Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSEP MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM

OLEH : KELOMPOK 3

1. ALICIA VIRAS NILAROSARI 2006111498


2. SETIA LESTARI 2006110860

DOSEN PEMBIMBING:
TAFSIRUDDIN, S.Sos.I, M.Pd.I

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Moral dan Akhlak Dalam Islam ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senatiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam. Allahumma shalli’ala
Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk menambah
wawasan mengenai konsep moral dan akhlak dalam Islam bagi pembaca dan penulis.

Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai konsep moral dan akhlak dalam
Islam. Adapun sub dari pokok pembahasannya meliputi; definisi akhlak yang baik, indikator
manusia berakhlak, aktuaslisasi akhlak dalam kehidupan, dan hubungan tasawuf dengan akhlak.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami butuhkan guna
penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Riau, 12 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Definisi Aklak yang Baik .................................................................................... 3


2.2 Indikator Manusia Berakhlak ............................................................................... 3
2.3 Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan ................................................................. 4
2.3.1 Akhlak Kepada Allah .................................................................................. 5
2.3.2 Akhlak Kepada Manusia ............................................................................. 6
2.3.3 Akhlak Terhadap Lingkungan ..................................................................... 7
2.4 Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak .................................................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 11


3.2 Saran ................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, kita hidup di era globalisasi yang semakin maju dan perilaku seorang muslim pun
semakin beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya,
mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang membatasi perilaku mereka. Di
zaman sekarang ini akidah-akidah Islam seperti itu tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman
dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang konsep
moral dan akhlak. Hal ini juga merupakan akibat dari kemajuan teknologi, informasi, elektronik
yang telah memengaruhi pola pikir dan tindakan generasi sekarang. Itu artinya tantangan kita ke
depan akan semakin berat dalam mewujudkan generasi yang berkarakter bangsa, bermoral dan
berakhlakul karimah.

Selama ini pelajaran moral dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di sekolah
dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan. Namun ternyata pelajaran moral dan
akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa diaplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari,
sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia.

Meskipun demikian, tentu saja kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi tantangan
zaman ini. Dengan memberikan bekal pengetahuan yang baik maka kita yakin generasi yang akan
datang tidak akan terhanyut oleh arus globalisasi ini. Dengan menanamkan nilai kebangsaan
dibarengi dengan nilai akhlakul karimah maka kita yakin ke depan akan lahir generasi yang unggul.

Generasi yang berkarakter bangsa tentu saja mempunyai ciri mereka mampu mengamalkan
Pancasila, memahami Undang-Undang Dasar, menghargai Kebhinekaan dan menjaga NKRI.
Keempat elemen tersebut jika dibarengi dengan akhlakul karimah yaitu jujur, amanat, dapat
dipercaya, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, toleran, dan anti radikalisme dan terorisme. 1

Itulah mengapa menyiapkan generasi yang berakhlakul karimah sangat penting. Tentu saja
akhlakul karimah yang kita tanamkan mencontoh akhlak Nabi Shalallahu‟alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 21, berikut:

1
Abrohul Insaini, dkk, 2018, Moderasi Islam Dalam Ruang Dakwah, (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Islam), hlm. 262
1
ٰ ْ ًَ ‫ّٰللا َو ْاى َي ْى‬
َ ‫اْلخِ َر َوذَم ََر ه‬
‫ّٰللا َمرِيْرا‬ َ ‫سنَتٌ ِّى ََ ِْ َماَُ َي ْر ُجىا ه‬
َ ‫ّٰللاِ اُس َْىة ٌ َح‬
‫ىَقَدْ َماَُ ىَنُ ٌْ فِ ْي َرسُ ْى ِه ه‬

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi penerus
tidak memiliki moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini agar menjadi
acuan dalam perbaikan moral dan akhlak masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi akhlak yang baik?


2. Apa saja yang menjadi indikator manusia berakhlak?
3. Bagaimana pengaktualisasian akhlak dalam kehidupan?
4. Apa hubungan tasawuf dengan akhlak?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi akhlak yang baik


2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi indikator manusia berakhlak
3. Untuk mengetahui implementasi akhlak dalam kehidupan
4. Unntuk mengetahui hubungan tasawuf dengan akhlak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Akhlak yang Baik

Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang
bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.
Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah
laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik.

Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali,
dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. 2

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus
dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya
sewaktu-waktu saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi
dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang
sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.

Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai
studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan
sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut
juga sebagai filsafat moral.

2.2 Indikator Manusia Berakhlak

Akhlak merupakan perilaku yang tampak (terlihat) dengan jelas, baik dalam kata-kata
maupun perbuatan yang memotivasi oleh dorongan karena Allah. Namun demikian, banyak pula

2
Aris Kuriniawan, (2020, 10 September). Pengertian Akhlak Adalah : Tujuan, Macam, Contoh dan Dalil.
Diakses pada 7 Oktober 2020, dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-akhlak/
3
aspek yang berkaitan dengan sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan
dengan berbagai aspek, yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada
alam.

Akhlak Islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah akhlak yang bersumber pada
ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka
sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak
ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar.

Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak antara lain adalah : 3

1. Memiliki budaya malu dalam berinteraksi dengan sesamanya,


2. Tidak menyakiti orang lain,
3. Banyak kebaikannya,
4. Jujur dalam ucapannya,
5. Tidak banyak bicara tetapi banyak berbuat
6. Penyabar,
7. Tenang,
8. Hatinya selalu bersama Allah,
9. Suka berterima kasih,
10. Ridha terhadap ketentuan Allah,
11. Bijaksana,
12. Berhati-hati dalam bertindak,
13. Disenangi teman dan lawan,
14. Tidak pendendam,
15. Tidak suka mengadu domba,
16. Sedikit makan dan tidur,
17. Tidak pelit dan hasad,
18. Cinta dan benci karena Allah,

2.3 Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan

Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang


dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari.

3
Tafsiruddin, S.Sos.I, M.Pd.I, 2019, Tarbiyatul Islam, (Pekanbaru : Cahaya Firdaus), hlm. 68
4
Menurut objek atau sasarannya terdapat akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia, dan akhlak
kepada lingkungan.

2.3.1 Akhlak Kepada Allah

Adapun akhlak kepada Allah yaitu sebagai berikut:

1) Beriman, yaitu meyakini wujud dan keesaan Allah serta meyakini apa yang difirmankan-
Nya, seperti iman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat dan qadha dan
qadhar. Beriman merupakan fondamen dari seluruh bangunan akhlak islam. Jika iman telah
tertanam didada, maka ia akan memancar kepada seluruh perilaku sehingga membentuk
kepribadian yang menggambarkan akhlak islam yaitu akhlak yang mulia.
2) Taat, yaitu patuh kepada segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
3) Beribadah, berdzikir, dan berdoa yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-
Nya, mengingat Allah dalam berbagai kondisi dan situasi, serta senantiasa memohon dan
meminta kepada Allah.
4) Ikhlas, yaitu melaksanakan perintah Allah dengan pasrah tanpa mengharapkan sesuatu,
kecuali keridhaan Allah.
5) Khusyuk, yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan yang sedang
dikerjakannya atau melaksanakan perintah dengan sungguh-sungguh.
6) Huznudzan, yaitu berbaik sangka kepada Allah. Apa saja yang diberikan-Nya merupakan
pilihan yang terbaik untuk manusia.
7) Tawakal, yaitu mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana. Sikap
tawakal merupakan gambaran dari sabar dan menggambarkan kerja keras dan sungguh-
sungguh dalam melaksanakan suatu rencana.
8) Syukur, yaitu mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-
Nya. Ungkapan syukur dilakukan dengan kata-kata dan perilaku. Ungkapan dalam bentuk
kata-kata adalah mengucapkan hamdalah setiap saat, sedangkan bersyukur dengan perilaku
dilakukan dengan cara menggunakan nikmat Allah sesuai dengan semestinya.
9) Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa diri kita. Ahli
sabar tidak akan mengenal putus asa dalam menjalankan ibadah kepada Allah.

