Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ETOS KERJA DALAM ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis

Dosen Pengampu :

Hamdanil, M.H

DISUSUN OLEH

Sandi Pratama: (21080064)


Rinaldi Fauzi: (21080000)
Indra Sakti: (21080000)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

T.A 2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah mengenai Etika Bisnis.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami memohon maaf dan dengan tangan terbuka kami menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Panyabungan, 26 Maret 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................. 2

Daftar Isi............................................................................................................................ 3

BAB I

Pendahuluan............. 4

Latar Belakang..........4

Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4

Tujuan................................................................................................................................................
5

BAB II

Pembahasan.........................6

Pengertian Etos Kerja......... 6

Konsep Nilai Etos Kerja..................................................................................................7

Fungsi Etos Kerja................................................................................................................ 8

Ciri-ciri Etos
Kerja...............................................................................................................9

Karakteristik Etos Kerja...................................................................................... 14

Penerapan Etos Kerja................................................................................................. 16

BAB III

Penutup.................................................................................................................17

Kesimpulan............................................................................................................ 17

Daftar Pustaka....................................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam diturunkan untuk menjawab persoalan manusia secara

keseluruhan yang dalam fungsinya manusia sebagai Khalifatullah fil ardh Islam
menempatkan budaya kerja bukan bukan hanya sekedar sisipan atau perintah
sambi lalu, tetapi menempatkanya sebagai tema sentral dalam pembangunan
umat kerena untuk mewujudkan suatu pribadi dan masyarakat yang tangguh
hanya mungkin apabila penghayatan terhadap esensi bekerja dengan segala
kemualianya dikajikan sebagai pokok kajian bagi setiap muslim, sampai
menjadisalah satu kebiasaan dan budaya yang khas dalam masyarakat kita.

Manusia adalah mahluk yang dikendalikan oleh sesuatu yang bersifat batin dan
psikologis, bukan oleh fisik yang nampak. (Abdus, 1988:86) Jadi seorang
muslim tidak dibenarkan bermalas-malasan dalam bekerja sebagaimana anjuran
hadist nabi
Banyak asumsi bahwa umat islam memiliki etos kerja yang buruk dan
menjadi umat yang terbelakang dalam kemiskian dan tertinggal. Negara-negara
yang mayoritas beragama islam menjadi negara yang tidak maju, tentu ini
menarik menjadi kajian, dalam makalah ini membahas bagaimana etos kerja

yang ideal menurut islam, faktor apa saja yang memicu etos kerja dan bagimana
agar kualitas kerja seseorang atau instansi lebih baik dan maju sebagaimana
yang diharapkan bersama.
B. Rumusai Masakah
Dari Latar Belakang diatas, Maka Rumusan Makalah ini :
1. Apa Pengertian Etos Kerja?
2. Bagaimana Konsep Etos Kerja?
3. Apa Fungsi Etos Kerja?
4. Apa Yang Menjadi Ciri-Ciri Etos Kerja?

5. Bagaimana Karakteristik Etos Kerja dalam Islam?

4
B. Tujuan
Dari Rumusan Masalah diatas, maka Tujuan Makalah ini:
1. Mengetahui Pengertian Etos Kerja Secara Islam
2. Mengetahui Konsep Etos Kerja
3. Mengetahui Fungsi Etos Kerja
4. Mengetahui Ciri-Ciri Etos Kerja
5. Mengetahui Karakteristik Etos Kerja dalam Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etos kerja

Manusia adalah mahluk kerja yang ada persamaanya dengan hewan juga,
bekerja dengan cara sendiri. Tetapi tentu lain dalam caranya. Hewan ekerja semata
berdasarkan naluriah, tidak ada etos, kode etik atau permintaan akal. Tetapi manusia
memilikinya harus punya etos dan pendayagunaan akal. Untuk meringankan beban
tenaga kerja yang terbatas maupun meraih prestasi yang sehebat mungkin.
Bilamana manusia bekerja tanpa etos, tanpa moral dan akhlak maka gaya kerja
manusia meniru hewan, turun tingkat kerendahan. Demikian juga bilamana manusia
bekerja tanpa menggunakan akal, maka hasil kerjanya tidak akan memperoleh
kemajuan apa-apa.1

