Anda di halaman 1dari 16

HADIST TENTANG KEWAJIBAN BEKERJA DAN USAHA

Dosen Pengampu : Awatif Tiana

Disusun Oleh :
1. Puspa Andini 2151040101
2. Rani Tiara 2151040105
3. Rezi Wirangga 2151040111

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKOMOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Hadist Tentang
Kewajiban Bekerja dan Usaha “ Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Hadist Ekonomi yang telah memberikan tugas
terhadap kami.kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami ini jauh dari sempurna dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya.Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandar Lampung, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................................... 4
B.Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C.Tujuan Masalah ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bekerja ............................................................................................ 5
B. Pekerjaan Yang Paling Baik .............................................................................. 6
C. Pengertian Usaha ............................................................................................... 8
D.Landasan Hukum Bekerja dan Usaha ................................................................ 11
E.Jenis-Jenis Prinsip dan Usaha ............................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mendapatkan sesuatu sebagai imbalan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik untukkepentingan pribadi maupun keluarga,
bahkan untuk kepentingan masyarakatPerintah bekerja telah Allah wajibkan semenjak nabi yang
pertama, Adam Alaihi Salam sampai nabi yang terakhir, Muhammmad SAW . Perintah ini tetap
berlaku kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat, status dan jabatan seseorang.
Berikut ini akan di nukilkan beberapa dalil dari Al-Qur”an dan Sunnah tentang kewajiban bekerja.

Islam akan membukakan pintu kerja bagi setiap muslim agar ia dapat memilih pekerjaan
yang sesuai dengan minatnya dan kemampuannnya. Namun demikian masih banyak orang yang
ennggan untuk bekerja dan berusaha dengan alasan bertawakal kepada Allah SWT serta
menunggu-nunggu rizki dari langit. Mereka telah salah memahami ajaran Islam. Pasrah p ada
Allah tidak berarti meninggalkan amal berupa bekerja. Seperti yang pernah Rasulullah katakan :
Semaikanlah benih, kemudian mohonkanlah buah dari Rabbmu.”

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kerja ?

2. Apa Saja Hadist Tentang Bekerja dan Usaha ?

C. Tujuan Masalah

1. Memahami Apa itu Kerja.

2. Mengetahui Hadist Bekerja dan Usaha.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Bekerja

Adapun kerja, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesian (KBBI), kerja (dalam kata benda)
berarti kegiatan melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Bekerja (dalam
kata kerja) berarti melakukan suatu pekerjaan atau berbuat sesuatu. 1Kerja adalah suatu usaha yang
dilakukan seseorang, baik secara individu maupun kelompok untuk memproduksi suatu komoditas
atau memberikan jasa kepada orang lain. Kerja memiliki makna sebagai suatu upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik di dunia maupun akhirat. Bukan sekedar untuk mendapatkan
keuntungan materialisme duniawi seperti harta, jabatan, popularitas, dan lainnya. Namun secara
hakiki merupakan suatu perintah dari Tuhan agar menjadi seorang hamba yang bermanfaat bagi
hamba lainnya. Dengan bekerja, seseorang akan mendapatkan banyak pengalaman, semangat
bekerja dengan dituntut untuk bekerja keras, mendapat banyak relasi, banyak teman bahkan
saudara, berfikir bagaimana agar hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini,
berfikir kreatif serta siap menghadapi tantangan zaman.

Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik baik kebutuhan fisik,
psikologis, maupun social. Kerja juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan. Atau sebagai suatu proses untuk
menghasilkan pendapatan atau penghasilan yang mana pendapatan atau penghasilan yang
didapatnya dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari agar sesorang dapat hidup
sejahtera. Allah memang telah berjanjiakan memberikan rizki kepada semua makhluq-Nya. Akan
tetapi janji ini tidakdengan “cek kosong”, seseorang akan mendapatkan rizki kalau ia mau
berusaha, berjalan dan bertebaran di penjuru-penjuru bumi. Karena Allah menciptakan bumi
danseisinya untuk kemakmuran manusia. Siapa yang mau berusaha dan bekerja ialah yang akan
mendapat rizki dan rahmat dari Allah. Seseorang yang bekerja keras akan dapat mengubah nasib
dirinya menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

1 Suharso dan Ana Retnoningsih,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Semarang:CV Widya Karya,2009)hlm.242

5
Dalam perspektif Islam, bekerja tidak sekedar kegiatan yang dilakukan dalam
mengumpulkan materi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Akan tetapi,
bekerja merupakan implementasi dari aqidah dan juga merupakan bagian dari ibadah. Dengan
demikian,dalam perspektif ekonomi Islam seorang laki-laki dewasa dan baligh ia harus gesit dalam
bekerja. Dan bekerja merupakan kewajiban kepada Allah SWT. Bekerja merupakan aktifitas yang
dilakukan dalam rangkamemenuhi kebutuhan hidup baik dirinya sendiri maupun orang-orang yang
menjadi tanggungannya. Oleh karena itu, Islam sangat benci danmemerangi sikap malas dan
meminta-minta.

Seseorang yang bekerja keras akan mendapat penghasilan atau pendapatan yang didapat
darinya bekerja yang mana hal itersebut dinamakan upah kerja. upah kerja harus diberikan kepada
pekerja setelah mereka melakukan pekerjaannya atau sesuai dengan kesepakatan antara pekerja
dan atasan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah :105 yang berbunyi :
َ ُ َ ْ ُ ُ َ ُ ُ ِّ َ ُ َ َ ‫َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ُ َ ُّ َ َ ى َ ى ْ َ ْ َ َّ َ ى‬ َ ُ ُ
ِ‫م ت ْع َملون‬
ِ ‫ل ع لمِ ٱلغيبِ ِوٱلشه دةِ فينبئكم بما كنت‬
ِ ‫ون إ‬
ِ ‫ونِۖ وسيد‬
ِ ‫م ورسول ِهۥ ِوٱلمؤمن‬
ِ ‫ّلل عملك‬ِ ‫َوقلِ ٱ ْع َملواِ ف َس ََ َيى ٱ‬

Artinya:

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

B.Pekerjaan Yang Paling baik


Islam itu indah. Ia selalu memberi pengajaran yang baik dalam segala aspek kehidupan
termasuk memberi pelajaran kepada umatnya agar senantiasa bekerja dan berusaha dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya.

َ –: ‫ب أَط َيبُ ?قَا َل‬


‫ع َم ُل اَلر ُج ِل ِب َي ِد ِه‬ ِ ‫أَي اَلكَس‬: ‫س ِئ َل‬
ُ – ‫ع َة ب ِن َرافِع – رضي هللا عنه – أَن اَلن ِبي – صلى هللا عليه وسلم‬
َ ‫عن ِرفَا‬
َ ,
‫صح َحهُ اَل َحا ِك ُم‬ َ ‫ َو‬،‫ار‬ُ ‫َوكُل بَيع َمب ُرور – َر َواهُ اَلبَز‬

“Rifa‟ah bin Rafi‟I berkata bahwa Nabi SAW ditanya, “Apa mata pencaharian yang paling
baik?” Nabi menjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya dan tiap-tiap jual beli yang
bersih.” (Diriwayatkan oleh Bazzar dan disahkan oleh Hakim).

Dapat dipahami bahwa sangat tidak dianjurkan jika seseorang ingin memiliki kehidupan
yang cukup tapi hanya menadahkan tangan berharap rezeki turun dari langit tanpa ada usaha.

