Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETOS KERJA ISLAMI UNTUK KEHIDUPAN MASA KINI

Disusun oleh:
Kelompok 6

Fauzan Rizky Ramadhan (231511076)


Isyana Putri Indriana (231511078)
Restu Akbar (231511088)

Kelas:
1C-D3 Teknik Informatika

Dosen:
Bapak Waway Qodratullah S

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
SEM. GANJIL T. A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta
pada makalah ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia memiliki keterbatasan dalam berbagai hal,
dan karena itu tidak ada hal yang benar-benar sempurna seperti makalah yang telah kami
selesaikan. Tidak semua hal dapat dijelaskan secara menyeluruh dalam makalah ini. Namun
kami telah menyelesaikannya sesuai dengan kemampuan kami.
Kami dengan senang hati menerima umpan balik dari pembaca. Kami akan menerima
kritik dan rekomendasi sebagai inspirasi untuk memperbaiki makalah kami di masa
mendatang. Kami berharap bahwa dengan menyelesaikan makalah ini, banyak orang akan
mendapatkan manfaatnya. Kami berharap makalah ini akan menambah wawasan tentang etos
kerja Islami.

Bandung, 7 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Hakikat dan Makna Etos Kerja dan Kewirausahaan...................................................3
2.2 Tuntunan Islam tentang Etos Kerja.............................................................................5
2.3 Nilai-nilai Etos Kerja dan Kewirausahaan dalam Islam..............................................7
2.4 Ayat-Ayat Tentang Etos Kerja dalam Islam...............................................................8
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
3.2 Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

‫َو ُقِل اْع َم ُلوا َفَسَيَر ى ُهَّللا َع َم َلُك ْم َو َر ُسوُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۖ َو َس ُتَر ُّد وَن ِإَلٰى َعاِلِم اْلَغْيِب َو الَّشَهاَد ِة َفُيَنِّبُئُك ْم ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلوَن‬
Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).
Bekerja merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, selain mencari
rezeki namun juga cita-cita. Tetapi dalam bekerja juga kita harus memilih pekerjaan
yang baik dan halal agar diridhoi Allah SWT. Agama islam berpedoman kepada Al-
Quran dan hadist untuk menjadi pegangan dalam hidup yang tidak hanya mengatur
dari segi Hablum Minallah tetapi juga Hablum Minannas, dalam hal ini berkaitan
dengan kerja.
Etos kerja sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, karena etos kerja bisa
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang lebih tinggi. Suatu perusahaan
atau institusi yang ingin maju, harus memiliki etos kerja yang tinggi. Perusahaan
besar dan terkenal telah membuktikan bahwa etos kerja yang bagus menjadi salah satu
penyebab keberhasilan perusahaannya.
Islam sebagai rahmatan lil alamin memiliki ajaran untuk membentuk
penganutnya menjadi pribadi yang memiliki etos kerja yang tinggi. etos kerja seorang
muslim terkadang bisa termotivasi dari ajaran islam yang membentuk kedisiplinan
dari kewajiban beribadah. Namun etos kerja ini secara dinamis bisa selalu berubah
ubah berdasarkan manusianya sendiri, karena dapat dipengaruhi berbagai faktor baik
internal maupun eksternal. Sesuai kodrat manusia selaku makhluk psiko fisik yang
tidak kebal dari pengaruh orang lain baik langsung maupun tidak langsung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hakikat dan Makna sebenarnya dari etos kerja dan kewirausahaan dalam
Islam?
2. Bagaimana tuntunan Islam tentang etos kerja?
3. Apa nilai-nilai Etos Kerja dan Kewirausahaan yang dijunjung tinggi dalam ajaran
islam?
4. Bagaimana ayat-ayat yang mencerminkan dan mendukung tentang etos kerja dalam
Islam?

