatkan hasil 10,65. Sementara nilai Sk* pada tahun 2000 didapatkan hasil
33,5, setelah didapatkan dari data curah hujan pada tahun 2000 dikurangi nilai RH
lalu ditambah hasil dari nilai Sk* tahun sebelumnya, begitupun perhitungan pada
tahun selanjutnya (bisa dilihat pada tabel hasil 2).
Sementara, untuk menentukan nilai dari Sk** dilakukan dengan proses yang
sama dengan SK* yakni dihitung pertahunnya, namun rumus yang digunkannya
berbeda, yaitu SK**1999 = hasil SK*1999 dibagi dengan nilai Dy. Nilai Dy
didapatkan berdasarkan hasil akar dari jumlah SK* tiap tahunnya dipangkatkan 2
dibagi jumlah data (14) maka didapatkan hasil 40,64. Jadi pada SK**1999= 10,65
dibagi dengan 40,64 maka didapatkan hasil 0,26. Begitupun 12 cara mencari Sk**
pada tahun selanjutnya, maka didapatkan hasil Sk** sebagaimana yang tercantum
pada tabel hasil 2.
Setelah itu, praktikan menentukan apakah data curah hujan pada bulan
Agustus ini homogen atau tidak, dapat diketahui dengan menentukan nilai Q nya
terlebih dahulu, nilai Q didapatkan dari nilai maksimal SK** mutlak atau |SK**|
yang artinya hanya fokus pada angkanya tanpa menghiraukan angka tersebut
negatif atau positif. Maka langkah selanjutnya mencari nilai Q/√n, karena n adalah
jumlah data yang artinya bernilai 14, maka hasil dari Q/√n yang didapatkan adalah
0,76. Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara Q/√n hitung dengan Q/√n
7
tabel, ketika Q/√n hitung < Q/√n tabel maka homogen, karena Q/√n hitung = 0,76
dan Q/√n tabelnya 16 sehingga 0,76 < 16, maka dapat dikatakan homogen.
Langkah terakhir yang dilakukan yaitu menentukan nilai R/√n, cara
menentukannya yaitu pertama cari terlebih dahulu nilai R, dengan cara nilai
maksimal dari SK** dikurangi dengan nilai minimal dari SK**, berdasarkan hasil
perhitungan yang sudah tercantum di tabel maka nilai maksimal pada SK** adalah
2,82 dan nilai minimalnya adalah -0,07, maka nilai R tabel = 2,75, selanjutnya
mencari R/√n hitung yakni dengan cara nilai R yang dibagi dengan akar 14 maka
didapatkan hasil 0,734. Selanjutnya bandingan dengan R/√n tabel. Sehingga 0,734
< 2,75, dengan demikian maka data curah huja bisa dikatakan homogen. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sudira (2004) yang menyatakan bahwa uji homogenitas
bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian
memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti
bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
8
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa homogenitas data adalah
kondisi data yang nilai variansinya berasal dari variansi alamiah dalam cuaca dan
iklim. Dalam pencatatan data iklim sering terjadi peyimpanganpenyimpangan
seperti disebabkan oleh kerusakan alat ataupun kesalahan karena perubahan
perubahan letak peralatan maka dari itu diperlukannya ketelitian lebih dalam
menganalisa homogenitas data iklim. Uji homogenitas bertujuan untuk mencari
tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama
atau tidak. Pada praktikum kali ini didapatkan nilai rata-rata temperatur suhu pada
bulan April tahun 1999 hingga 2012 adalah 27,09°C, dengan rata-rata curah hujan
22,85 mm. Dimana pada perbandingan antara Q/√n hitung dengan Q/√n tabel dan
R/√n hitung dengan R/√n tabel didapatkan data homogen.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu ketika asisten praktikum memberikan
penjelasan mengenai materi praktikum, praktikan sebaiknya memperhatikan agar
tidak terjadi kesalahan ketika melakukan percobaan atau pengamatan dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Caraka, Rezzy Eko. 2015. Pemodelan Tinggi Pasang Air Laut Di Kota Semarang
Dengan Menggunakan Maximal Overlap Discrete Wavelet Transform
(MODWT). Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Vol.2(2).
Ritawati, Sri., dan Yayu Romdhonah. 2022. Petunjuk Praktikum
Klimatologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Jurusan Agroekoteknologi.
Banten: Untirta Press
Tjasyono, B. 2014. Klimatologi Umum. Bandung:Institut Teknologi Bandung.
Wahab, Putri, Juanita., dan Ardhasena Sopaheluwakan. 2017.
Homogenisasi Sebagai Tahap Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim
dengan Metode Acmant. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Vol. 18(3):
113-124.
Zaidiyah N., dan Sutikno. 2013. Perbandingan Uji Homogenitas Runtun
Data Curah Hujan Sebagai Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim.
Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2 (2): 255-259
10
LAMPIRAN 1. HASIL PERHITUNGAN