6
Namun, tidak dibenarkan pula jika hanya mengandalkan kemampuan usaha tanpa diiringi do’a
serta memohon pertolongan Allah SWT. Hal tersebut tidak sedikit terjadi di sekeliling kehidupan
kita, masih banyak yang terlarut dalam pekerjaannya tanpa sadar bahwa ada yang yang selalu
membantunya di balik kemampuannya, atau sebaliknya yang hanya mengandalkan do’a berharap
mendapatkan hasil tanpa mau bekerja keras untuk mendapatkannya. Padahal, Allah menciptakan
segala apa yang ada di bumi ini tidak ada yang sia-sia, semuanya bisa dimanfaatkan oleh manusia,
diolah dan dikelola sebaik mungkin hingga menjadi sumber penghasilan kehidupan atau bahkan
tercipta lapangan pekerjaan untuk orang lain. Banyak ayat Al-Qur’an tentang perintah kepada
manusia untuk memanfaatkan apa-apa yang ada di bumi sebagai bekal hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Ak-Qur’an Surah An-Naba:11

‫و َج َعلنَا الن َها َر َم َعا شًا‬

Artinya :

"dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,"

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman Qur’an Surah Al-A’raf :11

َ‫ش ۗ قَلِي ًل ما تَشكُ ُرون‬


َ ِ‫ض َو َجعَلنَا لَـكُم فِي َها َمعَاي‬
ِ ‫َولَقَد َمكـنّٰكُم فِى الَ ر‬

Artinya:

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber)
penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

Ayat-ayat di atas nampak jelas perintah untuk mencari penghidupan dan bekerja keras agar
mencapai kemajuan dari apa yang diinginkan. Maka untuk meraih kemakmuran sesorang tentu
akan bekerja keras dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga tidak sedikit
orang yang tidak beriman kepada Allah SWT , namun semangat dan berambisi kuat untuk
mendapatkan kemakmuran di dunia (meski di akhirat tetap celaka). Pun sebaliknya, ada yang
sangat beriman kepada Allah SWT, namun enggan berusaha dan bekerja sehingga sulit untuk
menemukan kemakmuran. Itulah sebabnya mengapa keduanya (dunia dan akhirat) harus
seimbang, agar di dunia mendapatkan kemakmuran, pun di akhirat mendapat kesenangan pula
serta bebas dari celaka. Menerapkan pola pikir yang demikian memang tidak mudah, perlu adanya
kesadaran dari setiap diri masing-masing bahwa dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan tidak

7
ada yang instan, semuanya perlu proses dan kerja keras. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim
sudah selayaknya memanfaatkan segala kemampuan yang Allah berikan pada diri untuk mencari
rezeki dengan segala kekuatan yang ada. Namun, dalam mencarinya perlu diperhatikan halal atau
haramnya, tidak hanya mengutamakan hasil yang banyak semata, tanpa memerhatikan aturan-
aturan yang ditetapkan dalam syari’at Islam.Tidak ada pekerjaan yang dilarang selama tidak
bertentangan dengan syari’at Islam, dan dalam bekerja dianjurkan menggunakan tangan dan
kemampuan serta keahlian yang dimiliki, sebagaimana penjelasan hadits di atas merupakan
pekerjaan yang paling baik. 2

Harta, bisa saja didapatkan dari pemberian orang tua, kerabat, bahkan warisan. Namun
harta yang paling baik adalah harta hasil jerih payah sendiri. Hadis di atas lebih menegaskan bahwa
seseorang yang bekerja menggunakan tangannya sendiri, memanfaatkan kemampuan yang
dimiliki sangat lebih mulia serta hasil yang didapat pun akan lebih berharga walau sedikit, daripada
harta warisan atau hasil pemberian orang lain. Allah sangat menghargai orang-orang yang
senantiasa bekerja keras dalam hidupnya, bahkan Allah akan menghapus dosa orang yang
bersungguh-sungguh dalam bekerja.

