Anda di halaman 1dari 10

Perempuan Muslimah di

Bulan Ramadhan

Ditulis oleh :
dr.Barakah bintu Mudif at-Tholhi ‫حفظهاهللا‬

Diterjemahkan oleh :
Ummu Shoolih Attalagiyah ‫َوفَّقَ َها هللا‬
https://t.me/attalagiyah

Dikoreksi oleh :
Ustadzah Ummu Ibad ‫حفظهاهللا‬

|1
Perempuan Muslimah di Bulan Ramadhan
(22 Tips Wasiat Untuk Muslimah di Bulan Ramadhan)
Segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan sholawat dan salam bagi
penghulunya para Rasul Nabi kita Muhammad dan keluarganya serta shahabat-
shahabatnya. Amma ba'du.
Saudaraiku muslimah sungguh telah menaungi kita bulan mulia yang selama ini
kita menunggunya, bulan rahmah dan ampunan dan bulan terbebasnya dari api neraka,
bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan
berlomba dan berkompetisi dalam ketaatan. Maka hak untuk muslimin adalah saling
menasihati untuk beramal sholih dan berjuang berijtihad di bulan ini.
Salah satu bentuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran atasnya
bahwasanya pertemuan ini adalah bentuk mengasah semangat dalam berlomba untuk
melakukan amal kebaikan dan (kesempatan) saling menasehati.

Wasiat untuk (beramal kebaikan) ini adalah sesuatu yang mulia didalam agama
Allah 'Azza wa Jalla. Dan Allah sungguh telah memerintahkan hamba-hambaNya agar
melakukan ketaatan yang terkumpul semuanya dalam kalimat taqwa “Sungguh, Kami
telah mewasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga)
kepadamu (umat Islam) agar bertakwa kepada Allah.” (Surat an-Nisa 131).

Nabi ‫ ﷺ‬juga telah mewasiatkan kepada Shahabat-shahabatnya Ridwanullahu


'alayhim dan wasiat ini adalah wasiat umum untuk umat sebagaimana dalam hadist
Irbadh bin Sariyah dia berkata : Rasulullah mengimami kami sholat subuh, kemudian
(setelah selesai) beliau menghadap kepada kami, beliau pun menasihati kami dengan
nasihat yang membuat mata menangis dan hati bergetar, maka kami berkata : “Wahai
Rasulullah, sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berilah
kepada kami wasiat” Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa
kepada Allah, mendengar dan taat, meskipun kalian diperintah oleh seorang budak
habasyi. Sungguh orang yang hidup diantara kalian sepeninggalku, dia akan melihat
perselisihan yang banyak, oleh karena itu wajib atas kalian berpegang teguh pada
sunnahku dan sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah ia dengan gigi
geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap perkara
yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”. Diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dan Ashabul Assunan dengan sanad yang shohih.

Seandainya seseorang tidak butuh kepada nasihat maka tentu Nabi-Nabi orang
yang paling tidak butuh kepadanya.
Karena itu wajib bagi kita saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
sebagaimana tercantum di surat al-'Ashr “Demi masa (1) sesungguhnya manusia benar-
benar berada dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh
serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.(3)

Modal utama dan inti yang wajib kita berwasiat ialah wasiat taqwa kepada Allah
dan taat kepada-Nya seperti (syariat) yang telah dibawa Nabi ‫ﷺ‬. Taqwa tidak akan
menjadi taqwa yang sebenarnya kecuali sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah dalam
setiap kondisi baik berupa mengerjakan (perintah) dan meninggalkan (larangan) atau
dalam kondisi mudah dan sulit sebagaimana yang disebutkan dari Bakr Al Muzani dia
berkata : ketika terjadi fitnah Ibnu Asy’ats maka berkata Tholq Ibnu Habib : “Bertakwalah
dengan ketaqwaan!” maka dikatakan kepadanya “Beritahukanlah kepada kami apa itu
taqwa” Dia menjawab “Beramal dengan ketaatan kepada Allah, diatas cahaya dari Allah
dengan mengharap pahala dari Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah diatas
cahaya dari Allah dengan rasa takut terhadap adzab dari Allah.

