DISUSUN OLEH:
HUSNUL HOTIMAH/2001085069
REZA FADLIKA/2001085095
1
PEMBUKAAN
2
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................................................1
Pembukaan...........................................................................................................................................2
Pendahuluan
Kesimpulan ........................................................................................................................................10
Penutup ..............................................................................................................................................10
3
PENDAHULUAN
Orang islam harus giat bekerja dan berdo'a, ikhtiar dan tawakal. Allah
menyuruh kita untuk menjalani kehidupan secara seimbang antara dunia dan akhirat
seperti dalam firman Allah QS.Al-Qashshash:77
َ ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َواَحْ ِس ْن َك َمٓا اَحْ َسنَ هّٰللا ُ اِلَ ْي
ك َواَل تَب ِْغ ْالفَ َساد َ ار ااْل ٰ ِخ َرةَ َواَل تَ ْن
ِ َس ن
َ َص ْيب هّٰللا
َ َوا ْبت َِغ فِ ْي َمٓا ٰا ٰتىكَ ُ ال َّد
4
5. Keuntungan dan kerugian
Uqbah bin Amir menceritakan kepada kita bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Allah kagum kepada seseorang yang menggembala kambingnya di atas gunung. Ia
azan dan melaksanakan shalat. Allah berfirman, ‘Lihatlah oleh kalian (wahai malaikat
terhadap) hamba-Ku itu! Ia azan dan shalat. Ia takut kepada-Ku. Aku mengampuni
dosanya dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga.’” (HR. Abu Daud, an-
Nasa’i, dan Ahmad). Kisah yang diambil dari hadits qudsi tersebut memberi isyarat
kepada kita agar dalam bekerja harus dibekali dengan keimanan yang kuat. Di mana
pun kita berada dan bekerja, nilai-nilai tauhid ini harus tetap istiqamah (mantap) dan
oprtimal. Dasar yang mendorong manusia untuk bekerja bukan hanya untuk mencari
materi saja, melainkan berupaya untuk terus selalu meningkatkan semangat dalam
beribadah kepada-Nya. Karena dalam Islam, bekerja juga salah satu bentuk ibadah.
Artinya yang membuat seseorang dekat dengan Allah bukan hanya shalat, puasa, dan
lain sebagainya. Karena juga sebagai ibadah, pada saat kita bekerja sebenarnya Allah
hadir di tengah-tengah kehidupan. jiwa orang yang dipenuhi oleh nilai-nilai tauhid, di
jengkal bumi mana pun dia berada, dirinya akan selalu merasakan kehadiran Allah
yang begitu dekat dalam hidupnya.
5
Islam selalu menganjurkan dalam berusaha selayaknya mencari kepentingan dunia
untuk kepentingan akhirat. Maksudnya adalah dalam bekerja harus diiringi dengan
upaya berdoa meminta kebaikan amal dunia maupun akhirat. Anjuran ini terekam
dengan jelas dalam firman-Nya,
َ َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّقُوْ ُل َربَّنَٓا ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َح َسنَةً َّوقِنَا َع َذ
ِ َّاب الن
ار
Artinya: "Dan di antara mereka ada yang berdoa, ’Ya Tuhan Kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.’” ( Qs.al-
Baqarah: 201)
Makna kebaikan di dunia salah satunya adalah keseriusan kita dalam bekerja
dengan target mewujudkan hasil dengan kualitas yang terbaik, bagi dirinya maupun
lembaga atau perusahaan tempat ia bekerja. Kualitas terbaik bagi diri adalah
penampilan, kejujuran, tanggung jawab, rasional, cerdas, cepat, akurat, disiplin,
amanah, adil, dan sebagainya. Adapun kualitas bagi tempat kita bekerja adalah berupa
produk atau jasa bagi orang lain agar terpuaskan hatinya. Sedangkan makna kebaikan
di akhirat merupakan harapan semua manusia untuk menjadi penghuni surga melalui
pendekatan diri kepada Allah secara sungguh-sungguh. Introspeksi diri dilakukan
setiap saat, berzikir kepada Allah dengan tekun setiap saat menjadi bagian yang tidak
terpisahkan untuk mendapatkan kebaikan akhirat. Dengan pola seperti ini, secara
tidak langsung kita senantiasa bertauhid kepada Allah ketika kita bekerja di mana pun
kita berada. nilai-nilai ketauhidan yang mengisi kalbu kita ketika dalam bekerja akan
mengantarkan kita ke jalan yang dapat mengantarkan diri semakin mendekat dengan
Allah. Bahkan harta maupun karunia Allah lainnya akan lebih berkah dan mempunyai
nilai kemaslahatan bagi keluarga maupun keturunannya di masa depan.
