Anda di halaman 1dari 46

Skip to content

Belajar Ngonfig
Our Passion in Computer Network

 About

 Contact

 Home

 Guides

 Labs

 Others

Search for:
Belajar Konsep Dasar Subnetting dan Cara
Perhitungan Subnetting
Last updated: October 14, 2019 by fathurhoho
31 Comments
Hey! Satu topik yang menjadi syarat agar kamu bisa memahami jaringan
komputer secara umum, yaitu subnetting. Saat belajar subnetting, kamu
diajarkan caranya memetakan sebuah jaringan, dan alamat-alamat setiap
perangkatnya.

Kalau tidak paham subnetting, mustahil bisa paham jaringan komputer.

Secara khusus, topik subnetting lebih dibahas di track routing-switching,


karena track tersebut adalah dasarnya. Bagi kamu yang sedang belajar
CCNA, kamu WAJIB ‘paham’ subnetting.

Tingkat pemahaman yang saya maksud, adalah paham sepaham-pahamnya


paham. Bisa luar kepala membayangkan jaringan seperti apa yang bisa
dibentuk dengan alokasi address <sekian> untuk kebutuhan network dan host
<sekian>.

Tanpa pakai ip calculator!

Sebelum kita lanjut ke pembahasan subnetting, ada 2 fakta tentang


subnetting yang menarik untuk kamu ketahui:
1. Subnetting merupakan materi paling sulit nomor #1 di jaringan komputer,
terutama CCNA Routing Switching.
2. Belajar subnetting butuh waktu berbulan-bulan, hingga bertahun.

Ah yang boneng bro? Beneran mas, cius.. saya tidak melebih-lebihkan.

#0. Pendahuluan: Subnetting Merupakan Materi Paling


Sulit di CCNA Routing-Switching
Tahun lalu, di channel @belajarnetworking Telegram, ada postingan survey
berbentuk polling (voting) mengenai materi CCNA yang paling sulit menurut
subscriber.

Saat diagram diatas diambil, ada 1000 orang yang berpartisipasi di poll
tersebut, dan sebanyak 388 orang menjawab bahwa subnetting adalah materi
yang paling sulit di CCNA routing switching.

Perbedaannya sampai 39% dibanding materi-materi CCNA yang lain. Kalau


kamu penasaran, silakan lihat langsung pollingnya melalui link ini.

Bagi saya pribadi, hasil vote diatas agak menarik. Saya mungkin tidak merasa
kesulitan saat belajar subnetting, sebab ketika kuliah, kami sudah belajar
perhitungannya.

Tapi saat sudah belajar CCNA bener-bener, saya baru sadar kalau
sebenernya saya juga belum paham tentang subnetting. Nah loh, padahal..
sudah bisa menghitung subnetting. Why?

Dah.. intinya. Kalau ini adalah kali pertamanya kamu belajar subnetting.
Jangan khawatir.

Disini saya akan membantu kamu belajar subnetting, mulai dari mengenal
konsepnya, tata cara perhitungannya, dan penerapannya di jaringan
komputer nyata. InsyaAllah, sampai mahir.

Tapi, ada tahapannya dan agak lama. Gimana?

Kalau masih tertarik, mari kita mulai.


#1. Tahapan Belajar Subnetting (Dari Nol Sampai
Mahir)
Lagi-lagi, saya akan katakan bahwa belajar subnetting itu membutuhkan
proses yang sangat panjang, berbulan-bulan bahkan bisa bertahun. Supaya
terbayang gambarannya, berikut ini tahapan belajar subnetting.

Gambar 2: Tahapan Menguasai Subnetting

a. Prerequisites (prasyarat)
Syarat dasar sebelum belajar subnetting

Karena subnetting termasuk materi yang advance, jadi tidak bisa langsung
dipelajari tanpa memahami dasar-dasar jaringan komputer terlebih dahulu.
Intinya, belajarnya harus berurutan.

Kamu harus sudah tahu gambaran dasar jaringan komputer. Jika belum
paham, silakan baca dasar internetworking, disitu akan dibahas perbedaan
mendasar mengenai kinerja switch dan router.

Setelah itu kamu harus sudah paham susunan hirarki perangkat di topologi,
dari access, distribution, core, dan WAN juga remote networknya. Ini bisa
kamu lihat gambarannya di jaringan enterprise.

Kemudian kamu harus sudah paham bagaimana perangkat-perangkat di


jaringan komputer saling bekerja, mengikuti aturan networking model,
yaitu TCP/IP model dan OSI model.

Kalau belum paham materi-materi yang saya sebutkan diatas, tidak usah
lanjutkan membaca tulisan ini. Percuma, cuma buang-buang waktu kamu
saja. Karena kamu ga akan paham.

b. Tahapan awal belajar subnetting #basic

Saat ini kita berada di tahapan awal belajar subnetting, kamu harus sudah
paham dasar IP, jenis-jenis IP address, dan bagaimana struktur alamatnya,
dst. Silakan baca penjelasan tentang IP Address kalau belum paham.
Sekali lagi, kalau belum paham dasar IP address, gausah lanjut baca materi
ini. Kamu ga bakalan paham.

Di materi ini kita akan membahas lagi lebih dalam mengenai porsi network
address, dan host address. Diawali dengan mengenal metode CIDR
(classless inter-domain routing). Dilanjutkan dengan tahapan-tahapan
membuat subnet.

Lalu belajar perhitungan subnetting FLSM (fixed length subnet mask). Setelah
itu materi akan dilanjutkan konsep dasar IP routing, dan konfigurasi static
routing. Disini kita akan mempraktikan FLSM untuk lab-lab tersebut.

c. Tahapan lanjutan belajar subnetting #advance

Di tahapan lanjutan belajar subnetting, kamu sudah paham bener konsep


routing statis dan dinamis, juga switching (termasuk VLAN). Disini biasanya
kita harus banyak-banyak latihan dengan lab yang besar.

Lab yang saya rekomendasikan adalah CCNA exploration (di bagian ip


routing concepts and protocol). Ada puluhan lab yang keren-keren, kamu
akan disuruh ngitung VLSM dan route summarization terus-terusan sampai
benar-benar terbiasa.

Intinya disini kemampuan kamu sudah lebih ke penerapan ip addressing yang


lebih kompleks. Akan lebih menarik jika networknya memiliki VLAN dan
kasus-kasus seperti network summarization, network overlap, dan lain
sebagainya.

Baiklah, tahapan belajar subnetting diatas sudah saya singkat karena


nyatanya akan lebih panjang. Namun perlu saya sampaikan karena banyak
yang belum paham konsep dasar, belum paham subnetting, udah ngelab jauh
jauh ke private VLAN, qinq, BGP, MPLS, dsb.

Serius. Jangan seperti ini. Sayang banget waktunya.

Intinya, belajarlah secara sistematis, jangan ikuti ego dan terburu-buru,


sayang waktunya jika terbuang percuma. Lebih baik sedikit namun dipahami.
Mari kita mulai materinya.

#2. Konsep Dasar Subnetting


Sekedar mencerahkan ingatan, di materi sebelumnya mengenai IP address,
kita sudah tau range IP address berdasarkan kelasnya yakni kelas A, kelas
B,dan kelas C.