Berkata az-Dzahabi mengomentari kalimat ini “Tidaklah takwa itu kecuali dengan
beramal, dan tidaklah beramal kecuali dengan ilmu dan ittiba' dan hal tersebut tidak
bermanfaat kecuali dengan mengikhlasnya karena Allah, tidak karena untuk dikatakan
Fulan meninggalkan maksiat disebabkan (ilmu) fiqih, melainkan maksiat itu untuk
menjauhinya membutuhkan pengetahuan tentangnya, meninggalkan maksiat itu adalah
bentuk rasa takut kepada Allah, bukan untuk dipuji disebabkan meninggalkannya.
Barangsiapa berpegang pada wasiat ini maka dialah orang yang beruntung” (Siyar ‘Alam
Annubala’ – Adz Dzahabi).
Wasiat ini, kita sangat membutuhkanya apalagi di bulan mulia dan berkah ini
bulan ramadhan yang diturunkan Al Quran didalamnya sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan
batil) jangan sampai waktu kita habis begitu saja (secara sia-sia) di hari-hari yang mulia
dan berakhirlah hari-hari yang singkat ini. Dan tidaklah bermanfaat pertolongan padahal
saat itu bukanlah waktunya. Dan berikut ini 22 tips&wasiat yang paling penting untuk
muslimah :

1. Menghadirkan niat dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakan termasuk


dalam mempersiapkan (hindangan) untuk berbuka dan sahur, dan mengharapkan pahala
dari lelah yang menimpa (saat beribadah dan melakukan amal kebaikan), dan ketahuilah
wahai muslimah, Allah tidaklah menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kita
jika (seorang hamba) memperbaharui niat dan tujuannya dan amal tersebut sesuai
dengan sunnah. Allah Ta’ala berfirman “Maka, Tuhan mereka memperkenankan
permohonannya (dengan berfirman), Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan perbuatan
orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian
kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.” (Surat Ali Imran ayat 195).
Allah Ta’ala juga berfirman “Siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan, sedangkan dia beriman, akan masuk ke dalam surga dan tidak dizalimi
sedikit pun.” (Surat An Nisa ayat 124)
Allah Ta’ala juga berfirman “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki
maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih
baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (Surat An Nahl ayat 97).

Anas radiyallahu’anhu bercerita “Kami pernah safar bersama Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam. Diantara kami ada yang berpuasa dan ada pula yang tidak. Maka kami
singgah pada suatu hari yang sangat panas. Orang yang dapat berteduh adalah yang
punya banyak kain dan diantara kami ada meletakkan tangannya diatas kepalanya.
Mereka yang puasa, tidak bisa melakukan apapun. Sementara mereka yang tidak puasa,
mereka membuat tenda, melayani yang puasa, mengambilkan air untuk tunggangan.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar,
‫َذ َذ اْل ُم ْل ِط َذو اْلَذَي ْل َذ ِط اَذ ْل ِط‬
‫ُم‬ ‫َذ‬
“Hari ini yang tidak puasa, memborong pahala.” (Muttafaqun’alaihi).

2. Bersemangat dalam melaksanakan sholat fardhu pada waktunya, karena ini


adalah sebaik-baiknya amal yang mendekatkan diri kepada Rabb. Allah Ta’ala berfirman
“Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas
orang-orang mukmin.” (Surat An Nisa ayat 103).
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang
menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku
mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan
baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga
Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia
gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya
yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku
lindungi. Tidaklah Aku melakukan sesuatu yang mesti aku lakukan seperti keraguanku
untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman (kepada-Ku) dia tidak menyukai kematian
dan Aku tidak ingin menyakitinya.” ( Diriwayatkan oleh Al Bukhari).
Mengerjakan sholat fardhu pada waktunya adalah amal yang paling dicintai Allah
Ta’ala. Dari Abdullah dia berkata : “Aku bertanya kepada Nabi ‫ ﷺ‬mengenai amalan apa
yang paling dicintai oleh Allah? Nabi ‫ ﷺ‬menjawab, “Sholat pada waktunya”. Aku
bertanya lagi, “Lalu amalan apa lagi, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berbakti
kepada kedua orangtua”. Aku bertanya lagi, “Lalu amalan apa lagi, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah”. (Muttafaqun’alahi).

