Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ISLAM DAN ETOS KERJA”

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Mawardi, S.Ag., M.Si

Oleh:

EGI SYAFIKRI

SEMESTER 1
PRODI TEKNOLOGI PULP AND PAPER
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
2023

I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas mata
kuliah Agama. Kami sangat berterimakasih kepada Bapak Dr. Mawardi, S.Ag.,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Agama yang telah membimbing kami
dalam pengerjaan makalah ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan kami merasa ada
banyak sekali kekurangan-kekurangan yang sepatutnya di perbaiki mengingat
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat membangun makalah ini lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pihak-pihak lain
yang membutuhkannya. Atas segala perhatian kami ucapkan terma kasih.

Pekanbaru, 1 September 2023

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................II


DAFTAR ISI ........................................................................................................................III
BAB I ..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................................1
1. Latar Belakang .......................................................................................................1
BAB II .................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................2
1. Pengertian Etos Kerja ............................................................................................2
2. Konsep Kerja dalam Islam .....................................................................................2
3. Kiat Sukses dalam Berkarir Menurut Islam ...........................................................3
a. Niat .....................................................................................................................4
b. Memulai dengan Ilmu ........................................................................................5
c. Berubah dari diri sendiri .....................................................................................5
d. Berdoa ................................................................................................................5
e. Bersyukur ...........................................................................................................5
f. Bertakwa ............................................................................................................6
g. Sabar ..................................................................................................................8
h. Mengambil hikmah dari kegagalan ....................................................................8
BAB III ................................................................................................................................9
PENUTUP ...........................................................................................................................9
1. Kesimpulan ............................................................................................................9

III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama serba lengkap, yang di dalamnya mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia baik kehidupan spiritual maupun kehidupan
material termasuk di dalamnya mengatur masalah Etos kerja. Secara implisit
banyak ayat al Qur’an yang menganjurkan umatnya untuk bekerja keras,
diantaranya dalam Quran surat al Insirah: 7-8, yang artinya ”Apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), maka kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusa) yang
lain”. Juga dijelaskan dalam hadis Rosul yang artinya: ”Berusahalah untuk urusan
duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya”.
Al Qur’an dan Hadis tersebut menganjurkan kepada manusia, khususnya
umat Islam agar memacu diri untuk bekerja keras dan berusaha semaksimal
mungkin, dalam arti seorang muslim harus memiliki etos kerja tinggi sehingga
dapat meraih sukses dan berhasil dalam menempuh kehidupan dunianya di samping
kehidupan akheratnya.
Namun dalam realitas kehidupan, masih banyak bangsa Indonesia
khususnya umat Islam yang bersikap malas, tidak disiplin, tidak mau kerja keras,
dan bekerja seenaknya. Hal ini didukung kenyataan berupa kebiasaan yang disebut
dengan ”jam karet”, maksudnya kalau mengerjakan sesuatu sering tidak tepat waktu
atau sering terlambat dan sebagainya. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia yang
mayoritas penduduknya umat Islam masih memiliki etos kerja rendah.
Ada asumsi yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia memiliki etos kerja
rendah, disebabkan karena banyak umat Islam yang menempuh kehidupan tasawuf.
Hal ini dapat dibenarkan karena di dalam tasawuf ada ajaran yang melemahkan etos
kerja seseorang. Misalnya ajaran tasawuf tentang ‘uzlah, zuhd, tawakkal, qana‘ah,
faqr, dan amalan lainnya, ditambah lagi dengan kebiasaan membaca dhikr, wirid
dan do‘a yang amat menyita waktu, sehingga mengurangi kesempatan untuk
berkarya guna memenuhi kebutuhan material (duniawi).1

1
Saifullah, Etos Kerja dalam Perspektif Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2010

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Etos Kerja


Menurut. Nurcholis Majid (1995), etos artinya watak, karakter, sikap,
kebiasaan dan kepercayaan yang bersifat khusus tentang seseorang induvidu atau
sekelompok manusia. Sedangkan Cliffoot Greertz (1997), etos adalah sikap
mendasar manusia terhadap diri dan dunia yang dipancarkan dalam hidup, dan etos
erat kaitannya dengan aspek moral maupun etika yang dihasilkan oleh budaya.
Pandji Anoraga (1992), kerja adalah bagian yang paling esensial dari
kehidupan manusia, ia akan memberikan status dari masyarakat yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat memberikan makna dari kehidupan manusia yang
bersangkutan. Sedangkan El-Qussy(1974), seorang pakar Ilmu Jiwa kebangsaan
Mesir, mengatakan bahwa kerja adalah perbuatan yang berhubungan dengan
mental, yang mempunyai ciri kepentingan, yaitu untuk mencapai maksud atau
mewujudkan tujuan tertentu.
Dari sejumlah definisi tersebut, dapatlah dipahami bahwa etos kerja,
Pertama adalah sikap seseorang atau suatu bangsa yang sangat mendasar tentang
kerja, yang merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi dari nilai-
nilai ketuhanan (ilahiyah). Kedua, Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup
manusia yang mendasar terhadap kerja dan kerja yang dimaksud adalah kerja
bermotif yang terikat dengan penghasilan atau upaya memperoleh hasil, baik yang
bersifat material manupun non material (spiritual).2
2. Konsep Kerja dalam Islam
Konsep etos kerja dalam Islam adalah memerhatikan kehalalan sebuah
pekerjaan. Sebab, bekerja memiliki nilai ibadah dan dianggap sebagai jihad.
Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa bekerja untuk anak dan istrinya melalui
jalan yang halal, maka bagi mereka pahala seperti orang yang berjihad di jalan
Allah." (HR. Bukhari) Lalu, Rasulullah SAW juga bersabda, "mencar kerja yang
halal itu adalah fardhu selepas fardhu." (HR. Baihaqi)

2
Husni Fuaddi, Etos Kerja dalam Perspektif Islam, Vol. 7, No. 1, Juni 2018

2
Menurut Yusuf Qardawi, konsep etos kerja dalam Islam tidak hanya sekedar
bekerja, namun bekerja dengan baik dan tekun. Untuk mencapai ketekunan dalam
bekerja, salah satu pondasinya adalah amanah, ikhlas, dan berusaha semaksimal
mungkin dengan berharap mendapatkan keberkahan Allah SWT.
Etos kerja dalam Islam juga berarti bekerja bukan hanya untuk duniawi,
namun untuk akhirat. Maka, hendaknya bekerja secara jujur, menghargai waktu,
dan memperhitungkan segala hal. Hal ini berdasarkan beberapa ayat Al-Quran
berikut.

َ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال َ ِذ ي َن آ َم ن ُوا ا ت َق ُ وا‬
‫ّللا َ َو ق ُو ل ُوا ق َ ْو ل سَ ِد يد ا‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya serta
melaksanakan Syariat-Nya, taatilah Allah dan jauhilah kemaksiatan kepada-Nya,
agar kalian tidak ditimpa hukuman-Nya, dan ucapkanlah dalam segala urusan
kalian dan keadaan kalian kata-kata yang lurus sesuai dengan kebenaran, bersih
dari kedustaan dan kebatilan." (QS. Al-Ahzab: 70)
ْ ‫ف ُخ‬ َ َ َ ْ ْ ْ ‫َو ْال َع‬
ٍ‫س‬
‫ر‬ ٍ ِ ‫ل‬ ٍ
‫ان‬‫س‬ ‫ن‬‫اْل‬ ٍ
‫ن‬ ‫إ‬ ﴿ ٍ
‫ص‬‫ر‬
َ ْ َ ُ
َ ‫آم ُنوا َو َعملوا الصال َحاتٍ َوت َو‬ َّ
َ ‫ق َوت َو‬
ٍ‫اص ْوا بالص ْ ر‬
‫ب‬ ٍ ‫اص ْوا بال َح‬ َ ‫ين‬ٍَ ‫إّلٍ الذ‬
Artinya: "Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)

ٰ ‫ظر نهفس ما قهد همت ِلغهد هواتقُوا‬


‫ّللاه ۗاِن‬ ٰ ‫ٰيٰٓاهيُّ هها الذِينه ٰا همنُوا اتقُوا‬
ُ ‫ّللاه هولت هن‬
‫ّللاه هخ ِبير ۗ ِب هما ت هع هملُونه‬
ٰ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)3

3
https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/konsep-etos-kerja-dalam-islam-
berdasarkan-alquran-dan-hadist-1wPXJzxJ8ib

