Anda di halaman 1dari 15

"Buah Kesabaran"

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nastaiinuhu wa nastaghfiruhu wa nauudzubillaahi min syuruuri


anfusinaa wa min sayyiaati amaalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa
haadiyalahu
Asyhadu Allah ilaaha illallah, Wa asyhaduanna muhammadur rasulullah
Allahumma shalli alaa muhammad wa alihi wa ashabihi waman tabi 'ahum bi ihsanin ilaa
yaumiddin
Yaa ayyuhalladzii na 'amanuttaqullah haqqo tuqootihi walaa tamu tunna ilaa wa antum muslimun
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Taala atas segala karunia, hidayah dan berjuta
kenikmatan tak terhingga yang telahDia anugerahkan kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang mengikutnya hingga hari
kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa Taala dengan
sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya.
Hadirin Rahimakumullah!
Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah Subhanahu
wa Taala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap sabar.
Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada ketentuan
syariat Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang
dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Subhanahu wa Taala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan tenaga jasmani
dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan dan menambah tekun amal
ibadah dan amal shalih mereka. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung. (Ali Imran: 200).

Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!


Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam memperkuat
jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam menempuh keridhaan
Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apa pun.
Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan menambah ilmu tentang
keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita tentang sifat, anugerah dan janji-janji
Allah serta kehidupan dan balasan di akhirat kelak.

Judul: Jagalah Shalatmu


KHOTBAH PERTAMA:

.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Taala atas segala karunia, hidayah dan
berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua orang yang
mengikutnya hingga hari kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa Taala
dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya.
Kaum muslimin aazzakumullah
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah kenyataan bahwa sangat
banyak di antara manusia yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami
hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah
jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antara bentuk riil kondisi sebagian kaum Muslimin yang sangat menyedihkan tersebut
adalah semakin banyaknya orang-orang Islam masa sekarang yang mulai meremehkan
dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam agama Islam,
shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menerima wahyu
perintah shalat, yaitu dengan dimi-rajkan ke langit didampingi malaikat Jibril alaihis
salam. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Taala berbicara langsung
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yang demikian itu menunjukkan bahwa
betapa agung kedudukan ibadah shalat dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di
mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Dalam satu hadits shahih
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
.
Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah shalat, dan puncaknya

adalah jihad di jalan Allah. (HR. at-Tirmidzi no. 2616).


Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid,
sebagaimana Firman Allah Taala,

Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.
(Al-Bayyinah: 5).
Dan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
.
Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah
utusan Allah, kemudian mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka
melakukan itu, maka darah dan harta mereka terpelihara dariku kecuali dengan hak
Islam, dan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Shalat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak,
seperti tersebut dalam hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

.
Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari Kiamat
adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi
apabila shalatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi. (HR. at-Tirmidzi, no. 413).
Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu
anha bahwasanya ia berkata,
.
Wasiat terakhir Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah, Kerjakanlah shalat,
Kerjakanlah shalat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang kalian
miliki. (HR. Ahmad, no. 25944).
Hadirin yang dirahmati Allah
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah shalat dalam agama Islam yang kita anut,
sehingga al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih telah memberikan ancaman keras bagi
orang yang meninggalkan shalat. Dalam surat al-Muddatstsir ayat 42-43 Allah Taala
berfirman,
.

