Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HADIST TENTANG MENCARI NAFKAH

DOSEN PEMBIBING
Muhammad, S.E.I.,M.H.I

OLEH
KELOMPOK 4
1. La Ode Wahyudin
2. Desriyanti
3. Resti

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) WAKATOBI

SULAWESI TENGGARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca bisa mempraktekan dalam kehidupan
sehari hari
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A.    LATAR BELAKANG..................................................................................3
B.  RUMUSAN MASALAH...............................................................................3
C.     TUJUAN PENULISAN..............................................................................3
BAB II HADITS TENTANG ANJURAN UNTUK BEKERJA..............................4
A.    BEKERJA DILIHAT DARI PERSPEKTIF ISLAM....................................4
B.     HADIS-HADIS YANG MENGANJURKAN TENTANG BEKERJA.......5
C.     HADIS YANG BERKORELASI DENGAN ANJURAN BEKERJA.........7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A.   Kesimpulan...................................................................................................9
B.   Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui Rasulullah SAW. Sebagai
agama Allah ,islam telah begitu sempurna dalam mengatur segala urusan manusia. Maka
pantaslah bahwa tidak satu pun agama yang dapat menandingi kedudukan agama islam.
Islam menjadi sebuah jalan hidup (way of life). Agama Islam tidak hanya berbicara
tentang moralitas akhlaq, tetapi juga semua aspek kehidupan mulai dari urusan ke kamar
mandi hingga hukum kenegaraan. islam memiliki banyak konsep didalamnya yang dapat
kita cari tahu makna serta ajarannya. Salah satunya ialah bekerja. Hidup seseorang
menjadi lebih baik jika setiap orang mau bekerja. Bekerja untuk kepentingan individu,
kepentingan sosial, kepentingan keberlangsungan negara, bahkan yang lebih luas lagi
yakni kepentingan dakwah.
Al qur’an adalah dasar Tasyri’ islam (hukumislam) yang pertama. Sedangkan as
sunnah merupakan dasar tasyri’ islam yang kedua. Keduanya merupakan sumber ajaran
islam. Hadis/sunnah menempati posisi yang penting dalam kehidupan umat islam. Sebab
didalamnya terdapat aturan-aturan yang tidak terdapat dalam Al qur’an, karena Al qur’an
masih bersifat global, maka penjelas dari al qur’an itu adalah al hadis. Itulah mengapa
kami mengambil hadis sebagai rujukan hokum tentang anjuran dan perintah bekerja atau
mencari nafkah. Serta hadis sebagai media untuk mencari tahu lebih dalam hukum
perintah mencari nafkah yang sesuai dengan ajaran agama kita. [1]

B.  RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bekerja dilihat dari perspektif islam?
2. Hadis apa saja yang menganjurkan tentang bekerja atau mencari nafkah?
3. Apakah ada hadis lain yang berkorelasi dengan hadis yang menganjurkan untuk
bekerja?

C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui hadis-hadis yang
berkaitan dengan anjuran bekerja atau mencari nafkah. Sekaligus mengetahui bagaimana

1
penjelasannya berdasarkan kitab-kitab hadis yang ada. Juga untuk memberikan dorongan
atau motivasi kepada setiap muslim
BAB II

