Anda di halaman 1dari 14

HADITS TEMATIK ASAS PROFESIONAL KONSELOR

Makalah ini diisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tematik BKI

semester 3

Dosen Pembimbing :

Ahmad Saddad, M. Ag.

Oleh kelompok 2 :

1. Kamila Salsabila (1860306222062)


2. Qurrotul A'yuni Nadziroh (1860306222066)
3. Dhimas Yudha Taruna (1860306222072)

Kelas BKI 3B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala. Hanya


kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan.
Tidak lupa shalawat dan salam kami haturkan pada junjungan tauladan kita, Nabi yang
agung, Nabi Muhammad SAW. Karena diutusnya beliau dunia menjadi terang
benderang berkat Risalah yang diturunkan dari-Nya.

Dengan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah


Hadist Tematik BKI ini. Juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada pada bapak Ahmad
Saddad, M. Ag. selaku dosen pembimbing mata kuliah Hadist Tematik BKI serta
kepada rekan kerja yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan makalah ini.

Adapun penyusunan makalah kuliah pada mata kuliah Hadist Tematik BKI ini
telah kami usahakan penyusunannya secara maksimal. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah kami guna
menjadikan makalah kami menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang, dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Tulungagung, 07 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Hadits Tentang Amanah Profesional Konselor ........................................... 3


B. Hadits Tentang Penguasaan Ilmu Profesional Konselor ............................. 4
C. Hadits Tentang Sabar Profesional Konselor ................................................ 7
D. Hadist Tentang Bertanggung Jawab Profesional Konselor ......................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era kontemporer, profesi konselor telah menjadi sangat signifikan dalam
membantu individu mengatasi berbagai masalah psikologis, emosional, dan sosial. Oleh
karena itu, penekanan pada aspek profesionalisme dalam praktik konseling menjadi
krusial. Hadits tematik adalah salah satu sumber hukum Islam yang mengandung ajaran-
ajaran etika dan moral yang relevan dengan praktik konseling. Penekanan pada hadits
tematik sebagai asas profesional konselor memberikan landasan etis dan moral bagi
para konselor Muslim dalam menangani klien mereka. Dalam lingkungan yang semakin
multikultural, pemahaman terhadap nilai-nilai agama dan etika menjadi semakin penting
dalam praktik konseling yang efektif.

Konseling bertujuan untuk membantu dan membawa setiap klien kepada jalan
kemandirian dalam artian seseorang tersebut mampu menghadapi sebuah permasalahan
yang tengah dihadapinya. Dan untuk mewujudkan tujuan dari konseling yang menjadi
keberhasilan dari semua itu harus diperhatikan dengan baik dan cermat. Seorang
konselor pada dasarnya merupakan tenaga profesional yang memiliki pendidikan tidak
biasa di perguruan tinggi dan banyak menghabiskan waktunya pada pemberian bantuan
terhadap permasalahan klien agar dapat terselesaikan. Dalam hal ini tidak dapat
dipungkiri bahwa peran konselor dalam membantu seseorang yang mengalami
permasalahan atau kebingungan dengan permasalahan yang dihadapinya dan
memberikan kontribusi yang efektif dalam menangani beban pada klien.

Dikarenakan seorang konselor merupakan roh dan jiwanya dunia konseling. Adapun
dengan kata lain konselor merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan besar
dalam mewujudkan tujuan dari sebuah proses konseling yang sedang dilangsungkan.
Para ahli konseling banyak mengatakan bahwa Rasulullah merupakan seorang konselor
yang profesional yaitu seorang konselor yang memberikan sebuah kontribusi bagi umat,
berakhlak mulia serta membimbing manusia kepada jalan kebenaran.

