WB
Kelompok 3
Agnia
Adinda Bidari Hawa
Alin robiah Al Adawiyah
Anita Dwi N
Ayu Amalia
Detia farohah
Dian Andriyani
Fika Nurislamia
1. Ibu Kandung
2. Anak Perempuan Kandung
3. Saudara perempuan sekandung
4. Saudara perempuan dari bapa
5. Saudara perempuan dari ibu
6.Anak Perempuan dari saudara lakilaki
7. Anak Perempuan dari saudara
perempuan
Pernikahan Semahram
Macammacam
Mahram
1.
2.
Mahram Karena
persusuan
Ibu sepersusuan
Saudara
Sepersusuan
Mahram Karena
pernikahan
(bersifat sementara)
1.
2.
3.
4.
Nikah Mutah
Nikah mutah, adalah nikah untuk sementara waktu, misalnya :
tiga hari, seminggu, sebulan, dsb, dengan imbalan tertentu.
:
:
.
Dan dalam satu riwayat (dikatakan) : Bahwa sesungguhnya
Saburah pernah bersama-sama Nabi SAW, lalu beliau bersabda,
Hai manusia, sesungguhnya aku pernah mengizinkan kamu kawin
mutah, dan bahwasanya Allah benar-benar telah mengharamkan
hal itu sampai hari qiyamat, maka barangsiapa yang masih ada
suatu ikatan dengan wanita-wanita itu hendaklah ia lepaskan dan
janganlah kamu mengambil kembali apa-apa yang telah kamu
berikan kepada mereka itu sedikitpun. [HR. Ahmad dan Muslim]
Nikah Tahlil
Nikah tahlil, ialah seorang laki-laki menikahi wanita dengan
niat akan menceraikannya setelah mencampurinya agar
wanita itu bisa menikah kembali dengan bekas suaminya
yang telah menthalaqnya tiga kali. Maka laki-laki tersebut
disebut Muhallil, adapun bekas suami/istri yang
menghendaki demikian disebut Muhallal lahu.
:
:
:
.
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, Maukah kamu kuberi tahu tentang pejantan
pinjaman ? Mereka menjawab, Mau, ya Rasulullah.
Rasulullah SAW bersabda, Yaitu muhallil. Semoga Allah
melaknat muhallil dan muhallal lahu. [HR. Ibnu Majah]
Nikah Syighar
Nikah Syighar ialahseorang laki-laki menikahkan anak perempuannya kepada
seseorang dengan syarat imbalan, ia harus dikawinkan dengan anak
perempuan orang tersebut, dan keduanya tanpa mahar
.
.
. .
Dari Nafi dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah SAW melarang nikah
syighar. Sedang nikah syighar itu ialah seorang laki-laki menikahkan anak
perempuannya kepada seseorang dengan syarat imbalan, ia harus dikawinkan
dengan anak perempuan orang tersebut, dan keduanya tanpa mahar. [HR.
Jamaah, tetapi Tirmidzi tanpa menyebutkan penjelasan arti syighar dan Abu
Dawud menjadikan penjelasan arti syighar itu sebagai perkataan Nafi. Dan
hadits seperti itu diriwayatkan juga oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim].
Pertanyaan
Kelompok 1 ( encep ) : Bagaimana menurut pandangan
islam dikala suatu pernikahan beda agama terasa
nyama dan percaya 1 sama lain ?
Kelompok 2 ( rifkiyadi ) : Apa yang dimaksud dengan
muhalil ?
Kelompok 4 ( kharisma ) : apakah nikah tahlili seorang
perempuannya harus di campuri dulu ?dan apakah di
negara kita banyak yang melakukan nikah tahlili ?
Kelompok 5 ( ridha ) : Bagaimana hukumnya jika
perempuan dalam pernikahan shigar tidak dicampuri
oleh sang laki-laki yang membayarnya , apakah
hukumnya masih terlarang apa tidak ?
wassalamualaikum Wr. Wb