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)? Mereka menjawab, Kami
dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.
Adapun di dalam as-Sunnah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat diancam
akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. Beliau
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
.
Barangsiapa yang menjaganya (shalat fardhu), maka pada Hari Kiamat dia akan
memperoleh cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang
akan membelanya), dan keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan)
bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. (HR. Ahmad, no. 6540 dan adDarimi, no. 2721, Shahih Ibnu Hibban, no.1476. Syuaib al-Arnauth mengatakan
Isnadnya shahih. Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-Jami no. 2851).
Jamaah Jumat hafizhakumullah
Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan shalat?
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena
mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat
tentang orang yang meninggalkan shalat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara
mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara
yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan
kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang
meninggalkan shalat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera
dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum
had baginya, bukan karena murtad.
Akan tetapi Jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan penda-pat para ulama tentang
hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, hendaknya
seorang Muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama
dengan sebab meninggalkan shalat. Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk
merasa takut untuk meninggalkan shalat dikarenakan ancaman yang begitu keras dari
Allah Taala maupun dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sehingga Ibnul Qayyim
rahimahulloh berkata, Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa besar yang
paling besar, lebih besar dosanya di sisi Allah daripada membunuh jiwa dan mengambil
harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada berzina, mencuri dan minum khamar.
Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di
dunia dan di Akhirat. (Lihat Kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha hal. 9, karya Ibnul
Qayyim).
Shalat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai
kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa
lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan
badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana
kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan
banyak berdzikir kepada Allah Taala, dan di antaranya adalah dengan mengerjakan
shalat.
Hadirin Rahimakumullah

Perhatikanlah orang-orang yang tidak shalat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan,


meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah,
namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan.
Berbeda dengan orang yang shalat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan shalat
dapat menenangkan hati, karena di dalam shalat mengandung dzikrullah (mengingat
Allah) dan itu membawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman Allah Taala,

Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. (Ar-Rad: 28).
Jiwa orang yang melakukan shalat akan mengalami ketenangan dan akan mendapatkan
thumaninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan shalat. Hidupnya
mengalami was-was, tidak tenang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh setan.
Tunaikanlah shalat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal
masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba
yang taat demi meraih surge-Nya yang penuh dengan nikmat.

KHOTBAH KEDUA :

Maasyiral muslimin rahimakumullah


Jika meninggalkan shalat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir, niscaya
orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya. Logika
manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan shalat bagi orang yang
sehat, sementara orang yang sakit saja tetap diwajibkan untuk mengerjakannya? Ini
menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan shalat cenderung menuruti hawa
nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang lurus dan sesuai
dengan logika akal manusia.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka shalat tetap wajib kita lakukan, baik
ketika sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Shalat
wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.
Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati
khatib pribadi dan Jamaah sekalian, janganlah sekali-kali kita meremehkan shalat
apalagi meninggal-kannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu
menjaga shalat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang ter-sisa. Berapa pun
panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia
yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal.
Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak
akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal,
maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada
bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan
awan yang berarak di angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang
tidak dapat ditunda-tunda (kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja
yang ia dapati hanyalah tanah, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat
menyelamatkannya atau menolongnya, waliyadzu billah.

Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan shalat yang lima
waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah
menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal shalih yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa
memberikan hidayah pada segala urusan kita, dan memberikan petunjuk kepada kita
semua dalam menapaki jalanNya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan
nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada,
serta orang-orang yang shalih, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan
orang-orang yang tersesat.

.
.

.
.
Quote:

Judul: Buah Kesabaran


Khotbah Pertama :
.

.
:
.

Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!


Takwa adalah anugerah yang paling agung setelah hidayah iman yang telah dimasukkan
oleh Allah Subhanahu wa Taala ke dalam kalbu.
Dengan bersyukur yang sebenar-benarnya, Allah Subhanahu wa Taala akan
meningkatkan kenikmatan yang agung itu, insya Allah. Dia hujamkan keimanan ke
dalam hati kita dan mengangkat tinggi derajat ketakwaan kita. Amin, Allahumma, amin
Hadirin Rahimakumullah!
Jika keimanan itu laksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju ke hadirat Allah
Subhanahu wa Taala dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan sayap
sabar.

Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untuk selalu berada pada
ketentuan syariat Allah, dengan tetap menjalankan ketaatan dan menahan diri dari
larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah Subhanahu wa
Taala.
Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan
tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengokohkan
dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu beruntung. (Ali Imran: 200).
Mereka juga bersabar di dalam menahan penderitaan dengan tetap melaksanakan
ketaatan, sehingga Allah Subhanahu wa Taala amat memuji dan menyanjung mereka.
Dengan bersabar, seseorang akan menyadari dan ridha bahkan cinta terhadap ketentuan
ujian penderitaan yang telah ditakdirkan oleh Allah pada dirinya. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 155).
Bagaimana tidak, padahal orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang
atheis mampu bertahan dengan penderitaan-penderitaan yang menimpa mereka, maka
orang beriman pasti lebih kokoh, tahan dan ridha, bahkan cinta pada ketentuan takdir
itu, kemudian dengan kekuatan jiwa dan imannya, orang-orang yang beriman mencari
kebaikan di dunia dan di akhirat dari penderitaan itu dengan beristirja` hanya kepada
Allah. Istirja` maksudnya, meyakini, mengakui, menyadari sepenuhnya serta
menyerahkan segenap kebaikan urusannya hanya kepada Allah, sehingga Allah
Subhanahu wa Taala berkenan membalasnya dengan yang lebih indah. Allah Subhanahu
wa Taala berfirman :

(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillahi
wa inna ilaihi rajiun. (Al-Baqarah: 155 156).
Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!
Itulah hakikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh-kokohnya dalam
memperkuat jiwa, kemudian memperjuangkan segenap kemampuan jiwanya itu dalam
menempuh keridhaan Allah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya
dalam kondisi apa pun.
Kesabaran yang demikian itulah yang disediakan bagi penyandangnya berbagai
kemuliaan, keagungan, ketinggian derajat, kekuasaan, bahkan berbagai balasan yang
dijanjikan oleh Allah dalam Firman-firmanNya,

Mari kita simak beberapa pujian dan balasan yang disediakan dan diberikan kepada
orang-orang yang bersabar, yang kita kutip dari Firman Allah Subhanahu wa Taala,
1. Allah akan mengantarkannya menuju kepada keberuntungan dan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Firman Allah Subhanahu wa Taala :

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu beruntung. (Ali Imran: 200).
2. Pahala orang-orang yang bersabar akan dilipatgandakan dengan hitungan yang tanpa
batas. Sebagaimana yang diperkuat oleh Firman Allah :

Katakanlah, Hai hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Rabbmu.Orangorang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah
luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa
batas. (Az-Zumar: 10).
3. Mencapai kejayaan dan kepemimpinan, sebab tanpa kesabaran, cita-cita yang sudah
di depan mata dan sedikit lagi akan tergapai menjadi sirna dan hilang. Cobalah
perhatikan pemimpin-pemimpin besar dunia, mereka adalah orang-orang yang gigih
memperjuangkan cita-citanya, di samping senjata utama yang tidak pernah lekang dari
mereka yaitu kesabaran menghadapi berbagai rintangan yang menghadang mereka.
Firman Allah Subhanahu wa Taala :

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. (AsSajadah: 24).
4. Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu bersanding bersamanya, kemenangan akan
selalu hadir di hadapannya, dan pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman
Allah Subhanahu wa Taala :

Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal: 46).
5. Kesabaran merupakan perisai kokoh dan tangguh, yang dapat digunakan menangkal
berbagai makar yang diluncurkan musuh, bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar
musuh akan menjadi lemah dan tak mempunyai daya serang yang berarti.
Firman Allah Subhanahu wa Taala :

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu
mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa,
niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran: 120).
6. Sebagai penghormatan yang sangat istimewa bagi para penyabar. Dikarenakan
ketangguhan mereka di dalam bersabar, maka para malaikat menyambut dan
mengucapkan salam kepada mereka.
Firman Allah Subhanahu wa Taala :

(Sambil mengucapkan), Salamun alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya


tempat kesudahan itu. (Ar-Rad: 23 24).
7. Menjadi golongan yang dicintai Allah merupakan cita-cita dan tujuan seorang
mukmin, maka dengan kesabaran, kecintaan Allah Subhanahu wa Taala dengan
sendirinya tersandang kepadanya.
Firman Allah Subhanahu wa Taala :

Dan berapa banyak nabi yang berperang, bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146).
Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh oleh seorang
penyabar, yang tidak memungkinkan bagi khatib untuk menyebutkan satu persatu dan
merincinya dengan detil pada khutbah ini, tapi di antara keutamaan-keutamaan itu
adalah mencapai puncak derajat tertinggi dan kebaikan yang paling agung di dunia
maupun akhirat, mendapat kejayaan dan keberuntungan, jauh dari kerugian dan
penyesalan, diistimewakan oleh Allah bersama para dermawan yang penuh cinta kasih,
dan dimasukkan ke dalam golongan Kanan (

), serta dapat memperkuat sendi-sendi keislamannya dengan kesabarannya tersebut.


Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!
Itulah berbagai kemuliaan, keutamaan yang dikaruniakan, pahala yang tiada terhitung,
kemudian ampunan dan surga yang pasti akan diperoleh orang-orang yang bersabar.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
.
Tidaklah menimpa seorang Muslim dari keletihan atau penyakit, kecemasan, kesedihan,
penderitaan, tidak pula duka cita, sampai pada duri yang menusuknya, kecuali Allah
meleburkan dengannya dari dosa-dosanya. (HR. al-Bukhari: 5641 5642; Muslim:
2573).
Bahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam meriwayatkan satu hadits Qudsi yang beliau

riwayatkan dari Sang Maha Penyabar, bahwa Allah Subhanahu wa Taala berfirman :
.
Bila Aku menguji hambaKu dengan kedua kekasihnya (matanya) kemudian bersabar,
maka Aku ganti baginya dengan surga. (HR. al-Bukhari : 5653).
Hadirin Rahimakumullah wa Aazzakumullah!
Itulah keutamaan kesabaran, maka marilah kita memohon taufik dan inayah-Nya,
semoga Allah Subhanahu wa Taala menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang
penyabar.
.

Khotbah Kedua :

:
.

Hadirin Rahimakumullah!
Kesabaran adalah kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, beberapa orang sahabat
radiyallahu anhum datang memohon sesuatu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, beliau memberinya, maka mereka datang memohon lagi, Rasul shallallahu alaihi
wa sallam memberi lagi, kemudian mereka datang lagi, beliau shallallahu alaihi wa
sallam memberi lagi, sampai akhirnya beliau kehabisan sesuatu untuk diberikan
kepadanya, kemudian beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
.
Tidak ada suatu benda berharga pun yang aku sembunyikan dari kalian semua, maka
siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya. Siapa yang
mencukupkan diri (dari meminta-minta), maka Allah akan mencukupinya, dan siapa
yang menyabarkan dirinya, maka Allah akan menjadikannya bersabar. Dan tidaklah
seseorang mendapat karunia yang lebih baik dan lebih luas melebihi dari kesabaran.
(HR. al-Bukhari-Muslim dari Abi Said al-Khudri).
Kesabaran itulah perhiasan akhlak yang harus kita mohonkan kepada Allah, Sayyidina
Umar radiyallahu anhu berkata :
.
Kita temukan sebaik-baik kehidupan kita adalah dengan kesabaran.
Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran itu dengan menambah ilmu
tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita tentang sifat,
anugerah dan janji-janji Allah serta kehidupan dan balasan di akhirat kelak.
.

Bersabarlah (hai Muhammad), dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan


pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan
janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan. (An-Nahl: 127-128).

.
.
.
.

.
.

Quote:

Judul: Mengingat Kematian


Khotbah Pertama:

.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini
melainkan kata-kata syukur kepada Allah Subhanahu wa Taala yang telah mencurahkan
kenikmatan- kepada kita sehingga kita berkumpul dalam majelis ini. Kita realisasikan
rasa syukur kita dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena keimanan dan
ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim
ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui sebuah
kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan
menjemputnya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya,

Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan
disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah
kehidupan yang memperdayakan. (QS. Ali-Imran: 185)
Ayat di atas adalah merupakan ayat yang agung yang apabila dibaca mata menjadi
berkaca-kaca. Apabila didengar oleh hati maka ia menjadi gemetar. Dan apabila
didengar oleh seseorang yang lalai maka akan membuat ia ingat bahwa dirinya pasti
akan menemui kematian.
Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu perjalanan yang panjang. Suatu
perjalanan yang banyak aral dan cobaan, yang dalam menempuhnya kita memerlukan
perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Yaitu suatu perjalanan yang
menentukan apakah kita termasuk penduduk surga atau neraka.
Perjalanan itu adalah kematian yang akan menjemput kita, yang kemudian dilanjutkan
dengan pertemuan kita dengan alam akhirat. Karena keagungan perjalanan ini,
Rasulullah telah bersabda:
.
Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit
tertawa dan banyak menangis. (Mutafaq Alaih)
Maksudnya apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam akhirat serta
kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat bahwa setelah kehidupan ini akan
ada kehidupan lain yang lebih abadi.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya,

Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-Ala: 17).
Akan tetapi kadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih kehidupan dunia
yang tidak ada nilainya di sisi Allah.
Jamaah Jumat yang berbahagia.
Marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyempurnakan perjalanan itu,
yaitu dengan melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah Taala. Dan marilah kita
perbanyak taubat dari segala dosa-dosa yang telah kita lakukan. Seorang penyair
berkata:
Lakukanlah bagimu taubat yang penuh pengharapan. Sebelum kematian dan sebelum
dikuncinya lisan. Cepatlah bertaubat sebelum jiwa ditutup. Taubat itu sempurna bagi
pelaku kebajikan.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya,

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya. (QS. At-Tahrim: 8)
Ingatlah wahai saudaraku.

Di kala kita merasakan pedihnya kematian maka Rasulullah sebagai makhluk yang
paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Taala telah bersabda,
.
Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di dalam kematian
terdapat rasa sakit. (HR. Bukhari)
Ingatlah di kala nyawa kita dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita tersengal, mulut kita
dikunci, anggota badan kita lemah, pintu taubat telah tertutup bagi kita. Di sekitar kita
terdengar tangisan dan rintihan handai taulan yang kita tinggalkan. Pada saat itu tidak
ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut. Tiada daya dan usaha yang bisa
menyelamatkan kita dari kematian.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya,

Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
darinya. (QS. Qaaf: 19)
Allah juga berfirman, artinya,

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada
di benteng yang kuat. (QS. An-Nisaa: 78)
Jamaah Jumat yang berbahagia.
Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan hati bersedih,
cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang. Perpisahan dengan saudara tercinta.
Penghalang segala kenikmatan dan pemutus segala cita-cita.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati ? Di mana kita akan
mati ?
Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh karenanya marilah kita
selalu bertaubat kepada Allah dan jangan kita menunda-nunda dengan kata nanti, nanti
dan nanti.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman, artinya,


{17}
{18}
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejelekan lantaran kejahilannya, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera,
maka mereka itulah yang diterima oleh Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejelekan (yang) hingga apabila datang kematian kepada seseorang di
antara mereka, mereka berkata: Sesungguhnya aku bertaubat sekarang (QS. AnNisaa: 17-18)

Sidang Jumat yang berbahagia.


Marilah kita tanyakan kepada diri kita. Apa yang menjadikan diri kita terperdaya dengan
kehidupan dunia, padahal kita tahu akan meninggalkannya. Perlu kita ingat bahwa harta
dan kekayaan dunia yang kita miliki tidak akan bisa kita bawa untuk menemui Allah
Subhanahu wa Taala. Hanya amal shalihlah yang akan kita bawa nanti di kala kita
menemui Allah.
Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti menuju akhirat
yang abadi.
.
Khotbah Kedua
,

Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah pada diri kita masingmasing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita pergunakan. Apakah untuk
melaksanakan taat kepada Allah ataukah hanya bermain-main saja ? Tentang harta kita,
dari mana kita peroleh, halalkah ia atau haram ? Dan untuk apa kita belanjakan, apakah
untuk bersedekah ataukah hanya untuk berfoya-foya? Dan terus kita muhasabah
terhadap diri kita dari hari-hari yang telah kita lalui.
Perlu kita ingat, umur kita semakin berkurang. Kematian pasti akan menjemput kita.
Dosa terus bertambah. Lakukanlah taubat sebelum ajal menjemput kita. Waktu yang
telah berlalu tidak akan kembali lagi.
.
.
.
.

.
.

Anda mungkin juga menyukai