Ambil range ip address kelas C, yang paling sedikit jumlah hostnya, maka
network yang kita buat jadi seperti ini:

Gambar 3: Network sebelum disubnet

Gambar diatas hanya ilustrasi, sebab switch pada umumnya tidak sampai
250-an port. Jadi sebenarnya ada beberapa switch disitu. Tapi tetap saja,
masalahnya… ada sebuah broadcast domain di network tersebut!

Satu broadcast domain yang luas sangat buruk untuk performa network.
Kalau belum paham tentang broadcast domain dan collision domain, silakan
baca dulu penjelasannya disini dan disini.

Karena itu, network tersebut bisa kita pecah lagi menjadi beberapa network,
jadi seperti ini. (cara perhitungan subnettingnya akan kita pelajari dibawah).

(Butuh router untuk memecah broadcast domainnya, ya kan?)

Jadi, dari satu network dengan sebuah broadcast domain yang lebar, kita
pecah-pecah menjadi (contoh) 4 broadcast domain.

Maka subnetting adalah subdivided network, yaitu (yang sebenarnya)


adalah sebuah network, yang dibagi-bagi lagi menjadi beberapa network.

Saya tebali kata ‘sebuah network’, karena pada penerapannya nanti, network
yang sudah disubnet tadi, ketika dirouting dari network yang lain, alamatnya
tetap ‘network utama’ nya. Bukan subnetnya.
Maksudnya seperti ini.

Gambar 4: Route ke network yang telah disubnet

Network yang tadi (192.168.100.0/24), saat dirouting dari network lain, tetap
saja ke /24, bukan /26 yang sudah disubnet. Dalam penggunaanya, network
utama ini sering disebut dengan global space address.

Kecuali memang yang ingin dirouting hanya subnetnya saja, jadi saat routing
di Router B atau Router C, destination networknya adalah spesifik ke salah
satu subnet /26 diatas.

Itu sedikit gambaran saja mengenai route summarization yang akan kita
bahas di bab berikutnya.

Balik lagi ke konsep dasar subnetting tadi, mudah-mudahan sudah paham ya.
Jangan pusingin dulu mengenai perhitung subnetting, dibawah akan saya
jelaskan.

#3. Tahapan Membuat Subnet


Sebelum belajar perhitungan subnetting, kamu perlu tahu tahapan-tahapan
apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat subnet. Biar engga bingung.

Mungkin.. dari topologi diatas, kamu bertanya-tanya, kenapa topologinya


seperti itu? Apa aturan membuat subnet? Alamat networknya ngasal saja apa
gapapa mas?

Sekilas memang ketika melihat orang mensubnet networknya, asal


saja. Namun sebenarnya, ada tahapannya. Secara garis besar, ada 3, yaitu:

1. Ketahui jumlah network address (network ID) yang dibutuhkan.


o Satu untuk setiap subnet LAN
o Satu untuk setiap subnet WAN
2. Jumlah ip address (host ID) yang dibutuhkan tiap subnet.
o Satu untuk setiap TCP/IP host
o Satu untuk setiap interface router/switch
3. Tentukan network keseluruhan, subnet, dan range IP tiap subnet.
o Subnet mask unik untuk network keseluruhan
o Subnet ID unik untuk setiap segmen fisik
o Range IP address tiap subnet

Mari kita bahas satu persatu tahapan membuat subnet diatas.

Note: saya akan gunakan contoh yang ‘sedikit kompleks’ bagi pemula.
Tujuannya semata-mata hanya untuk memberi gambaran jaringan yang biasa
dikerjakan di lab-lab subnetting CCNA RS.

a. Pertama: Menentukan Network ID

Jaringan bisa saja agak kompleks yang memiliki beberapa zona misal
internet, extranet, DMZ, intranet, dan lain sebagainya. Tapi sederhananya
kita bagi saja atas WAN dan LAN.

Nah ketika membuat subnet, network LAN dan network WAN ini dipisahkan
pensubnetannya. Seperti ini:

Gambar 5: Menentukan ID Network

Lihat link WAN berwarna merah, dan link LAN berwarna ungu. Disamping itu
ada juga link menuju ke ISP, tapi ini tidak kita bahas lebih lanjut. Karena
prosedurnya beda lagi, kamu harus menyewa IP space ke ISP.

Sedangkan untuk private IP address, pemilihan alamatnya terserah kita


sendiri. Patokannya, ukuran IP Address yang sudah kita bahas sebelumnya,
ingat 2 hal ini:

 Kelas IP address apa yang jumlah network addressnya banyak, namun


jumlah host addressnya sedikit.
 Sebaliknya.

Lalu sesuaikan dengan kebutuhan.

Disarankan untuk network LAN dan WAN berbeda kelas IP, namun sama juga
tidak apa, asal… jaraknya atau range IP nya tidak berdekatan sehingga kalau
ada pengembangan kedepannya tidak menjadi masalah (kita skip sejenak
bagian ini).
b. Kedua: Banyaknya IP (Host ID) Setiap Subnet

Langkah kedua membuat subnet adalah mengetahui berapa banyak IP


address yang dibutuhkan untuk LAN dan WAN. Nah yang butuh IP address
kan perangkat-perangkat host (ex: client, server, dll) lalu perangkat network
(switch, router, dll).

Misalnya di perkantoran atau sekolah, harus dihitung berapa banyak


komputer, gadget, dan perangkat-perangkat network atau server yang ada.

Setelah jumlahnya diketahui, maka gambarkan lagi topologinya kira-kira


seperti ini:

Gambar 6: Menghitung Kebutuhan IP Address

Sekarang topologinya sudah dilengkapi dengan jumlah kebutuhan IP tiap host


di jaringan LAN dan WAN, serta saya tambahkan notasi interface router dan
switch karena akan dipasangi IP address.

Disini kamu harus sudah paham mengoperasikan Cisco IOS dan sudah
memahami tentang interface cisco IOS router dan switch.

Mari kita coba hitung kebutuhan IP address diatas.

 WAN subnet, total 6 ip address


 LAN subnet, total 222 ip address
o Client butuh total 210 ip address
o Interface router dan switch butuh total 12 ip address

Perhatikan topologinya, saya juga mengalokasikan ip untuk switch (virtual)


interface atau SVI atau interface VLAN untuk kebutuhan management.
Silakan baca konfigurasi telnet dan SSH switch cisco IOS pada bagian akhir.

Router dan beberapa perangkat juga ada yang menyediakan interface


management. Biasanya di jaringan yang komplek, network management
disegmentasi lagi, dibuat subnet khusus untuk management.

c. Ketiga: Tentukan Network Keseluruhan, Subnet, dan Range IP Tiap


Subnet
Kita sampai pada tahapan terakhir membuat subnet. Dari 2 langkah diatas,
kita sudah bedakan jaringan tadi atas LAN dan WAN. Kita juga sudah
menghitung berapa total IP address yang dibutuhkan.

Nah dari total IP address yang dibutuhkan tersebut, disinilah kita menentukan
alamat network keseluruhan (untuk LAN, dan WAN).

Kira-kira berapa? Tenang saja, dibawah akan kita pelajari cara menghitung
subnetting. Ingat 2 hal ini.

1. Tentukan kelas IP address yang mau digunakan. Ingat materi IP address


sebelumnya.
2. Alokasikan alamat network yang cukup untuk masa mendatang,
manakala ada penambahan.

Gambar 7: Membuat Subnet

Silakan perhatikan gambar dan alamat IP address yang sudah saya


alokasikan.

Gimana? Saya yakin kalau kamu benar-benar baru belajar subnetting, pasti
pusing lihatnya. Disini saya tidak bermaksud mempersulit pemikiran kamu,
hanya memberi gambaran saja.

Step by step perhitungannya akan kita bahas pelan-pelan. Materi masih


panjang. Silakan disruput kopinya.

 Meski kebutuhan IP address untuk LAN hanya 200 sekian, saya


alokasikan sebanyak 512 ip address space (dengan /23).
 Begitu juga dengan WAN, saya alokasikan sebanyak 16 space ip address
(dengan /28).

Itu masih network address untuk network keseluruhan.

Kemudian tiap Headquarter dan Branch memiliki masing-masing 2 segment


LAN dengan jumlah host yang berbeda-beda. Paling banyak ada 120 host.
Maka saya alokasikan tiap subnet LAN HQ dan Branch dengan space ip
address sebanyak 128 dengan /26. Semuanya saya buat sama besar.

Teknik ini dikenal dengan FLSM (fixed length subnet mask). Di bab berikutnya
kita juga akan belajar mengenai VLSM (variable length subnet mask) yang
rangenya menyesuaikan kebutuhan host.

Dalam penerapannya, skema ip address diatas dibuat dalam bentuk tabel


(sheet) dengan microsoft excel atau librecalc untuk memudahkan
pengelolaan.

Okelah. Sampai disini harapan saya kamu sudah memiliki


gambaran mengenai tahapan-tahapan membuat membuat subnetting.

Mari kita lanjutkan materinya.

Pertama: kamu harus paham dulu tentang subnet mask.

#4. Penjelasan Tentang Subnet Mask


Ketika packet dikirim, si pengirim akan memeriksa dulu alamat ip tujuan
packet, juga subnet masknya. Subnet mask dibutuhkan untuk mengetahui
alamat tersebut termasuk ke subnet yang mana.

Alasan lainnya, ada situasi dimana alamat IP sama, namun networknya


berbeda, karena subnet masknya berbeda. Maka di kasus ini kita harus
menyertakan subnet mask di pengaturan ip address.

Jika subnet mask tidak disertakan, maka alamat tersebut diasumsikan


menggunakan default subnet mask, atau kita kenal dengan kaidah classful
address.

Kelas IP Format Subnet Mask Default


A network.node.node.node 255.0.0.0

B network.network.node.node 255.255.0.0

C network.network.network.node 255.255.255.0

Contoh: jika subnet mask tidak dispesifikasikan.

Gambar 8: Default Subnet Mask


Dari subnet mask kita bisa mengetahui berapa lebar network tersebut, berapa
banyak host yang berada di network tersebut. Dibawah kita akan hitung-
hitungan.

Sekarang.. ini yang perlu kamu pahami baik-baik.

Sederhananya, subnet mask adalah banyaknya jumlah bit yang bernilai 1 di


porsi network.

Contoh subnet mask 255.255.255.0 (kelas C) berarti ada 24 network bit yang
bernilai 1 (on), di oktet pertama, kedua dan ketiga. Sedangkan 8 bit sisanya,
di oktet keempat, bernilai 0 (off), untuk host address.

Jika kita konversikan menjadi bilangan biner, jadinya seperti ini:


11111111.11111111.11111111.00000000. Silakan dihitung berapa jumlah bit
yang bernilai 1 atau “on”.

Ada 24, ya kan? Maka ini juga disebut dengan /24 (notasi cidr), kita bahas
dibawah. Dengan bilangan desimal maka tertulis subnet masknya adalah
255.255.255.0.

Silakan kamu konversikan subnet mask kelas B dan kelas C diatas menjadi
nilai biner.
Di awal belajar subnetting, kamu perlu membiasakan mengkonversi subnet
mask menjadi bilangan biner, lalu hitung nilai bitnya dengan metode
perpangkatan.

So, kamu harus mengingat nilai perpangkatan 2. Ini akan kamu butuhkan
terus menerus untuk mengetahui porsi network dan porsi host dari sebuah
alamat IP.

2^1 = 2 2^9 = 512

2^2 = 4 2^10 = 1,024

2^3 = 8 2^11 = 2,048

2^4 = 16 2^12 = 4,096

2^5 = 32 2^13 = 8,192

2^6 = 64 2^14 = 16,384

2^7 = 128 2^15 = 32,768

2^8 = 256 ..dst

Misal tadi 192.168.100.0 subnet mask 255.255.255.0, ada 8 bit porsi host
yang tersedia, berarti 2^8. Maka lebar hostnya adalah 256. Ini juga kadang
disebut dengan block size.
Saya yakin ini tidak sulit dipahami, kamu cuma perlu ingat kelipatan 2 saja.
Misalnya kamu sudah ingat kalau 2^8 adalah 256, tentunya kamu tahu kalau
2^9 adalah 512 atau 2^7 adalah 128.

Tinggal kali 2, atau bagi 2, seterusnya seperti itu.

Nilai bit host dan bit network ini selalu saling berkaitan, jika ada 24 bit
network, pasti ada 8 bit host. Jika ada 27 network bit, maka 5 bit sisanya
adalah bit host. Gitu terus. Karena lebar totalnya adalah 32 bit.

Biar makin nyambung perhitungannya, mari kita bahas CIDR.

#5. Memahami Metode CIDR (Classless Inter-Domain


Routing)
Jika dulu, semua pengalamatan IP berdasarkan kaidah classful (kelas A,
kelas B, dan kelas C), sekarang tidak lagi.

Tahun 1992, IETF mengganti metode alokasi ip address diatas dengan


Classless Inter-Domain Routing (CIDR), bisa kamu lihat di RFC 1338 dan RF
1519.

CIDR dalam penerapannya diawali dengan case ISP dalam mengalokasikan


IP public ke pelanggan mereka. Nah karena jika semuanya bersifat classful,
tentu ip address akan cepat habisnya. (Bisa digunakan untuk ip private).

Dengan CIDR, alamat network tidak lagi harus classful, bisa menggunakan
subnet mask manapun (ada ketentuannya dibawah). Kemudian di CIDR kita
mengenal notasi slash (/).

Contohnya 192.168.100.0/24, artinya ada 24 bit porsi network. Jika


192.168.100.0/29 berarti ada 29 bit porsi network, dan seterusnya.

Berikut tabel CIDR beserta jumlah host di setiap nilai subnet-mask / cidr nya.
Tabel tersebut kita sebut juga dengan “Classless IPv4 Address Allocation”.
Ingat yang sudah saya jelaskan diatas, CIDR tidak lagi mengikuti kaidah
classfull address.

Tapi, ada ketentuannya. Berikut ketentuan penggunaan CIDR.

 /8 sampai dengan /15 hanya bisa digunakan oleh kelas A


 /16 sampai dengan /23 hanya bisa digunakan oleh kelas A dan kelas B
 /24 sampai /30 bisa digunakan oleh kelas A, kelas B, dan kelas C

Gambar 9: Penggunan CIDR

Perusahaan-perusahaan besar lebih memilih menggunakan ip address kelas


A. Karena dengan kelas A, semua subnet mask bisa digunakan. Network
yang bisa dibuat juga lebih banyak.
Di cisco IOS, umumnya kita tidak bisa mengkonfigurasi IP address dengan
notasi slash (/), jadi harus menggunakan subnet mask. Tidak masalah, toh
sama saja kan, yang penting kamu paham /sekian subnet mask nya berapa.

Sampai disini, sudah paham kan mengenai penjelasan tentang subnet mask?
Agar lebih matang lagi, mari kita lanjut ke hitung-hitungan.

#6. Perhitungan Subnetting


Akhirnya.. setelah panjang membahas konsep subnetting, subnet mask, dan
CIDR, sekarang mari kita belajar cara menghitung subnetting.

Menghitung subnetting adalah kemampuan dalam menentukan kelas IP dan


subnet mask yang dibutuhkan.

Ingat lagi tahapan diatas. Intinya kan, kita harus tahu dulu network yang ingin
dibangun seperti apa. Totalnya ada berapa perangkat dan berapa user yang
butuh ip address.

Jika kebutuhan network sudah diketahui, maka kita tinggal menentukan


subnet mask nya. Selesai. Nah jika network tersebut ingin disubnet atau
dibagi-bagi lagi, 5 hal berikut perlu kamu pahami:

1. Berapa subnet yang bisa disediakan dari subnet mask tersebut?


2. Berapa host yang valid dari setiap subnet?
3. Berapa block size tiap subnet?
4. Apa alamat broadcast dari setiap subnet?
5. Berapa range host yang valid dari setiap subnet?

“Materi perhitungan subnetting berikut sebagian besar bersumber dari buku


‘Todd Lammle – CCNA Routing Switching Complete Study Guide’ karena
menurut saya paling lengkap dan simpel”.

# Rumus Dasar Menghitung Subnetting

Oh ya, cara menghitung subnetting setiap orang bisa saja berbeda. Tapi
dasarnya adalah 5 diatas, nanti ketika sudah lancar, kamu bahkan lupa
sendiri rumusnya. Sudah luar kepala.
Ada berapa subnet? » 2^x
x adalah jumlah bit 1 di subnet mask. Misalnya 1100000, yang bernilai 1 ada
2, berarti 2^2 = ada 4 subnet yang bisa dibentuk.

Berapa host per subnet? » 2^y – 2


y adalah jumlah bit 0 di subnet mask. Misal 11000000, yang bernilai 0 ada 6,
berarti 2^6 – 2 = ada 62 host setiap subnet. Dikurang 2 untuk alamat subnet
(network) dan alamat broadcast.

Block size tiap subnet? » Subnet mask – 256


Misal subnet masknya 255.255.255.192 maka 192 – 256 = besarnya block
size tiap subnet adalah 64. Kita sebut juga increment size, atau besar
intervalnya adalah 64, menjadi 0, 64, 128, 192.

Alamat broadcast tiap subnet?


Gampang ini mah. Kan sudah tahu tadi alamat subnet-subnetnya 0, 64, 128,
192. Alamat broadcast subnet 0, adalah 64-1= 63. Tinggal dikurang 1 dari
alamat subnet berikutnya. Gitu juga subnet 64, alamat broadcastnya adalah
127, dan seterusnya dan seterusnya.

Range host yang valid tiap subnet?


Alamat valid yang bisa digunakan di tiap subnet. Misal, jika 64 adalah subnet
address (network address)nya, 127 adalah broadcast addressnya. Maka
range host addressnya yang valid adalah dari 61 (first host/lower address)
sampai dengan 63 (last host/highest address).

Dah.. kalau kamu masih terbata-bata disini, tidak perlu khawatir. Seperti saya
katakan diawal, belajar subneting butuh dedikasi waktu. Harus sering-sering
latihan menghitung subnetting juga.

Mari kita lanjut dengan menghitung subnetting kelas C, kelas B, dan kelas A
sampai terbiasa.

a. Menghitung Subnetting Kelas C

Bit subnet kita hitung dari kiri ke kanan. Di kelas C, hanya ada 8 bit porsi host,
diambil dari oktet ke 4. Seperti berikut.
Biner Desimal CIDR

00000000 255.255.255.0 /24

10000000 255.255.255.128 /25

11000000 255.255.255.192 /26

11100000 255.255.255.224 /27

11110000 255.255.255.240 /28

11111000 255.255.255.248 /29

11111100 255.255.255.252 /30

Kita tidak bisa menggunakan /31 dan /32, karena setidaknya kita
membutuhkan minimal 2 untuk host, 1 untuk alamat network dan 1 untuk
alamat broadcast.

Berdasarkan RFC 3021, /31 bisa digunakan untuk p2p, tapi ini diluar scope
bahasan kita kali ini.

Ingat ya, class C memiliki lebar 256 bit host. Bisa kita pakai 254 ip address
untuk dialokasikan, 2 diantaranya digunakan untuk alamat network dan
alamat broadcast.

Itu.. dengan catatan 1 network. Nah kalau mau dipecah-pecah lagi menjadi
beberapa network, mari kita hitung subnet yang bisa kita buat.
#1C: Subnetting 255.255.255.128 (/25)

Contoh alamat networknya adalah 192.168.100.0/25 atau dengan subnet


mask 255.255.255.128. Lihat oktet terakhir (128), jika diubah menjadi binari
maka hasilnya adalah 1000000.

Mari kita hitung sesuai rumus menghitung subnetting diatas:

 Berapa subnet yang bisa dibentuk? 2^X(nilai bit yang on), dari 1000000,
hanya 1 yang on. Berarti 2^1 = 2 subnet (ingat angka ini baik-baik).
 Jumlah host tiap subnet? 2^Y(nilai bit yang off)-2. Dari 1000000 ada 7 bit
yang off, berarti 2^7-2 = 126 host setiap subnetnya.
 Block size atau alamat-alamat subnet dibentuk = 256 – 128(subnet-
mask), hasilnya adalah 128. Ingat ya, subnet pertama dimulai dari 0,
maka subnet kedua adalah 128. Cuma itu, 0 dan 128. Totalnya 2 subnet,
ya kan?
 Alamat broadcastnya: subnet 0 adalah 127, dan alamat broadcast subnet
128 adalah 255. Inget lagi rumus diatas 🙂
 Host yang valid: subnet 0 adalah dari 1 sampai 127, dan host yang valid
subnet 128 adalah dari 129 sampai 254.

Selesai, hanya ada 2 subnet. (Kalau diteruskan dari alamat broadcast subnet
128, maka jadi network selanjutnya, yaitu 192.168.101.0). Biasanya yang
baru belajar akan bingung dimana angka 256.

Ingat ya, nilai 256 tidak ada di ip address v4. Menghitungnya dari 0, sampai
255. Jika sampai 256, maka dia akan menambahkan nilai di subnet sebelah
kirinya.

Agar lebih terbayang, kira-kira seperti ini topologi subnet yang barusan kita
hitung. Ada 2 subnet yang bisa dibuat dari total /24, menggunakan /25.

Gambar 10: Subnetting dengan /25 – 255.255.255.128

Nice! Dari kelas C (total 256 porsi host) tadi, kita sudah bisa membaginya
menjadi 2 subnet, dengan menggunakan /25. Mari, dilanjut.

#2C: Subnetting 255.255.255.192 (/26)


Sekarang, mari kita hitung subnetting dengan alamat network 192.168.100.0
subnet mask 255.255.255.192 atau /26. Binarinya adalah 110000.

 Jumlah subnet: 2^2 = 4 subnet yang bisa dibentuk. Ada 2 bit yang on,
dari 11000000.
 Jumlah host tiap subnet: 2^y-2 = 62 host. Ada 6 bit yang off dari
11000000 maka 2^6 = 64 – 2 (untuk network dan broadcast), berarti 62.
 Block size dan alamat-alamat subnet yaitu 256-192 = 64. Kelipatan 64.
Berarti 0, 64, 128, 192. Total ada 4 subnet.
 Alamat broadcast masing-masing subnet: 63, 127, 191, dan 255.
 Host subnet yang valid: 1-62, 65-126, 129-190, dan 193-254.

Perhatikan pola alamatnya. Tinggal kurang 1 atau tambah 1 dari subnet


selanjutnya atau dari broadcast, terserahh… yang mana kamu suka.
Gampang kan? Gampang kok!

Kalau kita buat topologi networknya, kira-kira jadi seperti ini.

Gambar 11: Subnetting dengan /26 – 255.255.255.192

Misal, kamu hanya butuh 3 network, karena memang cuma ada 3


departement. Maka penggunaan /26 sudah cocok. Karena pakai /25 akan
kurang.

Masih lebih 1 subnet kan? Tidak masalah sebab ketika melakukan subneting
disarankan memang ada spare/cadangan network yang kosong.

#3C: Subnetting 255.255.255.224 (/27)

Selanjutnya alamat network 192.168.100.0 dengan subnet mask


255.255.255.224 atau /27. Binari porsi hostnya adalah 11100000.

 Jumlah subnet: 2^3 = 8 subnet. Ada 3 bit yang bernilai 1 atau


on: 11100000.
 Jumlah host tiap subnet: 2^5-2= 30 host. Ada 5 bit yang bernilai 0 atau
off: 11100000.
 Block size, atau interval tiap subnet: 256-224=32. Berarti subnet-
subnetnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224. Total ada 8 subnet.

!!Challenge
Sekarang giliran kamu, coba silakan gambarkan topologi yang bisa dibentuk
dengan tabel subnet diatas. Jumlah router, switch, terserah.

Begitu juga jumlah subnetnya, terserah (asal tidak kurang). Hasilnya bisa
submit di komentar bawah.

#4C: Subnetting 255.255.255.240 (/28)

Alamat 192.168.100.0 dengan subnet mask 255.255.255.240 atau /28.


Dengan nilai biner porsi hostnya 11110000.

 Jumlah subnet: 2^4 = 64 subnet.


 Host tiap subnet: 2^4-2 = 14 host.
 Block size/ interval/ nilai kelipatan subnet: 256 – 240 = 16.

Biasanya orang jarang berurusan dengan subnet 112, 144, dllnya (cari
sendiri), karena itu, jarang yang terbiasa. Silakan kamu buat tabel
subnettingnya di sheet app (excel, calc, etc), minimal 1 atau 2x.

#5C: Subnetting 255.255.255.248 (/29)

Banyak yaah. Kita bahas satu persatu. Sekarang network 192.168.100.0


dengan subnet mask 255.255.255.248 atau /29. Binari porsi hostnya adalah
11111000.

 Jumlah subnet: 2^5 = 32 subnet


 Host tiap subnet: 2^3-2 = 6 host.
 Block size: 256 – 248 = kelipatan 8. Dari subnet 0, 8, 16, 24, 32, 40, dst.

Jangan bingung menghitung binari hostnya. Ingat, kalau /29, kan ada 29 bit
yang on. Tapi karena kita bermain di class C, sampai oktet ketiga sudah on.
Berarti sudah ada 24 binari.
Agar sampai ke 29, tinggal on-kan 5 binari di oktet ke empat. Oh ya, silakan
buat subneting tabel dan topologi yang bisa dibentuk.

#6C: Subnetting 255.255.255.252 (/30)

Terakhir, alamat 192.168.100.0 dengan subnet mask 255.255.255.252 atau


/30. Binari di porsi hostnya: 11111100.

 Jumlah host tiap subnet: 2^6 = 64 subnet


 Host tiap subnet: 2^2-2 = (hanya) 2 host.
 Interval subnet: 256 – 252 = kelipatan 4. Subnet 0, 4, 8, …, 240, 248, dan
252.

Sekarang muncul pertanyaan.

Siapa pula yang mau mensubnet network kelas C dengan /30. Ada banyak
network (subnet) hingga 64, sementara hostnya cuma ada 2. Ya kan?

Jawabannya, ada. Tapi tidak untuk koneksi LAN, melainkan WAN, yang
biasanya digunakan ISP untuk memberi koneksi point-to-point ke client
mereka. Jadi .. jauh lebih hemat.

Selesai dengan kelas C. Berikut rangkumannya.

Ingat yah, kamu harus terbiasa dengan CIDR yang barusan kita hitung diatas.
Sangat sering digunakan untuk lab-lab CCNA dan network small to medium di
lapangan.

b. Menghitung Subnetting Kelas B

Dengan kelas B, subnet yang bisa dibuat lebih banyak dibanding kelas C. Kita
bisa menggunakan sebanyak 14 bit untuk subneting di kelas B.

… atau 14 buah cidr, seperti berikut.


Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR

255.255.0.0 (/16) 255.255.255.0 (/24)

255.255.128.0 (/17) 255.255.255.128 (/25)

255.255.192.0 (/18) 255.255.255.192 (/26)

255.255.224.0 (/19) 255.255.255.224 (/27)

255.255.240.0 (/20) 255.255.255.240 (/28)

255.255.248.0 (/21) 255.255.255.248 (/29)

255.255.252.0 (/22) 255.255.255.252 (/30)

255.255.254.0 (/23)

Kita bisa pakai cidr dari /16 sampai dengan /30, ada 14, ya kan? Dari /16 ke
/23, adanya di oktet ke tiga. Dari /24 sampai /30, adanya di oktet ke 4 (seperti
kelas C sebelumnya).

Oh iya, saat kita mensubnet kelas B, artinya kita memiliki space address /16,
lalu dipecah (disubnet). Bukan masing-masing networknya /16.

Sama seperti kelas C diatas, berarti kita punya space address /24, totalnya.
Mau dibuat menjadi 2 subnet, berarti pakai /25. Mau dibuat 4 subnet, berarti
pakai /26. Gitu seterusnya.
… bingung? Di konsep subneting awal sudah saya jelaskan dengan topologi.

Ayo kita mulai latihan hitung subnetting kelas B.

#1B: Subnetting 255.255.128.0 (/17)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.128.0. Nilai binari (dari


oktet ke 3 sampai dengan oktet ke 4): 1000000.000000.

 Jumlah subnet: 2^1 = 2 subnet. (Sama seperti /25 di kelas C).


 Host tiap subnet: 2^15-2 = 32,776 host. (7 bit di oktet 3, 8 bit di oktet 4).
 Interval subnet: 256-128 = 128. Subnet 0.0 dan subnet 128.0. Total ada 2
subnet, ya kan? Lihat tabelnya.

Subnet 0.0 128.0

First host 0.1 128.1

Last host 127.254 255.254

Broadcast 127.255 255.255

Contoh kali ini agak berbeda. Seperti saya katakan diatas, jika sudah sampai
256, maka dia akan pindah ke oktet sebelah kiri.

Perhatikan nilai 127.255 broadcast. Jika diteruskan kan maka jadi subnet
selanjutnya yaitu 128.0 (ingat, bukan 127.256). Mirip sih dengan /25. Cuma
karena pindah oktet saja.

Biasanya orang terbiasa dari hitungan /24 sampai /30. Jika sudah dibawah itu,
kita bingung

Tips:
Gunakan cara mengingat dengan penambahan nilai 8. Misal, /17 kelipatannya
mirip dengan /25. (Ingat: 17+8). Cuma pindah oktet.
#2B: Subnetting 255.255.192.0 (/18)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.192.0 atau /18. Binarinya


11000000.000000.

 Jumlah subnet: 2^2 = 4 subnet.


 Host tiap subnet: 2^14-2 = 16,382 host tiap subnet.
 Interval subnet: 256-192 = kelipatan 64, di oktet ke 3.

Subnet 0.0 64.0 128.0 192.0

First host 0.1 64.1 128.1 192.1

Last host 63.254 127.254 191.254 255.254

Broadcast 63.255 127.255 191.255 255.255

Ingat, interval /18 sama dengan interval /26, yaitu 64. Hanya beda di posisi
oktetnya saja.

#3B: Subnetting 255.255.224.0 (/19)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.224.0 atau /19. Binarinya


11100000.00000000.

 Jumlah subnet: 2^3 = 8 subnet.


 Host tiap subnet: 2^13 -2 = 8,190 host tiap subnet.
 Interval subnet: 256-224 = kelipatan 32, di oktet ke 3.

#4B: Subnetting 255.255.240.0 (/20)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.240.0 atau /20. Binarinya


11110000.00000000.
 Jumlah subnet: 2^4 = 16 subnet.
 Host tiap subnet: 2^13-2 = 4094 host tiap subnet.
 Interval subnet: 256-240 = kelipatan 16.

Silakan kamu buat tabel versi lengkapnya.

#5B: Subnetting 255.255.255.248.0 (/21)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.24080 atau /21. Binarinya


11111000.00000000.

 Jumlah subnet: 2^5 = 32 subnet.


 Host tiap subnet: 2^11-2 = 2046 host.
 Interval subnet: 256-248 = kelipatan 8, dari 0, 8, 16, … sampai dengan
248.

#6B: Subnetting 255.255.255.252.0 (/22)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.252.0 atau /22. Binarinya


11111100.00000000.

 Jumlah subnet: 2^6 = 64 subnet.


 Host tiap subnet: 2^10-2 = 1022 host.
 Interval subnet: 256-252 = kelipatan 4. Dari 0, 4, 8, 16, 20, … sampai
dengan 252.

#7B: Subnetting 255.255.255.254.0 (/23)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.254.0 atau /23. Binarinya


11111110.00000000.

 Jumlah subnet: 2^7 = 128 subnet.


 Host tiap subnet: 2^9-2 = 510 host.
 Interval Subnet: 256-254 = kelipatan 2. Dari 0, 2, 4, 6, 8, 10, hingga 254.
#8B: Subnetting 255.255.255.0 (/24)

Alamat network: 172.16.0.0, subnet mask: 255.255.240.0 atau /24. Binarinya


11111111.00000000.

 Jumlah subnet: 2^8 = 256 subnet.


 Host tiap subnet: 2^8-2 = 254 host.
 Interval subnet: 256-255 = block sizenya 1. Dari subnet 0, 1, dan
seterusnya hingga 255.

Ya, kamu bisa subnet network kelas B hingga sampai /30. Diatas sudah kita
bahas ketentuannya. Kelas B bisa menggunakan cidr dari /30 hingga /16.

Sampai sini, dengan /24 di kelas B, kamu bisa punya 256 network subnet
yang bisa dibentuk. Masing-masing subnetnya bisa diisi sebanyak 254 host.

Mari kita lanjut ke perhitungan subnetting ip address kelas A.

c. Menghitung Subnetting Kelas A

Dari contoh-contoh subnetting kelas B dan kelas C diatas, tidak jauh berbeda
dengan subnetting di kelas A. Hanya saja perhitungan subnetting kelas A bisa
sampai oktet ke 2.

Karena dengan kelas A, kita bisa menggunakan cidr /15 hingga /8.

Kalau kamu mau mensubnet kelas A di oktet ke 3, gunakan cidr /16 sampai
/23. Kalau mau mensubnet di oktet ke 4, gunakan cidr /24 sampai dengan /30.
Ini yang sering digunakan di jaringan medium to high.

Saya juga tidak akan menjabarkan perhitungan subnetting di cidr /8 hingga


/16. Nanti panjang banget, lagian kan, sama saja.
Jumlah subnet, dan intervalnya sama. Secara pattern. Namun jumlah hostnya
berbeda.

Contoh: alamat 10.0.0.0 dengan subnet mask 255.192.0.0 atau /10. Berarti
binarinya adalah 11000000.00000000.00000000. Jumlah subnet dan interval
atau block sizenya sama dengan /18 atau /25. Hanya saja dia di oktet kedua.
Paham kan sampai disini?

Kemudian perhitungan hostnya juga berbeda, sebab nilai bit yang off, lebih
panjang, yaitu 22 bit. Berarti 2^22-2 = 4,194,304 host setiap subnetnya.

#7. Tips Mudah Menghitung Subnetting


Cara-cara perhitungan subnetting yang sudah saya jelaskan diatas adalah
cara umum yang biasa digunakan orang ketika beru belajar subnetting.
Setelah itu, caranya bisa saja berubah.

Biasanya.. tiap masing-masing orang memiliki teknik sendiri dalam


menghitung subnetting. Saya pribadi, menggunakan ‘tabel sakti subnetting’.
Seperti ini:

Gambar 12: Tabel Subnetting


Kalau kamu perhatikan, ada kesamaan block size dan subnet mask di tabel
tersebut. Hanya beda peletakan oktetnya saja. (Ingat hukum + dan – angka 8
yang diatas saya singgung).

Tabel diatas, suka saya sebut dengan tabel sakti, atau tabel malas, atau
tabel bodoh-bodoh. Tapi.. ampuh kok. Mendinglah daripada pake ip
calculator!

Kamu hanya perlu terbiasa dengan /24 hingga /30. Dibawah itu, tinggal
kurangkan dengan angka 8. Block size dan masknya akan sama.

Tips: saat ujian CCNA


Karena CCNA cukup sulit bagi mayoritas orang, saat memasuki ruang ujian,
kamu boleh membuat tabel subneting sendiri. Biar nanti tidak lagi repot
menghitung ulang.
Tips lainnya, tergantung kamu. Bisa ikutin tabel diatas, atau bikin tabel sendiri
yang lebih nyaman. Selanjutnya biar lebih paham, mari kita quis subnetting.

Terserah, intinya. jangan sekali-kali bergantung dengan ip calculator kalau


masih belajar subnetting!

#8. Mengetahui Network Dari Sebuah IP Address


Saat belajar subnetting, banyak sekali contoh-contoh pertanyaan subnetting.
Gitu juga saat ujian. Sebagai bahan latihan, kamu bisa kunjungi website ini.
Sangat bagus untuk melatih kemampuan subnetting.

