Anda di halaman 1dari 11

PERAN GENERASI MUDA UNTUK

MEMPERKUAT KETAHANAN NASIONAL

Nama : RIKA ADITYAN TRI SUTRISNO


NIM : 052227047
Prodi : Pendidikan Biologi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi , berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar dan dari dalam
untuk menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.

Pada jaman sekarang pemuda merupakan generasi harapan bangsa. Maju tidaknya suatu
bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda mempunyai tuntutan supaya berkualitas
dan cerdas. Semakin banyaknya pemuda yang berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi
besar bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa Indonesia
akan mulai terbuka lebar jika para pemudanya mau bergerak serentak membangun bangsa tanpa
ada tekanan dan ancaman dari pemerintah, justru pemerintah harusnya mendukung dan
memfasilitasi para pmuda yang ingin menjadi pejuang bangsa.

Berbagai cara bisa dilakukan oleh siapapun, baik dari kalangan pemerintah, swasta
ataupun individu pribadi untuk menjadikan para pemuda bangsa ini menjadi kunci kemajuan
suatu bangsa. Sebagai kunci kemajuan suatu bangsa pemuda harus dapat menjadi seorang
pemimpin atau berjiwa pemimpin. Dalam buku John C. Maxwell dikatakan bahwa seorang
pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berada pada level tengah sehingga dia melakukan
proses kepemimpinan ke atas, ke samping dan ke bawah. Kalau pandangan Maxwell ini
diterapkan pada jiwa pemuda Indonesia, maka akan tercipta pemimpin-pemimpin yang hebat
untuk masa depan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan melihat latar belakang di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :
“Peran generasi muda untuk memperkuat ketahanan nasional”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahan Nasional


Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun
dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas,
identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ketahanan nasional diperlukan dalam
rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang datangnya dari
dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan
ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun
dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas,
identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ketahanan nasional juga diartikan
sebagai kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang
sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

2.2 Tujuan dan fungsi ketahanan Nasional

Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional sebagai
berikut:

a) Tujuan ketahanan nasional


Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran dan
kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum
dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi diri.
b) Fungsi ketahan nasional
I. Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, ketahanan
nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan
negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
II. Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai
kesejahteraan rakyat.
III. Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor,
antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam
RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi
pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
2.1 Peran Generasi Muda untuk Memperkuat Ketahan Nasional
Pada jaman sekarang pemuda merupakan generasi harapan bangsa. Maju tidaknya suatu
bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda mempunyai tuntutan supaya berkualitas
dan cerdas. Semakin banyaknya pemuda yang berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi
besar bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa Indonesia
akan mulai terbuka lebar jika para pemudanya mau bergerak serentak membangun bangsa
tanpa ada tekanan dan ancaman dari pemerintah, justru pemerintah harusnya mendukung dan
memfasilitasi para pmuda yang ingin menjadi pejuang bangsa.
Berbagai cara bisa dilakukan oleh siapapun, baik dari kalangan pemerintah, swasta ataupun
individu pribadi untuk menjadikan para pemuda bangsa ini menjadi kunci kemajuan suatu
bangsa. Sebagai kunci kemajuan suatu bangsa pemuda harus dapat menjadi seorang pemimpin
atau berjiwa pemimpin. Dalam buku John C. Maxwell dikatakan bahwa seorang pemimpin
yang ideal adalah pemimpin yang berada pada level tengah sehingga dia melakukan proses
kepemimpinan ke atas, ke samping dan ke bawah. Kalau pandangan Maxwell ini diterapkan
pada jiwa pemuda Indonesia, maka akan tercipta pemimpin-pemimpin yang hebat untuk masa
depan bangsa Indonesia.
Salah satu langkah sederhana yang dapat dimulai oleh para pemuda untuk menjadi harapan
bangsa adalah dengan membudayakan membaca. Dengan membaca, setiap pemuda akan
semakin terasah pemikirannya sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam bidang yang
ditekuni. Misalnya, seorang pemuda yang suka politik bisa mulai dengan membaca sistem dan
sejarah perpolitikan Indonesia. Pemuda yang menyukai bidang hukum dapat membaca dan
membahas buku tentang hukum positif di Indonesia, begitu pula dengan yang lainnya.
Kemampuan pemuda masa kini akan menjadi penentu Indonesia tiga puluh tahun mendatang.
Pemuda juga perlu diajak untuk tidak memikirkan dirinya sendiri. Seperti apa yang
dijelaskan dalam buku Maxwell bahwa pemimpin itu dia bisa memimpin atau mempengaruhi
ke atas, ke samping dan ke atas. Ini artinya sebagai seorang pemimpin, pemuda harus peduli
pada lingkungan sekitarnya atau minimal bisa mengenal dengan baik orang-orang di sekitarnya.
Banyaknya persoalan yang membutuhkan sumbangsih pemuda, terlebih pada persoalan sosial-
politik, menjadi pemuda memiliki peran penting bagi suatu bangsa. Pemuda yang hebat dan
potensial menjadi investasi besar bagi ketahanan nasional suatu bangsa. Ketahanan nasional itu
sendiri, menurut Wan Usman adalah aspek dinamis suatu bangsa, meliputi semua aspek
kehidupan untuk tetap jaya di tengah keteraturan dan perubahan yang selalu ada. Konsep
Ketahanan Nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh kekuatan apa yang ada pada suatu
bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya meskipun
mengalami berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
Ketahanan (kemajuan) suatu bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan (regular)
dan stabilitas yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability
idea of changes). Jika dikaitkan antara konsep ketahanan nasional Wan Usman dengan
kepemudaan, maka pemuda ini mengandung potensi yang besar untuk perubahan, dalam artian
perubahan yang mengarahkan bangsa ke masa depan yang lebih baik. Dalam bahasa
mahasiswanya, pemuda merupakan agent of change.
Sebagai agent of change, mahasiswa atau pemuda harus mengambil peran dalam
memajukan bangsa dan meningkatkan ketahanan nasional. Banyak hal bisa dilakukan sebagai
wujud kontribusi. Salah satu hal pokok yang terkait dengan hal itu adalah tentang pandangan
politik. Politik sangat mempengaruhi berjalannya kebijakan-kebijakan publik. Dalam lingkup
yang lebih kecil, bagaimana supaya para pemuda menjadi penggerak perubahan ke arah yang
lebih baik bagi sesama pemuda lainnya. Perkembangan zaman telah sama-sama kita saksikan,
ribuan pemuda terlena dalam kemudahan, membuat sebagian menyukai proses instant tanpa
memperdulikan pembelajaran yang didapatkan dari suatu peristiwa hidup.
Pandangan atau pemikiran seorang pemuda itu memiliki peran yang sangat penting dalam
proses kontribusi. Ketika seorang pemuda ingin bertindak dan beraktivitas pasti akan
mempertimbangkan segala kemungkinannya dari apa yang dilakukan. Dengan pandangan yang
luas dan pemikiran yang positif dari hasil proses belajar menjadikan para pemuda itu cerdas
dalam bertindak dan beraktivitas sehingga apa saja yang dilakukan harus bisa memberikan
manfaat bagi banyak orang terutama bagi bangsanya atau minimal bagi dirinya sendiri.
Dalam buku Peran Generasi Muda dalam Ketahanan Nasional karya Erlangga Masdian, Dwi
Agus Susilo dan Suratman dijelaskan mengenai konsep pemuda, ketahanan nasional, dan peran
pemuda dalam ketahanan nasional. Dijelaskan bahwa makna pemuda memiliki arti yang
beragam. Secara harfiah, diartikan bahwa youth yang diterjemahkan sebagai pemuda, adalah
the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or
immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person. Dari
definisi ini, maka dapat diinterpretasikan pemuda adalah individu dengan karakter yang
dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil. Dalam Keputusan Menpora Nomor 84/Menpora/Tahun 1999 tentang Visi Generasi
Muda Memasuki Millenium III (Kebijakan dan Strategi) disebutkan bahwa pengertian generasi
muda adalah golongan yang berusia 0-30 tahun. Generasi muda ditinjau dari segi biologis,
terdapat istilah bayi (usia 0-1 tahun), anak (usia 1-12 tahun), remaja (usia 12-15 tahun), pemuda
(usia 15-30 tahun), dan dewasa (usia 30 tahun).
Sementara itu istilah kaum muda pertama kali diperkenalkan oleh Abdul Rivai pada tahun
1905 di majalah Bintang Hindia No. 14. Kaum muda oleh Rivai didefinisikan sebagai seluruh
rakyat Hindia (muda atau tua) yang tidak lagi bersedia mengikuti aturan kuno. Sebaliknya,
mereka berkehendak untuk memuliakan harga diri melalui pengetahuan dan ilmu. Sejak itulah
istilah kaum muda digunakan secara luas dalam liputan media dan wacana publik oleh kaum
muda terdidik. Istilah kaum muda dijadikan kode eksistensial sebuah entitas kolektif yang
berbagi titik kebersamaan dalam ambisi untuk memperbarui masyarakat Hindia melalui jalur
kemajuan.
Bila melihat pada sejarah perjalanan bangsa Indonesia, kiprah kaum muda selalu mengikuti
setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda selalu menjadi kekuatan utama dalam proses
modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang
terdidik. Mereka mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya,
sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihannya dari noda orde masanya. Angkatan
1908, Angkatan 1928, Angkatan 1945, Angkatan 1966, Angkatan 1974 dan Angkatan 1998
adalah sebutan bagi para pemuda di jamannya yang melakukan pembaharuan. Angkatan 1908
dan Angkatan 1928 merupakan angkatan pemuda yang melakukan pencerahan kepada rakyat
atas penindasan kolonialisme. Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil
(kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-
1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa.
Berdasarkan semua proses tersebut, dapat diartikan bahwa pemuda atau kaum muda itu
memiliki peran yang besar bagi suatu bangsa terutama terkait ketahanan nasional karena
pemuda atau kaum muda itu mempunyai peran yang cukup besar dalam aspek kemasyarakatan.
Pemuda atau kaum muda yang menjadi agent of change ini juga banyak yang turun secara
langsung ke dalam lingkungan masyarakat. Mereka mempelajari, mendalami dan berusaha
memperjuangkan nasib rakyat yang tertindas. Hal ini juga berkaitan erat dengan daya tahan
bangsa karena sudah mencakup banyak elemen sosial atau kemasyarakatan. Seperti dalam buku
karya Erlangga Masdian, Dwi Agus Susilo dan Suratman dijelaskan bahwa konsepsi Ketahanan
Nasional merupakan suatu konsep di dalam pengaturan dan penyelenggaraan dan keamanan
yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan Astagatra, yang meliputi aspek
alamiah (Trigatra) dan aspek sosial (Pancagatra). Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografi
negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk. Pancagatra
merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yang lain
terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling
interdependensi, demikian juga antara Trigatra dan Pancagatra. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa segenap aspek tersebut merupakan suatu keseluruhan yang serasi.
Peran pemuda dalam ketahanan nasional ini sangat penting. Pemuda sebagai bagian dari
potensi pembangunan harus berdaya agar mampu berkiprah dalam menghadapi tantangan
global. Jumlah pemuda yang mencapai 80 juta orang merupakan potensi yang sangat besar.
Keberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya pemuda dilakukan
melalui dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga
mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju, mandiri, berjiwa wirausaha,
tangguh, unggul, berdaya saing, demokratis, dan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Selain itu sebagai generasi harapan bangsa, pemuda itu diharapkan mampu memahami
konsep Wawasan Nusantara. Dalam konteks Indonesia Wawasan Nusantara merupakan
wawasan nasional Indonesia (Indonesia national outlook) yang dikembangkan dan dirumuskan
dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional dengan mempertimbangkan pandangan
geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi sosial budaya bangsa. Bagi Indonesia,
Wawasan Nusantara merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara menuju perwujudan Indonesia sebagai satu kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan.
Pemuda, sebagai bagian dari bangsa, harus mampu memahami wawasan ini, sehingga dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, peran pemuda tetap sebagai garda depan pembangunan.
Dengan memahami konsep tersebut maka pemuda harapan bangsa itu dapat mengetahui lebih
mendalam peran pemuda dalam ketahanan nasional. Bahwa untuk memajukan bangsa itu butuh
pemuda-pemuda yang berkualitas dan memahami konsep-konsep dalam suatu bangsa sehingga
akan lebih menjiwai dan menjalankan perannya dengan baik.
Hal lain yang berpengaruh besar bagi pemuda adalah rasa nasionalisme. Dalam buku
Rgionalisme, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional karya Ichlasul Amal da Araidy Armawi
dijelaskan bahwa nasionalisme merupakan salah satu unsure dalam pembinaan kebangsaan atau
nation-building. Dalam proses pembinaan kebangsaan semua anggota masyarakat bangsa
dibentuk agar berwawasan kebangsaan serta berpola tatalaku secara khas yang mencerminkan
budaya mauun ideologi. Proses pembinaan kebangsaan memang unik bagi tiap bangsa. Bagi
Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang plural dan heterogen akan lebih mengedepankan
wawasan kebangsaan yang unsur-unsurnya adalah rasa kebangsaan, faham kebangsaan dan
semangat kebangsaan atau nasionalisme. Rasa kebangsaan merupakan perekat paling dasar dari
setiap anggota masyarakat bangsa yang karena sejarah dan budayanya memiliki dorongan
untuk menjadi satu dan bersatu tanpa pamrih di dalam satu wadah Negara bangsa (nation-
state). Sedangkan faham kebangsaan ini lebih bernuansa intelektual. Dalam implementasinya
faham kebangsaan Indonesia disublimasikan dalam bentuk Wawasan Nusantara yang
mengamanatkan kesatuan di berbagai bidang.
Dari berbagai penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemuda atau
kaum muda dalam ketahanan nasional itu penting. Dengan pemahaman pada konsep-konsep
dan semangat yang tinggi dalam setiap pejuangan, pemuda merupakan agent of change bagi
suatu bangsa. Pembawaan pemuda yang berpikir kritis dan jauh memandang ke masa depan
menjadi modal dalam menjalankan kontribusinya bagi kemajuan suatu bangsa demi
terwujudnya ketahanan nasional.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai di bab 2 dapat disimpulkan bahwa peran pemuda atau kaum muda dalam
ketahanan nasional itu penting. Dengan pemahaman pada konsep-konsep dan semangat yang
tinggi dalam setiap pejuangan, pemuda merupakan agent of change bagi suatu bangsa.
Pembawaan pemuda yang berpikir kritis dan jauh memandang ke masa depan menjadi
modal dalam menjalankan kontribusinya bagi kemajuan suatu bangsa demi terwujudnya
ketahanan nasional.
3.2 Saran
Ketahanan nasional adalah hal mutlak yang harus dimiliki setiap bangsa. Jika bangsa
Indonesia ingin mempertahankan Negara dari ganguan bangsa/negara lain, maka harus
memperkuat Ketahanan Nasionalnya. Dengan dengan mengikutsertakan Peran Generesi
Muda untuk memperkuat ketahanan nasional adalah cara yang paling ampuh , karena telah
mencakup banyak landasan seperti; Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional dan wawasan nusantara sebagai landasan visional.
Kajian Pustaka

Khikmatul Islah, S.IP

Mahasiswa Kajian Pengembangan Kepemimpinan, Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Pascasarjana UI


2011

PKN 6 – Kemenpora

Referensi:

Usman, Wan, dkk. 2003. Daya Tahan Bangsa. Jakarta: Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional
Universitas Indonesia.

Masdiana, Erlangga, Agus Susilo dan Suratman. 2008. Peran Generasi Muda dalam Ketahanan
Nasional. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.

Amal, Ichlasul dan Armaidy Armawi. 1998. Regionalisme, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Maxwell, John C. 2005. The 360 Dgrees Leader. Nashville: Nelson Business.

https://makalah.alber.id/2021/12/makalah-ketahanan-nasional.html

Anda mungkin juga menyukai