3
3. Kiat Sukses dalam Berkarir Menurut Islam
Sukses menurut makhluk-Nya mungkin memiliki artian yang berbeda
menurut Sang Maha Pencipta. Ingin sukses dunia dan akhirat? Maka dari itu,
penting bagi kita semua mengetahui cara menjadi orang sukses menurut Al-Qur’an
pada ulasan artikel berikut ini. Dalam Islam, sukses itu mencakup hal yang luas,
mulai dari pekerjaan atau finansial, hingga mampu menjadi orang yang bermanfaat
dan membantu orang lain, sukses dalam hal mengendalikan hawa nafsu diri sendiri
dan mampu menjalankan segala perintah-Nya.
Selain itu, sukses ketika kita telah melewati berbagai ujian dan mampu
menjadi manusia yang lebih tinggi derajatnya di mata Allah SWT. Pada hakikatnya,
sukses menurut islam merupakan kebahagiaan yang sifatnya kekal, jadi tidak hanya
merasakan kebahagiaan di dunia, tetapi juga di akherat. Cara menjadi sukses ini
tentu sudah terdapat dalam Al-Qur’an. Sudah sepatutunya kita sebagai orang
muslim untuk mengimani Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
a. Niat
Dalam melakukan sesuatu sudah sepatutnya kita niatkan kepada Allah,
termasuk apabila kita menginginkan sebuah kesukseskan. Asalkan kita punya niat
yang lurus hanya kepada Allah, dengan melakukan segala amal perbuatan yang
baik. Insya Allah, Allah akan membalas semua amalan kita dengan mengabulkan
permintaan.
‫ص ِل ًحا ِمن ذهكهر أهو أُنثه ٰى هوه هُو ُمؤ ِمن هفلهنُحيِيهنهۥُ هحيه ٰوة ً ه‬
‫طيِبهةً ۖ هولهنهج ِزيهن ُهم أهج هرهُم‬ ‫ع ِم هل ٰ ه‬
‫همن ه‬
‫بِأهح ه‬
‫س ِن هما كهانُوا يهع هملُونه‬
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan beriman, maka
Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan pahala jauh lebih baik dari
apa yang mereke kerjakan.”
Mari kita niatkan kesuksesan untuk mendapat ridho Allah di dunia dan di
akherat. Jangan pernah mengejar sukses semata karena ingin dipuji atau karena hal
duniawi. Mari tunjukkan ikhtiar Anda dengan menjadi reseller Evermos. Insya
Allah jika Anda memiliki tekad yang kuat, akan menjadi orang yang sukses asalkan
bisa menikmati prosesnya.

4
b. Memulai dengan Ilmu
Cara menjadi orang sukses yang pertama menurut Al Qur’an yaitu dengan
memiliki ilmu. Dengan memiliki ilmu, seseorang akan menjadi orang sukses yang
mampu memanfaatkannya untuk kebaikan dan hal yang bermanfaat. Jika kita ingin
sukses, maka yang harus kita lakukan pertama kali yaitu dengan menuntut ilmu.
Sebagaimana dalam QS. Al-Alaq ayat 5 yang berbunyi:
‫سانه هما له ام يهعا له ام‬ ِ ‫عل هم ا‬
‫اۡل ان ه‬ ‫ه‬
Artinya: “Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia itu pada dasarnya tidak
mengetahui apa-apa. Akan tetapi, Allah mengajarkan kepada manusia atas apa yang
tidak kita ketahui melalui malaikat Jibril. Lalu, malaikat Jibril menyampaikan
kepada Rasulullah hingga ilmu itu sampai kepada kita selaku umatnya. Tentu saja
keutamaan berilmu dalam Islam ini akan menuntun kita pada kesuksesan.
c. Berubah dari diri sendiri
Agar kita dapat mencapai kesuksesan, maka harus mengawalinya dengan
mengubah diri sendiri terlebih dahulu. Ubahlah setiap hal-hal kebiasaan buruk
menjadi kebiasaan yang baik. Sebagai contoh, apabila kita selalu mengeluh atau
merasa pesimis, maka ubahlah kebiasaan itu menjadi optimis dan selalu semangat
dalam mencapai kesuksesan. Sebagaimana dalam QS. Ar-Rad ayat 11 yang
berbunyi:
‫إِن ٱّلله هۡل يُغهيِ ُر هما بِقهوم هحت ٰى يُغهيِ ُروا هما بِأهنفُ ِس ِهم‬
Artinya: “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri
yang mengubah keadaan yang ada pada dirinya.”
d. Berdoa
Usaha tidak akan lengkap apabila kita tidak menyertainya dengan doa. Doa
merupakan sebuah wujud bahwa kita melibatkan Allah dalam setiap harapan. Doa
juga termasuk bentuk komunikasi kita kepada Rabb. Sebagaimana dalam QS. Al-
Baqarah ayat 186 yang berbunyi:

‫ان ۖ فهل هيست ِهجيبُوا لِى هوليُؤمِ نُوا ِبى له هعل ُهم‬
ِ ‫ع‬‫عنِى فهإِنِى قه ِريب ۖ أ ُ ِجيبُ دهع هوة ه ٱلداعِ ِإذها ده ه‬
‫سأ ه هلكه ِع هبادِى ه‬
‫هو ِإذها ه‬
ُ ‫هير‬
‫شدُونه‬
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan

5
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dengan menjalankan doa yang sungguh-sungguh, maka akan menjadi salah
satu jalan untuk meraih kesukesan.
e. Bersyukur
Cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an selanjutnya yaitu dengan
menjadi orang yang bersyukur. Dengan bersyukur, kita akan merasakan lebih
bersemangat dalam menjalani langkah langkah menuju kesuksesan serta terhindar
dari keputusasaan. Yakinilah bahwa dengan semakin banyak kita bersyukur, maka
semakin banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada kita. Sebagaimana dalam
QS. Ibrahim ayat 7 yang berbunyi:
‫عذهابِى له ه‬
‫شدِيد‬ ‫هوإِذ تهأهذنه هربُّ ُكم لهئِن ه‬
‫شكهرتُم هَل ه ِزيدهن ُكم ۖ هولهئِن هكفهرتُم إِن ه‬
Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Keutamaan bersyukur dalam Islam akan mendapat jalan yang Allah ridhoi,
terutama dalam usahanya menggapai kesuksesan.
f. Bertakwa
Taqwa artinya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kita
dapat meraih gelar taqwa apabila menjalani hal tersebut. Untuk menjadi orang yang
bertaqwa memang sulit, akan tetapi hanya orang-orang yang Allah kehendaki yang
dapat menjadi Taqwa. Sebagaimana dalam bagian QS. Ath-Thalaaq ayat 2 yang
berbunyi:
‫ق ٱّلله يهجعهل لهۥُ همخ هر ًجا‬
ِ ‫هو همن يهت‬
Artinya: “Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka sangka.”
Taqwa juga berperan penting dalam kesuksesan seseorang. Orang yang
bertaqwa akan mendapat kasih sayang dari Allah sehingga segala kesulitan yang
dialaminya dan akan mendapat pertolongan dari jalan yang tidak disangka-sangka.
g. Sedekah
Dengan rajin bersedekah, maka Allah akan mengganti semuanya dengan hal
yang lebih besar. Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi:

6
ُ‫سنبُلهة ِمائهةُ هحبة هوٱّلل‬
ُ ‫سنهابِ هل فِى ُك ِل‬ ‫ّلل هك همث ه ِل هحبة أهنبهت هت ه‬
‫سب هع ه‬ ‫مث ه ُل ٱلذِينه يُن ِفقُونه أهم ٰ هوله ُهم فِى ه‬
ِ ‫سبِي ِل ٱ‬
‫شا ٰٓ ُء هوٱّللُ ٰ هوسِع ه‬
‫علِيم‬ ‫ِف ِل همن يه ه‬ ‫يُ ٰ ه‬
ُ ‫ضع‬
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.”
Sedekah tidak akan mengubah seseorang menjadi miskin. Sedekah akan
membuat jalan rejeki menjadi lebih lapang sehingga segala usaha mendapat
kemudahan dari Allah.
h. Amanah
Kita harus melakukan segala usaha dengan cara yang jujur. Jangan tergoda
dengan jalan yang salah. Sebagai contoh, membeli jabatan agar cepat sukses,
menyogok dan lainnya yang menghalalkan segala cara. Kita harus memiliki segala
sesuatu dengan jalan yang benar dan jadilah orang yang amanah. Sebagaimana
firman Allah dalam QS. At-Taghabun ayat 15 yang berbunyi:

‫إِن هما ٰٓ أهم ٰ هولُ ُكم هوأهو ٰلهدُ ُكم فِتنهة هوٱّللُ عِنده ٰٓهۥُ أهجر ه‬
‫عظِ يم‬
Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan
di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
i. Ikhlas
Kita harus meraih kesuksesan dengan niat yang ikhlas karena Allah dan
dengan niat menggunakan kesuksesan tersebut di jalan Allah. Tentu saja bukan niat
yang hanya berhubungan dengan duniawi seperti harta, jabatan, dan lain lain tetapi
juga mengharapkan sukses di akherat, sebab merupakan salah satu keutamaan
ikhlas dalam islam. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang berbunyi:
“Barang siapa menjadikan akherat sebagai tujuannya maka Allah akan
menjadikan kekayaan dalam hatinya.” (HR At Tirmidzi)
Sukses dalam Islam wajib kita ikuti dengan rasa ikhlas dalam menjalani
setiap prosesnya dengan sungguh dan berharap mendapatkan ridho Allah. Hasil dari
setiap usaha bergantung dari keikhlasan dalam hati. Jika kita menjalani suatu hal
dengan ikhlas, tentu hasilnya akan lebih baik dan lebih berkah.

