Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETOS KERJA DAN ENTERPRENEURSHIP

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu :
Iyep Saepulmilah, S.Pd.M.Pd

Disusun Oleh:

NAMA            : LILIS RATNA NINGSIH


NIM                :
PROGDI         : PIAUD
FAKULTAS   : KEGURUAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
LAKBOK
2021

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim
salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etos Kerja dan
Enterprenership” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder
yang penulis peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam
serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pendidikan Agama
Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya
makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi
iman dan takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Tasikmalaya, 20 Oktober 2021

Penulis

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR........................................................................... i
Daftar isi................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang MAsalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Hakekat Etos Kerja ........................................................................ 2
B. Aspek Etos Kerja ............................................................................ 3
C. Faktor Etos Kerja............................................................................ 4
D. Pengertian Enterprenership........................................................... 5
E. Pengertian Entrerreneur................................................................ 5
F. Karatkteristik Enterprener............................................................ 6
G. Pola Dasar Enterprener.................................................................. 7
H. Naluri Entreprener......................................................................... 7
I. Inti Enterprener.............................................................................. 8
BAB III KESIMPULAN....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai tuntunan
dan pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur
dalam segi ibadah saja melainkan juga mengatur dalam memberikan tuntutan
dalam masalah yang berkenaan dalam kerja. Islam sebagai agama Allah yang
sempurna memberikan petunjuk kepada manusia tentang bidang usaha yang
halal, cara berusaha, dan bagaimana manusia harus mengatur hubungan kerja
dengan sesama mereka supaya memberikan manfaat yang baik bagi
kepentingan bersama dan dapat menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran
hidup bagi segenap manusia.
Selain itu, islam juga mengatur secara jelas hubungan kerja antara
pemberi kerja dan karyawan atau buruh yang melaksanakan perintah dari
pemberi kerja. Islam juga memberkan petunjuk yang jelas masalah utang
piutang antara seseorang dengan yang lain dalam melakukan transaksi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena masalah utang piutang merupakan hal
yang tidak bisa diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam situasi
globalisasi saat ini kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak
hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-
nilai islami yang tentunya tidak boleh melampaui batasan yang telah
ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah (hadist dan sunah Rasul). Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Etos kerja dan Enterpreneurship dalam Islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa itu Etos kerja dan Enterpreneurship dalam Islam ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Etos Kerja Dalam Islam


Ethos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai
kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya.
Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus,
dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus memegang amanah
terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut
sebagaimana Nabi Daud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil
dan harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, maka berilah keputusan dengan
adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran, sebagaimana dalam QS.
Ash Shahad ayat 22.
ْ ‫ ِط‬C‫ق َوال تُ ْش‬
‫ط‬ ْ Cِ‫ا ب‬CCَ‫احْ ُك ْم بَ ْينَن‬CCَ‫ْض ف‬
ِّ ‫ال َح‬C ٍ ‫ضنَا َعلَى بَع‬ ْ ‫إِ ْذ َد َخلُوا َعلَى دَا ُو َد فَفَ ِز َع ِم ْنهُ ْم قَالُوا اَل ت‬
ُ ‫َخَف خَصْ َما ِن بَغَى بَ ْع‬
ِّ ‫َوا ْه ِدنَا إِلَى َس َوا ِء ال‬
)٢٢( ‫ص َرا ِط‬
“Ketika mereka masuk (menemui) Nabi Daud lalu ia terkejut karena
(kedatangan ) mereka. Mereka berkata: “janganlah kamu merasa takut, (kami)
adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim
kepada yang lain, maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan
janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami jalan yang
lurus.”
            Seorang muslim yang memiki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif
atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat yang merupakan bagian amanah
dari Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan merupakan salah satu identitas
manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid dan
tanggung jawab, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim tetapi sekaligus
meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT.

B. Aspek Etos Kerja

2
            Menurut Sinamo (2005), setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan,
yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah yang
menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin, teliti, tekun,
integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya. Lalu perilaku yang khas
ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan produktif. Kemudian
dirumuskan 8 aspek etos kerja sebagai berikut :
1.      Kerja adalah rahmat. Apapun pekerjaannya adalah rahmat dari Allah, anugerah
itu kita terima tanpa syarat.
2.      Kerja adalah amanah. Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan pada
kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung
jawab. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan
tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.
3.      Kerja adalah panggilan. Kerja merupakan suatu darma yang sesuai dengan
panggilan jiwa sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas.
Profesi/pekerjaan disadari sebagai panggilan.
4.      Kerja adalah aktualisasi. Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai
hakikat manusia yang tertinggi, sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh
semangat. Apapun pekerjaannya semuanya adalah bentuk aktualisasi diri.
5.      Kerja adalah ibadah. Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan kepada
Tuhan, sehingga melalui bekerja manusia mengarahkan dirinya pada tujuan dan
membuat kita bekerja secara ikhlas.
6.      Kerja adalah seni. Kesadaran ini akan membuat bekeja dengan senang seperti
halnya melakukan hoby.
7.      Kerja adalah kehormatan. Seremeh apapun pekerjaannya, itu adalah sebuah
kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain
yang lebih besar  akan datang kepada kita.
8.      Kerja adalah pelayanan. Manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri saja tetapi untuk melayani, sehingga harus bekerja dengan
sempurna dan penuh kerendahan hati. Apapun pekerjaannya, sehingga semuanya
bisa di maknai sebagai pengabdian pada sesama.

C. Faktor Etos Kerja

3
            Faktor-faktor yang mempengaruhi etos (etika) kerja, yaitu :
1.      Agama. Agama merupakan suatu sitem nilai yang akan mempengaruhi atau
menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berfikir, bersikap
dan  bertindak seseorang pastilah diwarnai oleh ajaran agama yang dianutnya.
2.      Budaya. Tekad, disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai
etos budaya. Kemudian etos budaya ini secara operasiaonal juga disebut
sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai
budaya masyarakat yang bersangkutan.
3.      Sosial Politik. Tinggi atau rendahnya etos kerja suatu masyarakat
dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong
masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras meraka
dengan penuh.
4.      Kondisi Lingkungan (Geografis). Etos kerja dapat muncul dikarenakan
faktor kondisi geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi
manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola
dan mengambil manfaat di lingkungan tersebut.
5.      Pendidikan. Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan SDM akan membuat seseorang mempunyai etos kerja
keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan
yang rata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,
keahlian dan keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktifitas dan
produktifitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
6.      Motivasi Intrinsik Individu. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan
sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan ini
menjadi suatu motivasi kerja yang juga mempengaruhi etos kerja seseorang.

D. Pengertian Enterpreneurship
Enterpreneurship adalah proses kemanusiaan (human process) yang
berkaitan dengan kreativitas serta inovasi dalam memahami peluang,
mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud
menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka
waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada aspek kreativitas serta

4
inovasi, karena dengan sifat kreativitas serta inovatip seseorang dapat menemukan
peluang. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi
baru atau hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada
sebelumnya. Ciri-ciri orang kreatif adalah :
a. Mandiri.
b. Terbuka terhadap yang baru.
c. Percaya diri.
d. Berani mengambil resiko.
e. Melihat sesuatu dengan tidak biasa.
f. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
g. Dapat menerima perbedaan.
h. Objektif dalam berpikir serta bertindak.

Kegiatan yang bersifat Entrepreneurship misalnya :


a. Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.
b. Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru
pula.
c. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.
d. Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.
e. Mendorong perilaku eksperimen dll.

Terdapat beberapa karakteristik dalam pola dasar Entrepreneurship, diantaranya :


1.      Sikap mental.
2.      Kepemimpinan.
3.      Tata laksana.
4.      Keterampilan.

E. Pengertian Enterpreneur
Entrepreneur merupakan pelaku dari Entrepreneurship, yaitu orang yang
memiliki kreativitas serta inovatif sehingga mampu menggali serta menemukan
peluang serta mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan nilai/laba. Kegiatan
menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan

5
disebut proses Entrepreneurship. Kegiatan Entrepreneur adalah menciptakan
barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku
baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan Entrepreneur tersebut
menciptakan nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan. Kemampulabaan
menciptakan nilai tersebut karena seorang Entrepreneur memiliki sifat-sifat kretaif
serta inovatif.
Peranan Entrepreneur :
a. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.
b. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.
c. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.

F. Karakteristik Enterpreneur
a. Pekerja keras.
b. Disiplin.
c. Mandiri
d. Realitas
e. Prestatif (selalu ingin maju)
f. Komitmen tinggi
g. Tajam naluri bisnisnya.
h. Cepat melihat peluang usaha.
i. Kretaif
j. Ulet serta siap pada tantangan.
k. Ingin mencapai sesuatu.

Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang


menghasilkan disebut proses Entrepreneurship. Dalam kegiatan mewujudkan
peluang tersebut seorang Entrepreneur diharuskan mempunyai :
a. Memiliki komitmen serta determinasi serta ketekunan.
b. Mengarah kepada pencapaian serta pertumbuhan.
c. Berorientasi kepada sasaran serta peluang.
d. Mengambil inisiatif serta pertanggung jawaban personal.
e. Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah.

6
f. Realistis serta memiliki gaya humor.
g. Memanfaatkan serta selalu mencari umpan balik.
h. Dapat mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan.
i. Mampu mengelola serta menghitung resiko.
j. Tidak berorientasi kepada status.
k. Memilki integritas serta dapat dipercaya.

G. Pola Dasar Enterpreneur


Ilmu Entrepreneurship/ kewiraswastaan adalah ilmu tentang penghidupan.
Ilmu yang akan membukakan pengertian tentang bagaimana seharusnya manusia
meniti penghidupannya serta nilai-nilai apa yang diperlukan untuk mencapai cita-
cita hidup yang hakiki. Untuk membina manusia menjadi makluk yang berguna,
tidak cukup hanya memberikan kecerdasan, ketrampilan atau kepiawaian teknis
saja. Prioritas mendasar adalah dengan membangun sikap mental yang baik
terlebih dahulu. Sebab, seperti pepatah mengatakan, ilmu tanpa sikap mental
menghasilkan kezaliman, sesertagkan sikap mental tanpa ilmu adalah kelemahan.
Dua aspek ini harus hadir salling isi mengisi, karena jika terjadi absen pada salah
satunya, maka akan berdampak buruk.
Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen :
 Sikap Mental (attitude)
 Kepemimpinan atau kepeloporan (leadership)
 Ketatalaksanaan (management)
 Keterampilan (skill)

H. Naluri Enterpreneurship
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan
ketajaman naluri. Demikian juga dengan wiraswastaan pengusaha bersaing bukan
hanya dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan serta
situasi-situasi tertentu seperti moneter, ekonomi, politik perubahan kebijakan
pemerintah, serta lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang
mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri Entrepreneurshipnya,
agar selalu siap menghadapi hal apapun serta tetap bertahan hidup.

7
I. Inti Enterpreneurship
Fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan dilaksanakan
menuruti 4 tahap prioritas yaitu sikap mental, kepemimpinan, tata laksana serta
keterampilan. Sebaliknya, ketidaksempurnaan serta kerusakan atau kehilangan
dari salah satu unsur tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia
yang bersangkutan, bahkan bias fatal. Empat lapis prioritas diatas sebenarnya
dapat disederhanakan menjadi hanya 2 (dua) kelompok, yaitu :
1.      Kelompok Sikap Mental yang mencakup lapisan sikap mental itu sendiri serta
unsur kepemimpinan atau Leadership serta.
2.      Kelompok Ilmu Pengetahuan, yang terdiri dari lapisan manajemen serta
keterampilan.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

            Dalam hal ini etos kerja dan enterpreneurship memiliki arti dalam berbagai
bahasa serta bisa di artikan sama, yaitu suatu karakter. Namun keduanya memiliki
karakter masing-masing. Orang yang memiliki etos kerja dan jiwa
enterpreneurship disebut enterpreneur. Untuk menjadi seorang enterpreneur atau
orang yang memiliki etos kerja yang tinggi maka harus memiliki karakter,
diantaranya yaitu pekerja keras, disiplin, mandiri, kreatif, ulet dan memiliki
komitmen yang tinggi. Etos kerja dan enterpreneurship tidak lepas dari faktor dan
aspek seperti yang sudah di jelaskan di atas.
      

9
DAFTAR PUSTAKA

Sinamo, Jansen. 2005. Delapan Etos Kerja Profesional : Navigator Anda Menuju


Sukses. Grafika Mardi Yuana, Bogor.
Anonim. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahan. Depag RI.
Anonim. 1997. Konsep dan etika kerja dalam Islam. Almadani.

Website:
https://pintania.wordpress.com/etos-kerja-dalam-islam/
https://www.google.com/search?q=konsep+entrepreneurship&ie=utf-8&oe=utf-8

10

Anda mungkin juga menyukai