C.Pengertian Usaha

Dalam kamus bahasa Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran
atau badan untuk mencapai suatu maksud atau mencari keuntungan, berusaha bekerja giat untuk
mencapai sesuatu. Dalam Undang-undang tentang wajib daftar perusahaan, usaha adalah setiap
tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap
pengusaha atau individu untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 3Menurut Hughes dan
Kapoor usaha ialah Bussiness is the organized effort of individuals to produce and self for a profit,
the goods and services that satisfy society’s needs. Maksudnya usaha atau bisnis adalah suatu
kegiatan individu untuk melakukan sesuatu yang terorganisasi untuk mengahasilkan dan menjual
barang dan jasa guna untuk mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam islam, bekerja dan berusaha merupakan suatu kewajiban kemanusiaan. Muhammad bin

2 Rachmat Syafe’I ,Al-Hadis:Aqidah Akhlak,Sosial,Dan Hukum.(Bandung:Pustaka Setia,2000),hlm.115


3
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta : Kencana, 2006), h. 27

8
hasan al-syaibani dalam kitabnya al-iktisab fi al- rizq al-mustathab seperti yang di kutip oleh adi
warman Azwar karim dalam bukunya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan unsure utama
produksi, mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan. Bekerja merupakan saran
untuk menunjang pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT, oleh sebab itu hukum bekerja dan
berusaha adalah wajib.

Salah satu usaha adalah memproduksi, di mana produksi adalah suatu proses atau siklus
kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan sector-
sektor produksi dalam waktu tertentu, dengan ciri- ciri utama :4

a. Kegiatan yang menciptakan manfaat ( utility )

b. Perusahaan selalu di asumsikan untuk memaksimumkan keuntungan dalam produksi.


Penekanan pada masalah dalam kegiatan ekonomi.

c. Perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi dan perusahaan juga ke


kemaslahatan bagi masyarakat.

Islam memposisikan bekerja atau berusaha sebagai kewajiban. Oleh karena itu apabila di
dilakukan dengan ikhlas maka bekerja atau berusha itu di nilai ibadah dan berpahala. Di dalam
ajaran islam, kita tidak bolehtidak menyenangi dunia dengan melarikan diri kea lam akhirat dan
selalu hanya berdo’a saja tanmpa ada ikhtiar. Kita di perintahkan untuk berusaha, menggunakan
semua kapasitas dan potensi yang ada pada diri masing-masing, sesuai dengan
kemampuan.Dengan berusaha kita tidak hanya bisa menghidupi diri kita sendiri, tetapi juga dapat
menghidupi orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita, bahkan apabila kita berkecukupan
dapat memberikan sebagian dari hasil usaha kita untuk menolong orang lain yang memerlukan.

Pada dasarnya Allah telah menjanjikan rizki untuk mahkluk nya yang ada di permukaan
bumi ini, namun untuk mendapatkannya kita di tuntut untuk bekerja dan berusaha. Manusia dalam
kehidupannya di tuntut untuk melakukan sebuah usaha yang mendatangkan hasil dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya Usaha yang di lakukan dapat berupa tindakan-tindakan untuk
memperoleh dan memenuhi syarat-syarat minimal atau kebutuhan dasar agar dapat bertahan hidup,

4
Mohammad Hidayat, an introduction to the sharia economic, pengantar ekonomi syari’ah, ( Jakarta: zikrul hakim,
2010), h.218

9
di mana kebutuhan dasar merupakan kebutuhan biologis dan lingkungan sosial budaya yang harus
di penuhi bagi kesenambungan hidup individu dan masyarakat.

Menurut yusuf Qardawi, tujuan di wajibkannya bekerja atau berusaha adalah sebagai berikut : 5

a. Untuk mencukupi kebutuhan hidup Berdasarkan tuntutan syari’at, seorang muslim di


minta bekerja untuk mencapai beberapa tujuan yaitu memenuhi kebutuhan pribadi dengan harta
halal, mencegahnya dari kehinaan meminta-minta, dan menjaga tangan nya agar tangannya tetap
berada di atas. Dampak di wajibkan bekerja bagi individu oleh islam adalah di larangnya meminta-
minta, mengemis dan mengharapkan belas kasihan orang. Mengemis tidak di benarkan kecuali
dalam tiga kasus : menderita kemiskinan yang melilit, memiliki hutang yang menjerat dan diyah
murhiqah (menanggung beban melebihi kemampuan untuk menebus pembunuhan).

b. Bekerja di wajibkan demi terwujudnya keluarga sejahtra. Islam menyaria’atkan manusia


untuk bekerja baik laki-laki maupun perempuan, sesuai dengan profesi masing-masing. “laki-laki
sebagai penjaga bagi keluarganya dan ia bertanggung jawab atas asuhan nya, wanita sebagai
pengasuh rumah suaminya dan ia bertanggung jawab atas asuhannya”. Al-Qur’an mengisahkan
dua orang pekerja wanita yang di bantu oleh musa dengan cara member minumkepada hewan
ternaknya. Kedua wanita itu bertugas memelihara domba keluarga. Tentang ayahnya yang sangat
sudah tua, kedua wanita itu berkata, “…Sedangkan bapak kami adalah orang tua yang lanjut
umurnya.”

c. Untuk kemaslahatan masyarakat Walaupun seseorang tidak memiliki pekerjaan karena


seluruh kebutuhan hidupnya telah tersedia, baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya, ia tetap
wajib bekerja untuk masyarakat sekitarnya. Karena masyarakat telah memberikan sumbang sih
yang tidak sedikit kepadanya, maka seyogyanya masyarakat mengambil darinya sebanyak apa
yang di berikan kepadanya. Alngkah indahnya tindakan ulama yang menjadikan pekerjaan
duniawi sebagai perbuatan wajib menurut syari’at, ditinjau dari kemaslahatan masyarakat.

5
Yusuf Qardawi, Op. Cit., h.109-110

10
D. Dasar Hukum Bekerja dan Usaha

Al-Quran dan hadis sebagai sumber fundamental adalam islam banyak sekali memberikan
dorongan untuk bekerja atau berusaha. Allah SWT Berfirman :

ِ ‫ع َملَكُم َو َرسُولُه َوا ل ُمؤمِ نُونَ  ۗ َو َست ُ َردونَ ا ِٰلى عٰ ل ِِم الغَي‬
َ‫ب َوا لش َها دَةِ فَيُنَبِئُكُم بِ َما كُنتُم تَع َملُون‬ ُ ّٰ ‫َوقُ ِل اع َملُوا فَ َسيَ َرى‬
َ ‫ّللا‬

Artinya :

"Dan katakanlah, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-
Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (At-
Taubah Ayat 105).

َ‫ّللا َكثِي ًرا لعَلكُم تُف ِلحُون‬


َ ّٰ ‫ّللا َوا ذكُ ُروا‬
ِ ّٰ ‫ض َوا بتَغُوا مِن فَض ِل‬ ُ ‫ت الص ٰلوة ُ فَا نت‬
ِ ‫َشِروا فِى الَ ر‬ ِ ُ‫فَ ِا ذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬

Artinya :

"Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (Al-Jumuah Ayat 10).

َ‫ش ۗ قَلِي ًل ما تَشكُ ُرون‬


َ ِ‫ض َو َجعَلنَا لَـكُم فِي َها َمعَاي‬
ِ ‫َولَقَد َمكـنّٰكُم فِى الَ ر‬

Artinya:

"Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber)
penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."

(QS. Al-A'raf 7: Ayat 10).

Hadis Tentang Bekerja dan Usaha

َ ‫طعَا ًما قَط خَي ًرا مِن أَن يَأكُ َل مِن‬


‫ع َم ِل يَ ِد ِه‬ َ ‫ َما أَ َك َل أَ َحد‬: ((‫علَي ِه َو َسل َم قَا َل‬
َ ‫صلى اللهم‬
َ ِ‫عن َرسُو ِل ّللا‬
َ ‫عنه‬
َ ‫ضي اللهم‬
ِ ‫ع ِن المِ قد َِام َر‬
َ
َ ‫علَي ِه الس َلم كَانَ يَأكُ ُل مِن‬
‫ع َم ِل يَ ِد ِه))رواه البخاري‬ َ َ‫َوإِن نَبِي ّللاِ د َُاود‬

Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya
(sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)”
(HR. Al-Bukhari.)