3. Memanfaatkan kesempatan, waktu luang dan saat bekerja untuk berdzikir,


bertasbih, beristighfar, berdoa dan bersholawat kepada Nabi ‫ ﷺ‬sebagai ganti dari kita
menyia-yiakan waktu tanpa manfaat di bulan ramadhan, maka dari itu kita bersungguh-
sungguh untuk melakukannya dengan 2 hal :
- Menghadirkan niat.
- Memperbanyak dzikir dan doa saat melakukan perkerjaan.

Dan itu adalah keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendakinya,
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Setiap persendian diantara kalian wajib bersedekah pada setiap
harinya dimana matahari terbit pada hari itu, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, beramar
ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah dan cukuplah (sebagai ganti) semua
itu dengan dua rakaat dari sholat dhuha. (Diriwayatkan oleh Muslim).

Waktu-waktu yang hendaknya disibukkan dengan amal ini yaitu :


Saat haid dan nifas, maka bagi muslimah hendaknya menyibukkan waktunya
untuk berdzikir. Sebagian wanita jika haid ataupun nifas meninggalkan amal kebaikan ini,
dan dia pun ditimpa futur, yang menyebabkannya diharamkan dari kebaikan dan
keutamaan bulan ini sehingga dia lalai dari ibadah seperti berdoa, bertasbih, beristighfar,
bersedekah dan menghadirkan niat untuk beramal sholih hadist Nabi ‫ ﷺ‬: “Jika seorang
hamba sakit atau sedang bersafar maka Allah mencatat baginya pahala sebagaimana
pahala dia beramal ketika sehat dan disaat mukim.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Nabi ‫ ﷺ‬juga bersabda : “Barangsiapa yang mengucapkan ‘Subhanallahi wa
bihamdih’ setiap harinya 100 kali maka kesalahannya dihapus walaupun sebanyak butiran
air di laut.”
Nabi ‫ ﷺ‬pernah bertanya : “Apakah ada diantara kalian yang tidak mampu
mengusahakan seribu kebaikan setiap harinya?” Maka bertanyalah seorang penanya di
majelis tersebut, “Bagaimana caranya seorang diantara kami mengusahakan seribu
kebaikan?” Nabi ‫ ﷺ‬menjawab : “Bertasbih kepada Allah seratus tasbih maka dicatat
baginya seribu kebaikan atau dihapus kesalahannya seribu kesalahan.”
Dan sabda Nabi : “Siapa yang bersholawat kepadaku sekali maka Allah akan
bersholawat kepadanya sepuluh kali.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

4. Mempelajari hukum seputar puasa, sholat dan fiqih yang berkaitan dengan
bulan ramadhan seperti ‘itikaf, umrah, zakat fitrah, dan lainnya. Akan tetapi berhatilah-
hatilah dari mengambil fatwa tanpa ilmu dan berlomba meraihnya. Karena salafusholih
menolak berfatwa jika mereka ragu karena takut berbicara tentang Allah tanpa ilmu.
Berkata Muhammad bin Munkadir rahimahullah Ta’ala: “Sesungguhnya seorang alim
antara Allah Ta’ala dan makhluk-Nya, maka perhatikanlah bagaimana dia menepatkan
posisinya”.

Berkata Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu : “Sesungguhnya orang yang selalu


berfatwa ketika diminta berfatwa dia benar-benar orang gila”,kemudian dia berkata
“Penjagaannya seorang alim adalah dia berkata “aku tidak tahu” jika dia tak
melakukannya maka dikhawatirkan kelak dia binasa disebabkan perkataannya”.
Berkata Hushoin al Asadi rahimahullah : “Sesungguhnya kalian berfatwa tentang
suatu masalah, padahal jika ditanyakan kepada Umar bin Khatthab maka pasti dia
mengumpulkan (shahabat-shahabat) yang mengikuti perang badr (untuk menanyakan
permasalahan tersebut dan memusyawarahkannya dengan mereka).