HADITS TENTANG ANJURAN UNTUK BEKERJA

A.    BEKERJA DILIHAT DARI PERSPEKTIF ISLAM


Usaha atau bekerja secara etimologi artinya adalah kegiatan atau pekerjaan dalam
bentuk umum. Secara terminologis sering di gunakan untuk semua jenis pekerjaan
manusia dan aktivitasnya. Sedangkan berusaha menurut muamalah adalah “al kasbu”
yang berasal dari bahasa arab yang berarti bekerja atau berusaha.
Bekerja adalah sebuah citra diri. Dengan bekerja, seseorang dapat membangun
kepercayaan dirinya. Seorang yang bekerja tentu akan berbeda dengan yang tidak bekerja
sama sekali, dalam masalah pencitraan dirinya. Bahkan dengan bekerja, seseorang akan
merasa terhormat dihadapan orang lain. Karena, dengan hasil tangannya sendiri, mereka
mampu bertahan hidup.
Salah satu perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam adalah bekerja.
Rasulullah saw memberikan pelajaranmenarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam
bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri
dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam
Islam menempati posisi yang teramat mulia.
Begitu banyak kalam Allah SWT dan hadis rasulullah yang secara khusus
memberikan motivasi dan perintah untuk bekerja, diantara kalam Allah swt adalah:
“dan katakanlah : ’bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang
mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan’”. (QS.AT TAUBAH:105)
“apabila telah ditunaikan shalat , maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS AL-
JUMU’AH : 10)
“dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”(QS AN NABA : 11)
Selain itu, bekerja merupakan wujud pemenuhan perintah Allah SWT. Ia
memerintahkan hambaNya untuk memakmurkan bumi. Sebagai khalifah di muka bumi,
manusia juga diperintahkan untuk mengelola seluruh potensi alam raya ini demi

2
kemakmuran manusia dan dalam lingkup beribadah kepada Allah SWT. Bekerja di dunia
merupakan salah satu jembatan menuju akhirat. Yaitu, bekerja bukan semata-mata
mencari penghidupan dunia. Cara kita bekerja, akan menentukan, apakah kita akan
mendapat kebahagiaan di akhirat atau tidak? Maka setiap langkah kerja kita pun akan
dimintai pertanggung jawabannya.
Dalam kerja ada keberkahan, seperti kisah yang dialami Ali bin Abi Thalib.
Suatu pagi, ali bin abi thalib meniggalkan madinah untuk mencari pekerjaan demi
menghidupi anak-anaknya. Ia menemui seorang perempuan yang sedang mencari pekerja
untuk mengusung air dari sebuah sumur sebuah lubang tanah. Ali bin abi thalib bekerja
pada perempuan itu. Setiap bejana air yang dipindahkan, ia memperoleh upah satu kurma.
Dari pekerjaan tersebut, ali mendapatkan 20 kurma. Ia pun membawa pulang upahnya.
Rasulullah saw menyambut kedatangannya seraya menanyakan apa yang dibawanya. Ali
menjawab, ”ini adalah kurma-kurma yang kuperoleh sebagai upah kerja. Aku bekerja
hingga kedua tanganku memar karena menimba air dari sumur dengan tali rami kering.”
Rasulullah saw mengusap kedua tangan ali, menepuknya, mengusapkan kewajahnya
sembari berkata, ”itulah tangan yang diberkahi Allah.” Demikianlah, bahwa dalam setiap
usaha yang dilakukan dengan cara halal untuk menafkahi anak istri akan menjadikan
hidup penuh berkah dari allahswt.

B.     HADIS-HADIS YANG MENGANJURKAN TENTANG BEKERJA


Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan yang sangat
mulia bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah
SWT. Penghargaan tersebut adalahsebagaimanadalamriwayat-riwayat haditsberikut :
1.       Dengan bekerja, akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT

‫م َْن أَ ْم َسى َكاالًّ ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه أَ ْم َسى َم ْغفُوْ رًا لَهُ رواه الطبراني‬

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Barangsiapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan
oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore
hari tersebut." (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath VII/ 289)
Hadis tersebut mengandung kalimah “Kallan” yang berarti kelelahan akibat bekerja
berat. Tiada seorang muslim pun yang bila melakukan kerja berat lalu mengalami
kelelahan, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Yang dimaksud dengan

3
bekerja dalam hadis ini adalah dalam rangka mencari penghidupan untuk mencukupi diri
dan keluarganya atau orang-orang yang berada dalam tanggungannya
2.      Mendapatkan cinta Allah SWT karena bekerja

َ‫إِ َّن هللاَ هللاَ يُ ِحبُّ ْال ُم ْؤ ِمنَ ْال ُمحْ ت َِرف‬
v‫رواه الطبراني‬
Dari Ibnu Umar rabersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu'min
yang bekerja denga ngiat". (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Aushth
VII/380).Dalam hadis tersebut, tersirat perintah untuk bekerja, karena dengan bekerja,
maka seorang mu’min akan semakin dicintai Allah SWT.
3. Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan
shadaqah.
‫ قَا َل َو َما تُ َكفِّ ُرهَا يَا َرسُوْ َل هللاِ؟ قا َ َل‬،ُ‫ الَ تُ َكفِّ ُرهَا الصَّالةُ َوالَ الصِّ ياَ ُم َوالَ ْال َح ُج َوالَ ْال ُع ْم َرة‬،‫ب لَ ُذنُوْ بًا‬ ُّ
ِ ْ‫الذنُو‬ َ‫إِ َّن ِمن‬

‫ب ْال َم ِع ْي َش ِة‬ ِ َ‫ْالهُ ُموْ ُم فِ ْي طَل‬


‫رواه الطبراني‬
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya
diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat,
puasa, haji dan juga umrah." Sahabat bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai
Rasulullah?". Beliau menjawab, "Semangat dalam mencari rizki". (HR. Thabrani, dalam
Al-Mu'jam Al-Ausath I/38)
4.      Bekerja (menafkahi keluarga) termasuk Shadaqah

‫ه‬v‫ه و اهل‬v‫ل في بيت‬v‫ق الرج‬v‫ا انف‬v‫دقة م‬v‫ه ص‬v‫و ل‬v‫ما انفق الرجل في بيته و اهله وولده وخدمه فه‬
‫وولده وخدمه فهو له صدقة‬
“Harta yang dinafkahkan seorang lelaki untuk keperluan rumah tangganya,
istrinya, anak-anaknya, dan pembantunya, maka hal tersebut merupakan sedekah.” (HR.
At-Thabrani)
Semua perbelanjaan yang dikeluarkan oleh seseorang untuk keperluan rumah
tangga, istri, anak, dan pelayannya merupakan sedekah, yakni orang yang bersangkutan
mendapatkan pahala dariNya, sekalipun hal itu sudah menjadi kewajibannya.

4
C.     HADIS YANG BERKORELASI DENGAN ANJURAN BEKERJA
Ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan bekerja dan mencari nafkah,
walaupun tidak secara gamblang memberikan perintah untuk bekerja. Hadis tersebut
meliputi kaitannya dengan dampak positif bekerja, pahala bekerja, dan lain sebagainya.
1.      Selamat dari Azab Karena Bekerja Untuk Kepentingan Umum

‫ يفزع الناس اليهم في حوا ئجهم اولئك هم‬,‫ اختصهم بحوا ئج الناس‬,‫ان هلل تعل عبادا‬
)‫ (راواه الطبران‬         ‫اال منون من عذا ب هللا‬

“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai hamba-hamba yang Dia khususkan untuk


memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia; orang-orang yang menuju kepadanya untuk
memperoleh keperluan-keperluan mereka di saat yang genting. Mereka adalah orang-
orang yang aman (selamat) dari azab Allah” (HR. Thabrani)
Hadis ini menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang bekerja untuk
kepentingan umum. Barang siapa yang bekerja dengan penuh tulus ikhlas demi
kepentingan umum dan pintunya selalu terbuka untuk orang-orang yang meminta
pertolongan, maka ia akan selamat dari azab Allah.
2.      Anjuran Menyelesaikan Pekerjaan dengan Baik

‫ان هللا يحب اذاعمل احدكم العمل ان يتقنه‬


(‫)راواه الطبران‬

“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang di antara kalian melakukan suatu


pekerjaan lalu dia menyelesaikannya dengan baik.”
Setelah kita memiliki pekerjaan, hendaklah kita melakukan dengan sebaik-baiknya,
semaksimal mungkin, dan dengan usaha keras, walaupun pekerjaan kita di bidang yang
paling rendah sekalipun, karena Allah menyukai hal tersebut. Hadis ini merupakan
penjelasan juga dari surah At-Taubah ayat 105.
3.      Bekerja dalam bidang yang paling rendah lebih baik daripada meminta-minta.

“Sesungguhnya (bila) seseorang di antara kalian mengambil tali kemudian


berangkat ke bukit, dan dari bukit ia membawa seikat kayu (bakar), lalu menjualnya,
Karena itu Allah memelihara kehormatannya. Hal tersebut lebih baik baginya daripada
meminta-minta kepada orang lain, apakah mereka memberinya atau menolaknya .”

5
Hadis ini menceritakan keutamaan orang yang bekerja memeras keringatnya untuk
memelihara kehormatan dirinya agar jangan meminta-minta atau menjadi beban orang
lain. Oleh Karena itu dalam hadis lain disebutkan bahwa tangan di atas lebih baik
daripada tangan di bawah.
4.      Bekerja terhitung sebagai jihad fii sabilillah
“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil, dan siapa
yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang
mujahid di jalan Allah Azza Wajalla” (HR. Ahmad)
5.      Memberi lebih baik dari menerima
Setelah kita mengetahui bahwa Islam sangatlah menganjurkan untuk bekerja keras,
mencari nafkah, sekecil apapun pekerjaannya, maka kita juga dilarang untuk patah arang
dalam melaksanakan perintah tersebut. seperti tertulis dalam hadis berikut:
“Tangan diatas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang dibawah (penerima) dan
mulailah dari orang-orang yang banyak tanggungannya; dan sebaik-baik sedekah ialah
yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri, barangsiapa menjaga kehormatannya, Allah
akan menjaganya dan barangsiapa merasa cukup Allah akan mencukupkan
kebutuhannya”. (HR. Bukhari)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk
menjadi kaya dengan tujuan agar menjadi pribadi yang dermawan, suka menolong.
Karena akan lebih baik apabila kita bekerja, dan membantu sesama daripada meminta
atau bahkan peminta-minta.

6
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Islam adalah agama yang sangat sempurna. Agama Islam bukan hanya
memerintahkan untuk beribadah dalam artian sempit ritual, tetapi juga memerintahkan
untuk beribadah dalam artian yang lebih luas lagi, salah satunya bekerja keras mencari
nafkah yang halal yang di gunakan untuk hal-hal yang halal pula, maka Allah akan
memberi balasan yang sangat luar biasa berupa ridhoNya, diampuni dosanya, di hapus
dosanya, mendapatkan berkah, mendapatkan pahala jihad, dan semakin dicintai oleh
Allah SWT.
Betapa Islam menganjurkan tiap mukmin untuk bekerja, seperti tertera dalam ayat-
ayat al-Qur’an antara lain QS. Al-Jumu’ah ayat 10; QS. Yunus ayat 61; QS, An-Naba’
ayat 11; QS. At-Taubah ayat 105 dan masih banyak yang lainnya.
Tidak hanya firman Allah yang menerangkan urgensi bekerja, tetapi juga banyak
hadis yang melengkapi dan menyempurnakan perintah bekerja tersebut. Hadis memiliki
banyak fungsi, dalam hal bekerja, hadis-hadis tersebut menjelaskan tentang
keutamaannya, dampak positif, dan ganjaran dari bekerja.
Karena mempelajari hadis-hadis seputar anjuran mencari nafkah tadi, kita menjadi
lebih tau dan mengerti bagaimana penting dan utamanya bekerja. Hadis-hadis yang telah
disebutkan tadi membuktikan bahwa Allah senantiasa menyayangi hambaNya yang
bekerja dan belajar ikhlas lillahita’ala

B.   Saran
Sebagai khalifah di bumi ini, kita sebagai manusia dituntut untuk mencari karunia
Allah, memanfaatkan semua yang ada di bumi demi kemakmuran dan keberlangsungan
hidup kita. begitu pula dengan mencari ilmu, juga bekerja. Dengan bekerja, kita dapat
menjadi muslim yang bermanfaat karena harta dan tenaga kita bagikan kepada saudara
lainnya.
Oleh karena itu, bekerja di bidang apapun, asalkan halal, patut kita laksanakan
dengan ikhlas, sepenuh hati, agar bisa menjadi wali Allah di dunia yang berkontribusi
aktif demi kemajuan hidup umat islam.

7
DAFTAR PUSTAKA
http://taufan-nirwana.blogspot.com/2017/03/makalah-hadist-anjuran-untuk-
bekerja.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai