PERCOBAAN 5
SERIAL INTERFACE / ST FIBER
Disusun Oleh :
Nama
Kelas
: TE-4B
NIM
: 4.31.13.1.07
PERCOBAAN 5
SERIAL INTERFACE / ST FIBER
I.
TUJUAN
Mengetahui penggunaan dari serat optic (POF) sebagai media transmisi numeric
menggunakan komunikasi serial komputer
II.
DASAR TEORI
1. Modul DL 3155M63
Modul DL 3155M63 terdiri dari beberapa blok rangkaian, diantaranya
terdapat blok rangkaian Clock Signal Generator dan POF Fiber. Block Clock
Signal Generator merupakan blok diagram yang berfungsi untuk membangkitkan
sinyal clock. Sinyal clock merupakan sinyal yang berubah-ubah antara keadaan
high dan keadaan low. Sinyal clock berfungsi untuk mensinkronkan semua
perangkat pada suatu sistem. Sebuah sinyal clock dihasilkan oleh sebuah clock
signal generator atau pembangkit sinyal clock. Sinyal dapat berkisar dari
gelombang persegi sederhana sampai pengaturan yang lebih kompleks. Sinyal
clock berfungsi untuk mengatur kegiatan dari sirkuit digital. Pada pembangkit
sinyal generator ini terdapat rangkaian amplifier biasanya membalikkan sinyal
dari osilator dan mempertahankan osilasi. Generator dapat memiliki bagian
tambahan untuk memodifikasi sinyal dasar. Bagian opsional seperti frekuensi
divider atau clock multiplier .
Dalam percobaan ini digunakan modul DL 3155M63 untuk mengetahui
sinyal komunikasi fiber optic melalui sirkuit blok Clock Signal Generator
(Digital, Tx Rx). Terdapat 5 blok sirkuit utama yaitu : digital transmitter, digital
receiver, analogue transmitter, analogue receive serta interface RS 232. Pada
transmisi digital, blok pendukungnya adalah : data generator, input TTL,
Manchaster dan BI-phase data coding, light source 660 dan 820 nm, PIN receiver,
konektor tipe ST, fiber optic, sikuit penerima dengan amplifier trans-impedansi.
KODE ASCII
ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan
suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode
tetapi ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter "|". Ia
selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan
teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak 7 bit.
Namun, ASCII disimpan sebagai sandi 8 bit dengan menambakan satu angka 0
sebagai bit significant paling tinggi. Bit tambahan ini sering digunakan untuk uji
prioritas. Karakter control pada ASCII dibedakan menjadi 5 kelompok sesuai
dengan penggunaan yaitu berturut-turut meliputi logical communication, Device
control, Information separator, Code extention, dan physical communication.
Code ASCII ini banyak dijumpai pada papan ketik (keyboard) computer atau
instrument-instrument digital.
Dalam pengkodean kode ASCII memanfaatkan 8 bit. Pada saat ini kode
ASCII telah tergantikan oleh kode UNICODE (Universal Code). UNICODE
dalam pengkodeannya memanfaatkan 16 bit sehingga memungkinkan untuk
menyimpan kode-kode lainnya seperti kode bahasa Jepang, Cina, Thailand dan
sebagainya.
Pada papan keyboard, aktifkan numlock, tekan tombol ALT secara
bersamaan dengan kode karakter maka akan dihasilkan karakter tertentu.
Misalnya: ALT + 44 maka akan muncul karakter koma (,). Mengetahui kodekode ASCII sangat bermanfaat misalnya untuk membuat karakter-karakter
tertentu yang tidak ada di keyboard.
V.
LANGKAH PERCOBAAN
1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada gambar 3 (figure 5.1 dan figure 5.2
pada Jobsheet)
2. Menghubungkan konektor serial DB9 pada modul Lorenzo DL 3155M63 dengan
PC.
3. Menggunakan software Hyperterminal, ketikkan sebuah karakter menggunakan
keyboard PC.
4. Amati gelombang yang terbentuk pada osiloskop pada setiap karakter yang
diketikkan.
Biner
1110100
Karakter
t
2.
1101010
3.
1100001
4.
1110010
5.
1100010
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini, dapat ditarik kesimpulan antara lain seperti berikut :
1. Munculnya data tidak dapat diprediksi letaknya, dan juga data ASCII sangat cepat
munculnya.
2. Blok ST fiber pada modul DL 3155M63 berguna sebagai media komunikasi data
secara serial
3. Pembacaan terhadap data yang dikirimkan dari PC yaitu berupa gelombang kotak
pada osiloskop yang mewakili setiap bit data.
4. Kesalahan dalam pengiriman data akan mengakibatkan kesalahan dalam
pembacaan setiap bit data yang diterima.