5
2.3.2 Akhlak Kepada Manusia

A. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

4
Berakhlak Terhadap Diri Sendiri antara lain :

1. Setia ( al-Amanah ), yaitu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan
sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta, rahasia, kewajiban, atau
kepercayaan lainnya.
2. Benar ( as-Shidqatu ), yaitu berlaku benar dan jujur baik dalam perkataan maupun
perbuatan.
3. Adil ( al-„adlu ), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
4. Memelihara kesucian ( al-Ifafah ), yaitu menjaga dan memelihara kesucian dan kehormatan
diri dari tindakan tercela, fitnah dan perbuatan yang dapat mengotori dirinya.
5. Malu ( al-Haya ), yaitu malu terhadap Allah dan diri sendiri dari perbuatan melanggar
perintah Allah
6. Keberanian ( as-Syajaah ), yaitu sikap mental yang menguasai hawa nafsu dan berbuat
semestinya.
7. Kekuatan ( al-Quwwah ), yaitu kekuatan fisik, jiwa atau semangat dan pikiran atau
kecerdasan.
8. Kesabaran ( ash-Shabrul ), yaitu sabar ketika ditimpa musibah dan dalam mengerjakan
sesuatu.
9. Kasih Sayang ( ar-Rahman ), yaitu sifat mengasihi terhadap diri sendiri, orang lain dan
sesama makhluk.
10. Hemat ( al-iqtishad ) yaitu tidak boros terhadap harta, hemat tenaga dan waktu.

B. Akhlak Terhadap Kelurga

ٍّ ّ ُ ‫سنا ۚ ِإ اٍا َي ْبيُغ اَِ عِندَكَ ْٱى ِن َب َر أ َ َحدُهُ ََا ٓ أ َ ْو م ََِلهُ ََا فَ ََل تَقُو ىا ُه ََا ٓ أ‬
‫ف َو َْل ت َ ْن َه ْرهُ ََا َوقُو ىا ُه ََا قَ ْىْل‬ ٓ ‫ض ٰى َربُّلَ أ َ اْل ت َ ْعبُد ُٓو ۟ا ِإ ا‬
َ ٰ ‫ْل ِإيااهُ َو ِب ْٲى ٰ َى ِىدَي ِِْ ِإ ْح‬ َ َ‫َوق‬
‫م َِريَا‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu

4
Syarifah Habibah. 2015, Akhlak dan Etika Dalam Islam, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1 No. 4, Oktober 2015,
hlm. 84

6
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

(QS Al-Isra' : 23)

Akhlak Terhadap Orang Tua antara lain :

1. Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap kerabat yang lain.

2. Lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan

3. Merendahkan diri di hadapannya.

4. Berdoa kepada mereka dan meminta doa kepada mereka.

5. Berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya.

6. Berterima kasih kepada mereka.

2.3.3 Akhlak Terhadap Lingkungan

A. Akhlak Terhadap Masyarakat

Akhlak terhadap masyarakat antara lain :

1. Memuliakan tamu

2. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

3. Saling menolong dalam melakukan kebajikan takwa.

4. Menganjurkan anggota masyarakat berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat.

5. Memberi makan fakir miskin.

6. Bermusyawarah dalam segala urusan kepentingan bersama.

7. Menunaikan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat kepada kita.

8. Menepati janji.

B. Akhlak Terhadap Tetangga

1. Memuliakan tetangga
7
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan
tetangganya”

(HR. Bukhari 5589, Muslim 70)

2. Saling memberi hadiah

Dari Abu Hurairah r,a, ia berkata, Nabi saw. bersabda,

“Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah merendahkan hadiah kepada tetangga


meskipun hanya tulang yang sedikit sekali dagingnya.”

(H.R. Al-Bukhari)

3. Berbagi makanan kepada tetangga yang kesusahan

Dari Umar r.a. dari Rasulullah saw. bersabda, “Jangan sampai seseorang kenyang sedang
tetangganya kelaparan,”

(H.R. Ahmad)

4. Melebihkan masakan untuk diberikan kepada tetangga

Dari Abu Dzar r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu memasak masakah yang
berkuah maka banyakkanlah airnya. Lalu berilah tetangga-tetanggamu.”