7
j. Sabar
Setiap orang yang sukses pasti pernah menjalani berbagai tahap dengan
berbagai Dengan bersabar ketika mendapat kesulitan atau rintangan dalam usaha,
insya Allah akan membuahkan hasil yang manis. Kita wajib percaya pada Allah
bahwa sabar akan menjadikan jalan kesuksesan untuknya. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 155 yang berbunyi:
ٰ ‫ت هوبهش ِِر ٱ‬
‫لص ِب ِرينه‬ ِ ‫هولهنهبلُ هون ُكم ِبشهىء ِمنه ٱلخهوفِ هوٱل ُجوعِ هونهقص ِمنه ٱَلهم ٰ هو ِل هوٱَلهنفُ ِس هوٱلث هم ٰ هر‬
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”.
k. Mengambil hikmah dari kegagalan
Setiap manusia tentu pernah merasakan kegagalan yang lantas disikapi
dengan rasa putus asa dan kesedihan. Memang hal tersebut manusiawi dan wajar
apa adanya, namun Allah SWT telah memberikan pernyataan dalam Al-Quran
bahwa dalam setiap kejadian tentu terdapat pengajaran.

ِ ‫ِۡل اُولُوا اۡلهلبها‬


‫ب‬ ‫يُّؤتِى الحِ ك همةه همن يش ۤها ُء هو همن يُّؤته الحِ ك همةه فهقهد اُوت ه‬
ٰٓ ‫ِي خهي ًرا هكثِي ًرا هو هما يهذك ُر ا‬
Artinya: “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa
diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada
yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal
sehat.”4

4
https://evermos.com/home/panduan/usaha-sampingan/amalkan-17-cara-menjadi-orang-
sukses-ini-menurut-al-quran/

8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat Penulis simpulkan :
a. Etos Kerja adalah sikap seseorang atau suatu bangsa yang sangat mendasar
tentang kerja, yang merupakan cerminan dari pandangan hidup yang
berorientasi dari nilai-nilai ketuhanan (ilahiyah). Etos kerja juga dapat di
artikan sebagai pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadap
kerja dan kerja yang dimaksud adalah kerja bermotif yang terikat dengan
penghasilan atau upaya memperoleh hasil, baik yang bersifat material
maupun non material (spiritual).
b. konsep etos kerja dalam Islam tidak hanya sekedar bekerja, namun bekerja
dengan baik dan tekun. Untuk mencapai ketekunan dalam bekerja, salah
satu pondasinya adalah amanah, ikhlas, dan berusaha semaksimal mungkin
dengan berharap mendapatkan keberkahan Allah SWT. Etos kerja dalam
Islam juga berarti bekerja bukan hanya untuk duniawi, namun untuk akhirat.
Maka, hendaknya bekerja secara jujur, menghargai waktu, dan
memperhitungkan segala hal.
c. Dalam Islam, sukses itu mencakup hal yang luas, mulai dari pekerjaan atau
finansial, hingga mampu menjadi orang yang bermanfaat dan membantu
orang lain, sukses dalam hal mengendalikan hawa nafsu diri sendiri dan
mampu menjalankan segala perintah-Nya. Cara menjadi sukses ini tentu
sudah terdapat dalam Al-Qur’an. Sudah sepatutunya kita sebagai orang
muslim untuk mengimani Al-Qur’an sebagai pedoman hidup di antaranya
yaitu niat, memulai dengan ilmu, berubah dari diri sendiri, berdoa,
bersyukur, bertakwa, sedekah, Amanah, ikhlas, sabar, mengambil hikmah
dari kegagalan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Saifullah, Etos Kerja dalam Perspektif Islam, Vol. 3, No. 1, Juni 2010

Husni Fuaddi, Etos Kerja dalam Perspektif Islam, Vol. 7, No. 1, Juni 2018

https://m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/konsep-etos-kerja-dalam-islam-
berdasarkan-alquran-dan-hadist-1wPXJzxJ8ib

https://evermos.com/home/panduan/usaha-sampingan/amalkan-17-cara-menjadi-
orang-sukses-ini-menurut-al-quran/

10

Anda mungkin juga menyukai