Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Hadist – hadsit Ekonomi


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hadsit – Hadist Ekonomi

DOSEN PENGAMPU :
Darmawan Tia Indrajaya, M. Ag

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
AIRELL HAFIZH 12220512640
SAFRI YUDHA 12220512596
ELSAHARA 12220522880
PUTRI AULIA 12220522744

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
Kata Pengantar

Asslamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat beserta salam tidak lupa kita

curahkan kepada Nabi besar Muhammad saw dengan mengucapkan allahumma shalli ala”

sayydina muhammad wa ala" alihi sayyidina muhammad. Atas berkat dan rahmatnya kami

dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hadist – Hadist Ekonomi ”

Makalah ini kami susun sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Hadist – Hadist

Ekonomi dengan dosen pengampu bapak Darmawan Tia Indrajaya, M. Ag. Karena keterbatasan

pengetahuan maupun pengalaman kami, pembaca mungkin akan menemukan beberapa

kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan

saran dan kritik pembaca demi kesempurnaannya makalah ini.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang ikut serta dalam

membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Akhir kata, semoga dengan

adanya tugas kelompok ini dapat menjadi gudang ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 18 september 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………. ...........................................................ii


Daftar Isi…………………………………………… ...........................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………. ............................................................1
a. Latar Belakang………………………………. ..........................................................1
b. Rumusan Masalah……………………………. .........................................................1
c. Tujuan………………………………………. ...........................................................2
BAB II PEMBAHASAN …………………………. ............................................................3
a. Pengertian Bekerja…………………………. ............................................................3
b. Hadist – Hadist tentang Keutamaan dan Kewajiban Bekerja ....................................4
c. Hukum Bekerja……………………………… ..........................................................6
d. Hikmah Bekerja……………………………. ............................................................8
BAB III PENUTUP………………………………… ..........................................................9
a. Kesimpulan………………………………………….. ..............................................9
b. Saran………………………………………… ..........................................................9

KATA PENGANTAR……………………………… ...........................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

Keutamaan kerja dalam arti luas menyangkut akan akhlak dalam pekerjaan.
Untuk bisa menimbang bagaimana akhlak seseorang dalam bekerja sangat tergantung
dari cara melihat artikerja dalam kehidupan, cara bekerja dan hakikat bekerja. Dalam
Islam, iman banyak dikaitkandengan amal. Dengan kata lain, kerja yang merupakan
bagian dari amal tak lepas dari kaitaniman seseorang. Idealnya, semakin tinggi iman itu
maka semangat kerjanya juga tidak rendah.Ungkapan iman sendiri berkaitan tidak
hanya dengan hal-hal spiritual tetapi juga program aksi.Dalam kehidupan sehari-hari
sebagai umat Islam selain diperintahkan untuk beribadahAllah memerintahkan untuk
bekerja (berusaha).
Bekerja merupakan melakukan suatu kegiatan demi mencapai tujuan, selain
mencari rezeki namun juga cita-cita. Dalam bekerja diwajibkan memilih pekerjaan
yang baik dan halal,karena tidak semua pekerjaan itu diridhai Allah SWT.Di dalam Al-
Qur’an dan Hadist sudah jelas tentang pekerjaan yang baik dan bagaimana kita
memperoleh rezeki dengan cara yang diridhai Allah SWT. Hal ini sangat penting
sekalidibahas, karena semua orang dunia ini pasti membutuhkan makanan, sandang
maupun papan. Disini pasti manusia berlomba-lomba atau memenuhi kebutuhannya
tersebut dengan bekerja untuk mendapatkan yang diinginkan sehingga kita juga harus
tahu, bahwa semua yang kita dapatkan semuanya dari Allah SWT dan itu semua hanya
titipan Allah SWT semata.Sebagai umatnya diwajibkan mengembangkannya dengan
baik dan hati-hati. Untuk itu Hadist tentang Kerja ini sangat diperlukan demi
kelangsungan umat sehari-hari.

b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bekerja ?
2. Jelaskan dan Tuliskan bunyi hadist – hadist tentang keutamaan dan kewajiban
bekerja !
3. Apa hukum bekerja bagi setiap orang ?
4. Sebutkan hikmah bekerja !

1
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bekerja
2. Untuk mengetahui hadist – hadist mengenai keutamaan dan kewjiban bekerja
3. Untuk mengetahui hukum bekerja
4. Untuk mengetahui hikmah bekerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Bekerja
َّ ‫ ” َف‬ditinjau dari sudut etimologinya berarti “ Keutamaan ” dan Kata
Kata “ ‫ض َل‬

“ ‫س ًبا‬ ْ ‫ َك‬-‫ َي ْكسِب‬-‫ب‬


ْ ‫ ” َك‬isim Masdar dari Fi’il ( ‫س ًبا‬ َ ‫ ) َك‬Yang berarti berusaha, bekerja,
َ ‫س‬

َّ َ‫ب ف‬
mencari nafkah, memperoleh dan lain sebagainya. ‫ض َل‬ َ ‫ ال َك‬berarti digabangkan
َ ‫س‬

menjadi tersusun dari mudhof dan mudhofilaih berarti keutamaa berusaha, bekerja,

mencari nafkah, memperoleh penghasilan dan sebagainya. Kasab ternyata bisa juga

diartikan bisnis yang dengan segala bentuknya ternyata tanpa kita sadari telah terjadi

dan menyelimuti aktivitas dan kegiatan kita setiap harinya. Sejak mulai kita bangun

tidur sampai kita tidur lagi tak bisa lepas dari cakupan bisnis. Bayangkan saja mulai

dari tempat tinggal (harta atau jasa) segala pakainan yang kita pakai tempat kita bekerja

dan sebagainya hasil dari proses bisnis. Intinya segala apa yang ada dan dimiliki serta

dilakuan oleh manusia tak lepas dari hasil dan produk bisnis.1

Disisi lain, makna "kasab/bekerja" bagi seorang muslim adalah suatu upaya

yang sungguh-sungguh, dengan mengarahkan seluruh aset. pikiran, dan zikirnya untuk

mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba allah yang harus

menundukkan dnia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang

terbaik atau degan kata lain dapat juga kita katakan bahwa dengan hanya bekerja

manusia itu memanusiakan dirinya.

Secara umum kerja berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan

sosial. Kata kerja berarti usaha, amal. dan apa yang harus dilakukan (diperbuat) yang

memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.

Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan

1
Johan Arifin, Erika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19.

3
masyarakat. Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang

dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intlektual dan fisik, maupun hal-hal yang

berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat dipahamkan bahwa semua usaha manusia baik yang dilakukan oleh akal,

perasaan. maupun perbuatan adalah termasuk kedalam kerja."

Bekerja adalah aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi

kebutuhan tertentu ( jasmani dan rohani ) dan didalam mencapai tujuan tersebut ia

berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai

bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT. Bagi seorang muslim, bekerja merupakan

suatu upaya sungguh – sungguh dengan mengerahkan seluruh aset dan zikirnya untuk

mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah SWT. Yang

menundukkan dunia, serta menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat.2

b. Hadist – Hadist Tentang Keutamaan dan Kewajiban Bekerja

Dalam tulisan ini penulis akan mentakhrij sebuah hadist yang penulis kutip

dari hadist Shahih Bukhari yang menjelaskan tentang keutamaan bekerja. Hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

‫ط‬ َ ‫ َما أَ َك َل أَ َح ٌد‬:َ‫سلَّ َم قَال‬


ُّ َ‫طعَا ًما ق‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫صلَّى اللَّهم‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫ع َِن ا ْل ِم ْقد َِام َر ِضي اللَّهم‬
ُ ‫ع ْنه ع َْن َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬

َ ‫س ََلم كَانَ يَأ ْ ُك ُل ِم ْن‬


‫ع َم ِل يَدِه(رواه‬ َّ ‫علَ ْي ِه ال‬
َ ‫َاو َد‬ َ ‫َخي ًْرا ِم ْن أَ ْن يَأ ْ ُك َل ِم ْن‬
ِ َّ ‫ع َم ِل يَ ِد ِه َو ِإنَّ نَ ِب َّي‬
ُ ‫َّللا د‬

ِ)‫البخاري‬

“ Dari [Al Miqdam radliallahu 'anhul dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidak ada seorang yang memakan satu makananpun yang lebih baik
dari makanan hasil usaha. tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud
AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri ". ( H.R Bukhari ).3

2
Idri, Hadist ekonomi dalam perspektif hadist nabi, ( Jakarta : Prenadamedia Group, 2015 ). hlm. 293
3
Sri anafarhanah, keutamaan bekerja ( berproduksi ) dalam islam , jurnal ilmu dakwah, Vol. 15 No. 30
( Juli – Desember, 2016 ), hlm. 29 – 30

4
Di dalam islam, bekerja merupakan suatu kewajiban kemanusiaan. Banyak

ayat Al qur’an yang mengupas tentang kewajiban manusia untuk bekerja dan

berusaha mencari nafkah, diantaranya Allah SWT. Berfirman :

‫امش ُْوا ِف ْي َمنَا ِك ِب َها َو ُكلُ ْوا ِم ْن ِ ِّر ْز ِق ٖۗه َواِلَ ْي ِه النُّش ُْو ُر‬
ْ َ‫ض ذَلُ ْو ًْل ف‬
َ ‫ِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاْلَ ْر‬
ْ ‫ه َُو الَّذ‬
“ Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” ( Q.S Al Mulk : 15
).4

Syariat islam memuat ajaran – ajaran yang mengatur manusia untuk bekerja

dan mencari nafkah dengan cara yang halal. Seorang muslim wajib mencari pekerjaan

yang baik, seperti dalam hadist Rasulullah SAW bersaba yang artinya :

“ Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang bekerja dari yang baik ,
membelanjakan harta dengan hemat, dan dapat memyisihkan kelebihan untuk
menghadapi hari kefakirannya, ” ( Muttafaq Alaih )

Hadits di atas membuktikan bahwa Rasulullah menekan| kan agar suami

bekerja dengan yang baik, hemat dalam peka ngeluaran, serta dapat menyimpan dan

menabung untuk masa ba depan ketika dia membutuhkan. Muslim telah meriwayatkan

je dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguh, nya Allah itu baik, dan

hanya menerima yang baik-baik saja. Selain itu, suami harus memiliki keyakinan

bahwa tujuan asasi dari pekerjaannya adalah memenuhi kebutuhan material

keluarganya agar dapat melaksanakan ibadah dengan tenang. Oleh karena itu, suami

tidak boleh bekerja dengan jenis pekerjaan yang haram.5

4
Departemen Agama RI, Alqur’an dan terjemahan, ( Jakarta Pusat: Beras, 2014 ) hlm. 563
5
Husen syahatah, ekonomi rumah tangga muslim, ( Jakarta : Darut-Thaba’ah wan nasyru al islamiyah
, 1998 ). hlm. 65-66

5
َ ً‫ب أَ َح ُد ُك ْم ُح ْز َمة‬
‫علَى‬ َ ‫سلَّ َم ََلَ ْن يَحْ تَ ِط‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع ْنهُ يَقُو ُل قَا َل َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ َّ ‫ه َُري َْرةَ َر ِض َي‬
َ ُ‫َّللا‬

ُ‫سأ َ َل أَ َحدًا فَيُ ْع ِطيَهُ أَ ْو يَ ْمنَعَه‬


ْ َ‫ظه ِْر ِه َخي ٌْر لَهُ ِم ْن أَ ْن ي‬
َ

“ Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam bersabda: "Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar
dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada
seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya".

Penjelasan hadist hadist diatas secara umum yaitu Agama Islam agama yang

paling sempurna dalam segala hal. Diantara bukti kesempurnaan agama Islam dan

rahmatnya bagi alam semesta, syariatnya menganjurkan kepada umatnya agar bekerja

dan berbisnis dengan jalan yang benar dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah

dan rasul-Nya. Karena tiada suatu perkara pun yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya

melainkan perkara tersebut akan mendatangkan bencana dan mudharat bagi para

pelakunya.

Pada Para Berdagang merupakan salah satu profesi yang sangat mulia dan

utama selagi dijalankan dengan jujur dan sesuai dengan aturan serta tidak melanggar

batas-batas syari'at yang telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya di dalam Al-Qur'an

dan As-Sunnah Ash-Shahihah, Pada hendaknya seorang pengusaha membekali dirinya

dengan bekal keimanan dan ilmu syar'i, khususnya yg berkaitan dengan fikih muamalah

dan bisnis agar bisa menjadi pengusaha yang baik dan benar serta tidak terjerumus

dalam hal-hal yang haram. Penghasilan yg diperoleh dari perniagaan dan pekerjaan

lainnya akan mengandung berkah dan manfaat yg banyak jika diperoleh dengan jalan

yg baik dan benar serta diinfaqkan dan dikeluarkan zakatnya (jika telah terpenuhi syarat

wajib zakat) dan diinfaqkan di jalan yg Allah ridhoin.6

c. Hukum Bekerja

6
Agung prayoga, hadist keutamaan kerja, ( Tanjung pura, 2016 ).hlm. 5

6
Sebagai agama yang bertujuan mengantarkan hidup manusia kepada

kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan batin, Islam telah membentangkan dan

merentangkan pola hidup yang praktis. Maka hukum bekerja adalah wajib bagi setiap

orang terutama bagi orang yang sudah berkeluarga, dalam rangka untuk mencukupi

kebutuhan keluarganya demi kelangsungan hidup berumah tangga, dengan tujuan untuk

mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin dalam berumah tangga.

Maka bagi setiap muslim yang sudah berkeluarga, bekerja adalah merupakan

kewajiban baginya, yang telah disyariatkan oleh agamanya untuk dikerjakan serta

untuk memprodusir kebaikan atau amal saleh sebanyak- banyaknya, yang meliputi

aspek ibadah dan muamalah (budaya, sosial, kemasyarakatan, ekonomi dan lain- lain)

yang lazim juga diformulasikan sebagai "hablum minallah" seseorang dan "hablum

minannaas". Dengan berhubungan dengan Allah secara ibadah vertikal monyembah

kepada-Nya dengan penuh takut dan cinta sesuai dengan contoh-contoh dan garis-garis

sunnah Rasul. Aspek ibadah inilah yang mewarnai dan memberikan penghayatan

kepada aspek muamalah agar berjalan terarah pada jalan yang diridhai Allah.

Untuk mencapai kebahagiaan yang diwajibkan bagi manusia untuk

dijanjikan bekerja dan Allah, berbuat yang sungguh-sungguh yang dapat mengantarkan

kepada cita-cita tersebut. Sungguh banyak ayat Al- Qur'an yang mewajibkan kepada

manusia untuk bekerja, yang tercermin dengan banyak perkataan "amal saleh" yang

bergandengan dengan "iman". Dengan amal saleh sebagai refleksi daripada melahirkan

umat Islam menjadi umat yang iman sehingga paling ulet dan giat bekerja serta berbuat

kebaikan, baik yang berhubungan dengan ibadah maupun muamalah. Semua itu

dilakukan untuk memprodusir kebaikan dan kebajikan sebanyak-banyaknya dalam

rangka mendapatkan ridha Allah Swt. Sholat wajib ditunaikan pada waktunya akan

7
tetapi apabila shalat usai, hendaklah seseorang bangkit bergerak terjun ke medan

pencaharian atau rejeki yang disediakan oleh Allah.SWT.

d. Hikmah Bekerja

Bekerja adalah merupakan suatu sarana untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan dalam rangka untul memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, setelah

seseorang melakukan pekerjaan atau setelah bekerja keras akan merasakan hasilnya

serta hikmahnya, di antara hikmah dalam bekerja antara lain:

1. Meningkatnya tarap hidup.

2. Bisa terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan.

3. Terpenuhinya tuntutan jiwa dan raga.

4. Mendatangkan rezeki.

5. Mengentaskan kemiskinan.

6. Adanya semacam kebahagiaan tersendiri, setelah usai bekerja sehari penuh dan

menghasilkan hasil yang memuaskan.

8
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mendapatkan sesuatu sebagai

imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik untuk

kepentingan pribadi maupun keluarga, bahkan untuk kepentingan masyarakat.

Semua manusia membutuhkan harta supaya bisa memenuhi segala kebutuhan

dalam hidup dan salah satu cara untuk mendapatkan harta tersebut adalah dengan

bekerja, tanpa adanya usaha manusia tidak akan mendapatkan apapun untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam islam, sebenarnya kekayaan

dalam bentuk materi atau spiritual menjadi keutamaan dan memiliki nilai lebih jika

dibandingkan dengan kemiskinan, akan tetapi kekayaan dalam bentuk materi

sendiri bukan lantas menjadi hal yang paling utama dan menjadi tujuan akhir hidup

manusia.

Bekerja merupakan fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

manusia,sehingga bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid dapat

meningkatkan martabat manusia sebagai hamba Allah yang mengelola seluruh alam

sebagai bentuk dari curahan mensyukuri nikmat-Nya.

b. Saran

Demikianlah makalah ini dibuat sebagaimana mestinya, kami sebagai penulis

menyadari sepenuhnya makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan keterbatasan

referensi. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca agar menjadi pelajaran yang lebih baik untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, johan,( 2009 ), Etika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press,), hlm. 19.

Idri, ( 2015 ), Hadist ekonomi dalam perspektif hadist nabi, ( Jakarta : Prenadamedia Group ).

Hlm. 293

Sri anafarhanah, ( 2016 ), keutamaan bekerja ( berproduksi ) dalam islam , jurnal ilmu

dakwah, Vol. 15 No.30(Juli-Desember) 29-30

Husen syahatah, ekonomi rumah tangga muslim, ( Jakarta : Darut-Thaba’ah wan nasyru al

islamiyah , 1998 ). hlm. 65-66

Agung prayoga, hadist keutamaan kerja, ( Tanjung pura, 2016 ).hlm. 5

10

Anda mungkin juga menyukai