(H.R. Muslim)

2.4 Hubungan Tasawuf Dengan Akhlak

Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan
akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. 5

Tasawuf dan akhlak merupakan disiplin ilmu dalam islam yang sangat erat sekali
hubungannnya, dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Ketika kita membicarakan

5
Dian Ardiani, 2018, MAQAM-MAQOM DALAM TASAWUF, RELEVANSINYA DENGAN KEILMUAN DAN
ETOS KERJA, SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177
8
akhlak aspek tasawuf tidak bisa dilepaskan. Demikian sebaliknya jika tasawuf dibahas maka akhlak
menjadi hal utama yang harus dibahas.

Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,


sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dan Tuhannya. Akhlak
menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Jika kata tasawuf dan akhlak disatukan, akan terbentuk frase, yaitu tasawuf akhlaki. Secara
etimologis, tasawuf akhaki bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan
tingkah laku. Tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan cara mensucikan hati
sesuci-sucinya. 6

Untuk mengetahui seberapa pentingkah hubungan akhlak dengan tasawuf mungkin kita
dapat mengkaji pendapat-pendapat ulama sebagai berikut.

‫األخ الق ن هاي ة وال ت صىف اال ت صىف اي ةب ذ األخ الق‬

Artinya:

Akhlak adalah pangkal permulaan tasawuf sedangkan tasawuf batas akhir dari akhlak.

Begitu juga halnya yang dikemukakan oleh Al-kattany yang telah dikemukakan oleh al-
Ghazali yang meyatakan hubungan akhlak dan tasawuf yang dinyatakan dalam perkataannya

‫ال ت صىف ف ي ع ل يك زاد ال خ لق ف ي ع ل يك زاد ف من خ لق ال ت صىف‬

Artinya:

Tasawuf itu adalah budi pekerti, barang siapa yang menyiapkan bekal atasmu dalam budi
pekerti, maka berarti ia menyiapkan bekal atas dirimu dalam bertasawuf.

Pengalaman tasawuf yang dilakukan telah memberikan kesan kepada kita, bahwa tasawuf
merupakan ajaran yang meruang lingkup kepada hubungan transenden; yang berarti hubungan
hamba Allah dan Rabb-nya, hal ini telah diperkuat oleh pendapat Syekh Muhammad Amin Al-
Kurdi, yang mengemukakan beberapa prinsip-prinsip ajaran tasawuf, sebagaimana yang telah
dikatakannya;

6
Tafsiruddin, S.Sos.I, M.Pd.I, 2019, Tarbiyatul Islam, (Pekanbaru : Cahaya Firdaus), hlm. 75

9
‫خم سة ال ت صىف أ صىل‬: ‫وال رجىع وال ر ضا واإلع راض ال س نة وت باع هللا ت قىي‬

Artinya:

Prinsip-prinsip tasawuf ada lima; yaitu taqwa kepada Allah, mengikuti sunnah, menahan diri,
rela dan bertaubat.

Dari kelima prinsip yang dikemukakan Syekh Muhammad Imam Kurdiahlah dapat
disimpulkan bahwa tasawuf hanya berupa transendel (hubungan hamba dan Allah semata).
Sementara akhlak lebih luas lagi yaitu yang mencakup hubungan manusia dengan Allah dan
hubungan manusia dan sesama makhluk.

Berkenaan dengan hubungan akhlak dengan tasawuf lebih lanjut kita harus memahami
beberapa istilah dalam ilmu tasawuf yang menghantarkan kita dapat memahami sepenuhnya antara
akhlak dengan tasawuf, sebagai berikut;

Takhalli ialah membersihkan hati dengan mengosongkan hati dari sifat yang tercela seperti
rasa dengki, hasut, sombong dan rasa kecintaan yang berlebihan kepada dunia. Dunia dan isinya,
oleh para sufi, dipandang rendah. Ia bukan hakekat tujuan manusia. Manakala kita meninggalkan
dunia ini, harta akan sirna dan lenyap.

Sebagai tahapan yang ke dua ialah Tahalli yaitu mengisi hati yang dikosongkan tadi dengan
sifat-sifat yang terpuji dengan cara berperilaku yang terpuji dan menyibukkan hatinya kapanpun dan
dimanapun dengan berdzikir kepada Allah karena mendekatkan diri dengan cara berdzikir menurut
para sufi dapat membawa ketentraman pada hati, ibadah yang diwajibkan saja tidak cukup, untuk
lebih memuaskan pendekatan diri kepada tuhan diperlukan amalan-amalan khusus dengan cara
berdzikir.

Tajalli, yang merupakan kelanjutan proses dari Takhalli dan Tahalli yang intinya
terbukanya pintu hijab yang membatasi manusia dengan Rabb-nya, para kalangan sufi menyebut
dengan ungkapan ma'rifah.

Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa akhlak merupakan awal menuju tasawuf dengan
cara bertakhalli dan tahalli (dalam artian menghiasi dengan sifat-sifat terpuji) sedangkan tasawuf
tujuan akhir dari pada akhlak yang dengan terpenuhinya tahapan tahalli (dalam arti bersyari‟at,
tarekat, hakekat dan ma‟rifat) setelah para sufi sudah bertakhalli dan bertahalli maka tahapan ketiga
yaitu tajalli yang sering disebut ma‟rifat sebagai kesuksesan dari pada bertasawuf.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaran tersebut, maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
 Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al
Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu.
 Ahli tasawuf mengemukakan bahwa indikator manusia berakhlak antara lain adalah :
memiliki budaya malu dalam berinteraksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain,
banyak kebaikannya, jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tetapi banyak berbuat
penyabar, tenang, hatinya selalu bersama Allah, suka berterima kasih, ridha terhadap
ketentuan Allah, bijaksana, berhati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan,tidak
pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta
dan benci karena Allah.
 Adapun pengaktualisasian akhlak dalam kehidupan, menurut obyek dan sasarannya terbagi
menjadi; akhlak kepada Allah, akhlak terhadap manusia, akhlak terhadap lingkungan.
 Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan
akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.
 Tasawuf dan akhlak merupakan disiplin ilmu dalam islam yang sangat erat sekali
hubungannnya, dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Ketika kita
membicarakan akhlak aspek tasawuf tidak bisa dilepaskan. Demikian sebaliknya jika tasawuf
dibahas maka akhlak menjadi hal utama yang harus dibahas.
3.2 Saran
Terkait dengan hal tersebut, kami ingin mengajak seluruh pembaca dan elemen masyarakat
untuk meneladani akhlak Rasulullah Shalallahu‟alaihi wa sallam serta bersama-sama mendorong
lahirnya generasi yang memiliki karakter berbangsa, bermoral, dan berakhlakul karimah.
Ada sebuah ungkapan penting yang perlu kita sadari; “subbanul yaum, rijalul ghad” yang
artinya “generasi sekarang adalah pemimpin masa depan”. Ungkapan ini secara tidak langsung
menitipkan sebuah pesan kepada kita semua agar bersama-sama melahirkan generasi-generasi yang
berkualitas untuk masa yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA

Isnaini Abrohul, dkk. 2018. Moderasi Islam Dalam Ruang Dakwah. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam

Tafsiruddin. 2019. Tarbiyatul Islamiyah. Pekanbaru : Cahaya Firdaus

Aris Kurniawan. (2020, 10 September). Pengertian Akhlak Adalah : Tujuan, Macam, Contoh dan
Dalil. Diakses pada 7 Oktober 2020, dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-akhlak/

web.facebook.com. (2013, 14 Januari). Hubungan Akhlak dan Tasawuf. Diakses pada 7 Oktober
2020, dari https://web.facebook.com/ManahilAshShafwahSumberKejernihan/posts/hubungan-
akhlak-dan-tasawuftasawuf-dan-akhlak-merupakan-disiplin-ilmu-dalam-
isla/476419895737951/?_rdc=1&_rdr

Habibah Syarifah. 2015. Akhlak dan Etika Dalam Islam. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 1 No. 4,
Oktober 2015. Hal 73 - 87. Diakses pada 8 Oktober 2020,

dari https://www.coursehero.com/file/56089885/7527-16469-1-SMpdf/

Ardiani Dian, (2018, November), MAQAM-MAQOM DALAM TASAWUF, RELEVANSINYA


DENGAN KEILMUAN DAN ETOS KERJA, SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177.
Diakses pada 12 oktober 2020, dari http://journals.ums.ac.id/index.php/suhuf/article/view/7641

12

Anda mungkin juga menyukai