Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 2

-rizky ramadani
-m.rizky yahya
-dede yusuf
-rio hardiansyah
-virgiawan
-riva al ghani
MATA PELAJARAN: PAI X TKR 2
kajian qs at-taubah/9:105 dan hadia tentang urgensi memiliki etos kerja
BAB ||. Membahas tentang kajian. QS.at taubah/09:105 dan hadis tentang urgensi
memiliki etos kerja.
A. QS. at taubah/09:105 dan hadis tentang etos kerja
B.hadis tentang etos kerja
C. manfaat membiasakan diri memiliki etos kerja
A.QS.at taubah/90:105 dan hadis tentang etos kerja

At-Taubah ayat 105 seperti berikut:


‫َو ُق ِل اْع َم ُلوا َف َس َي َرى ُهَّللا َع َم َلُكْم َوَرُس وُلُه َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ۖ َوَس ُتَرُّدوَن ِإٰىَل َع اِلِم اْلَغ ْي ِب َو الَّش َه اَدِة َف ُيَنِّبُئُكْم ِبَم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلون‬
Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).
Al Misbah (2001) karangan
Muhammad Quraish Shihab
menjelaskan bahwa Surah At-Taubah
ayat 105 mendorong manusia lebih
mawas diri dan mengawasi amal atau
pekerjaan mereka. Hal ini mengingat
Allah SWT.
Di hari kiamat akan membuka setiap hakikat amal baik atau buruk yang
dikerjakan manusia. Allah Swt melalui Surah At-Taubah ayat 105
menganjurkan kepada umat Islam untuk memiliki etos kerja tinggi. Al-
Qur’an menyebutkan kurang lebih sebanyak 412 kali kata yang berarti
bekerja. Hal ini tentu menambah pentingnya urgensi etos kerja dalam
Islam. Rasulullah Saw semenjak umur 12 tahun bahkan telah mencontohkan
pentingnya etos kerja melalui perdagangan ke negeri Syam bersama
pamannya, Abu Thalib. Para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Usman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib juga merupakan para
karakter pekerja keras.
Pekerjaan yang dilakukan pun kelak akan diminta pertanggung
jawaban di akhirat, apakah ada hal yang buruk turut dilakukan demi
mendapatkan uang seperti mencuri, korupsi, menipu atau melakukan
pekerjaan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Seseorang yang makan dari hasil keringatnya sendiri, lebih utama
dibanding dengan orang yang makan dari pemberian orang lain,
apalagi jika ia masih kuat bekerja, sehat, dan memiliki akal.
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Hal itu
tentunya berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan setiap
orang. Seorang muslim terutama dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya sendiri semisal sandang, pangan dan papan.
Hidup mandiri dan tidak meminta-meminta kepada orang lain
membuat seorang muslim harus mampu bekerja demi pemenuhan
kebutuhan pokok tersebut. Al-qur’an menerangkan anjuran
seorang muslim untuk bekerja memenuhi kebutuhan dunianya.
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Hal itu tentunya
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan setiap orang. Seorang
muslim terutama dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
sendiri semisal sandang, pangan dan papan. Hidup mandiri dan tidak
meminta-meminta kepada orang lain membuat seorang muslim harus
mampu bekerja demi pemenuhan kebutuhan pokok tersebut. Al-qur’an
menerangkan anjuran seorang muslim untuk bekerja memenuhi
kebutuhan dunianya.
B. hadis tentang etos kerja
Dalam agama Islam, etos kerja menjadi salah satu gagasan yang disoroti.
Bahkan terdapat hadis tentang etos kerja yang menarik dipahami.
Kebaikan hidup dan perjuangannya pada dasarnya tak hanya demi
kehidupan di akhirat tetapi juga di dunia. Islam juga melarang umatnya
hanya bermalas-malasan dan menunggu dikasihani orang lain.
Hadis menekankan tentang iman kepada Allah SWT. Namun juga wajib diikuti amal saleh
berupa bekerja dengan baik. Istilah bekerja disebut dengan amal saleh dalam agama Islam.
Adapun ayat-ayat dan hadis tentang etos kerja yakni sebagai berikut:

1. Hadis tentang Etos Kerja Berupa Allah Mencintai Seseorang yang Bekerja dengan
Profesional
‫ ِإّن َهَّللا َتَع اىل ُيِح ّب ِإَذ ا َع ِم َل َأَحُد ُكْم َع َم ًال‬: ‫ َق اَل َرُس ْو ُل ِهللا َص ىَّل ُهللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم‬: ‫َع ْن َع اِئَش َة َرِض َي ُهللا َع ْن َه ا َق اَلْت‬
‫َأْن ُيْت ِق َنُه (رواه الطبرني والبيهقي‬
Artinya, “Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah
mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional””. (HR.
Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).
2. Hadis tentang Etos Kerja Berupa Larangan Meminta-Minta Kepada Orang Lain
“Ketika kami sedang duduk bersama beberapa orang sahabat, jumlah kami kira-kira
tujuh, delapan atau sembilah orang, datang pada kami Rasulullah saw seraya
bersabda, “Tidakkah kamu berbaiat kepada Rasulullah?”. Saat itu kami baru saja
berbaiat kepadanya. Maka kami menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami
telah berbaiat kepadamu.” Kemudian Nabi saw bersabda lagi, “Tidakkah kamu
berbaiat kepada Rasulullah?”. Maka kami pun kembali menjawab, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya kami telah berbaiat kepadamu.” Lalu beliau bersabda lagi, “Tidakkah
kamu berbaiat kepada Rasulullah?”. Maka kami segera mengulurkan tangan untuk
berbaiat sambil berkata, “Kami telah berbaiat, wahai Rasulullah, maka baiat apa lagi
yang harus kami sampaikan?”. Nabi menjawab, “Berbaiat untuk menyembah Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
kemudian shalat lima waktu serta taat kepada Allah.” Kemudian Nabi saw
merendahkan suaranya sambil bersabda, “Dan jangan meminta-minta suatu apapun
kepada orang lain.” Betapa kesungguhan para sahabat menerima baiat Nabi tadi,
perawi hadits meriwayatkan bahwa ia melihat sebagian dari mereka yang ada di
situ, cambuk kendaraannya jatuh, dan ia tidak meminta pertolongan kepada siapa
pun untuk mengembalikannya. (HR. Muslim: No.1729)
3. Hadis Tentang Etos Kerja Berupa Mukanya Tidak Berdaging Jika Tidak Henti-
Hentinya Meminta-Minta
‫ْأ‬ ‫َأ‬
‫َع ْن َع ْب ِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر َق اَل َرُس وُل ِهَّللا َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َم ا َيَزاُل الَّرُجُل َيْس ُل ال اَس َح ى َي ِتَي َيْو َم‬
‫َّت‬ ‫َّن‬
)‫اْلِق َي اَم ِة َو َلْي َس ِفي َوْج ِه ِه ُم ْز َع ُة َلْحٍم (رواه البخاري ومسلم‬

Artinya, “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda, “Seorang
tidak henti-hentinya meminta belas kasihan kepada orang lain, hingga nanti ia akan
datang pada hari kiamat dengan bentuk muka yang tidak berdaging (seperti
tengkorak).” (HR. Bukhari: No. 1381 dan Muslim: No. 1725)
C.manfaat membiasakan diri memiliki etos kerja
Manfaat etos kerja
Telah dibahas sebelumnya bahwa fungsi etos kerja adalah sebagai penggerak atas terlaksananya sebuah prosedur kerja.

Maka urgensi dari peningkatan maupun perbaikan etos kerja harus berada pada skala prioritas tertinggi.

Pada satu sisi, etos kerja adalah inti dari pencapaian target perusahaan sebagai satu badan usaha.

Di sisi lain, etos kerja yang tinggi membuat seorang pekerja memiliki reputasi baik di manapun ia berada.

Maka dapat dikatakan bahwa etos kerja bukan hanya menguntungkan perusahaan, tetapi pekerja itu sendiri.

Selengkapnya tentang manfaat etos kerja telah dijabarkan di bawah ini.


1. Meningkatnya produktivitas perusahaan dan diri sendiri

Apabila seseorang memiliki etos kerja seperti contoh di atas, maka hal tersebut akan memberi
pengaruh positif terhadap tingkat produktivitasnya.

Di mana ia mampu bekerja lebih baik lagi dan secara tidak langsung membuat produktivitas
perusahaan juga ikut tumbuh secara signifikan.

2. Hasil kerja yang memuaskan

Manfaat etos kerja selanjutnya adalah seseorang mampu menciptakan output atau hasil kerja
yang lebih memuaskan.

Hal ini tentu tidak lepas dari pengaruh produktivitas di penjelasan sebelumnya.
3. Menciptakan reputasi diri yang baik

Karena hasil kerja selalu memuaskan, maka terciptalah reputasi diri yang
baik.

Reputasi diri merupakan hal penting dan bisa dijadikan modal untuk
perkembangan karir di masa depan.
Itulah sedikit pembahasan singkat tentang QS. at
taubah/09;105 dan hadis tentang urgensi memiliki etos
kerja . semoga bermanfaat dan bisa di fahami
THANK YOU
presentation by: kelompok 2 | x tkr 2 | PAI

PAI | 2024
smk negeri 1 jamblang

Anda mungkin juga menyukai