Disini saya hanya membahas satu saja, yaitu cara mengetahui alamat
network dari sebuah ip address.

Karena ini sangat sering di lapangan. Ketika troubleshoot atau assesment,


kita kadang harus mencari tau, IP sekian, adanya di network mana ya.
Terhubung ke perangkat mana ya, dll.

a. Soal #1: ip address 172.17.199.20/18

Diketahui ada ip 172.17.199.20/18, sekarang coba kita cari tahu berapa


alamat network dari ip tersebut. Interval networknya berapa, subnet masknya,
serta range ip nya.

 Pertama: ketahui subnet masknya. Jika tidak ada subnet mask, asumsi
network tersebut adalah classful.
 Dari /18, kita ketahui subnet masknya adalah 255.255.192.0 (lihat tabel
subneting diats kalau masih bingung).
 Kedua: setelah mengetahui masknya, otomatis kamu tahu block sizenya.
Yaitu 64.
 Maka dari kelipatan 64, temukan lokasi subnet ip tersebut. Dari 0, 64,
128, 192. Berarti ada di subnet 192.
 Sudah ketemu alamat networknya, ya kan? 172.17.192.0/18.
 Bingung? Inget! Oktet ke tiga.

b. Soal #2: ip address 192.168.400.682/70

Engga ada ip address seperti ini mas 🙂


Serius, engga ada!

#9. Latihan Membuat Subnet


Sebagai materi penutup. Alangkah eloknya materi yang panjang ini berakhir
dengan feedback dari para pembaca. Sebagai uji pemahaman juga, silakan
kerjakan soal berikut (dah kayak sekolah ya).

a. Latihan Subnetting #1

Kamu punya project untuk membangun network ruang kantor, totalnya ada
129 orang. Dari 129 orang tersebut, terbagi atas 3 bidang departement, yaitu
IT, Marketing, dan Direksi.

Tim marketing lebih banyak diantara yang lain, setidaknya kamu harus
menyediakan sebuah network yang berkapasitas 50 orang untuk mereka.

Perangkat switch, dan router, terserah design yang kamu inginkan, asal
efektif. Silakan tentukan network utama untuk kantor tersebut beserta subnet
untuk department-departemennya.

b. Latihan Subnetting #2

Startup yang sedang kamu bangun (ih mantep ini). Ternyata berkembang
pesat dan harus menyewa sebuah gedung perkantoran baru. Ada 40 orang
karyawan setiapnya memiliki 1 PC. Selain itu masing-masing mereka punya 2
gadget yang terhubung secara wireless.

Disamping itu, ada juga server-server local untuk development dan file server
yang membutuhkan sekitar 8 ip address.

Silakan tentukan network utama untuk akses internet karyawan dan server
local. Juga tentukan apakah kamu ingin memisahkan network wired dengan
wireless atau tidak, dan bagaimana designnya.

Jawaban dari soal-soal diatas bisa kamu submit dan diskusikan di kolom
komentar di bawah ini — atau silakan bergabung ke group
@belajarnetworking Telegram.
Kesimpulan
Alhamdulillah.

Materi ini tergolong paling lama selesai. Namun saya harap pembaca dapat
mengertinya dengan mudah. Jika sulit dipahami, jangan sungkan-sungkan
untuk terus latihan dan berdiskusi.

Sebab materi subnetting manapun juga memang seperti ini bentuknya.


Kuncinya hanya ketekunan latihan dan praktik (saya sarankan dengan ccna
exploration lab).

Bab berikutnya: Belajar VLSM.

Bagikan jika bermanfaat.

Share this:

 Click to share on Twitter (Opens in new window)


 Click to share on Facebook (Opens in new window)
 Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
 Click to share on Telegram (Opens in new window)
 Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
 Click to share on Pocket (Opens in new window)

Like this:

Loading...

Apa itu CCNA dan Manfaat Memperoleh Sertifikat CCNA


In "Others"
VLSM atau Variable Length Subnet Mask
In "Guides"

Panduan Memulai Belajar CCNA untuk Pemula


In "Guides"

Guides IP Addressing
Post navigation
Older post
Konsep Dasar IP Address dan Tata Cara Pengalamatannya
Newer post
Memahami Fungsi Gateway di Jaringan Komputer
31 Comments

1. Gusti Karnawan

November 26, 2018 at 5:04 am

Mantaaaaap sangat jelas banget mas , dulu sempet seperti itu juga ane langsung
ngelewatin… agak lama bagi ane buat mahamin subnetting dahulu kala 🙂

Reply

1. fathurhoho

November 29, 2018 at 11:47 am

Iya sih, emang lama kalau belajar subnetting 🙂

Reply

2. Muhammad Amal

December 6, 2018 at 10:49 pm

Kereeen mas, sangat membantu artikelnya buat pemula dan yang belum paham
bener dasar network, padahal ini yang harus dikuasai dulu.
Sip lanjutkan 🙂🙂🙂

Reply
3. Muhammad Amal

December 6, 2018 at 10:59 pm

Maaf mas fatur, untuk bagian Host subnet yang valid: 1-63, 65-126, 129-190, dan
193-254. gak salah kah?
bukannya 63 itu alamat Broadcast.
Gambar: https://i.imgur.com/RnAHjTb.png

Reply
1. fathurhoho

December 6, 2018 at 11:10 pm

Wah iya, padahal di tabel sudah benar, penulisannya salah. Terima kasih banyak
koreksinya mas.

Reply

2. Yeni

August 4, 2019 at 8:45 pm

Bang puyengggg sumpah tapi kepengen banget bisa kan kzl ಥ‿ಥ

Reply

4. Harry Ichsan Hidayat

January 3, 2019 at 9:48 am

Kamu punya project untuk membangun network ruang kantor, totalnya ada 129
orang. Dari 129 orang tersebut, terbagi atas 3 bidang departement, yaitu IT,
Marketing, dan Direksi.

Tim marketing lebih banyak diantara yang lain, setidaknya kamu harus
menyediakan sebuah network yang berkapasitas 50 orang untuk mereka.

Perangkat switch, dan router, terserah design yang kamu inginkan, asal efektif.
Silakan tentukan network utama untuk kantor tersebut beserta subnet untuk
department-departemennya.

Network Utama 192.168.10.0/24


Subnet untuk department
192.168.10.0/26 => Marketing
192.168.10.64/26 => Direksi
192.168.10.128/26 =>IT
192.168.10.192/26 =>cadangan

Benarkah seperti itu mas fatur ?

Reply

1. fathurhoho

January 3, 2019 at 10:16 pm

Mas Harry, iya benar seperti itu. Keren!!

Silakan dicoba-coba gambarkan bentuk topologi yang akan dibangun.

Reply

2. Putra Siahaan

January 19, 2019 at 6:06 pm

maaf mas mau nanya itu cidr utamanya tapi cidr kenapa cidr subnetnya 26??
maaf mas,masih newbie hehe

Reply

1. fathurhoho

March 7, 2019 at 2:08 pm


Space = jatahnya kan 192.168.10.0/24 (Sebanyak 254 ip yg bisa dialokasikan
untuk perangkat). Sedangkan total yang mau dipake adalah 129, lebih sedikit
dari 254 tadi.

Tapi, kan ceritanya mau dibagi-bagi berdasarkan departemen, dengan


catatan ada satu departemen yang harus kita kasih jatah sebanyak 50 alamat
IP. Maka darisinilah muncul /26 = lebar host nya adalah 62.

Departement sisanya yaitu Direksi dan IT, terserah mau dialokasikan


seberapa lebar. Mau menghabiskan space address tadi, atau masih
disisahkan juga tidak masalah.

Reply

1. angga

October 29, 2019 at 12:45 pm

Apakah bisa jika spacenya jadi 192.168.0.0/24?

Reply

1. fathurhoho

October 29, 2019 at 4:58 pm

Bisa

3. Amarulloh Wardani

July 9, 2019 at 10:26 am


Assalamualaikum, mau belajar ipp address dan subnetting mulai dari nol minta
linknya atau materinya

Reply

1. fathurhoho

August 4, 2019 at 9:49 pm

Wa’alaikumussalam, silakan baca Bab sebelumnya tentang ip address.

Reply

5. Rizki

March 5, 2019 at 12:36 pm

Permisi Mas, dari penjelasan diatas saya menyimpulkan fungsi subnetting yaitu
teknik untuk membagi net menjadi beberapa net.. Apakah selain fungsi tsb ada
fungsi yang lain dari subnetting? Tolong dijelaskan sesederhana mungkin dengan
contoh kasus dilapangan ya Mas..

Terimakasih 🙂

Reply

1. fathurhoho

March 7, 2019 at 2:03 pm

Secara definisi dan penerapannya dalam design, benar subnetting untuk


membagi network menjadi beberapa network lagi.
Selain itu di penggunaannya sehari-hari lebih ke menerapkannya ke routing
protocol, silakan baca bab selanjutnya tentang VLSM. Nanti akan lebih
terbayang lagi ketika sudah di summarization, ini tidak lagi teknik pembagian,
melainkan penggabungan.

Reply

6. Putra

March 14, 2019 at 11:15 pm

Mas nya emang keren.. penjelasan ny bagus.. tapi emang dasar nya saya agk
bodoh jadinya saya harus mengulang2 pembahasan yg mas terangkan… agk ribet
memang bagi saya yg newbie bgini.. hehehe.. salut buat mas.. mau berbagi ilmu.

Reply

7. haqnas

March 18, 2019 at 2:24 am

mas mau nanya tinggal on-kan 5 binari di oktet ke lima maksudnya gimana ya kan
oktet nya cuma ada 4 oktet

Reply

1. fathurhoho

March 20, 2019 at 10:09 pm

Oh iya, typo mas. Terima kasih, sudah saya perbaiki.

Reply
1. haqnas

March 21, 2019 at 12:05 pm

oh ya mas
mas mau nanya lagi mas ini subnet 0 sama 16 ko sama last host nya 0.3

Reply

1. fathurhoho

March 22, 2019 at 2:04 pm

Maaf, saya gatau bagian mana yang dimaksud.

Reply

8. haqnas

March 22, 2019 at 2:28 pm

yang 4C: Subnetting 255.255.255.240 (/28)


mas

Reply

1. fathurhoho

March 22, 2019 at 4:05 pm


Oh iya maaf, ada kesalahan. Last host subnet 16 seharusnya 0.30, broadcastnya
0.31. Segera diperbaiki mas, terima kasih inputnya.

Reply

1. haqnas

March 22, 2019 at 7:16 pm

oke mas
mas brodcastnya 0.32 ya bukanya 0.31 kan
subnet nya selanjutnya subnet 32

Reply

1. fathurhoho

March 22, 2019 at 8:44 pm

Edited ya. Terima kasih.

Reply

9. Nero

May 1, 2019 at 8:49 pm

/24 bukanya cma 1 jumlah subnetnya.?


Subnetmask 255.255.255.0 berarti jumlah hostnya 256, jd antara 0-255.?

Reply
1. fathurhoho

August 4, 2019 at 9:56 pm

Iya cuma 1 jumlah subnetnya. Boleh mention pernyataan diatas yang keliru,
mas? Agar segera diperbaiki. Saya ga ketemu.

Dari 1 sampai dengan 254 yang available untuk digunakan oleh host.
.0 untuk alamat networknya.
.255 untuk alamat broadcastnya.

Reply

10. Kevin

May 16, 2019 at 7:49 pm

thankyou. Bahasa mudah dipahami, penataan tulisan, gambar enak dilihat. Sangat
membantu sekali jd paham, selamat berkarya !

Reply

11. adit

June 21, 2019 at 5:15 pm

terimakasih artikelnya, sangat mudah dipahami, semangat buat artikel yang kyk
ginian lagi ya,.

Reply
12. tanjung

July 17, 2019 at 5:53 pm

Artikelnya sangat bermanfaat buat ane yang baru belajar networking. penyampaian
ny juga ringan. semoga semakin banyak yang terbantu dengan artikelnya.

saya coba jawab soal subnetting B mas.

IP space : 192.168.0.0/24
Subnet dari network utama:
192.168.0.0/26 => server
192.168.0.64/26 => PC
192.168.0.128/26 => network device (disini saya menambahkan perangkat wireless
router dan membedakan networknya)
192.168.0.192/26 => sisa
192.168.10.0/24 => ip network wireless

Desain topologi networkny seperti link dibawa ini mas. (ga tau cara upload gambar
nya wkwkw)
https://ibb.co/Tbtx9KX
Tolong dikoreksi jika ada yang salah atau kurang mas.

Reply

13. Yeni

August 4, 2019 at 8:47 pm

Btw, walaupun puyeng -,- tapi penjelasan lu keren juga bang, dibacanya ringan
nggak ribet berbelit belit, mudah dipahami juga 🙂 iya mudah 🙂 Semangat bang!!!

Reply

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

Notify me of follow-up comments by email.

Notify me of new posts by email.

Post Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recent Posts
 VLSM atau Variable Length Subnet Mask
 Penjelasan Dasar Proses IP Routing
 Mengintegrasikan SuperPuTTY ke GNS3
 Memahami Fungsi Gateway di Jaringan Komputer
 Belajar Konsep Dasar Subnetting dan Cara Perhitungan Subnetting
 Konsep Dasar IP Address dan Tata Cara Pengalamatannya
 Mengamankan Router dan Switch Cisco IOS dengan Konfigurasi Password
 Cara Reset Password Cisco IOS Router
 Konfigurasi Dasar Cisco IOS Router dan Switch: Hostname, Banner &
Interface
 Perkenalan Cisco IOS (Internetworking Operating System)
 Menghubungkan Router Cisco dan MikroTik di GNS3 ke Internet
 Penjelasan Tentang OSI Model
 Penjelasan TCP/IP Serta Enkapsulasinya
 Cara Mendaftar Akun Netacad
 Networking Model: Pentingnya Memahami OSI dan TCP/IP

Subscribe to Blog via Email


Langganan blog agar mendapatkan pemberitahuan update terbaru langsung
melalui email.

Kamu juga akan mendapatkan tips-tips yang hanya diperoleh oleh member
blog. Gratis.

Email Address

Subscribe

Configured with ಥ
Protected by DMCA © 2017-2018 - NGONFIG.NET

Anda mungkin juga menyukai