Etos berasal dari bahasa Yunani, yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. 2 Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh
berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Etos
dipahami sebagai norma atau cara seseorang mempersepsi, menyikapi, memandang
dan meyakini sesuatu. Sedangkan kerja adalah kata yang umum digunakan dalam
melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, kerja merupakan aktivitas seseorang yang
mengandung tiga aspek; (1) motivasi yang melandasi, (2) niat, sengaja dan
terencana, dan (3) punya tujuan. 3

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yang
khas dari suatu golongan social. 4 Sehingga dimana seseorang tinggal sangat
mempengaruhi dalam membentuk pandangan hidup yang menjadi bekal dalam
menjalani kehidupannya.

Hamzah Ya‘Qub, Etos Kerja Islami , petunjuk pekerjaan yang halal dan haram dalam Syari”at Islam,
1

(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992) h. 1


Toto Tasmara, Gogdumlyljli Otas Joel Hsklg, ( Jakarta: Gema Insani Press. 2002) , 1
2

Musa Asy’ari, Dielektika Kerja, Etos Kerja, dan Kemiskinan, LESFI (Lembaga Studi Filsafat Islam),
3

2016, hlm. 83.


4

PSubuldiisrhminagn. T2e0b0b3a),, M1 embangun Etos Kerja dalam prespektif tasawuf ( Bandung :


Pustaka Nusantara

6
Sedangkan Etos Kerja Menurut Max Weber Adalah sikap dari masyarakat
terhadap makna kerja sebagai pendorong keberhasilan usaha dan pembangunan.
Etos Kerja Merupakan Fenomena sosiologi yang Exsitensinya terbentuk oleh
hubungan produktif yang timbul sebagai akibat dari Struktur ekonomi yang ada
dalam masyrakat.5

Dari kata etos ini dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada
pengertian akhlak atau berkaitan dengan nilai baik buruk (moral) sehingga dalam
etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan
sesuatu secara optimal, lebih baik, bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja
yang sesempurna mungkin. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang
baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari
satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai
6

sebuah kebiasaan.
Sedangkan secara terminologi kata etos diartikan sebagai suatu aturan umum,
cara hidup, tatanan dari prilaku atau sebagai jalan hidup dan seperangkat aturan
tingkah laku yang berupayauntuk mencapai kualitas yang sesempurna mungkin. 7

Kerja adalah kegiatan (aktivitas) yang didalamnya terdapat sesuatu yang


dikejar, ada tujuan serta usaha yang sangat bersungguh-sungguh, dengan
mengerahkan seluruh aset, fikir, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau
menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia
dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dapat
dikatakan bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. 8 Menurut
George A. Steiner dan John F Steiner mendefinisikan pekerjaan sebagai usaha yang
berkelanjutan yang direncanakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau
bermanaat bagi orang lain.9

Bekerja adalah sebuah fitrah, juga merupakan identitas manusia yang


didasarkan pada prinsip keimanan (tauhid), bukan hanya menunjukkan fitrah

Mabyarto DKK, Etos kerja dan khesi Sosial, (Yokyakarta: Aditiya Media, 1991), hlm. 3
5

Sonny Keraf, Etika Bisnis; Tuntutan dan Relevansinya (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 14
6

Clifford, “Kebudayaan dan Agama”, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 50


7

AIbbidd,uhl aAl z2i7z, Etika Bisnis Prespektif Islam, (Bandung : Penerbit Alfabeta,2003), hal.2
9

7
sebagai seorang muslim, tetapi juga meninggikan martabatnya sebagai “ Abd Allah
(hamba Allah)”.10 Untuk mencapai ketekunan dalam bekerja, salah satu pondasinya
adalah amanah dan ikhlas dan berusaha semaksimal mungkin dengan prinsip
melakukan yang terbaik dan bertawakkal serta dibentengi oleh etika mulia dan
hanya berharap mendapatkan keberkahan Allah swt. atas usaha yang dilakukannya
di dunia dan kelak di akhirat mendapat ganjaran pahala. 11

Dapat dipahami bahwa etos kerja merupakan karakter dan kebiasaan yang
berkenaan dengan kerja yang tercermin dari sikap hidup manusia. 12 Sedangkan
menurut Mochtar Buchori etos kerja adalah sikap dan pandangan terhadap sebuah
pekerjaan dan kebiasaaan kerja yang dimiliki oleh seseorang, suatu kelompok
maupun suatu bangsa.13

Menurut Jansen H. Sinamo, etos kerja professional adalah seperangkat perilaku


kerja positif yang berakar pada kesadaran kental, keyakinan yang fundamental,

disertai komitmen yang total pada paradigma kerja integral. 14


Etos kerja pada
mulanya dari paradigma, tetapi kemudian dianggap sebagai sebuah keyakinan.
Sebagai paradigma, nilai-nilai kerja tertentu diterima sebagai nilai yang baik dan
benar oleh seseorang atau kelompok. Artinya, seseorang dapat diterima atau
dihargai dikelompoknya apabila menunjukkan perilaku sesuai norma yang
disepakati bersama.

Etos kerja Islam pada hakekatnya merupakan bagian dari konsep Islam tentang
manusia karena etos kerja adalah bagian dari proses eksistensi diri manusia dalam
lapangan kehidupannya yang amat luas dan komplek. Etos kerja merupakan nilai-
nilai yang membentuk kepribadian seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada
hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut seseorang
dalam bekerja. Yang kemudian membentuk semangat yang membedakannya antara
yang satu dengan yang lain. Etos kerja Islam dengan demikian merupakan refleksi
pribadi seorang kholifah yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),2
10

Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta : Gema Insani Press, 1997),114
11

Ahmat Janan Asifudin, Etos Kerja Islam, (Surakarta:Muhammadiyah University Press, 2004) 6
12

Mochtar Buchori, Penelitian Pendidikan dan Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta : IKIP
13

1M JuahnasmenmHad. iSyianha,m20o0, 28),E6tos Kerja Profesional, (Jakarta: PT. Malta Printindo, 2008),
14

26

8
konseptual yang dimilikinya yang bersifat kreatif dan inovatif.15

Pemahaman etos menurut konsep Islam diungkapkan Triyuwono dari Astri


Fitria, bahwa tujuan utama etos menurut Islam adalah menyebarkan rahmat pada
semua makhluk, tujuan itu secara normatif berasal dari keyakinan Islam dan misi

sejati hidup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya bersifat transendental karena
tujuan itu tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia individu, tetapi juga pada
kehidupan setelah dunia ini, etos ini terekspresikan dalam bentuk syari‘ah yang
terdiri dari Al-Qur‘an dan hadist. 16

Etos kerja seorang muslim selain dimotivasi oleh sikap yang mendasar juga
bisa dimotivasi ole kualitas hidup islami yang merupakan sebuah lingkungan yang
lahir dari semangat tauhid, yang dijabarkan dalam bentuk amal saleh. Ini berarti
etos kerja muslim merupakan cara pandang yang diyakini bahwa bekerja bukan
hanya memuliakan dirinya sebagai manusia, tetapi juga sebaga manifestasi dari

amal saleh yang memiliki nilai ibadah di hadapan Tuhan.17

B. Konsep Nilai-Nilai Etos Kerja

a) Nilai Tauhid

Memahami nilai tauhid akan menampakkan jiwa mandiri dari setiap pribadi
muslim, betapa Allah telah meninggikan derajat kemanusiaannya, yang tidak akan
pernah menghinakan dirinya dihadapan makhluk, kecuali kepada sang khalik.

Semangat tauhid ini pula yang menjadi tempat berangkatnya kesadaran bekerja
bagi setiap pribadi muslim. Dalam bekerjanya akan tampak kesungguhannya,
karena dia sadar bahwa hasil kerja yang diperolehnya akan mencerminkan kualitas
identitas dirinya sebagai muslim.18

Keyakinan yang telah tertanam dalam pribadi seseorang muslim bahwa

Moh Ali Azizi, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi, (Yogyakarta:
15

Pustaka Pesantren, 2005), hlm. 35


Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan
16

Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi, vol 3 Agustus 2003, hlm. 19
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal (Malang : UIN Maliki
17

Press,2019) hal 102-103


18

h a Ml . 1o 6hamm ad Irham, Etos Kerja Dalam Perspektif Islam, (Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1, April
2019)

9
keberuntungan dari rezeki setiap makhluk telah ada sesuai ketentuan masing-
masing dan ada yang mengaturnya hal inilah akan menumbuhkan semangatnya
untuk terus bekerja dan berkarya.

Seorang muslim harus memiliki keyakinan bahwa banyak sekali rahmat Allah

yang ada dimuka bumi sebagai sumber yang menjadi objek untuk dikelola dan
menuai keberhasilan untuk menjadi kebutuhan hidup. Pribadi muslim yang berpijak
pada pondasi tauhid tidak pernah akan merasa goyah untuk terus berusaha.

b) Jihad

Banyak yang menafsirkan dan mengartikan jihad hanya dengan pengertian


perang. Tetapi makna jihad sebenaarnya adalah jihad atau mujahadah yang
mempunyai makna sikap yang bersungguh-sungguh untuk mengerahkan seluruh
potensi diri untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Jadi disini kerja sama
dengan jihad untuk bertahan didunia. Apalagi bagi seorang ayah bekerja pada
sesuatu yang halal merupakan jihad untuk agama dan keluarga.

C. Fungsi Etos Kerja

Etos kerja berfungsi sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang
diyakini seseorang atau sekelompok orang dengan baik dan benar yang diwujudkan
melalui perilaku kerja mereka secara khas. Secara umum, etos kerja berfungsi
sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Kemudian fungsi etos
kerja adalah:
a. Pendorong timbulnya perbuatan

b. Penggairah dalam aktivitas.


c. Sebagai alat penggerak, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.

D. Ciri-Ciri Etos Kerja

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam
sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat
mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah. Ada semacam
panggilan dari hatinya untuk terus menerus memperbaiki diri, di antaranya 19 sebagai

Tasmara, Membudayakan, >5


19

10
berikut :

a) Mereka Kecanduan Terhadap Waktu

Pada dasarnya setiap waktu adalah peluang yang harus di gunakan


semaksimal mungkin karena salah satu hakikat dari etos kerja adalah

seseorang yang merasakan dan memahami betapa berharganya waktu yang


akan di lewati tanpa ada tindakan yang bermanfaat, sesorang yang
mempunya etos kerja yang tidak akan menyia-nyiakan waktunya yang di
berikan karena waktu tidak akan kembali walaupun hanya sedetik, maka dari
itu kunci dari sebuah kesuksesan ialah mereka yang mempergunakan
waktunya yang mempunyai masa depan yang lebih baik.

Baginya waktu adalah aset ilahiyyah yang sangat berharga, ladang


subur yang disemai dengan ilmu dan amal yang nantinya akan dipetik di lain
waktu. Waktu adalah kekuatan, mereka yang mengabaikan waktu berarti
menjadi budak kelemahan.20

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

) () ()
21 (

“Demi masa. (l) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada


dalam kerugian, (2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta‘ati kebenaran dan


nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3)”22

b) Mereka memiliki moralitas yang bersih (Ikhlas)

Salah satu kompetensi dasar yang dimiliki oleh muslim yang memiliki
etos kerja yang tinggi adalah nilai keikhlasan. Karena ikhlas merupakan
bentuk dari cinta, kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas
merupakan energi batin yang akan membentengi dirinya dari segala bentuk

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal (Malang : UIN
20

Maliki Press,2019) hal 103


21

22 hQtStp,sA://lw-‘Awswh.rq, u1r0a3n:e1x-p3lorer.com/ QS, Al-‘Ashr, 103:1-3

11
yang kotor.23

Menurut Sudirman Tebba, dalam bukunya Membangun Etos Kerja


dalam Perspektif tasawuf, sikap ikhlas membuat orang bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya dan tempat dia bekerja. Sikap ikhlas itu sangat
24
penting dalam pekerjaan dan etos kerja.
Orang yang ikhlas adalah orang yang melaksanakan tugasnya secara
profesional, bekerja dengan ilmu, keahlian dan keterampilan serta tanpa
motivasi lain kecuali bahwa pekerjaan itu merupakan amanah yang harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