11
ُ‫هللا َحق ت ََوك ِل ِه لَ َرزَ قَكُم َك َما َير ُزق‬ َ َ‫لَو اَنكُم تَت ََوك ُلون‬:‫علَي ِه َو َسل َم َيقُو ُل‬
ِ ‫علَى‬ َ ُ‫صلى هللا‬ ِ ‫ َسمِ عتُ َرسُو َل‬: ‫عنهُ قَا َل‬
َ ‫هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫عن عُ َم َر َر‬
َ
‫طانًا‬َ ِ‫ح ب‬
ُ ‫صا َوت َُرو‬ ً ‫تَغدُو خِ َما‬, ‫الطي َر‬.

Artinya:

“Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, maka
niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung;
ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan
kenyang”.(HR Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah.)

َ ‫َمن اَم َسى ك َّال مِن‬


ُ‫ع َم ِل يَدَي ِه اَم َسى َمغفُو ًرا لَه‬

Artinya :

“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya
(mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)

E. . Jenis-jenis dan Prinsip usaha

Jenis-jenis usaha Pada umumnya usaha dapat di bedakan menjadi 3, di antaranya adalah
usaha mikro, usaha menengah dan usaha mikro. Menurut Awalil Rizky, usaha mikro adalah usaha
informal yang memiliki aset, modal, dan omset yang sangat kecil. Ciri lain dari usaha mikro ini
adalah jenis komoditi usahanya sering berganti, tempat usaha tidak tetap, dan umumnya tidak
memiliki legalitas usaha.

Berdasarkan undang-undang No. 9 Tahun 1995 usaha mikro adalah segala kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 6Usaha menengah adalah
usah ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang di lakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang di miliki, di kuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil maupun usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Sedangkan usaha makro adalah usaha

6
Euis Amalia, Keadilan distributive dalam ekonomi islam, (Jakarta: Rajawali Perss,2009), hlm. 42

12
ekonomi produktif yang di lakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau
penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara
atau suwasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Dilihat dari sifatnya , industry kecil terbagi dua kelompok yaitu kelompok yang bersifat
formal dan berkelompok tradisional yang masih banyak berbentuk informal. Formal adalah telah
memenuhi syarat sebagaimana layaknya sebuah usaha, misalnya telah memiliki kantor atau badan
usaha. Sedangkan informal belum memenuhi syarat yang layak sebagai sebuah usaha.

Prinsip-prinsip usaha Sebagai Berikut :

a. Prinsip Tauhid Pada prinsip usaha yang kita tekuni tidak terlepas dari ibadah kita kepada
Allah. Tauhid merupakan prinsip yang paling utama dalam kegiatan apapun di dunia ini. Menurut
Harun Nasution seperti yang dikutip oleh Ahmad Mujahidin dalam bukunya menyatakan bahwa
altauhid merupakan upaya mensucikan Allah dari persamaan dengan mahkluk ( Alsyrik ).
Berdasarkan prinsip ini maka perlaksanaan hukum islam merupakan ibadah. Ibadah dalam arti
penghambaan manusia dan penyerahan dirinya kepada kepada Allah sebagai manifestasi
pengakuan dan kesyukuran kepada-nya. Dengan tauhid aktifitas usaha yang kita jalani untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga hanya semata-mata untuk mencari ridha-nya.7

b. Prinsip Keadilan Keadilan dalam ekonomi islam berarti antara keseimbangan antara
kewajiban yang harus di penuhi oleh manusia (Mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk
menunaikan kewajibannya tersebut. Prinsip ini sangat di butuhkan dalam setiap usaha agar
terciptanya pemerataan dan kesejahtraan bagi semua pihak.

c. Prinsip Al-Ta’awanun (Tolong menolong) Al Ta’awanun berarti bantu membantu antara


sesama anggota masyarakat. Bantu membantu tersebut di arahkan sesuai dengan tauhid dalam
meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Prinsip ini menghendaki kaum muslim
saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.