5. Bersemangat melakukan amalan-amalan sunnah di waktu imsak dan waktu


berbuka, (dengan) berdzikir, berdoa dan mendidik anak-anak dalam mengamalkannya
[Karena hal ini sering dilalaikan muslimah disebabkan sibuk dengan urusan dapur] amalan
sunnah ini seperti:
- Menyegerakan berbuka sesuai sabda Nabi ‫ ﷺ‬: “Manusia senantiasa dalam
kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (Muttafaqun’alahi).
- Berdoa saat puasa dan saat (menjelang) berbuka sesuai sabda Nabi ‫ ﷺ‬: “Tiga
(orang) yang doanya tidak tertolak : 1. Orang yang berpuasa sampai ia berbuka 2. Imam
yang adil 3. Doanya orang yang dizolimi, Allah akan mengangkat doanya hingga awan dan
membukakan pintu langit untuknya, Allah berfirman : “ Demi keagunganKu, Aku benar-
benar akan menolongmu walau tidak serta merta.” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan dia
berkata hadits ini hasan).
- Nabi tatkala berbuka mengucapkan doa :
‫ِط‬
‫َذ َذ َذ اظَّ َذ أُم َذ ْلَيتَذَيلَذت اعُم ُم ُمق َذ ثَيَذبَذ َذ‬
‫ت اَذ ْل ُم إَذ ْلو َذش ءَذ هلل‬
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala telah ditetapkan In
Syaa Allah.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud).
- Berbuka dengan memakan ruthb (kurma basah), dari Anas bin Malik dia berkata :
“Dahulu Nabi ‫ ﷺ‬biasa berbuka dengan ruthb (kurma basah) jika tidak ada, maka
dengan tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan seteguk air.” (Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Ashabul Assunan).
- Mengakhirkan sahur sesuai sabda Nabi ‫ ﷺ‬: “Bersegeralah untuk berbuka dan
akhirkanlah untuk makan sahur.” (Silsilatul Ahaadits Shohihah wa Syaiun min Fiqhihaa wa
Fawaiduhaa 4/375).

6. Membandingkan antara maslahat dan mafsadat pergi ke masjid bagi wanita


dan perhatian terhadap anak-anak, suami dan orangtua. Karena shalat ke masjid bagi
wanita adalah perkara mustahab (sunnah) sebaliknya perkara perhatian dan urusan
rumah tangga adalah kewajiban wanita yaitu berupa mengurus anak, memberikan hak
suami dan orangtua. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” Kemudian mengatakan “Seorang
wanita pemimpin di rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya dan dia akan
diminta perntanggungjawaban atasnya.”
Mungkin saja bagi wanita hadir sholat jamaah di masjid dengan tetap menjaga
anak-anak dengan tips ini yaitu seorang wanita bersepakat dengan teman-temannya atau
kerabatnya agar mengumpulkan semua anak-anak dan menjadikan salah satu dari
mereka sebagai pedamping anak-anak secara bergantian, kemudian merancang kegiatan
ramadhan bagi anak-anak dan mendampingi mereka sementara yang lainnya
melaksanakan sholat, bisa saja yang mendampingi ini adalah orang yang diberi udzur syari
dari melaksanakan sholat (seperti haid dan nifas) atau bisa saja dengan ada upah. Contoh
lainnya dengan menjaga kedua orangtua oleh anak-anak yang bersaudara secara
bergantian pula.

7. Berkunjung ke sanak saudara sesuai kebutuhan dan aturan syariat dengan


tetap meminta izin, dan memperhatikan waktu yang tepat, lamanya kunjungan dan
manfaat dari kunjungan tersebut.

8. Membuat jadwal membaca Al Quran dan murojaah hafalan. Karena pahala


membaca Al Quran sangatlah besar. Disebutkan dalam hadist Nabi ‫ ﷺ‬: “Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” Dan sabda Nabi
‫ ﷺ‬: “Bacalah Al Quran, Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat
bagi yang membacanya.”

9. Semangat dalam melaksanakan sholat malam di ramadhan, karena


didalamnya terdapat keutamaan yang agung, Allah Ta’ala berfirman “Hamba-hamba
Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina),
mereka mengucapkan, “Salam.” Dan, orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk
beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (Surat Al Furqon ayat 63-
64).
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Barangsiapa yang melaksanakan sholat pada (malam)
Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”
10. Membuat jadwal untuk melakukan amalan sholih seperti membagikan
sedekah, dan berbuat kebajikan kepada orang yang membutuhkan, membantu orang-
orang yang lemah, dan ikut serta beramal bersama saudara dan anak-anak, dan begitu
juga memberi ifthor kepada orang yang puasa dan mengharapkan pahala yang sama,
sebagaimana yang ada di Shohiihain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda “Barangsiapa bersedekah
dengan yang sebanding satu buah kurma dari hasil usaha yang baik, dan Allah tidak
menerima kecuali yang baik, Maka Allah menerima sedekah itu dengan tangan kanan-
Nya. Kemudian Dia pun mengembangkannya (melipatgandakan pahalanya) untuk si
pemiliknya (orang yang bersedekah), sebagaimana seseorang dari kalian membesarkan
anak kudanya; hingga pahala sedekahnya menjadi seperti gunung.”

Kalimat ‫( فلوه‬dalam hadist) maknanya adalah anak kuda. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :


“Barangsiapa yang mencontohkan suatu sunnah (amalan) yang baik dalam islam maka ia
mendapatkan pahala sekaligus pahala orang yang melakukannya setelahnya tanpa
mengurangi pahalanya sedikit pun, dan barangsiapa yang mencontohkan suatu amalan
yang buruk maka ia mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi dosanya sedikit pun.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

11. Mendengarkan Al Quran dan Muhadaroh dengan berbagai sarana yang ada
pada zaman ini dan hendaknya muslimah bersemangat dalam mendengarkan ulama
rabbani dan yang melazimkan diri diatas sunnah dan tidak menyibukkan diri dengan
mendengarkan ahlu dholal (orang-orang sesat) dan tidak pula dari yang haram seperti
musik. Maka selayaknya bagi muslimah untuk menyibukkan waktunya terkadang dengan
mendengarkan sesuatu yang bermanfaat secara syariat maupun kebiasaan, dan
terkadang dengan bertasbih, tahlil dan tahmid. Dan juga dengan mengharapkan pahala
serta menghadirkan niat yang ikhlas untuk menyiapkan makanan untuk keluarga dan
untuk mengurus urusan keluarga.

12. Membantu suami dan anak-anak ketika waktu luang agar berbuat ketaatan
dan menghindarkan dari mereka perbuatan sia-sia dan maksiat dan menyibukkan
mereka di tempat-tempat ketaatan pada ramadhan.

13. Membuat jadwal pola makan yang terstruktur, yaitu dengan menghadirkan
makanan-makanan yang sehat dan dengan harga yang sedang pada setiap minggunya.
Maka jangan dipersyaratkan ada semua jus setiap harinya dan tidak pula semua
variasinya lalu jangan pula diharuskan adanya manis-manisan diatas hidangan setiap
harinya, akan tetapi hendaknya untuk setiap orang ada porsi makanan masing-masing
seperti sayuran, buah-buahan, makanan yang mengandung tepung, daging berserta jus
asli yang tak mengandung gula, dan cukuplah kurma basah dan kurma kering sebagai
manisan, dan mungkin saja ditambahkan sedikit manisan khusus untuk anak-anak.
Mengatur makanan dengan cara yang sehat dan sederhana, tidak berlebihan dan
juga tidak membuang-buang sisa-sisa makanan. Memperhatikan kesehatan keluarga serta
membantu mereka dalam melakukan ibadah agar semangat, terakhir menjauhkan
kejenuhan dari mereka disebabkan jenis makanan yang berulang setiap harinya.
14. Wanita muslimah mereka ditimpa kelelahan yang banyak pada bulan ini
disebabkan terkumpulnya banyak tanggungjawab atasnya seperti perkejaan rumah,
tanggungjawab mengurus keluarga dan beribadah. Maka aku mengingatkan diriku dan
kalian semuanya dengan wasiat Nabi ‫ ﷺ‬kepada Fatimah radhiyallahu’anha ketika dia
menghampiri Nabi ‫ ﷺ‬dan dia meminta seorang pembantu kemudian Nabi berkata
“Ketahuilah, akan aku beritahukan kepadamu yang lebih baik dari yang engkau minta,
bertasbihlah apabila engkau hendak tidur 33 kali, bertahmidlah 33 kali dan bertakbirlah
33 kali.” (Muttafaqun’alahi).