c) Mereka Kecanduan Kejujuran

Jujur dalam bahasa Arab disebut shiddiq, Kejujuran adalah bisikan hati
yang secara terus menerus mendesak dan membisikkan nilai moral luhur
yang didorong kecintaan pada Ilahi. Jujur pada diri sendiri berarti memiliki
keterbukaan jiwa yang transparan. Tidak ada yang tersembunyi dari hati
nurani, mengaku kelemahan diri sendiri dan menerima kebenaran atau
kelebihan dari orang lain. Dalam diri seseorang harus di tanamkan jiwa
kejujuran, dalam diri seseorang mempunyai komponen khusu yang
dapatmemantulkan nilai-nilai kebenaran dan sikap kepercayaan terhadap diri
seseorang.

Pribadi muslim merupakan tipe pribadi yang terkenal akan


kejujurannya, dalam semua keadaan dia merasa bergantung pada kejujuran.

Sekali dia melakukan kejujuran dan amal saleh, dirinya akan ketagihan
untuk mengulanginya lagi. Dia akan terpenjara akan cintanya terhadap
Allah.25

d) Mereka Memiliki Komitmen

Komitmen yang di maksud adalah keyakinan yang melekat pada diri


sesorang yang kokoh sehingga seluruh hati nurani yang akan menggerakkan

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal (Malang : UIN Maliki
23

Press,2019) hal 103


Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja dalam Perspektif tasawuf, (Bandung: Pustaka Nusantara
24

2 P ublishing, 2003), h. 37.


25

Ibid, hal 104

12
ke arah yang telah di yakininya. Komitmen adalah keyakinan yang mengikat
hati nurani secara kukuh dan kemudian menggerakkan diri berperilaku
sesuai yang diyakini.

Komitmen bergantung pada tekad dan keyakinan, mereka yang

memiliki komitmen tidak akan menyerah kecuali pada maut. Komitmen juga
merupakan tidakan, keberanian, kesungguhan dan kesinambungan 26.

e) Istiqamah

Seorang muslim yang profesional dan berakhlak pasti memiliki sikap


konsisten yaitu kemampuan untuk mentaati asas, pantang menyerah, dan
mampu mempertahankan prinsip dan komitmennya dalam keadaan apapun.
Mereka mampu mengelola emosinya dengan baik. 27 Istiqamah berarti tetap
dan tegar dalam kebenaran meskipun menghadapi rintangan.

f) Memiliki pendirian yang kuat.

Seorang muslim yang percaya terhadap pribadinya dan berahlak


mempunyai pendirian yang kuat. Pendirian yang kuat akan menentukan
target yang telah di tentukan serta mampu melewati rintangan yang di
hadapinya demi tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. ditentukan.

g) Mempunyai rasa tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan salah satu amanah yang harus di jaga yang
menjadi tanggung jawab pribadi seseorang agar terhindar dari tanggungan
ataupun dari segala bentuk tuntutan.

h) Menjaga persaudaraan dan memperluas jaringan

Menjaga persaudaraan merupakan hal yang sangat penting dalam


kehidupan seseorang, dengan adanya persaudaraan dapat membuka pola
pikir saling berbagi informasi agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

i) Cinta akan perubahan

Sosok pribadi yang memiliki rasa perlunya perubahan terhadap diri

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal (Malang : UIN Maliki
26

2 P ress,2019) hal 105


27

Ibid, 105

13
pribadinya merupakan manusia yang sadar bahwa tidak akan berubah suatu
kaum kecuali dengan dirinya sendiri yang akan merubahnya,bila hal tersebut
ada pada dirinya maka dengan sendirinya akan termotivasi. Orang yang
berani menghadapi tantangan, menganggap hidup adalah pilihan dan dari
setiap pilihan itu merupakan tanggung jawabnya adalah orang yang
konsekuen.

Mereka tidak mungkin menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi
pada dirinya. Orang yang konsekuen juga memiliki motivasi yang kuat
untuk mencapai suatu tujan, menjaga apa yang telah menjadi keputusannya,
dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar.

j) Mereka Orang Yang Kreatif

Orang yang kreatif selalu mencari alternatif mengenai sesuatu yang


dihadapi dan melakukan kegiatan yang bersifat renungan serta membiasakan
diri untuk mencari jawaban dari pertanyaan, terutama yang bersifat
konseptual. Beberapa ciri-ciri orang kreatif adalah :

a. Kuatnya motivasi untuk berprestasi

b. Komitmen terhadap tugas

c. Inisiatif dan optimisme

E. Karakteristik Etos Kerja Islam

a) Kerja Merupakan Penjabaran Aqidah

kerja berlandaskan niat beribadah adalah salah satu karakteristik yang penting
etos kerja Islami yang tergali dan timbul dari karakteristik ini menjadi pembeda
dari etos kerja lainnya karena ia selalu mempengaruhi sikap sekaligus
memotivasi orang yang bersangkutan. 28 Kerja merupakan bentuk ibadah.
Dimana selain kita beribadah melaksanakan solat dan melakukan amal soleh
lainnya, kerja juga merupakan bentuk ibadah kedua yang kita persembahkan
kepada Allah. Agama mengajarkan agar manusia berbuat baik

28

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal (Malang : UIN Maliki
Press,2019) hal 106

14
sebanyakbanyaknya dan berkarya membangun hidup ini demi terciptanya
kehidupan sejahtera salah satunya dengan mencintai pekerjaan. 29

Tujuan orang dalam bekerja berbeda beda. Ada yang ingin memenuhi
kebutuhan hidup saja, ada yang niat mengisi waktu luang saja. Namun lebih

dari itu niatkan bekerja semata-mata karena Allah agar kita mendapat ridhonya.
Itulah perbedaan kita yang beragama dengan mereka yang tidak beragama.
Kebutuhan secara islam itu tidak hanya sandang, papan dan papan. Tapi ada
ada tambahan beragama dengan sungguh-sungguh yang djadikan pedoman
utama.

b) Kerja Dilandasi Dengan Ilmu

Manusia memiliki keistimewaan terutama dari aspek akal yang dianugerahkan


oleh Tuhan, karena mempunyai akal manusia berhasil menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi mencapai kebudayaan dan peradaban yang tinggi
dalam rangka melakukan usaha atau bekerja, manusia dituntut untuk
mengkolaborasikan antara keterampilan dan juga ilmunya, kenyataan ini secara
tidak langsung membuat orang yang bersangkutan etos kerja tinggi dengan
karakteristik aqli ilmiah dan proaktif.30

c) Kerja dengan Meneladani Sifat-sifat Ilahi dan Mengikuti Petunjuk-Nya

Keistimewaan orang yang beretos kerja islami aktivitasnya dijiwai oleh


dinamika aqidah dan motivasi ibadah. Orang yang beretos kerja islami
menyadari bahwa potensi yang dikaruniakan dan dapat dihubungkan dengan

sifat-sifat Ilahi pada dasarnya merupakan amanah yang mesti dimanfaatkan


sebaik-baiknya secara bertanggung jawab sesuai dengan ajaran (Islam) yang ia
imani. Ayat-ayat Al-Qur‘an dan Hadits-hadits Rasul banyak yang menyuruh
atau mengajarkan supaya orang Islam giat dan aktif bekerja. Artinya, agar
mereka giat memanfaatkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka,
sekaligus memanfaatkan sunatullah di alam ini.

Mhd. Thoib Nasution Etos Kerja Dalam Perspektif Islam (Jurnal IHTIYADH Vol. 1 No.1 September
29

2017),97

Ibid, 106
30

15
F. Penerapan Etos Kerja

Ditengah kepungan zaman yang serba modern ini, seakan nilai etos semakin
luntur, bahkan boleh dibilang mulai hilang karena kecenderungan masyarakat untuk
berlaku bebas seakan sudah mewabah disetiap lini kehidupan.31 Karena

sesungguhnya etos berkaitan dengan nilai kejiwaan seseorang hendaknya setiap


pribadi muslim harus mengisinya dengan kebiasaan yang positif dan mampu
menunjukkan kepribadiannya sebagai seorang muslim dalam bentuk hasil kerja
serta sikap dan perilaku yang menuju atau mengarah kepada hasil yang lebih
sempurna. Penerapan etos kerja Islam yaitu dengan cara mengekspresikan sikap
atau sesuatu selalu berdasarkan semangat untuk menuju kepada perbaikan, dengan
berupaya bersungguh-sungguh menerapkan etika tersebut, yang berupaya untuk
menghindari hal yang negatif. 32 Yaitu dengan cara menerapkan kode etik secara
tegas dalam perusahaan dengan baik sehingga akan mempunyai reputasi yang baik

dan mendapatkan keuntungan, sebagai mana penerapan etos kerja Islam tersebut
sesuai dengan al-Qur‘an dan Hadist.

Faktor itulah yang kemudian dianggap penting sekali sebagai salah satu standar
bahwa etos Islam dalam sebuah bisnis memegang peranan penting bagi sukses dan
tidaknya suatu perusahaan.33

Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang: Rasail, 2007), hal. 58


31

32

33 Toto Tasmara, Membudayakan.....hal. 16


Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang: Rasail, 2007) hal. 59

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai Etos kerja untuk perubahan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut:
1. Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak,karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja
dimiliki oleh individu, tetapi juga olehkelompok bahkan masyarakat . Dalam
kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangatkerja yang menjadi ciri
khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
2. Etos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian juga
kesuksesan dalam pendidikan. Dengan etos kerja yang tinggi diharapkan
seseorang menjadi cakap, kreatif, mandiridan bertanggung jawab, terutama pada
dirinya sendiri.

B. SARAN
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari
kesempurnaan, sebab tidak ada satu tulisan di muka bumi ini yang terhindar dari
kecacatan selain al- Qur‘an. Untuk itu kami menyarankan kepada pembaca
untuk memberikan sumbang saran serta kritikan yang konstruktif demi
kesempurnaan makalah kami untuk yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995)

Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta : Gema Insani Press, 1997)

Ahmat Janan Asifudin, Etos Kerja Islam, (Surakarta:Muhammadiyah University Press,


2004)

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Paradigma Spiritualitas dan Kearifan Lokal


(Malang : UIN Maliki Press,2019)

Mochtar Buchori, Penelitian Pendidikan dan Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta :


IKIP Muhammadiyah,2002)

Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja dalam Perspektif tasawuf, (Bandung: Pustaka
Nusantara Publishing, 2003)

Abdul Aziz, Etika Bisnis Prespektif Islam, (Bandung : Penerbit Alfabeta,2003)

Sonny Keraf, Etika Bisnis; Tuntutan dan Relevansinya (Yogyakarta: Kanisius, 2010)

Clifford, “Kebudayaan dan Agama”, (Yogyakarta: Kanisius, 2000)

Jansen H. Sinamo, 8 Etos Kerja Profesional, (Jakarta: PT. Malta Printindo, 2008)

Moh Ali Azizi, Ed, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradikma Aksi metodologi,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005)

Musa Asy‘arie, Dielektika Kerja, Etos Kerja, dan Kemiskinan, LESFI (Lembaga Studi
Filsafat Islam), 2016

Mabyarto DKK, Etos kerja dan khesi Sosial, (Yokyakarta: Aditiya Media, 1991)

Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, (Semarang: Rasail, 2007)

Hamzah Ya‘Qub, Etos Kerja Islami , petunjuk pekerjaan yang halal dan haram dalam
Syari”at Islam, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992)

18
Astri Fitria, Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan
Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening, Jurnal Maksi,
vol 3 Agustus 2003

Mohammad Irham, Etos Kerja Dalam Perspektif Islam, (Jurnal Substantia, Vol. 14, No.

1, April 2019)

Saifullah, Etos Kerja dalam islam (jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.1, Juni
2010)

Mhd. Thoib Nasution Etos Kerja Dalam Perspektif Islam (Jurnal IHTIYADH Vol. 1
No.1 September 2017)

Cihwanul Kirom Etos Kerja dalam Islam (Tawazun: Journal of Sharia Economic Law
Volume 1, Nomor 1, Maret 2018)

https://www.quranexplorer.com/ QS, Al-‘Ashr, 103:1-3

19

Anda mungkin juga menyukai