d. Usaha Dan Barang Yang Halal Islam dengan tegas mengharuskan pemeluknya untuk
melakukan usaha dari bekerja. Usaha atau bekerja ini harus di lakukan dengan cara yang halal
guna untuk memperoleh rizki yang halal serta di pergunakan secra halal pula. Islam selalu

7 Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 124

13
menekankan agar setiap orang mencari nafkah dengan cara yang halal. Semua sarana dalam hal
mendapatkan kekayaan secara tidak sah dilarang karena pada akhirnya dapat membinasakan suatu
bangsa. Pada tahap mana pun tidak ada kegiatan ekonomi yang bebas dari beban pertimbangan
moral.

e. Berusah Dengan Batas Kemampuan Tidak jarang jarang manusia berusaha dan bekerj
mencari nafkah untuk keluarganya secara berkelebihan kerena mengira bahwa itu sesuai dengan
perintah, padhal kebiasaan seperti itu berakibat buruk pada kehidupan rumah tangga.
Sesungguhnya Allah menegaskan bahwa bekerja dan beusaha itu hendaknya sesuai dengan batas-
batas kemampuan manusia. Allah tidak membebankan pekerjaan kepada para hambanya kecuali
dengan batas kemampuannya dan tuntutan kebutuhannya.

14
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kerja adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang, baik secara individu maupun
kelompok untuk memproduksi suatu komoditas atau memberikan jasa kepada orang lain. Kerja
memiliki makna sebagai suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik di dunia maupun
akhirat. Bukan sekedar untuk mendapatkan keuntungan materialisme duniawi seperti harta,
jabatan, popularitas, dan lainnya. Namun secara hakiki merupakan suatu perintah dari Tuhan agar
menjadi seorang hamba yang bermanfaat bagi hamba lainnya. Islam memposisikan bekerja atau
berusaha sebagai kewajiban. Oleh karena itu apabila di dilakukan dengan ikhlas maka bekerja atau
berusha itu di nilai ibadah dan berpahala. Di dalam ajaran islam, kita tidak bolehtidak menyenangi
dunia dengan melarikan diri kea lam akhirat dan selalu hanya berdo’a saja tanmpa ada ikhtiar.
Usaha adalah kegiatan ekonomi yang memiliki peranan vital untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Adapun salah satu usahanya antaranya seperti jual beli, memproduksikan dan memasarkan, dan
interaksi dengan manusia yang lain.Usaha adalah sesuatu yang menjelaskan segala aktivitas yang
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam sehari–hari. Secara
umum usaha bisa diartikan sebagai sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
memperoleh penghasilan atau rizki untuk memenuhi kebutuhan hidup. Usaha dapat menjadikan
diri menjadi pribadi yang mandiri, dengan usaha dapat menciptakan mesin uang sendiri. Usaha
tidak sebatas mengenai penghasilan, bahkan dengan usaha bisa menciptakan lapangan pekerjaan
untuk orang lain. Dan dapat membantu diri sendiri dan orang banyak. Kesuksesan dapat diraih jika
seseorang bersungguh-sungguh dalam usahanya. Seperti, rasa ingin tahu, konsentrasi dalam segala
hal, memiliki ketekunan, konsisten dan komitmen dalam melaksanakan usaha tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suharso dan Ana Retnoningsih,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Semarang:CV Widya


Karya,2009)hlm.242

Rachmat Syafe’I ,Al-Hadis:Aqidah Akhlak,Sosial,Dan Hukum.(Bandung:Pustaka


Setia,2000),hlm.115

Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta : Kencana, 2006),
hlm. 27

Mohammad Hidayat, an introduction to the sharia economic, pengantar ekonomi syari’ah, ( Jakarta: zikrul
hakim, 2010), h.218

Yusuf Qardawi, Op. Cit., h.109-110

Euis Amalia, Keadilan distributive dalam ekonomi islam, (Jakarta: Rajawali Perss,2009), hlm. 42

Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 124

16

Anda mungkin juga menyukai