Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

JARINGAN KOMPUTER
“HUB, SWITCH, ROUTER dan BRIDGE”

OLEH:
DIRA ANDRIANI – 1603115429

PRODI SISTEM INFORMASI


JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2018
1. HUB

Hub atau lebih dikenal dengan istilah network hub adalah sebuah perangkat yang
berfungsi untuk menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya dalam suatu
sistem jaringan. Komputer yang terhubung melalui hub ini dapat saling bertukar informasi satu
sama lain. Namun tidak hanya terbatas pada komputer saja, segala perangkat yang
berhubungan dengan komputer dapat dihubungkan dengan hub ini.

Pada umumnya hub ini memiliki banyak port ethernet. Semua perangkat yang
terhubung melalui port ini akan terhubung pada jaringan LAN, yang pada akhirnya bisa
melakukan komunikasi antar perangkat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja
masing-masing perangkat.

Hub memiliki fungsi yang memungkinkan perangkat yang terhubung dengan untuk
saling bertukar informasi. Dengan demikian komputer yang terhubung pada hub ini akan bisa
bertukar data. Pada umumnya hub ini digunakan pada sistem jaringan LAN kecil yang
memiliki kompleksitas jaringan yang tidak terlalu tinggi. Secara umum hub sendiri dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:

1. passive hub,
2. active hub, dan
3. intelligent hub.

Passive hub adalah hub yang mempunyai kemampuan untuk menerima dan
mengirimkan data dari dan ke komputer yang terhubung ke hub tersebut. Sedangkan active hub
adalah hub yang menerima data dari perangkat yang terhubung dengannya, kemudian
mempunyai kemampuan memperkuat data sebelum dikirimkan ke perangkat lain yang
terhubung pada hub tersebut.

Jenis terakhir adalah intelligent hub, yaitu hub yang dilengkapi dengan fungsi-fungsi
tambahan tertentu. Melalui fungsi-fungsi tambahan tersebut, hub tipe ini bisa melakukan
pengaturan dan pengawasan kepada arus pergerakan data pada hub tersebut.

Hub bekerja dengan cara menerima data dari perangkat yang terhubung ke dalam port-
nya dan mengirimkan ke perangkat lain yang terhubung ke port hub tersebut. Hub tidak bisa
mendeteksi tujuan pengiriman data. Jadi hub akan mengirimkan data ke semua perangkat yang
terhubung pada hub, tidak seperti switch yang akan mengirimkan data ke perangkat yang
dimaksud.

Hal tersebut membuat pengiriman data melalui hub tidak begitu efisien karena hub
mengirimkan data pada semua port secara bersamaan. Hal ini akan membuat penggunaan
bandwidth jaringan melonjak. Oleh karena itu biasanya kalau kita menggunakan hub, maka
koneksi pada komputer menjadi lambat.

Pada kasus menghubungkan 2 komputer, kita cukup menggunakan kabel UTP saja.
Maka kedua komputer tersebut sudah bisa terhubung. Namun pada kasus komputer yang lebih
banyak, misalnya saja 10 komputer, maka kita membutuhkan hub ini untuk mengirim data dari
komputer yang satu dan diteruskan ke 9 komputer lainnnya. Ketika hub menerima paket data
dari 1 komputer tersebut, maka informasi akan dikirimkan ke 9 komputer lainnya. Meskipun
mungkin data pada hub tersebut diteruskan ke semua perangkat yang terhubung pada hub
tersebut, pada kenyataannya data hanya akan diproses pada salah satu perangkat yang menjadi
tujuan paket data tersebut.
Dengan demikian ketika hub mengirimkan data pada semua perangkat yang terhubung,
maka bandwidth jaringan akan overload. Sebagai akibatnya kecepatan akses data pada jaringan
tersebut akan melambat. Hub ini memang cukup efektif untuk menghubungkan jumlah
komputer yang tidak terlalu banyak. Namun ketika jumlah komputer yang dihubungkan lebih
banyak lagi, maka hub ini akan menjadi kendala.

2. SWITCH

Switch adalah sebuah perangkat jaringan pada komputer yang menghubungkan


perangkat pada sebuah jaringan komputer dengan menggunakan pertukaran paket untuk
menerima, memproses dan meneruskan data ke perangkat yang dituju. Switch hanya mengirim
data kepada perangkat yang memang membutuhkannya, dan tidak mengirimkan data yang
sama kepada semua perangkat yang berada pada jaringan tersebut.

Switch juga dianggap sebagai jembatan dengan banyak port yang menggunakan alamat
dari hardware untuk memproses dan mengirimkan data pada layer kedua dari model OSI.
Beberapa jenis switch juga bisa memproses data pada layer ketiga dengan menambahkan
fungsi routing yang biasanya memakai alamat IP untuk melakukan pengiriman paket. Itulah
sebabnya mengapa ada yang membedakan switch menjadi dua jenis, yaitu switch layer dua dan
switch layer tiga.

Sekilas informasi mengenai model OSI, adalah sebuah konsep yang memetakan perihal
susunan komunikasi pada jaringan komputer. Susunan tersebut dibagi menjadi 7 layer, mulai
dari layer pertama physical, layer kedua data link, layer ketiga network, layer keempat
transport, layer kelima session, layer keenam presentation, dan yang terakhir adalah
application. Setiap layer memiliki tugas masing-masing dan akan meneruskan data ke layer
berikutnya.

Fungsi utama dari sebuah switch adalah menerima informasi dari berbagai sumber yang
tersambung dengannya, kemudian menyalurkan informasi tersebut kepada pihak yang
membutuhkannya saja. Tetapi selain itu switch juga memiliki fungsi lainnya yang berkaitan
dengan area komunikasinya di layer kedua.

Fungsi selanjutnya dari switch adalah melakukan verifikasi terhadap setiap paket yang
didapatkannya, sebelum mengarahkannya ke tempat yang dituju. Selanjutnya switch berfungsi
untuk mengirimkan data ke lokasi yang dituju. Switch juga berfungsi untuk mengatur paket
data yang akan dikirimkan. Entah itu mau diperkuat atau justru dibatasi jumlah paketnya.

Fungsi switch yang hampir sama dengan hub adalah sebagai titik pusat dari koneksi
jaringan. Semua data dan informasi yang diterima akan dipusatkan di dalam switch terlebih
dahulu sebelum disalurkan melalui jaringannya. Sebagai titik pusat, kondisi switch akan sangat
mempengaruhi kondisi dari jaringannya. Jika switch yang dipakai berkualitas buruk atau
bahkan terjadi kerusakan, maka akan menimbulkan gangguan di seluruh jaringan.

Fungsi switch yang terakhir adalah sebagai repeater dan splitter. Maksud dari repeater
adalah sebagai penguat jaringan. Switch bisa dipakai untuk memperluas area cakupan dari
jaringan yang dibuat tanpa membutuhkan kabel yang panjang. Sedangkan fungsi splitter adalah
sebagai pemecah jaringan. Hal ini biasanya dilakukan di kantor yang memiliki banyak lantai,
sehingga setiap lantai dapat memiliki jaringan tersendiri, meskipun sebenarnya berada dalam
satu jaringan utama yang sama.

3. ROUTER
Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menganalisis paket data yang
ditransmisikan dalam sebuah jaringan ke jaringan yang lainnya. Router juga mempunyai fungsi
untuk menentukan apakah sumber dan tujuan transmisi berada pada jaringan yang sama
ataupun harus ditransfer dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dimana membutuhkan
pengkodean informasi untuk data protocol yang baru.
Pada tahun 1980, setelah melalui riset yang panjang yang diawali dari Departemen
Pertahanan Amerika Serikat, akhirnya konsep pertama router dibuat. Router ini mempunyai
bentuk selayaknya komputer mini yang didedikasikan untuk melakukan proses enkripsi. Kini,
router modern mempunyai kecepatan yang tinggi dalam mengirimkan, mentransmisi maupun
melakukan manajemen data dalam jaringan komputer.

