Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI TAUHID DALAM DUNIA PROFESI

DISUSUN OLEH:

DUWI MEGA UTAMI/2001085066

HUSNUL HOTIMAH/2001085069

REZA FADLIKA/2001085095

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
2021

1
PEMBUKAAN

Assalammualaikum wr.wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


kuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah berjudul Implementasi Tauhid Dalam Dunia Profesi dengan tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ibu Isnawati Nurul Azizah
M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Aqidah. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku


dosen pada mata kuliah Aqidah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................................................1

Pembukaan...........................................................................................................................................2

Daftar Isi ..............................................................................................................................................3

Pendahuluan

A. Tantangan Tauhid Dalam Profesi ...................................................................................................4

B. Tauhid Sebagai Fondasi Profesi .....................................................................................................5

C. Ciri-Ciri Profesional Yang Bertauhid .............................................................................................6

D. Langkah- Langkah Dalam Membangun Profesi Yang Berbasis Tauhid ........................................9

E. Profil Profesional Dengan Tauhid Yang Kokoh .............................................................................9

Kesimpulan ........................................................................................................................................10

Penutup ..............................................................................................................................................10

Daftar Pustaka ...................................................................................................................................11

3
PENDAHULUAN

A. Tantangan Tauhid Dalam Dunia Profesi


Salah satu ilmu aqidah yang penting untuk dipelajari adalah tauhid. Arti tauhid
diketahui sebagai ilmu yang mempelajari tentang sifat keesaan Allah. Di mana Allah
itu satu, Dzat yang memiliki segala kesempurnaan dan tidak ada satu pun yang bisa
menggantikannya.Selain itu, arti tauhid juga dipahami sebagai sikap meyakini bahwa
Allah Maha Suci yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang dimiliki
oleh makhluk hidup ciptaannya. Bukan hanya itu, mempelajari arti tauhid juga
termasuk meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah yang diturunkan dan disebarkan
oleh para Rasul-Nya.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang membutuhkan pelatihan atau keahlian
tertentu dalam kehidupan sehari-hari kita melihat begitu banyak profesi yang dijalani
oleh manusia.ada dokter, guru,dosen,petani, pedagang dan seterusnya.pada intintinya
semua pekerjaan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhan dunianya kita pahami
sebagai profesi.

Orang islam harus giat bekerja dan berdo'a, ikhtiar dan tawakal. Allah
menyuruh kita untuk menjalani kehidupan secara seimbang antara dunia dan akhirat
seperti dalam firman Allah QS.Al-Qashshash:77

َ ‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َواَحْ ِس ْن َك َمٓا اَحْ َسنَ هّٰللا ُ اِلَ ْي‬
‫ك َواَل تَب ِْغ ْالفَ َساد‬ َ ‫ار ااْل ٰ ِخ َرةَ َواَل تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
َ َ‫ص ْيب‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َوا ْبت َِغ فِ ْي َمٓا ٰا ٰتىكَ ُ ال َّد‬

. َ‫ض اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِد ْين‬


ِ ْ‫فِى ااْل َر‬
Artinya: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan"(. QS.Al-Qashshash:77)
Pada ayat diatas Allah memperingatkan kita agar menyiapkan dengan serius masa
depan kehidupan kita di akhirat, tapi kita tidak boleh juga melalaikan kehidupan
dunia.kita harus semangat bekerja,semangat berikhtiar sesuai apa yang kita bisa.
Namun demikian upaya kita dalam mencari dunia jangan sampai melalaikan yang
utama yaitu mempersiapkan akhirat, pekerjaan dunia adalah perantara untuk
menggapai akhirat. Yang seharusnya dinomor satukan itu ibadah,urusan kepada Allah
setelah itu baru urusan dunia.

Berikut inilah tantangan tauhid dalam dunia profesi yaitu:


1. Mulai dari gaji kecil
2. Tempat kerja tidak nyaman
3. Bos yang otoriter
4. Pekerjaan yang menumpuk

4
5. Keuntungan dan kerugian

Terkadang manusia berkutat dengan tantangan atau problematka ini sampai-


sampaimengalihkan urusan yang lebih utama yang justru menjadi sumber solusi, yaitu
Beribadah Kepada ALLAH SWT.

B. Tauhid Sebagai Fondasi Profesi


Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk bekerja dan berusaha.
Sampai Rasulullah pada suatu ketika memuji seorang sahabat yang mencari nafkah
dengan mencari dan membelah kayu di hutan. Tangannya keras dan kaku, pakaian
dan penampilannya begitu sederhana dan bersahaja. Itu dilakukannya setiap hari
untuk menafkahi anak dan istrinya. Rasulullah menghampiri sahabat tersebut dan
memegang tangannya seraya berkata, “Inilah tangan yang dicintai oleh Allah SWT"
Demikian tingginya agama memberikan apresiasi kepada siapa pun yang melakukan
kerja keras mencari rezeki yang halal, thayyib, dan berkah. Lebih dari itu, bekerja
merupakan suatu lahan untuk menjadikan watak dan kepribadian manusia bersifat
mandiri, tekun, teliti, peduli, berani, taat, dan bertanggung jawab. Bahkan Rasulullah
sendiri dalam usia 8 tahun, suatu tingkatan usia yang sangat dini sudah bekerja
menggembala kambing yang hasilnya diserahkan kepada pamannya untuk
meringankan beban ekonomi dalam keluarga pamannya, Abu Thalib. Keteladanan
Rasulullah dalam bekerja patut dicontoh dan dijadikan teladan bagi seluruh aktivitas
kita sehari-hari. Semangat kerja yang dilandasi dengan ketauhidan kepada Allah SWT
semata akan melahirkan produktivitas yang dapat menghadirkan manfaat bagi dirinya,
usahanya, dan orang lain.Selain mendapatkan keuntungan duniawi,juga mendapatkan
pahala dari Allah atas usahanya. Usahanya akan mendapatkan berkah dan
kepercayaan dari orang lain sehingga perusahaannnya menjadi lebih dinamis.

Uqbah bin Amir menceritakan kepada kita bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Allah kagum kepada seseorang yang menggembala kambingnya di atas gunung. Ia
azan dan melaksanakan shalat. Allah berfirman, ‘Lihatlah oleh kalian (wahai malaikat
terhadap) hamba-Ku itu! Ia azan dan shalat. Ia takut kepada-Ku. Aku mengampuni
dosanya dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga.’” (HR. Abu Daud, an-
Nasa’i, dan Ahmad). Kisah yang diambil dari hadits qudsi tersebut memberi isyarat
kepada kita agar dalam bekerja harus dibekali dengan keimanan yang kuat. Di mana
pun kita berada dan bekerja, nilai-nilai tauhid ini harus tetap istiqamah (mantap) dan
oprtimal. Dasar yang mendorong manusia untuk bekerja bukan hanya untuk mencari
materi saja, melainkan berupaya untuk terus selalu meningkatkan semangat dalam
beribadah kepada-Nya. Karena dalam Islam, bekerja juga salah satu bentuk ibadah.
Artinya yang membuat seseorang dekat dengan Allah bukan hanya shalat, puasa, dan
lain sebagainya. Karena juga sebagai ibadah, pada saat kita bekerja sebenarnya Allah
hadir di tengah-tengah kehidupan. jiwa orang yang dipenuhi oleh nilai-nilai tauhid, di
jengkal bumi mana pun dia berada, dirinya akan selalu merasakan kehadiran Allah
yang begitu dekat dalam hidupnya.