15. Semangat dalam makan sahur pada waktunya, karena sahur adalah makanan
yang berkah dan membantu memperkuat untuk beribadah setelah taufik dari Allah, Nabi
‫ ﷺ‬bersabda : “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya pada sahur ada
keberkahan.”
Selain dari itu sahur merupakan pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahli
Kitab sebagaimana yang ada di hadits Nabi ‫ ﷺ‬besabda : “Pembeda antara puasa kita
dengan puasa Ahlu Kitab adalah dengan memakan sahur.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

16. Menjaga sholat subuh dan duduk sejenak berdzikir bagi siapa yang bisa
sampai terbitnya matahari kemudian sholat seberapa yang dikehendaki Allah untuknya,
sebagaimana dalam hadits : “Barangsiapa melaksanakan sholat subuh berjamaah
kemudian duduk berdzikir hingga terbit matahari kemudian dia sholat dua rakaat, maka
hal tersebut seperti pahala haji dan umroh sempurna, sempurna dan sempurna.”

17. Berijtihad (berjuang) untuk menjaga dzikir pagi dan petang, berdoa dan
beristighfar saat sahur sesungguhnya hal ini merupakan salah satu penjagaan seorang
muslim malam dan siang hari dan waktu (sahur) adalah waktu mustajab bi’idznillah.

18. Berdakwah di bulan yang mulia ini, yaitu dengan mendakwahkan kerabat,
tetangga dan anak-anak serta membantu mereka untuk menghadiri halaqoh dan kajian,
dan membuat acara untuk anak-anak saat ramadhan, lalu mempersiapkan penghargaan
bagi mereka sebagai motivasi agar mempergunakan waktu untuk hal yang bermanfaat,
dalam hadits dikatakan “Siapa yang memberikan petunjuk kepada kebaikan, maka
baginya pahala seperti orang yang mengamalkannya” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Demi Allah, satu orang yang mendapat petunjuk (oleh
Allah) karena perantaramu, maka itu lebih baik dari pada unta merah.”
(Muttafaqun’alahi).

19. Berhati-hatilah dari majelis kelalaian, ghibah, namimah, dan perkataan keji
dan senantiasa berkata yang baik, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta malah melakukannya, maka Allah tidak butuh dari rasa
haus dan lapar yang ditahannya.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari).
Sesungguhnya ganguan terhadap manusia dan menganiaya mereka dan harta
mereka, hal ini akan menjadikan pahala amalan seorang muslim sia-sia dan dia
merugi/bangkrut sebagaimana yang terdapat dalam hadist Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬bersabda : “Apakah kalian tau siapa orang
muflis (orang yang bangkrut)?” Mereka mejawab, “Muflis adalah orang yang tidak
memiliki dirham dan harta benda”. Nabi ‫ ﷺ‬menjawab : “Muflis dari umatku adalah
orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) sholat, puasa dan zakat, sedangkan
dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, memakan harta orang lain, dan
menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka (orang-orang yang telah
dizaliminya) diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikannya, maka
dosa-dosa (orang yang dizaliminya) ditimpakan kepadanya kemudian dia dilemparkan ke
neraka.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

20. Berlomba-lomba melakukan amalan sholih di waktu-waktu yang mulia. Allah


Ta’ala berfirman : “Untuk (mendapatkan) yang demikian itu hendaknya orang berlomba-
lomba.” (Surat Al Muthofifin ayat 26)
Lalu firman-Nya : “Maka berlomba-lombalah kalian dalam berbagai kebaikan”
(Surat Al Baqoroh ayat 148)
Lalu Firman-Nya : “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang)
luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Surat Ali Imran ayat 133).
Lalu Firman-Nya : “Berlombalah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
lebarnya (luasnya) selebar langit dan bumi, yang telah disediakan bagi orang-orang yang
beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah adalah Pemilik karunia yang agung.” (Surat Al
Hadid ayat 21).
Kemudian disebutkan keadaan sifat-sifat orang-orang sholih di dunia Hamba-
hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah
hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang
menghina), mereka mengucapkan, “Salam.” (Surat Al Furqon ayat 63).
Allah Ta’ala juga berfirman : “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam
keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah
sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Surat
Al Mulk ayat 15).

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu dia berkata : Rasulullah ‫ ﷺ‬memegang


sebagian badanku lalu bersabda : ”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau
seorang musafir dan anggaplah dirimu sebagai ahli kubur.” Ibnu Umar berkata, “Jika
engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menunggu hingga pagi hari dan jika
engkau berada di pagi hari, maka janganlah engkau menunggu hingga sore hari.
Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu dan waktu hidupmu sebelum
matimu. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui wahai Abdullah, siapa namamu kelak.”
(Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan dishohihkan oleh Albani).
Maka segala amal yang menjadikan seorang muslim dekat kepada Allah
seharusnya bagi seorang muslim berlomba kepadanya, dan segala amal yang menjauhkan
seorang muslim dari Allah ‘Azza wa Jalla maka wajib dijauhi dan berhati-hati darinya,
berkaitan hal ini berkata Al Hafidz Ibnu Hajar setelah menyebutkan hadits Ibnu Abbas
yang marfu’ oleh Al Hakim dan selainnya bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬berkata kepada seorang
laki-laki dan Nabi ‫ ﷺ‬menasihatinya “Gunakanlah lima perkara sebelum datang lima
perkara; masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu
sebelum miskinmu, sempatmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”...
Berkata (Al Hafidz Ibnu Rajab) : “Hal yang tersirat (dari perkataan ini adalah)
pendekkanlah batas angan-angan dan cita-citamu karena seorang yang berakal
seharusnya jika dia berada di waktu sore tidak menunggu hingga pagi dan jika dia berada
di waktu pagi dia tidak menunggu hingga waktu sore, akan tetapi dia menyangka
bahwasanya ajalnya menghampirinya sebelum itu. Dan perkataan “pergunakanlah waktu
sehatmu...” (sampai akhir kalimat) maksudnya adalah beramalah dengan amalan yang
kelak engkau akan jumpai setelah kematianmu, dan bersegeralah ketika masa sehatmu
dengan melakukan amalan sholih. Sesungguhnya sakit bisa saja menghampirimu dan
menghalangimu dari beramal, lalu dikhawatirkan bagi siapa yang lengah terhadap hal ini
kelak dia sampai ke kampung yang abadi sedangkan dia tanpa bekal (amal sholih). (Kitab
Fathul Baari oleh Ibnu Hajar 11/235).

21. Bersungguh-sungguh beribadah di bulan ramadhan khususnya di sepuluh


akhir ramadhan. Dari Aisyah radhiyallahu’anha dia berkata : “Nabi ‫ ﷺ‬jika telah masuk
sepuluh hari terakhir ramadhan, beliau mengencangkan ikat pinggangnya, dan
menghidupkan malam (dengan ibadah) serta membangunkan keluarganya.”
(Muttafaqun’alahi).
Lalu ‘Aisyah radhiyallahu’anha juga berkata : “Nabi ‫ ﷺ‬bersungguh-sungguh di
sepuluh akhir ramadhan, yang mana kesungguhan ini tidak didapati pada selain waktu
ini.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

22. Menjauhi kegiatan berkeliling pasar lalu singgah didalamnya dan menyia-
nyiakan waktu berharga dari ketaatan dalam beribadah dan kebaikan, maka tipsnya
hendaknya membeli pakaian dan kebutuhan untuk hari raya sebelum ramadhan kecuali
jika terpaksa karena keadaan, maka hendaknya dibeli saat pagi dan membuat batasan apa
saja kebutuhan yang akan dibeli sebelum pergi agar waktu tidak habis sia-sia.

Kita memohon kepada Allah agar kita menjumpai bulan ramadhan sedangkan kita
dalam keadaan sehat wal afiyat baik agama dan dunia kita dan kita memohon kepada
Allah agar menolong kita dalam melakukan puasa dan sholat di ramadhan dan kita
memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk kepada orang-orang yang
amalannya diterima.
Ya Allah, antarkanlah kami hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan
kepada kami, dan terimalah amal-amal kami di bulan Ramadhan.
Sholawat dan salam untuk Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan shahabat-
shahabatnya.

Di Riyadh 27/8/1443H
dr.Barakah bintu Mudif at-Tholhi ‫حفظهاهللا‬

Salam dari Penerjemah yang faqir


Payakumbuh, 27 Sya’ban 1444H
Ummu Shoolih Attalagiyah ‫َوفَّقَهَا هللا‬

Anda mungkin juga menyukai