Seperti telah dibahas sebelumnya, router mempunyai fungsi untuk menganalisis paket
data yang masuk ke dalamnya. Paket data yang masuk kemudian akan melewati skema
penyeleksian untuk menentukan jalur paling optimal untuk mengirimkan data dari satu jaringan
ke jaringan lainnya. Data yang masuk ini akan dikelompokkan ke dalam tabel routing. Proses
routing sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu static routing dan dynamic routing.
Static routing merupakan salah satu jenis routing yang mengharuskan admin yang
secara manual mengatur dan mengonfigurasi tabel routing sekaligus menenentukan masing-
masing rute yang harus dipilih. Dikarenakan konfigurasi tabel routing yang diatur secara
manual, semua data jaringan yang masuk dan keluar melalui proses routing ini selalu melalui
jalur yang sama.
Oleh karena selalu melalui jalur yang sama, static routing mempunyai kelebihan jika
kita menggunakannya untuk keperluan pertukaran data dalam jaringan. Namun static routing
memiliki kekurangan. Jika salah satu atau beberapa titik pada tabel routing bermasalah, maka
harus dilakukan perbaikan secara manual dan umumnya tidak cocok untuk mengatur jaringan
yang mempunyai kompleksitas tinggi dengan area yang luas seperti di perusahaan. Di lain
pihak, dynamic routing dapat membuat tabel routing berdasarkan asal dan tujuan data yang
terlibat dalam routing untuk kemudian dipilihi jalur yang optimal. Pada dynamic routing ini
fungsi router diutamakan untuk memilih jalur pertukaran transmisi data berdasarkan perubahan
susunan logika secara real-time tergantung banyaknya titik jaringan yang terlibat dalam sistem
routing tersebut.
Secara sederhana router setidaknya memerlukan dua kartu jaringan atau yang dikenal
dengan istilah Network Interface Card (NIC) yang secara fisik dipasang pada jaringan yang
satu, dan satunya pada jaringan yang lain. Gambar berikut memberikan contoh sederhana jika
kita memiliki dua buah jaringan yang akan kita hubungkan melalui sebuah router.
Jumlah jaringan yang terhubung pada router dapat disesuaikan dengan kapasitas
masing-masing router yang kita gunakan. Jika kita hanya menghubungkan router hanya dengan
dua jaringan saja, tentu hal tersebut sangatlah mudah dan sederhana. Namun ketika kita
berhadapan dengan jaringan besar dan juga kompleks, maka pengaturan router akan menjadi
kompleks juga.
4. BRIDGE

Bridge atau network bridge yang dalam istilah bahasa Indonesia disebut dengan
jembatan jaringan merupakan sebuah komponen jaringan yang banyak dipergunakan untuk
memperluas jaringan atau membuat segmen jaringan. Bridge mampu menghubungkan sesama
jaringan LAN (Local Area Network) komputer. Selain itu, bridge juga digunakan untuk
mengubungkan tipe jaringan komputer yang berbeda seperti Ehernet. Bridge akan memetakan
alamat Ethernet dari setiap titik yang ada pada masing-masing segmen jaringan kemudian
menyeleksi dan hanya memperbolehkan perpindahan data yang diperlukan melalui jaringan.

Secara umum, bridge adalah alat yang berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan.
Bridge juga berfungsi untuk memecah satu jaringan yang besar menjadi dua jaringan lebih
kecil sehingga akan meningkatkan performa jaringan. Fungsi bridge lainnya secara detail dapat
dijabarkan dalam beberapa poin berikut :

1. Sebagai Penghubung Dua Jaringan di Tempat Jauh

Secara geografis, misalnya saja di sebuah universitas, terdapat beberapa bangunan yang
terpisah cukup jauh. Akan lebih ekonomis untuk memiliki LAN yang terpisah di masing-
masing bangunan dan menghubungkannya dengan bridge, dibanding jika harus
menyambungkan semua tempat dengan menggunakan kabel koaksial.

2. Otonomi dari Masing-masing Jaringan

Seperti di jaringan perkantoran, setiap departemen memiliki kepentingannya masing-


masing, memiliki komputer pribadi, workstation, dan servernya sendiri. Setiap departemen
yang tujuan berbeda akan lebih baik dengan jaringan yang berbeda namun terhubung dengan
menggunakan bridge.

3. Untuk Mengakomodasi Beban Jaringan

Misalkan di sebuah universitas banyak workstation yang kelebihan beban karena


banyak dipakai oleh mahasiswa dan dosen untuk dipakai meminta file yang berada di mesin
file server untuk diunduh ke mesin pengguna berdasarkan permintaan. Jika ukuran file besar,
maka akan menghambat penyimpanan di LAN tunggal, sehingga akan lebih baik menggunakan
dua LAN yang dihubungkan dengan bridge.

Untuk memahami cara kerja bridge, bridge dapat diibaratkan seperti ‘repeater yang
cerdas’. Repeater bekerja dengan cara menerima sinyal yang datang dari sebuah kabel jaringan,
melakukan amplifikasi pada sinyal tersebut, kemudian mengirim sinyal tersebut ke kabel
jaringan lainnya. Repeater melakukan kerjanya ini secara buta tanpa memperhatikan isi pesan
yang terkandung dalam sinyal tersebut.

Kontras dengan kerja repeater, bridge merupakan alat yang sedikit lebih cerdas. Bridge
mampu memahami isi dari sinyal yang datang. Bridge mampu menerima sinyal dan secara
otomatis menemukan alamat tiap-tiap komputer di dua jaringan yang terhubung melalui bridge.
Kemudian bridge juga mampu memilah pesan yang datang dari satu sisi jaringan, kemudian
melakukan broadcast di jaringan lainnya, namun jika dan hanya jika sinyal pesan dari satu
jaringan tersebut memang ditujukan untuk diinfokan pada jaringan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai