Islam memandang bahwa bekerja merupakan satu kewajiban bagi setiap insan. Karena dengan bekerja,
seseorang akan memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga
keluarganya serta dapat memberikan maslahat bagi masyarakat di sekitarnya. Oleh karenanya Islam
bahkan mengkategorikan bekerja sebagai ibadah, yang diperintahkan oleh Allah SWT : “Dan katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan yang sangat mulia bagi para
pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Penghargaan tersebut
adalah sebagaimana dalam riwayat-riwayat hadits berikut :
Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.
قَا َل َو َما تُ َكفِّ ُرهَا يَا َرسُوْ َل هللاِ؟ قا َ َل ْالهُ ُموْ ُم فِ ْي،ُ الَ تُ َكفِّ ُرهَا الصَّالةُ َوالَ الصِّ يا َ ُم َوالَ ْال َح ُج َوالَ ْال ُع ْم َرة،ب لَ ُذنُوْ بًا ُّ َإِ َّن ِمن
ِ ْالذنُو
ب ْال َم ِع ْي َش ِة رواه الطبراني ِ َطلَ
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu
terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, haji dan juga umrah." Sahabat
bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Semangat dalam
mencari rizki". (HR. Thabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath I/38)
إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ ْال ُم ْؤ ِمنَ ْال ُمحْ ت َِرفَ رواه الطبراني
Dari Ibnu Umar ra bersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu'min yang bekerja dengan
giat". (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Aushth VII/380) :
Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa
ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang
melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya,
'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari
nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad
dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'"
(HR. Tabrani)
Bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah
Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah SAW. Orang
itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah,
andaikata bekerja seperti dia dapat digolongkan fi sabilillah, alangkah baiknya.' Lalu Rasulullah
bersabda, 'Jika ia bekerja untuk mengidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah;
Jika ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; dan
jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu adalah fi
sabilillah... (HR. Thabrani)
Riwayat-riwayat di atas sudah lebih dari cukup bagi seorang mu'min untuk menjadi motivator dalam
bekerja, terlebih-lebih bekerja di Lembaga Keuangan Syariah, yang memiliki visi untuk merealisasikan
syariat Allah di muka bumi ini. Oleh karenanya seorang muslim yang baik adalah yang bekerja dengan
penuh kesungguhan dan ketekunan. Karena selain mendapatkan penghasilan untuk kehidupan dunianya,
ia juga mendapatkan beribu kebaikan untuk kehidupannya di akhirat kelak.
6. Menghindari syubhat
Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan
dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang
terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang
secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini
dapat berasal dari internal maupun eksternal. Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam
kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan
diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara
yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)
1.Hasad (Dengki)
Hasad atau dengki adalah suatu sifat, yang sering digambarkan oleh para ulama dengan ungkapan
"senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang." Sifat ini sangat berbahaya, karena akan
"menghilangkan" pahala amal shaleh kita dalam bekerja.Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
َ َت َك َما تَأْ ُك ُل النَّا ُر ْال َحط
ب أَوْ قَا َل ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل إِيَّا ُك ْم َو ْال َح َس َد فَإ ِ َّن ْال َح َس َد َيأْ ُك ُل ْال َح َسنَا
َ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن النَّبِ َّي
ب رواه أبو داود َ ال ُع ْش ْ
Dari Abu Hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian sifat hasad
(iri hati), karena sesungguhnya hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.
(HR. Abu Daud)
2.Saling bermusuhan
Tidak jarang, ketika orang yang sama-sama memiliki ambisi dunia berkompetisi untuk mendapatkan satu
jabatan tertentu, atau ingin mendapatkan "kesan baik" di mata atasan, atau sama-sama ingin
mendapatkan proyek tertentu, kemudian saling fitnah, saling tuduh, lalu saling bermusuhan. Jika sifat
permusuhan merasuk dalam jiwa kita, dan tidak berusaha kita hilangkan, maka akibatnya juga sangat
fatal, yaitu bahwa amal shalehnya akan "dipending" oleh Allah SWT, hingga mereka berbaikan.Dalam
hadits lain Rasulullah SAW bersabda :
ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل تُ ْفتَ ُح أَ ْب َوابُ ْال َجنَّ ِة يَوْ َم ااِل ْثنَي ِْن َويَوْ َم ْال َخ ِم
ُ يس فَيُ ْغفَ ُر لِ ُكلِّ َع ْب ٍد اَل يُ ْش ِر
ك َ ِ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا
َت َب ْينَهُ َوبَ ْينَ أَ ِخي ِه شَحْ نَا ُء فَيُقَا ُل أَ ْن ِظرُوا هَ َذي ِْن َحتَّى َيصْ طَلِ َحا أَ ْن ِظرُوا هَ َذي ِْن َحتَّى َيصْ طَلِ َحا أَ ْن ِظرُوا ْ بِاهَّلل ِ َش ْيئًا إِاَّل َر ُجاًل َكان
هَ َذي ِْن َحتَّى يَصْ طَلِ َحا رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata,bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka pada hari
senin dan kamis, maka pada hari itu akan diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun, kecuali seseorang yang sedang bermusuhan dengan saudaranya sesama muslim,
maka dikatakan kepada para malaikat, “Tangguhkan dua orang ini sampai mereka berbaikan.” (HR.
Muslim).
3.Berprasangka Buruk
Sifat inipun tidak kalah negatifnya. Karena ambisi tertentu atau hal tertentu, kemudian menjadikan kita
bersu'udzon atau berprasangka buruk kepada saudara kita sesama muslim, yang bekerja dalam satu atap
bersama kita, khususnya ketika ia mendapatkan reward yang lebih baik dari kita. Sifat ini perlu dihindari
karena merupakan sifat yang dilarang oleh Allah & Rasulullah SAW, di samping juga bahwa sifat ini
merupakan pintu gerbang ke sifat negatif lainnya.Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل إِيَّا ُك ْم َوالظَّ َّن فَإ ِ َّن الظَّ َّن أَ ْك َذبُ ْال َح ِدي
ث َواَل تَ َح َّسسُوا َواَل تَ َج َّسسُوا َواَل َ ِ ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ أَ َّن َرسُو َل هَّللا
تَنَافَسُوا َواَل تَ َحا َسدُوا َواَل تَبَا َغضُوا َواَل تَدَابَرُوا َو ُكونُوا ِعبَا َد هَّللا ِ إِ ْخ َوانًا رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian prasangka
buruk, karena sesungguhnya prasangka buruk itu adalah sedusta-dustanya perkataan. Dan janganlah
kalian mencari-cari berita kesalahan orang lain, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain,
dan janganlah kalian saling mementingkan diri sendiri, dan janganlah kalian saling dengki, dan janganlah
kalian saling marah, dan jangan lah kalian saling memusuhi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersudara. (HR. Muslim)
4.Sombong
Di sisi lain, terkadang kita yang mendapatkan presetasi sering terjebak pada satu bentuk kearogansian
yang mengakibatkan pada sifat kesombongan. Merasa paling pintar, paling profesional, paling penting
kedudukan dan posisinya di kantor, dsb. Kita harus mewaspadai sifat ini, karena ini merupakan sifatnya
syaitan yang kemudian menjadikan mereka dilaknat oleh Allah SWT serta dijadikan makhluk paling hina
diseluruh jagad raya ini. Sifat ini pun sangat berbahaya, karena dapat menjadikan pelakunya diharamkan
masuk ke dalam surga (na'udzu billah min dzalik). Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW
bersabda "Tidak akan pernah masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat satu
biji sawi sifat kesombongan" (HR. Muslim).
Masih banyak sesungguhnya sifat-sifat lain yang perlu dihindari. Namun setidaknya kelima ranjau
berbahaya tadi, dapat menggugah kita untuk menjauhi segala ranjau-ranjau berbahaya lainnya
khususnya dalam kehidupan dunia kerja. Jadi, sekarang bekerjalah dengan niat ikhlas, hiasi dengan sifat-
sifat positif dan songsonglah hari esok dengan penuh kegemilangan serta keridhaan dari Allah SWT.