1.3 Tujuan

1
1. Hakikat dan Makna Etos Kerja dan Kewirausahaan
Tujuan makalah ini adalah untuk menyelidiki dan menjelaskan konsep, esensi, dan
signifikansi dari etos kerja dan kewirausahaan dalam konteks sosial dan ekonomi.
2. Tuntunan Islam tentang Etos Kerja
Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis ajaran Islam yang berkaitan dengan
etos kerja dan menyoroti bagaimana panduan agama tersebut dapat mempengaruhi
perilaku kerja individu dan pengusaha Muslim.
3. Nilai-nilai Etos Kerja dan Kewirausahaan dalam Islam
Tujuan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dalam Islam yang berkaitan dengan etos kerja dan kewirausahaan, serta cara
mengintegrasikannya dalam praktik bisnis sesuai dengan ajaran agama.
4. Ayat-ayat tentang etos kerja dalam Islam
Tujuan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis ayat-ayat Al-
Quran atau hadis yang berbicara tentang etos kerja dalam Islam, dan bagaimana
pesan-pesan ini dapat diinterpretasikan dann diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dan Makna Etos Kerja dan Kewirausahaan

Pengertian makna “etos” disebutkan bahwa ia berasal dari bahasa Yunani


(ethos) yang bermakna watak atau karakter. Secara lingkupnya, pengertian etos ialah
karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang bersifat
khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan “etos”
terambil pula perkataan “etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq” atau
bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk
suatu bangsa. (webster, 1980) Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu
kelompok manusia, (John, 1977) yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan
bangsa tersebut tentang yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.

Adapun definisi kerja, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kegiatan melakukan sesuatu. (Anton, 1944:488) El-Qussy seperti dikutip oleh Ahmad
Janan Asifuddin mengemukakan bahwa kegiatan atau perbuatan manusia ada dua
jenis. Pertama, perbuatan yang berhubungan dengan kegiatan mental, dan kedua
tindakan yang dilakukan dengan secara tidak sengaja. Jenis pertama mempunyai ciri
kepentingan, yaitu untuk mencapai maksud atau mewujudkan tujuan tertentu.
Sedangkan jenis kedua adalah gerakan random (random movement) seperti terlihat
pada gerakan bayi kecil yang tampak tidak beraturan, gerakan refleksi dan gerakan-
gerakan lain yang terjadi tanpa dorongan kehendak atau proses pemikiran. (Asifudin,
2000:27).

Tono Tasmara dalam bukunya membudayakan etos kerja islami, menurutnya


etos kerja adalah totalitas kepribadian serta cara mengekspresikan, memandang,
menyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk
bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance). Etos kerja muslim
didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat
mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk menuliskan keyakinan yang sangat
mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukan fitrah
seorang muslim, malinkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai sosok
yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang Amanah,
menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyambah-Ku.” (QS. Adz-
Dzaariyat: 56).

3
Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan kesuksesan. Wairausaha atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur, pada bukuya Menurut
Soeparman Soemahamidjaja istilah ini digunakan oleh Cantilon dalam Essai sur la
nature du commerce sebutan bagi pedagang yang membeli barang di daerah -daerah
dan menjualnya lagi dengan harga yang tidak pasti. Marzuki Usman berpendapat
bahwa wirausaha dalam konteks menejemen adalah orang yang mempunyai
kemampuan menggunakan sumber daya finansial (money), bahan mentah (materials),
dan tenaga kerja (labor), untuk menghasilkan produk baru dengan bisnis baru yang
dapat membuat organisasi usaha.

Hakikat etos kerja dan kewirausahaan dalam Islam mencerminkan pandangan


Islam tentang pekerjaan, usaha, dan nilai-nilai yang harus dipegang oleh individu
Muslim dalam konteks kerja dan bisnis. Nilai-nilai ini didasarkan pada ajaran agama
Islam yang terutama ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis (ucapan dan tindakan
Nabi Muhammad SAW). Berikut adalah beberapa aspek hakikat etos kerja dan
kewirausahaan dalam Islam beserta referensi dari Al-Quran dan Hadis:

1. Niat yang Ikhlas (Lillahi Ta'ala): Dalam Islam, niat yang ikhlas (dilakukan
semata-mata karena Allah) adalah prinsip utama dalam setiap pekerjaan atau
usaha. Al-Quran menyatakan dalam surat Al-Bayyina (98:5), "Dan mereka
hanya diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, serta mendirikan salat
dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itu adalah agama yang lurus."
2. Kerja Keras dan Ketekunan: Etos kerja dalam Islam mencakup komitmen
untuk bekerja keras dan tekun. Al-Quran juga menekankan pentingnya kerja
keras, seperti yang terdapat dalam surat Al-Qasas (28:77), "Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi."
3. Keadilan (Adl): Prinsip keadilan sangat penting dalam Islam, termasuk dalam
pekerjaan dan bisnis. Al-Quran dalam surat Al-Baqarah (2:188)
mengingatkan, "Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil dan janganlah kamu membawa (menghadapkan) hal itu kepada hakim
(untuk memberikannya) supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang
lain dengan jalan yang batil sedang kamu mengetahui."
4. Tanggung Jawab Sosial (Ihsan): Etos kerja dan kewirausahaan dalam Islam
juga mencakup tanggung jawab sosial. Islam mendorong individu untuk
berbuat baik (ihsan) kepada sesama manusia. Dalam Hadis, Nabi Muhammad
SAW mengatakan, "Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia,
dia tidak berterima kasih kepada Allah." (HR. Ahmad)

4
5. Penghindaran Riba (Bunga): Islam melarang riba (bunga) dalam transaksi
keuangan. Ini merupakan prinsip penting dalam etos kerja dan kewirausahaan
dalam Islam. Al-Quran dalam surat Al-Baqarah (2:275) menjelaskan, "Orang-
orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila."

6. Kreativitas dan Inovasi: Islam mendorong kreativitas dan inovasi dalam


pekerjaan dan usaha. Para ulama Islam telah menyebutkan konsep ijtihad
(penafsiran kreatif) dalam agama untuk menghadapi masalah-masalah baru
yang muncul.

7. Ketekunan dan Tawakal: Hakikat etos kerja dan kewirausahaan dalam Islam
juga mencakup ketekunan dalam usaha dan tawakal (percaya sepenuhnya
kepada Allah) terhadap hasil akhir. Nabi Muhammad SAW mengajarkan
untuk berusaha keras dan kemudian tawakal kepada Allah. (HR. At-Tirmidzi)

2.2 Tuntunan Islam tentang Etos Kerja

Pada hakikatnya, setiap Muslim diwajibkan untuk bekerja meskipun hasil


pekerjaannya belum dapat dimanfaatkan olehnya, keluarganya, atau masyarakat,
bahkan meskipun tidak ada satu pun makhluk Allah yang dapat memanfaatkannya.
Kewajiban bekerja ini diwajibkan bagi setiap Muslim karena bekerja adalah hak Allah
dan juga salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya. Bekerja diperintahkan dan
diperlukan, meskipun hasil pekerjaan tersebut mungkin tidak akan bermanfaat bagi
siapa pun.
Islam tidak hanya menuntut penganutnya untuk sekadar bekerja, melainkan juga
menginginkan agar mereka bekerja dengan tekun dan berkualitas, yaitu mampu
menyelesaikan tugas dengan baik dan sempurna. Untuk mencapai tingkat ketekunan
dalam pekerjaan, salah satu landasannya adalah amanah dan ikhlas dalam
menjalankan tugas, berusaha semaksimal mungkin, serta bersandar pada tawakal
kepada Allah SWT. Pekerjaan harus dilakukan dengan etika yang mulia, dan hasilnya
diharapkan mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Menurut Toto Tasmara dalam bukunya etos kerja pribadi muslim ada 14 karakter
etos kerja seorang muslim,(Toto Tasmara, 1995:61) karakter tersebut adalah:
1. Memiliki jiwa kepemimpinan
Manusia sebagai khalifah di bumi adalah orang yang memiliki tanggung jawab
aktif untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan kebaikan. Pemimpin adalah
seseorang yang mampu mengambil posisi dan berperan aktif dalam
lingkungannya. Mereka yakin dengan diri mereka sendiri tetapi terbuka terhadap
kritik dan siap belajar dari yang terbaik.

5
2. Selalu berhitung
Rasulullah bersabda ‘bekerjalah untuk duniamu seakan hidup selamanya dan
beribadahlah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati besok, senada dengan
hadist sayyidina umar berkata: maka hendaklah kamu menghitung dirimu sendiri,
sebelum datang hari dimana engkau akan diperhitungkan. Hal senada juga
terdapat dalam firman allah hendaklah kamu menghitung diri hari ini untuk
mempersiapkan hari esok (Qs: 59:18).Seorang muslim harus melihat resiko dan
merencanakan apa yang akan dilakukan agar konsisten dan bisa mendapatkan
hasil yang terbaik.
3. Menghargai waktu
Ayat Al-Quran dalam Surat Al-Ashr (ayat 1-3) mengajarkan bahwa waktu sangat
berharga dan penting. Waktu adalah anugerah yang tak ternilai, dan kita harus
menggunakan waktu ini dengan produktif. Kita harus menghargai setiap momen
dalam hidup kita dan menjadikannya bermakna.
4. Tidak pernah merasa puas dengan berbuat baik
Merasa puas dalam berbuat kebaikan bisa menghambat kreativitas. Oleh karena
itu, seorang muslim dapat dikenali melalui semangat juangnya yang tak pernah
lelah dan tidak pernah menyerah. Mereka tidak terikat oleh kemalasan dan selalu
berperan secara aktif dan kreatif dalam tugas-tugas mereka.
5. Hidup berhemat dan efisien
Hidup hemat dan efisien adalah sifat baik bagi seorang muslim. Hemat tidak
hanya tentang menimbun kekayaan, tetapi memiliki pandangan masa depan yang
bijak. Sedangkan efisiensi dalam mengelola sumber daya membantu menghindari
pemborosan dan tindakan yang tidak produktif.
6. Memiliki jiwa kewirausahaan
Seseorang dengan semangat kewirausahaan yang tinggi adalah seseorang yang
peka terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka merenungkan dan mengubah
pemikiran mereka menjadi tindakan nyata. Mereka memiliki hati nurani yang
sensitif terhadap dampak tindakan mereka dan selalu mempertimbangkan manfaat
dan kerugian. Dalam ajaran Rasulullah, Allah menyukai seorang mukmin yang
dapat mencari penghasilan dengan baik.
7. Memiliki jiwa bertanding dan bersaing
Semangat bersaing adalah aspek penting bagi seorang muslim yang kuat, baik
dalam berkompetisi di bidang kebajikan maupun meraih prestasi. Kita harus
percaya bahwa ketekunan dan kegigihan adalah sifat alami setiap individu,
sehingga rasa malas sangat bertentangan dengan kodrat manusia dan
mengkhianati peran kita sebagai khalifah di dunia ini.
8. Memiliki kemandirian
Keyakinan dalam tauhid menghasilkan semangat jihad sebagai prinsip kerja, yang
pada gilirannya menciptakan jiwa yang merdeka. Semangat seperti ini membawa
kebahagiaan, terutama ketika seseorang mencapai hasil dari usaha keras dan karya

6
mereka sendiri. Mereka merasa tidak nyaman mendapatkan sesuatu secara gratis
dan menganggap kemandirian sebagai simbol semangat berharga.
9. Haus untuk memiliki sifat keilmuan
Setiap muslim diajarkan untuk memahami lingkungan, mulai dari diri mereka
sendiri hingga alam semesta. Rasa ingin tahu ini mendorong mereka untuk
menjadi kritis, penuh semangat, dan selalu berusaha untuk belajar dan menjadi
lebih baik.
10. Berwawasan makro-universal
Dengan pemahaman yang luas, seorang muslim menjadi bijaksana. Mereka
mampu membuat keputusan yang tepat dan lebih presisi dalam tindakan mereka.
Seorang muslim tidak hanya berkewajiban dalam ibadah, tetapi juga memiliki
tanggung jawab sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan yang mengedepankan
kebaikan sosial.
11. Memperhatikan kesehatan dan gizi
Menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting, karena untuk menjaga kekuatan dan
semangat yang membara. Etos kerja seorang muslim sangat terkait dengan
bagaimana mereka menjaga kesehatan fisiknya. Al-Quran juga mengajarkan
pentingnya menjaga makanan yang sehat dan kaya nutrisi, bukan hanya makanan
yang halal saja, melainkan makanan yang memberikan nutrisi untuk tubuh
manusia.
12. Ulet, pantang menyerah
Keuletan adalah modal penting dalam mengatasi berbagai tantangan dan tekanan.
Sejarah telah menunjukkan bahwa banyak bangsa yang menghadapi masa sulit
akhirnya berhasil keluar dengan inovasi dan keuletan yang dimiliki oleh mereka.
13. Berorientasi pada produktivitas
Seorang muslim harus sungguh-sungguh memahami larangan Allah terhadap
pemborosan karena itu merupakan tindakan yang ditolak oleh agama. Hal ini akan
membimbing mereka menuju etos kerja yang positif, yang merupakan fondasi
untuk menjadi individu yang produktif dan berorientasi pada nilai-nilai positif.
14. Memperkaya jaringan silaturahmi
Kualitas hubungan sosial yang aktif, terutama dalam bisnis, memiliki dampak
yang besar karena bisnis sangat terkait dengan jaringan dan komunikasi. Oleh
karena itu, seorang muslim seharusnya tidak mengisolasi diri dari masyarakat.

2.3 Nilai-nilai Etos Kerja dan Kewirausahaan dalam Islam

Adapun beberapa nilai etos kerja yang bisa diterapkan dalam Islam adalah sebagai
berikut :
1. Profesional
Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang muslim harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Tentu saja untuk

7
mencapai profesionalisme harus didukung dengan sarana yang ilmiah, modern
dan canggih.

2. Tekun
Seorang muslim tidak hanya sekedar bekerja, tetapi juga menekankan agar
bekerja dengan tekun dan baik yaitu dapat menyelesaikannya dengan
sempurna karena itu merupakan kewajiban setiap muslim.
3. Jujur
Dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan melainkan juga ibadah.
Seorang muslim yang dekat dengan Allah akan bekerja dengan baik untuk
dunia dan akhirat.
4. Amanah
Amanah dalam bekerja adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan utama.
5. Kreatif.
Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin dianggap merugi, karena tidak
ada kemajuan dan tertinggal oleh perubahan. Terlebih lagi orang yang hari ini
lebih buruk dari kemarin dianggap orang yang celaka, karena berarti akan
tertinggal jauh dan sulit lagi mengejar. Orang yang beruntung hanyalah orang
yang hari ini lebih baik dari kemarin, berarti selalu ada penambahan. Inilah
sikap perubahan yang diharapkan selalu terjadi pada setiap muslim, sehingga
tidak akan pernah tertinggal, dia selalu antisipatif terhadap perubahan, dan
selalu siap menyikapi perubahan. (Didin, 2000:34)

2.4 Ayat-Ayat Tentang Etos Kerja dalam Islam

Di dalam kaitan ini, Al-Qur’an banyak membicarakan tentang aqidah dan


keimanan yang diikuti oleh ayat-ayat tentang kerja, pada bagian lain ayat tentang
kerja tersebut dikaitkan dengan masalah kemaslahatan, terkadang dikaitkan juga
dengan hukuman dan pahala di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an juga mendeskripsikan
kerja sebagai suatu etika kerja positif dan negatif. Di dalam Al-Qur’an banyak kita
temui ayat tentang kerja seluruhnya berjumlah 602 kata, bentuknya:
1. Kita temukan 22 kata ‘amilu (bekerja), di antaranya dalam surat Al-Baqarah: 62,
An-Nahl: 97, dan Al-Mukmin: 40.
2. Kata ‘amal (perbuatan) sebanyak 17 kali, di antaranya dalam surat Hud: 46, dan
Al-Fathir: 10.
3. Kata wa’amiluu (mereka telah mengerjakan) sebanyak 73 kali, diantaranya surat
Al-Ahqaf: 19 dan An-Nur: 55.
4. Kata Ta’malun dan Ya’malun seperti dalam surat Al-Ahqaf: 90, Hud: 92.
5. Sebanyak 330 kali kata a’maaluhum, a’maalun, a’maluka, ‘amaluhu, ‘amalikum,
‘amalahum, ‘aamul dan amullah. Diantaranya dalam surat Hud: 15, Al-Kahf: 102,
Yunus: 41, Az-Zumar: 65, Al-Fathir: 8, dan At-Thur: 21.
6. Terdapat 27 kata ya’mal, ‘amiluun, ‘amilahu, ta’mal, a’malu seperti dalam surat
Al-Zalzalah: 7, Yasin: 35, dan Al-Ahzab: 31.

8
7. Banyak sekali ayat-ayat yang mengandung anjuran dengan istilah seperti shana’a,
yasna’un, siru fil ardhi ibtaghu fadhillah, istabiqul khoirot, misalnya ayat-ayat
tentang perintah berulang-ulang dan sebagainya.

Di samping itu, Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan


bagian dari iman, pembukti bahwa adanya iman seseorang serta menjadi ukuran
pahala dan hukuman, Allah SWT berfirman:
... ‫ َفَم ْن َك اَن َيْر ُجو ِلَقاَء َر ِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم اًل َص اِلًحا‬...
“…barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh…” (Al-Kahfi: 110).
Ada pula ayat Al-Qur’an yang menunjukkan pengertian kerja secara sempit,
misalnya firman Allah SWT kepada Nabi Daud As.
... ‫َو َع َّلْم َناُه َص ْنَع َة َلُبوٍس َلُك ْم ِلُتْح ِص َنُك ْم ِم ْن َبْأِس ُك ْم‬
“Dan Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu…” (Al-Anbiya: 80).

Dalam surah Al-Jumu’ah ayat 9 dan 10, Allah SWT menyatakan:


‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ُنوِدَي ِللَّص اَل ِة ِم ْن َيْو ِم اْلُج ُمَعِة َفاْس َع ْو ا ِإَلى ِذ ْك ِر ِهَّللا َو َذ ُروا اْلَبْيَع َذ ِلُك ْم َخْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang


pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Jumu’ah:
9).

‫َفِإَذ ا ُقِضَيِت الَّص اَل ُة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ْن َفْض ِل ِهَّللا َو اْذ ُك ُروا َهَّللا َك ِثيًرا َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
“Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(Al-Jumu’ah: 10).

‫َو ِإَذ ا َر َأْو ا ِتَج اَر ًة َأْو َلْهًو ا اْنَفُّض وا ِإَلْيَها َو َتَر ُك وَك َقاِئًم ا ُقْل َم ا ِع ْنَد ِهَّللا َخْيٌر ِم َن الَّلْهِو َوِم َن الِّتَج اَرِة َو ُهَّللا َخْيُر الَّراِزِقيَن‬

Dan apabila melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah:
‘Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan’, dan
Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki. (Surah Al-Jumu’ah: 11).

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja dan kewirausahaan
dalam Islam memiliki landasan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis.
Nilai-nilai ini mencakup profesionalisme, ketekunan, kejujuran, amanah, kreativitas,
serta menghindari riba. Islam juga menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam
bekerja dan tawakal kepada Allah SWT. Etos kerja dan kewirausahaan dalam Islam
bukan hanya sekadar tuntutan dunia, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah dan
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3.2 Saran
Agama Islam memrintahkan para pemuluknya untuk menjaga etos kerja
dengan baik, Khususnya para pembaca yang masih duduk di bangku perkuliahan,
penulisa menyarankan agar tetap menjaga etos kerja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016, Oktober 14). Ayat dan Hadits mengenai Etos Kerja dan Kewirausahaan.
Retrieved from Catatanfwj: http://catatanfwj.blogspot.com/2016/10/ayat-dan-hadits-
mengenai-etos-kerja-dan_14.html
Kamaluddin. (2019). KEWIRAUSAHAAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Proseding
Seminar NasionalKewirausahaan.
Kirom, C. (2018). Etos Kerja dalam Islam. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law.
Muntaqo, R., & Huda, K. M. (2018). ETOS KERJA ISLAM DALAM PENDIDIKAN
ISLAM. Jurnal Paramurobi.

11

Anda mungkin juga menyukai