Dosen Pengampu:
Separen, S.Pd., M.H
Oleh:
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA.2023/2024
1
2 Pendidikan Kewarganegaraan
PENDAHULUAN
Indonesia, sebagai negara yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, telah
menjadi rumah bagi berbagai etnis dan kelompok masyarakat dengan kekayaan
kultural yang melimpah. Meskipun keberagaman ini menjadi kekayaan, pada saat
yang sama, dapat pula menjadi sumber potensi konflik jika tidak dikelola dengan
bijak.
Dalam konteks ini, Wawasan Nusantara muncul sebagai konsep yang tidak
hanya menyoroti keragaman geografis, tetapi juga menekankan pada pentingnya
memahami dan menghargai keberagaman budaya, sosial, dan politik yang ada di
seluruh Nusantara. Konsep ini bukan hanya sekadar pandangan geografis
mengenai kepulauan Indonesia, melainkan sebuah landasan untuk membangun
pemahaman yang mendalam tentang persatuan dalam keberagaman.
Selain itu, era globalisasi yang semakin mempercepat pertukaran informasi
dan interaksi antarnegara membuat pentingnya wawasan Nusantara semakin
terasa. Artikel ini bertujuan untuk menyoroti bagaimana Wawasan Nusantara
dapat menjadi alat yang efektif dalam merajut kebhinnekaan sebagai kekuatan
positif untuk memperkuat persatuan Indonesia. Oleh karena itu, melalui
pemahaman mendalam terhadap konsep Wawasan Nusantara, diharapkan
pembaca akan semakin memahami betapa pentingnya menghargai perbedaan dan
merajut kebersamaan di tengah keanekaragaman yang menjadi ciri khas negara
ini.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, pendidikan karakter dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa pada diri peserta didik.
Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, dan
perilaku (Ulfiani, 2012).
Pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan kepada peserta
didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati,
Pendidikan Kewarganegaraan 3
pikir, dan perilaku (Ali Hasan (2018), 2020). Perlunya pendidikan karakter
tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 (Ii et al., 2013).
B. Pemuda dan Generasi Muda
Pemuda adalah individu yang sedang mengalami perkembangan tubuh
atau individu yang sudah mencapai tahap dewasa. Secara umum, pemuda adalah
warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan
perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun.
Pemuda menurut World Health Organization (WHO), pemuda adalah
seseorang yang berusia 10 sampai 24 tahun (Wulandari et al., 2017). International
Youth Year mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok
pemuda (Wardani, n.d.). Taufik Abdulah mendefinisikan pemuda sebagai individu
dengan karakter yang dinamis, bergejolak, optimis, namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil (Tamura, 2008). Sedangkan menurut draft RUU
Kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18-35 tahun (El-Hakim,
2017).
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemuda merujuk
kepada individu yang berada pada rentang usia tertentu, yang ditandai dengan
dinamika, optimisme, dan masa perubahan sosial dan kultural. Definisi pemuda
juga dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kepentingan yang diungkapkan
oleh para ahli dan lembaga terkait.
C. Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi
semua aspek kehidupan untuk tetap jaya ditengah keteraturan dan perubahan yang
terjadi (Wiyardi, 2008). Ketahanan nasional memiliki tujuan untuk menjaga
keutuhan dan keamanan negara, serta memperkuat citra dan reputasi negara di
dunia internasional (Pranowo, 2010). Ancaman terhadap ketahanan nasional dapat
berasal dari dalam maupun luar negeri, dan dapat berupa ancaman militer,
bencana alam, konflik antar etnis atau agama, penggunaan narkoba, dan lain
sebagainya (Suryohadiprojo, 1997). Untuk memperkuat ketahanan nasional,
diperlukan upaya yang melibatkan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat,
maupun swasta (Armawi, 2020).
4 Pendidikan Kewarganegaraan
PEMBAHASAN
A. Urgensi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki urgensi yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa. Beberapa urgensi pendidikan karakter antara lain:
1. Membentuk Karakter Bangsa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan karakter bangsa
pada diri peserta didik (Ulfiani, 2012). Hal ini penting untuk membangun
karakter bangsa yang kuat dan berakhlak mulia.
2. Membentuk Pribadi yang Baik.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk membentuk kepribadian manusia
menjadi pribadi yang baik, sopan, disiplin, dan berakhlak mulia. Hal ini
penting untuk membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang
baik dan berintegritas (Jannah, 2014).
3. Membentuk Generasi Penerus yang Berkarakter.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk membentuk generasi penerus
yang berkarakter dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa
depan (Ayu Prawinda et al., 2023). Hal ini penting untuk membangun
generasi muda yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
4. Membangun Kebangsaan.
Pendidikan karakter juga dapat membantu membangun kebangsaan dan
memperkuat identitas nasional (Mu’in, 2011). Hal ini penting untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter memiliki urgensi yang
sangat penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan karakter bertujuan untuk
membentuk karakter bangsa, pribadi yang baik, generasi penerus yang
berkarakter, dan membangun kebangsaan.
B. Pemuda Sebagai Pilar Pembangunan
Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa.
Beberapa peran pemuda sebagai pilar pembangunan antara lain:
1. Agen Perubahan.
Pendidikan Kewarganegaraan 5