6
dengan baik bumi dan se isinya. Pesan-pesan sangat mendorong kepada setiap
muslim untuk berbuat dan bekerja secara profesional, yakni bekerja dengan
benar, optimal, jujur, disiplan dan tekun. Akhlak Islam yang di ajarkan
olehNabiyullah Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat dijadikan landasan
bagi pengembangan profesionalisme. Ini dapat dilihat pada pengertian sifat-sifat
akhlak Nabi sebagai berikut :
1. Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling
penting untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk uasha
yang dikerjakan bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh
karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula
yang selalu di ajarkan oleh islam melalui al-Qur’an dan sunah Nabi.
Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi, perusahan dan lembaga
modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya negara
sangat ditentukan oleh sikap hidup jujur para pemimpinnya. Ketika para
pemimpinya tidak jujur dan korup, maka negara itu menghadapi problem
nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.
2. Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat
akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu
perusahaan/organisasi/lembaga apapun pasti hancur bila orang-orang yang terlibat
di dalamnya tidak amanah.
3. Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif
dan transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung jawab suatu
pekerjaan akna dapat menjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancar. Ia dapat
juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi
dan misi yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan, kepemimpinan di
akses semua pihak, tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya
dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinanny. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan
lebih lanca, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
4. Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya seorang profesional akan
dapat melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat.
Dalam sebuah organisasi, kepemimpina yang cerdas akan cepat dan tepat
dalm memahami problematikayang ada di lembaganya. Ia cepat memahami
aspirasi anggotanya, sehingga setiap peluang dapat segera
dimanfaatkansecara optimal dan problem dapat dipecahkan dengan cepat dan
tepat sasaran.
Disamping itu, masih terdapat pula nilai-nilai islam yang dapat mendasari
pengembangan profesionalisme, yaitu
1. Niat
Profesi yang kita jalani harus kita niatkan karena Allah, niat ibadah. Kita
bekerjabukan semata-mata termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dunia. Tapi
karenamenjalankan perintah Allah. Semua kitakerjakan karena Allah. Karena
7
itulah dariawal mencari pekerjaan hingga saat menjalani pekerjaan itu
semuanya mesti dalam koridor dan batasan-batasan aturan Allah.
4. Turut berdakwah
Berdakwah adalah tugas setiap muslim.Oleh karena itu di mana pun kita harus
turut berdakwah menebarkan kebaikan.Dengan memperbaiki diri sendiri
kemudian menjadi teladan bagi orang lain kita juga sudah termasuk
berdakwah. Ajaklah rekan kerja Anda untuk semakin dekat kepada Allah.
8
D. Langkah- Langkah Dalam Membangun Profesi Yang Berbasis Tauhid
Saat belum mendapat pekerjaan, Jangan berhenti berusaha. Berpikir,
bertindak, berdoa. Itu tiga hal yang harus dilakukan.
Lalu berdoa: perbaiki shalat. Shalat lima waktu, shalat sunah rawatib, shalat malam,
shalat dhuhah. Minta yang serius kepada Allah. Mohon pertolongan Allah.
Kemudian setelah mendapatkan pekerjaan syukuri pekerjaan itu. Jalankan dengan
penuh amanah.Secara berurutan dapat melakukan beberapa hal yaitu
1. Saat mau berangkat kerja jangan lupa membaca doa: bismillahi tawakkaltu
‘alallohi lahaula wala quwwata illa billah. Niat yang baik dan mohon kebaikan
dan pertolongan Allah.
2. Jalankan ibadah dengan baik di tempat kerja
3. Selesai pekerjaan ucapkan alhamdulillah.
4. Saat gajian syukuri nikmat Allah. Misalnya, sedekah.
5. Beri teladan dan ajak rekan kerja untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
PENUTUP
Demikian makalah tentang Implementasi Tauhid Dalam Dunia
Profesi yang dapat penulis sampaikan, apabila ada sebuah kekurangan
terhadap materi penulisan kami mohon maaf. Besar harapan penulis jika
ada masukan yang membangun untuk bisa disampaikan demi kebaikan
ilmu pengetahuan kita bersama.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.w-islam.com/2013/04/857/makna-tauhid-dan-etos-kerja-muslim/
http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf
https://id.scribd.com/presentation/414456900/Implementasi-Tauhid-Dalam-Dunia-
Profesi
11