1
Dalam latar makalah ini, akan diuraikan lebih lanjut mengenai pentingnya penjelasan
tentang hadits tematik sebagai sumber ajaran etika dalam Islam dan bagaimana
penggunaannya dapat meningkatkan kualitas layanan konseling. Dengan memahami
aspek ini, para konselor dapat lebih baik memahami bagaimana mengintegrasikan nilai-
nilai agama dan etika dalam praktik mereka, sehingga memberikan manfaat yang lebih
besar bagi klien mereka dan masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

Mengenai latar belakang diatas maka maka penulis dapat merumuskan :

1. Bagaimana hadits tentang amanah profesional konselor?


2. Bagaimana hadits tentang penguasaan ilmu profesional konselor?
3. Bagaimana hadits tentang sabar profesional konselor?
4. Bagaimana hadits tentang bertanggung jawab profesional konselor?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hadits tentang amanah profesional konselor


2. Untuk mengetahui hadits tentang penguasaan ilmu profesional konselor
3. Untuk mengetahui hadits tentang sabar profesional konselor
4. Untuk mengetahui hadits tentang bertanggung jawab profesional konselor

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Amanah Profesional Konselor

Hadits tentang amanah dalam konteks profesionalisme konselor adalah sebuah aspek
penting yang mencerminkan tugas dan tanggung jawab seorang konselor terhadap
kliennya, serta bagaimana mereka harus menjaga integritas dalam praktik konseling

2
mereka. Meskipun tidak ada hadits spesifik yang merujuk secara langsung kepada
profesion konselor dalam konteks modern, konsep amanah dalam Islam memiliki
relevansi yang kuat terkait dengan prinsip-prinsip etika dan moral yang harus dipegang
oleh seorang konselor.

Seorang konselor memiliki akses ke informasi dan cerita pribadi klien yang sangat
sensitif, dan mereka diharapkan untuk menjaga kerahasiaan dan kepercayaan yang telah
diberikan oleh klien mereka. Selain itu, konsep amanah juga terkait dengan kewajiban
seorang konselor untuk memberikan layanan yang terbaik kepada klien mereka. Hal ini
mencakup berbagai aspek, seperti memberikan nasihat yang tepat, berkomunikasi
dengan jujur dan terbuka, serta tidak menyalahgunakan posisi mereka untuk keuntungan
pribadi.

Setelah dilakukannya pelacakan hadis dengan kata kunci amanah terhadap


ensiklopedia hadits kitab 9 imam (saltanera ,2015) maka ditemukanlah hadis riwayat
imam Bukhari nomor 6015. Adapun redaksi hadisnya :

ُ‫طاءُِ ب ِْن‬ َ ‫ع‬


َ ‫َن‬ ُْ ‫ع ِليُ ع‬ َ ‫ن‬ُُ ‫سلَ ْي َمانَُ َح َّدثَنَا ه ََِل ُُل ْب‬
ُ ‫ن‬ُُ ‫ح ْب‬ُُ ‫سنَانُ َح َّدثَنَا فُلَ ْي‬ِ ‫ن‬ ُُ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُُد ْب‬
‫س َّل َُم ِإ َذا‬
َ ‫ع َل ْي ُِه َو‬
َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ى‬ُ ‫ص َّل‬
َ ‫ّللا‬
َُِّ ‫سو ُُل‬ ُ ‫ع ْنهُُ َقا َُل َقا َُل َر‬
َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ي‬ َُ ‫َن أ َ ِبي ه َُري َْر َةُ َر ِض‬ ُْ ‫سارُ ع‬ َ ‫َي‬
ُ َ‫سنِ َُد ْاْل َ ْم ُُر ِإل‬
‫ى‬ ْ ُ ‫ّللا قَا َُل ِإذَا أ‬ ُ ‫عتُهَا يَا َر‬
َُِّ ‫سو َُل‬ َُ ‫ساع َُةَ قَا َُل َكي‬
َ ‫ْف ِإضَا‬ َّ ‫ض ُِي َعتُْ ْاْل َ َمانَ ُةُ فَا ْنت َ ِظ ُْر ال‬
َ‫ساع َُة‬
َّ ‫غي ُِْر أ َ ْه ِل ُِه فَا ْنت َ ِظ ُْر ال‬
َ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada
kami Fulaih bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari ‘Atho’ bin
Yasar dari Abu Hurairah radiallahu’anhu mengatakan; Rasulullah Saw bersabda, “Jika
amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat
bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan?’ Nabi menjawab, “Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu” (HR.Bukhari No.
6015)

Dalam konteks profesionalisme konselor, hadits-hadits seperti ini menggarisbawahi


pentingnya integritas, kejujuran, dan kepercayaan dalam menjalankan tugas mereka.
Konselor yang menjadikan nilai-nilai ini sebagai landasan praktik mereka dapat lebih
efektif membantu klien mereka dalam mencapai perubahan positif dalam hidup mereka.

3
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari No. 6015 pada mulanya berkualitas dhaif
dikarenakan terdapat beberapa komentar negatif dari para ulama terhadap salah satu
periwayat. Tetapi hadis ini ditemukan syahid dan mutabik sehingga derajatnya naik
menjadi Hasan lighairihi yang mempunyai kualifikasi Maqbul.

Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari No. 6015 dapat diterima sebagai dalil atau
bersifat Maqbul. Hadis ini memberikan pesan bahwa amanah tidak hanya sesuatu yang
wajib dijalankan namun juga merupakan suatu bentuk tanggung jawab yang demikian
akan mudah mengetahui bagaimana seseorang menjalankan amanah yang diberikan
kepadanya. Bagi pencapaian rasa tanggung jawab diharapkan kepada seluruh umat
Islam khususnya para generasi muda di Indonesia agar berusaha untuk meneladani
sosok Rasulullah dalam mengembangkan sikap amanahnya. 1

B. Hadits Tentang Penguasaan Ilmu Profesional Konselor

Menurut pandangan islam pendidikan merupakan rangkaian proses yang berawal saat
Allah SWT sebagai rabbal alamin atau Tuhan semesta alam yang menciptakan para nabi
dan rasul untuk mendidik manusia di muka bumi. Adapun seorang guru sehingga
memiliki kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan standar isi program pendidikan, mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
yang dibimbingnya. Seperti berdasarkan firman Allah pasa QS. Al- Ankabut (43) :

َ‫اس َو َما يَ ْع ِقلُ َها ٓ ا َِّْل ا ْلعَا ِل ُم ْون‬ ْ َ‫َو ِت ْلكَ ْاْلَ ْمثَا ُل ن‬
ِۚ ِ َّ‫ض ِربُهَا ِللن‬

Artinya: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada
yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu”.

Adapun tafsir Al Misbah menjelaskan bahwa guru profesional berdasarkan surat Al


ankabut ayat 43 tersebut bahwa guru yang berilmu yang kemudian dalam tulisan ini
disebut guru profesional merupakan seorang guru yang memiliki kemampuan
menjelaskan materi secara mendalam serta memberikan contoh yang aktual sehingga
siswa dapat memahami materi tersebut dengan baik. Adapun contoh lain

1
Andini Vansa Dewi, M. Yusuf Wibisono, dan Wawan Hernawan, Amanah dalam Pandangan
Hadis: Studi Tahkrij, Syarah, dan Tematik, Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022),
Hlm. 918 – 924.

4
profesionalisme guru juga dijelaskan dalam alquran yaitu firman Allah SWT dalam
surat al-isra ayat 24 :

َ ‫ب ْار َح ْم ُه َما َك َما َر َّب ٰي ِن ْي‬


‫ص ِغي ًْرا‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل ِمن‬
ِ ‫الرحْ َم ِة َوقُ ْل َّر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Dari ayat ini dapat kita pahami bahwasanya semakin besar pendidikan yang
diberikan orang tua kepada anak maka semakin besar juga hak orang tua atas anaknya.
Begitu pula orang yang menangani pendidikan keagamaan dan keduniaan seorang anak
dengan cara yang baik selain kedua orang tuanya maka dia juga memiliki hak yang
menjadi kewajiban anak yang diadidik dengan sebaik-baiknya. Dapat kita simpulkan
bahwa guru merupakan seseorang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
pembelajaran dan bertanggung jawab dalam mendidik pribadi peserta didik supaya
sesuai dengan ajaran Islam yang meliputi penampakan keimanan pada diri peserta didik
dan menjalankan syariat agama dengan baik agar terbentuk pribadi yang berakhlakul
karimah.

Dengan demikian profesionalitas guru dalam pandangan Al-Qur’an sejalan dengan


kompetensi dasar yang menjadi prasyarat bagi guru profesional dimana guru tersebut
harus memiliki empat kompetensi dasar sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (kompenetsi paedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional). Oleh karena itu guru profesional harus memiliki
sifat demokratis, kesabaran yang penuh dan berlaku lemah lembut dalam menjalankan
tugas yang mulia serta menjadi seorang yang pemberi maaf dan konsisten terhadap
tugas dan tanggung jawabnya. Mampu bekerja sama dan penyayang baik dalam
tindakan maupun dalam bentuk doa.

Seseorang guru yang profesional seharusnya mempunyai semangat mengajar sesuai


dengan penguasaan ilmu yang dimilikinya hal ini sebagaimana hadis yang dikatakan
Rasulullah sebagai berikut

5
ُ‫سلَّ َُم قَا َل‬
َ ‫علَ ْي ُِه َو‬
َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ص َُل‬
َ ‫ي َح‬ َُّ ‫ع ْنهَا‬
َُّ ِ‫ان النَّب‬ َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ي‬َُ ‫ْن ا ْلعَصَا َر ِض‬
ُِ ‫ْن عُ َم َُر اب‬
ُِ ‫ّللا اب‬
َُِّ ‫ع ْب ُِد‬ ُْ ‫ع‬
َ ‫َن‬
‫ي ُمت َ َع ِمدا فَ َيت َّ ُبوا‬
َُّ َ‫عل‬ َُ َ‫ن َكذ‬
َ ‫ب‬ َُ ‫س َرا ِئي َُل َو َُل َخ َر‬
ُْ ‫ج َو َم‬ ُْ ‫َبلَغُوا ع َِني َولَ ُِو ا َّيةُ َو َح َّدثُوا ع‬
ْ ‫َن َب ِني ا‬
ُِ َّ‫َم ْق َع َد ُُه ِمنَُ الن‬
‫ار‬

Artinya : “Dari Abdillah bin Amr, Nabi SAW bersabda : Sampaikanlah ajaran dariku
walaupun hanya satu ayat dan berbicaralah mengenai Bani Isroil tidak apa-apa. Dan
barangsiapa berbohong mengatasnamakan aku dengan sengaja, niscaya dia menempati
posisinya di neraka” (HR. Tirmidzi dan Bukhori).

Berdasarkan hadis tersebut dapat dipahami bahwa menyampaikan ilmu dari apa yang
kita hafal atau kita pahami sekalipun sedikit merupakan sebuah kewajiban. Apabila guru
memiliki sikap profesional maka peserta didik juga akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dengan baik begitu pula sebaliknya. Adapun keutamaan orang yang
berilmu Dalam hadis Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut :

ُ َ‫عل‬
‫ى‬ َ ‫ض ِلي ا ْلقَب ُِْر لَ ْيلَهُُ ا ْل َب ْد ُُر‬
ْ َ‫ى ا ْل َعا ِب ُِد َكف‬
ُ َ‫عل‬ ْ َ‫سلَّ َُم ف‬
َ ‫ض ُُل ا ْل َعا ِل ُِم‬ َ ‫علَ ْي ُِه َو‬
َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ى‬ َُ ‫َوقَا َُل‬
ُ َّ‫صل‬
ُِ ‫سائِ ُِر ا ْلك ََوا ِك‬
‫ب‬ َ

Artinya : “Nabi saw. bersabda, “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan
ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama
atas semua bintang-bintang lainnya.” Keberadaan guru yang memiliki ilmu yang
kompetitif di bidangnya masing-masing akan mampu mencetak peserta didik yang
berkualitas dan profesional. Kompetisi seorang guru bisa diartikan sebagai sebuah ilmu
dan keterampilan dalam mengajar. 2

C. Hadits Tentang Sabar Profesional Konselor

Konselor perlu mendengarkan dengan sabar dan tanpa prasangka ketika klien
berbicara tentang masalah mereka. Ini membantu menciptakan lingkungan yang aman
dan mendukung untuk klien. Proses terapi atau konseling tidak selalu cepat. Konselor
perlu bersabar dalam membantu klien merespons, memahami, dan mengatasi masalah

2
Restia Lasri Yumawan dan Cecep Anwar, Profesionalisme Guru Menurut Persfektif Al Quran
Dan Al Hadist, Jurnal Studi Alquran dan Tafsir, Hlm. 31 – 35.

6
mereka, yang mungkin memerlukan waktu.Setiap klien adalah individu yang unik
dengan pengalaman dan kebutuhan mereka sendiri. Konselor perlu bersabar dalam
memahami latar belakang, nilai, dan kepercayaan klien.

Konselor mungkin menghadapi tantangan atau situasi sulit dalam praktik mereka.
Sabar membantu mereka tetap tenang dan fokus dalam mencari solusi yang efektif.
Sabar, guru sebagai seorang pendidik harus sabar dalam melalui segala hambatan dan
tantangan dalam memberikan Pendidikan kepada peserta didiknya. Firman Allah dalam
QS. Al-Baqarah ayat 45 :

ْ ‫ى ا ْل َخ‬
ُ‫شعَي ِْن‬ ُ َ‫عل‬
َ ‫ال‬ ِ ‫ص ْل َو ُِة َوا ْنهَا ِل َك ِب‬
َُ ‫ير ُِه‬ َّ ‫ست َ ِعينُوا ِبال‬
َّ ‫صب ُِْر َوال‬ ْ ‫َوا‬

Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”

Adapun sabar juga dijelaskan Dalam hadits Rasulullah SAW dalam Sahih Bukhari :

‫ى‬ ُْ ‫ع‬, َُ‫َن ابِي ِحصُين‬


ُ ‫َن ا ْب‬ ُْ ‫ع‬, ‫اش‬
ُْ ‫عي‬ َُ ُ‫اخبَ َرنَا ابُو بَكْر‬
ُُ ‫هو ا ْب‬
َُ ‫ن‬ ْ , ُ‫سف‬ ُُ ‫َح َّدثَنِي يحَيُ ْب‬
َ ‫ن ي َو‬
ُ‫فَ َر ُجل‬, ‫َب‬
ُْ ‫ َُل ت َ ْغض‬: ‫قَا َُل‬: ‫ان َر ُجَلُ قَا َُل النَّبِيُ صَهم‬
ُْ ‫ع ْنه‬
َ ُ‫ّللا‬
َُّ ‫ي‬َُ ‫هري َر ُةَ َر ِض‬ ُْ ‫ع‬, ُ‫صَا ِلح‬
َُ ‫َن ابْي‬
ْ ‫ َُل ت َ ْغض‬: ‫قَا َُل‬, ‫ِم َرارا‬
ُ‫َب‬

Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Yahya Ibn Yusuf, telah menggambarkan


kepada kami Abu Bakr yaitu ibnu ‘Ayyasy, dari Abu Husain, dari Abu Salih, dari Abu
Hurairah, bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, “Berilah aku wasiat?”
Nabi SAW bersabda: “Jnganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya,
Nabi SAW, tetap bersabda: Janganlah kamu marah.”.3

D. Hadist Tentang Bertanggung Jawab Profesional Konselor

Tanggung jawab seorang profesional konselor mencakup sejumlah aspek penting


yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada klien dan memastikan
praktik konseling yang etis dan efektif. Konselor harus mendengarkan klien dengan
penuh perhatian dan empati. Mereka harus memahami dan menghargai perasaan,

3
Cecep Anwar dan Ayu Qurrota ‘Ayun, Karakteristik Guru Profesional dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw, Jurnal Edukasi Nonformal, Hlm. 37.

7
pikiran, dan pengalaman klien. Konselor berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi
yang diperoleh dari klien, kecuali jika ada ancaman serius terhadap keselamatan diri
sendiri atau orang lain.

Konselor harus memiliki keterampilan konseling yang kompeten, seperti kemampuan


dalam teknik komunikasi, evaluasi, dan intervensi. Mereka harus berpegang pada kode
etik profesi konseling, yang melibatkan prinsip-prinsip seperti integritas, keadilan, dan
rasa hormat terhadap klien. Konselor bertanggung jawab untuk membangun hubungan
terapeutik yang kuat dan positif dengan klien, yang memungkinkan klien merasa aman
untuk berbicara tentang masalah mereka.Seperti firman Allah SWT dalam QS. At
Tahrim ayat 6 :

ٌ‫علَ ْيهَا َم ٰٰۤل ِٕىكَةٌ ِغ ََلظ‬ ُ َّ‫ارا َّوقُ ْو ُد َها الن‬


َ ‫اس َوا ْل ِحج‬
َ ُ‫َارة‬ َ ُ‫ٰ ٓياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْوا قُ ْٓوا ا َ ْنف‬
ً َ‫سكُ ْم َوا َ ْه ِل ْيكُ ْم ن‬
َ‫يُؤْ َم ُر ْون‬ ‫ّٰللا َما ٓ ا َ َم َرهُ ْم َويَ ْفعَلُ ْونَ َما‬ ُ ‫شدَا ٌد َّْل يَ ْع‬
َ ‫ص ْونَ ه‬ ِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Adapun hadits yang menjelaskan tanggung jawab seorang guru terdapat dalam Sahih
Al-Bukhari:

ُ ُ ُ َ ُّ ُ ُ َ ْ َُ
َ‫ َﻋﻦ‬, َ‫ﺪ ﷲ‬ َ َ‫ﻦ َﻋﺒ‬َ َ‫ﻢ ﺑ‬
َ َ‫ﺳﺎﻟ‬
َ ‫ﻧ‬
َ ِ ‫اﺧ َﺒ‬: َ‫ﻗﺎل‬, َ‫ َﻋﻦَ اﻟﺰھﺮي‬, ‫ﺐ‬ َ َ‫ﺷ َﻌﯿ‬
َ ‫اﺧ َﺒﻧَﺎ‬, َ‫ﺣَﺪَﺛَﻨَﺎ أﺑ َﻮ اﻟﯿﻤﺎن‬
َ ُ ُ ُ ُ ُ
َ‫ﻢ راع‬ َ ‫ت ر ُﺳﻮلَ ﷲَ ﺻَﮭَﻢَ ﯾﻘﻮ‬
َ َ‫ َﻛﻠَﻜ‬: ‫ل‬ َ ‫اﻧﮫ ﺳﻤﻋ‬, ‫ﷲ َﻋﻨَ َُﮭﻤَﺎ‬ َ ‫ﺿ‬ َ ِ ‫َﻋﺒَﺪَ ﷲَ ﺑَﻦَ َﻋﻤَﺮَ ر‬
َ ُ ُ ُ ُ ُ
َ‫ﮫ راع‬َ ‫ﻓ اھﻠ‬ َِ ‫ﻞ‬
َ ‫واﻟﺮﺟ‬, َ‫ل َﻋﻦَ رﻋﯿﺘﮫ‬ َ ‫ﺎم راعَ وھﻮَ ﻣﺴﺌﻮ‬ َُ ‫ﻓﻼﻣ‬, َ‫ﻦ رﻋﯿﺘﮫ‬ َ ‫وَ ﻣﺴﺌﻮلَ َﻋ‬
ُ َُ ْ ُ ُ
‫ﻓ ﺑَﯿَتَ زوﺟﮭﺎ راﻋﯿﺔَ وھﻲَ ﻣَﺴَ َﺌ َﻮﻟَﺔَ َﻋﻦَ رﻋﯿﺘﮭﺎ‬ َ ِ ‫واﻟﻤﺮا َة‬, ‫ﮫ‬ َ ‫ل َﻋﻦَ رﻋﯿﺘ‬ َ ‫وھﻮَ ﻣﺴﺆو‬.

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, telah mengabarkan kepada
kami Syu’aib, dari az-Zuhri, dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Salim Ibn ‘
Abdullah, dari ‘Abdullah Ibn Umar, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW, telah

8
bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan di minta
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam (Kepala Negara) adalah pemimpin
yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam
keluarganya adalah pemimpin dan akan di minta pertanggung jawaban atas
keluarganya.

Konselor harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka melalui


pelatihan, supervisi, dan pembelajaran berkelanjutan. Konselor perlu mengenali dan
menghormati batasan profesional mereka, termasuk memahami kapan perlu merujuk
klien ke spesialis lain. Mereka harus memastikan bahwa tindakan mereka selalu
berfokus pada kepentingan kesejahteraan klien. Tanggung jawab ini adalah inti dari
praktik konseling yang profesional dan efektif, dan konselor harus selalu berkomitmen
untuk memenuhinya. Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan terbaik kepada
individu yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah pribadi dan emosional
mereka.4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asas Profesional Konselor adalah prinsip-prinsip etika dan pedoman kerja yang
menjadi landasan bagi seorang konselor dalam melaksanakan tugasnya. Kesimpulan
makalah ini menggambarkan pentingnya asas profesional dalam praktik konseling.
Pertama, asas profesional membantu konselor menjaga integritas dan kepercayaan
masyarakat, dengan mengedepankan nilai-nilai seperti kerahasiaan, keadilan, dan
profesionalisme. Kedua, asas profesional memandu konselor dalam menghadapi situasi
etis yang kompleks, memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang
tepat dan berkelanjutan.

Ketiga, asas profesional mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan pribadi


konselor, termasuk komitmen terhadap pendidikan berkelanjutan dan supervisi. Dengan
mematuhi asas profesional ini, seorang konselor dapat memberikan pelayanan yang

4
Ibid, Hlm. 38.

9
bermutu dan beretika kepada klien-klien mereka, serta menjaga standar profesional
yang tinggi dalam praktik konseling. Oleh karena itu, asas profesional konselor
merupakan fondasi penting dalam memastikan keberhasilan dan keberlanjutan profesi
konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Andini Vansa Dewi, M. Y. (2022). Amanah dalam Pandangan Hadis: Studi Tahkrij,
Syarah, dan Tematik. Gunung Djati Conference Series, 12.

Anwar, R. L. (2022). Rofesionalisme Guru Menurut Persfektif Al Quran dan Al Hadits.


Jurnal Studi Alquran dan Tafsir, 9.

'Ayun, C. A. (2022). Karakteristik Guru Profesional dalam Perspektif Al-Qur’an dan


Hadits Rasulullah SAW. Jurnal Edukasi Nonformal, 10.

Rumondor, A. P. (2019). Rasulullah Sebagai Konselor Proffesional. Jurnal Al -


Tazkiah, 22.

10
11

Anda mungkin juga menyukai