5
Islam selalu menganjurkan dalam berusaha selayaknya mencari kepentingan dunia
untuk kepentingan akhirat. Maksudnya adalah dalam bekerja harus diiringi dengan
upaya berdoa meminta kebaikan amal dunia maupun akhirat. Anjuran ini terekam
dengan jelas dalam firman-Nya,

َ ‫َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّقُوْ ُل َربَّنَٓا ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َح َسنَةً َّوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬

Artinya: "Dan di antara mereka ada yang berdoa, ’Ya Tuhan Kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.’” ( Qs.al-
Baqarah: 201)

Makna kebaikan di dunia salah satunya adalah keseriusan kita dalam bekerja
dengan target mewujudkan hasil dengan kualitas yang terbaik, bagi dirinya maupun
lembaga atau perusahaan tempat ia bekerja. Kualitas terbaik bagi diri adalah
penampilan, kejujuran, tanggung jawab, rasional, cerdas, cepat, akurat, disiplin,
amanah, adil, dan sebagainya. Adapun kualitas bagi tempat kita bekerja adalah berupa
produk atau jasa bagi orang lain agar terpuaskan hatinya. Sedangkan makna kebaikan
di akhirat merupakan harapan semua manusia untuk menjadi penghuni surga melalui
pendekatan diri kepada Allah secara sungguh-sungguh. Introspeksi diri dilakukan
setiap saat, berzikir kepada Allah dengan tekun setiap saat menjadi bagian yang tidak
terpisahkan untuk mendapatkan kebaikan akhirat. Dengan pola seperti ini, secara
tidak langsung kita senantiasa bertauhid kepada Allah ketika kita bekerja di mana pun
kita berada. nilai-nilai ketauhidan yang mengisi kalbu kita ketika dalam bekerja akan
mengantarkan kita ke jalan yang dapat mengantarkan diri semakin mendekat dengan
Allah. Bahkan harta maupun karunia Allah lainnya akan lebih berkah dan mempunyai
nilai kemaslahatan bagi keluarga maupun keturunannya di masa depan.

C. Ciri-Ciri Profesional Yang Bertauhid


Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional, dan
profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang disebut
profesi, artinya pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi
belaka. Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan da isme sebagai pandangan
hidup, maka profesional dapat diartikan sebagai pandangan untuk selalu berfikir,
berpandirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja
sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi
keberhasila pekerjaannya. Dengan pengertian tersebut, profesionalisme sangat
diperlukan untuk keberhasilan suatu perusahaan, organisasi dan lembaga.
Perusahaan, organisasi dan sejenisnya tersebut kalau ingin berhasil program-program,
maka harus melibatkan orang-orang yang mampu bekrja secara profesional. Tanpa
sikap dan prilaku profesional maka lembaga, organisasi tersebut tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal, bahkan bisa mengalami kebangkrutan

Nilai-nilai Islam Dalam Bertauhid yang Mendasari Profesionalisme .


Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kaya akan pesan-pesan yang mendidik
bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi khalifa, yang mengatur

6
dengan baik bumi dan se isinya. Pesan-pesan sangat mendorong kepada setiap
muslim untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni bekerja dengan
benar, optimal, jujur, disiplan dan tekun. Akhlak Islam yang di ajarkan
olehNabiyullah Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat dijadikan landasan
bagi pengembangan profesionalisme. Ini dapat dilihat pada pengertian sifat-sifat
akhlak Nabi sebagai berikut :
1. Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling
penting untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha
yang dikerjakan bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh
karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula
yang selalu di ajarkan oleh islam melalui al-Qur’an dan sunah Nabi.
Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi, perusahan dan lembaga
modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya negara
sangat ditentukan oleh sikap hidup jujur para pemimpinnya. Ketika para
pemimpinya tidak jujur dan korup, maka negara itu menghadapi problem
nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.
2. Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat
akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu
perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat
di dalamnya tidak amanah.
3. Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif
dan transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu
pekerjaan akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat
juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi
dan misi yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan, kepemimpinan di
akses semua pihak, tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya
dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinanny. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan
lebih lanca, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
4. Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya seorang profesional akan
dapat melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat.
Dalam sebuah organisasi, kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat
dalm memahami problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami
aspirasi anggotanya, sehingga setiap peluang dapat segera
dimanfaatkansecara optimal dan problem dapat dipecahkan dengan cepat dan
tepat sasaran.

Disamping itu, masih terdapat pula nilai-nilai islam yang dapat mendasari
pengembangan profesionalisme, yaitu
1. Niat
Profesi yang kita jalani harus kita niatkan karena Allah, niat ibadah. Kita
bekerjabukan semata-mata termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dunia. Tapi
karenamenjalankan perintah Allah. Semua kitakerjakan karena Allah. Karena

7
itulah dariawal mencari pekerjaan hingga saat menjalani pekerjaan itu
semuanya mesti dalam koridor dan batasan-batasan aturan Allah.

2. Bidang Pekerjaan Harus Halal


Semua pekerjaan mulia. Asalkan bukan pekerjaan yang haram. Profesi yang
kita jalani tentunya juga profesi yang halal menurut Allah. Bidang pekerjaan
yang kita jalani haruslah bidang pekerjaan yang tidak dilarang dalam Islam.
Seringkali kita memilih-milih pekerjaanyang terkadang malah menyulitkan
kita. Memeilih boleh. Tapi jangan sampai kita menjadi pengangguran hanya
karena memilih pekerjaan yang sulit kita dapatkan

3. Menjalankan Pekerjaan dengan Penuh Amanah


Pekerjaan/profesi yang kita jalani adalahamanah. Kita harus
mempertanggungjawabkan dengan baik, bukan hanya kepada orang yang
memberikan amanah itu, kepada atasan kita,tapi juga kepada Allah SWT.
Yang menilai pekerjaan kita pada hakikatnya bukan sekedar atasan. Tapi juga
Allah. Allah menilai sejauhmana kita menjalankan pekerjaan dengan baik.Dari
sanalah Allah mempertimbangkan sebesarapa rezeki yang akan Dia berikan
kepadahambanya. Mungkin gaji kita di pekerjaan itu kecil. Tapi Allah dapat
dengan mudah memberikan rezeki dari pintu lain.

4. Turut berdakwah
Berdakwah adalah tugas setiap muslim.Oleh karena itu di mana pun kita harus
turut berdakwah menebarkan kebaikan.Dengan memperbaiki diri sendiri
kemudian menjadi teladan bagi orang lain kita juga sudah termasuk
berdakwah. Ajaklah rekan kerja Anda untuk semakin dekat kepada Allah.

5. Tidak melalaikan ibadah


Sesibuk apa pun pekerjaan kita, kita tidak boleh melalaikan Allah. Ibadah
harus tetap menjadi nomor satu. Sebab, pada hakikatnya, bos kita yang
sesungguhnya adalah Allah. Karenanya,datang dan lapor kepadanya harus
menjadi prioritas. Jangan lalaikan shalat diantara pekerjaan kita. Jadikan
waktu shalat sebagai jeda istirahat sekaligus konsultasi kepada Allah.

8
D. Langkah- Langkah Dalam Membangun Profesi Yang Berbasis Tauhid
Saat belum mendapat pekerjaan, Jangan berhenti berusaha. Berpikir,
bertindak, berdoa. Itu tiga hal yang harus dilakukan.
Lalu berdoa: perbaiki shalat. Shalat lima waktu, shalat sunah rawatib, shalat malam,
shalat dhuhah. Minta yang serius kepada Allah. Mohon pertolongan Allah.
Kemudian setelah mendapatkan pekerjaan syukuri pekerjaan itu. Jalankan dengan
penuh amanah.Secara berurutan dapat melakukan beberapa hal yaitu
1. Saat mau berangkat kerja jangan lupa membaca doa: bismillahi tawakkaltu
‘alallohi lahaula wala quwwata illa billah. Niat yang baik dan mohon kebaikan
dan pertolongan Allah.
2. Jalankan ibadah dengan baik di tempat kerja
3. Selesai pekerjaan ucapkan alhamdulillah.
4. Saat gajian syukuri nikmat Allah. Misalnya, sedekah.
5. Beri teladan dan ajak rekan kerja untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.

E. Profil Profesional Dengan Tauhid Yang Kokoh


Islam mengajarkan bahwa apapun pekerjaan (profesi)yang ditekuni harus
dilakukan secara profesional, dalam arti pekerjaan itu harus dilakukan secara benar,
dan itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli di bidang
pekerjaan itu. Se-lain itu, Islam juga mengajarkan bahwa setiap penunaian
pekerjaanyang ditekuni harus mengandung unsur transenden di dalamnya.Dalam arti
pekerjaan itu dilakukan karena Allah. “Karena Allah” maksudnya karena
diperintahkan Allah. Jadi, pekerjaan dalam Islam harus dijalani karena merasa bahwa
itu adalah perintah Allah. Seka-lipun dalam kenyataannya pekerjaan itu dilakukan
untuk manusia,akan tetapi niat yang mendasarinya adalah perintah Allah.
Mentauhidkan Allah dalam maknanya yang benar, niscaya akan menjadikan
seseorang memiliki sikap dan sifat yang baik dan ter-puji. Ia akan menjadi manusia
yang optimis, karena meyakini sepe-nuhnya bahwa segala sesuatu itu ketentuannya
berada dalam kekuasaan Allah. Ia akan menjadi orang yang berani dan percaya
diri,karena yakin sepanjang ia berada dalam kebenaran, Allah pasti akanmemberikan
perlindungan dan pertolongan kepadanya. Ia akan menjadi seorang yang Tawadhu’
sekalipun pandai dan kaya atau berkuasa, sebab segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini tidak lain hanyalah milik Allah Dzat yang Maha Tinggi, yang tidak ada
se-suatu pun yang dapat menyamai ketinggian-Nya. Dengan begitu iapasti merasa
tidak patut untuk menyombongkan diri, menyombong-kan ilmu, kekayaan, atau
kedudukannya. Ia juga akan menjadi se-seorang yang memiliki perasaan bebas dan
merdeka berada di tengah-tengah umat manusia lainnya. Sebab ia yakin bahwa hanya
Allah-lah yang berhak untuk ditunduki, ditaati, dan dipatuhi segala kehendaknya.
Selain itu, mentauhidkan Allah dalam maknanya yang benar juga dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual seseorang, di mana kecerdasan itu merupakan kecerdasan
tertinggi (the ultimate intelligence)di atas kecerdasan emosi dan kecerdasan
intelektual, yang tentunya kecerdasan ini amat dibutuhkan oleh pribadi-pribadi yang
profesional.
KESIMPULAN
9
Mencari penghidupan adalah kewajiban bagi setiap muslim. Untuk mencukupi
kebutuhan dunia maka manusia menjalani berbagai profesi sesuai denganpengetahuan
dan keterampilan yang mereka milik. Semua profesi diperbolehkan, asalkan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.. atu sama lain berlomba untuk mendapatkan
profesi terbaik. Upaya-upaya dalam meraih dan menjalani profesi ini tidak selamanya
mudah. Tak jarang manusia harus menghadapi ujian yang berat yang jika tidak
mempunyai prinsip hidup yang kuat bisa saja membuatnya putus asa atau bahkan
bertindak dzalim melanggar aturan agama.Kareanya, penting bagi seorang muslim
dalam mencari dan menjalani profesinya untuk memahami dan menerapkan prinsip
dasar ajaran Islam sehingga ia mendapatkan solusi terbaik dan dapat menjalani dunia
profesi sesuai dengan ajaran Islam.

PENUTUP
Demikian makalah tentang Implementasi Tauhid Dalam Dunia
Profesi yang dapat penulis sampaikan, apabila ada sebuah kekurangan
terhadap materi penulisan kami mohon maaf. Besar harapan penulis jika
ada masukan yang membangun untuk bisa disampaikan demi kebaikan
ilmu pengetahuan kita bersama.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.w-islam.com/2013/04/857/makna-tauhid-dan-etos-kerja-muslim/

http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf

https://id.scribd.com/presentation/414456900/Implementasi-Tauhid-Dalam-Dunia-
Profesi

11

Anda mungkin juga menyukai