Makalah ini di buat guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Muamalah
Dosen Pengampu:
Jureid, M.E.I
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah Fiqh
Muamalah, Sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw
yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah hingga zaman penuh dengan
ilmu.
Berkat ridho Allah SWT, doa kedua orang tua dan juga ucapan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
ini. kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan hati yang
terbuka kami menerima saran dan kritikan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Islam............................................................. 3
B. Ruang Lingkup Sejarah Islam..................................................... 5
C. Pengertian Pendidikan Islam....................................................... 7
D. Aspek-aspek Pendidikan Islam.................................................... 9
E. Model Pendidikan Pendidikan Islam........................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Taqabudh
Seluruh ulama sepakat bahwa qabdh berrati memiliki (hiyazah) barang yang
menjadi objek akad dan memanfaatkannya, baik berupa barang yang di terima
secara fisik (qadh Haqiqi) atau tidak di terima secara fisik (qabdh hukmi).
Memiliki objek akad (qabdh) adalah tujuan para pelaku akad melakukan
transaksi atau dalam bahasa fiqh muamalah tasallum wa taslim (menyerahkan dan
menerima objek akad), yakni mereka sudah bisa memiliki harga atau barang dan
bisa memanfaatkanya.3
Kata taqabudh secara bahasa berasal dari kata al-Qabdh [ ]القبضyang
memiliki banyak makna. Diantaranya, Mengambil, memenuhi, memiliki, dan
seterusnya. Sementara makna taqabudh secara istilah dikembalikan para ulama
kepada makna urf (pemahaman masyarakat). Dan kami tidak menjumpai dalam
kitab-kitab ulama madzhab yang memberikan definisi khusus untuk ‘taqabudh’.
Berikut beberapa keterangan mereka:
1. Keterangan al-Kasani (ulama Hanafiyah – wafat: 578 H).
Dalam Bada’i as-Shana’i dinyatakan
وهو أن خيلي، فالتسليم والقبض عندنا هو التخلية والتخلي، والقبض،وأما تفسري التسليم
البائع بني املبيع وبني املشرتي برفع احلائل بينهما على وجه يتمكن املشرتي من التصرف
قابضا له
ً واملشرتي،مسلما للمبيع
ً فيجعل البائع،فيه
3
Izzudin Muhammad Khujah, Nazhariyyatu al-aqd fi al-fiqh al-islami, (Jeddah:Dallah al-
Baraka, 1993), hlm. 118.
semua penghalang, dimana pembeli berhak untuk mentransaksikannya.
Sehingga penjual menyerahkan objek, sementara pembeli menerimanya”.
فقبضه بالنقل إىل مكان ال اختصاص للبائع به سواء نقل إىل ملك املشرتى أو موات أو
شارع
“Taqabudhnya dengan dipindahkan ke tempat yang bukan wilayah
penjual, baik dipindahkan ke wilayah pembeli atau ditaruh di lahan
kosong atau di pinggir jalan.”
c. Benda yang bisa dipegang tangan, seperti dinar, dirham, kitab, atau
benda-benda kecil lainnya.
Bentuk taqabudhnya adalah dengan diterima fisiknya oleh pembeli. Kata
an-Nawawi,
B. Mekanisme Taqabudh
Para fuqaha berbeda-beda menentukan cara taqabudh, karena perbedan
tradisi dan’urf sehingga syara’ tidak menjelaskan teknis taqabudh. Oleh karena
itu, yang menjadi standar qabdh adalah setiap cara yang merealisasikantujuan
akad. Misalnya cek adalah salah satu cara qabdh (menerima) uang, rahn resmi
adalah salah satu cara qabdh (menerima) rahn.
4
https://pengusahamuslim.com/7425-mengenal-taqabudh-serah-terima.html
Standar syariah dalam Al-mi’yar asy-syar’i no. 18 menjelaskan tentang
qabdh. Hal-hal yang dijelaskan sebagai berikut: