Anda di halaman 1dari 8

Muqoddimah Pembuka :

“Latin : Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa na’udzubillahi


min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina man yahdillah fala mudhilla lah wa man
yudhlilhu fala haadiya lah”

“Latin : Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa
sohbihi ajma’in amma ba’du”

“Latin : Ya ayyuhan naas, usikum wa nafsi bitaqwallah wa tho’atihi la’alakum tuflihun”

Latin : Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun

“Latin : innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wa
sallimu taslima”

Isi Khutbah

Lalu.. Doa sebelum duduk diantara dua khutbah yang umum dipakai :

“Latin : Barakallah li wa lakum fil qur’anil ‘adzim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa
dzikril hakim, wa taqobbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwas sami’ul ‘alim”

Latin : Aquulu qoulii haadza. wastaghfirullah al-‘adzim li wa lakum, innahu huwal ghofuru rohim”

Setelah duduk diantara dua khutbah. kembali membaca puji-pujian untuk Allah, Sholawat rosul dan
wasiat tawqa.

Sebelum penutupan, umumnya imam membaca surat Al-Ahzab Ayat 56 yaitu :

“Latin : innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shollu


alaihi wa sallimu taslima”

Lalu kembali bersholawat kepada Nabi, dan dilanjutkan dengan doa-doa yang ma’ruf di awali

“Latin : “Allahummaghfir lil muslimina wa muslimat wal mukminina wal mukminat al-ahya minhum
wal amwat inaka sami’un qoribun mujibud da’wat ya qodhiyal hajat”

Latin : InnAllaha yakmuru bil ‘adli wal ihsan wa iytaai dzil qurba, wa yanha ‘anil fahsyaai wal munkar
wal bagy. ya’idzukum la’alakum tadzakkarun.

“Latin : Fadzkurullah al-‘adzima yadzkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum, was’aluhu min
fadlihi yu’thiykum. wala dzikrullahi akbar, Aqimus sholah.
Sidang jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah

Segala puji marilah kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai
nikmat-Nya kepada kita sehingga sampai saat ini kita masih bisa memenuhi undangan-Nya
untuk menghadiri sholat jumat berjama’ah di masjid ini.

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW
beliaulah sang penutup para nabi dan imamnya orang-orang yang bertaqwa serta suri tauladan
bagi seluruh umat manusia

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’id bahwasannya jibril as pernah datang kepada Rasulullah
SAW kemudian berkata:

“Ya Muhammad hiduplah sesukamu tapi sesungguhnya engkau akan mati, dan cintailah
siapapun yang engkau mau tapi engkau akan berpisah dengannya, dan bekerjalah sesukamu
tapi sesungguhnya engkau akan dibalas dengannya”

Sidang jama’ah sholat jumat rahimakumullah

َ َّ‫ِعشْ َما ِش ْئتَ فَإِن‬


Hadits di atas mengandung tiga nasihat agung, yaitu: Yang Pertama adalah: ‫ك‬
ٌ ‫( َمي‬hiduplah sesukamu tapi sesungguhnya engkau akan mati) sebagian ulama’ berkata
‫ِّت‬
bahwasannya kalimat ini merupakan ancaman, penakut-nakutan, serta peringatan
bahwasannya kita semua akan mati, hal ini sudah ditegaskan oleh Allah SWT di dalam
firman-Nya yang berbunyi:

“Setiap yang bernyawa pasti akan mati” (QS. Al-Ankabut: 57)”

Sekarang setelah kita tahu bahwasannya setiap kita pasti akan mati, maka yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah sudah siapkah kita untuk menghadap Dzat yang Maha kuasa?
Bekal apakah yang telah kita persiapkan untuk menghadapi persidangan-Nya? Apakah harta,
pangkat dan kekuasaan, anak-anak kita yang sukses, istri kita yang cantik, atau gelar
kesarjanaan yang menempel di nama kita? Apakah itu yang kita persiapkan untuk
menghadapi persidangan Dzat yang Maha adil? Sungguh kita akan rugi besar jika hanya itu
yang kita persiapkan untuk menghadapi pengadilan-Nya, bahkan kita akan celaka karenanya.
Karena di akhirat kelak manusia akan ditanyai tentang empat perkara:

1. Tentang umurnya, untuk apa dia habiskan?

2. Tentang hartanya, dari mana dia dapatkan serta di mana dia belanjakan?

3. Tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan?

4. Tentang ilmunya, untuk apa dia amalkan?

Itulah pertanyaan-prtanyaan yang akan dilontarkan kepada kita kelak, bukan berapa
kekayaanmu? Bukan apa pangkatmu di tempat kerja atau organisasimu? Apakah kamu
seorang Sarjana, master, doctor, ataukah professor? Oleh karena itu mumpung kita masih
hidup di dunia ini dan masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri marilah kita
mempersiapkan bekal yang terbaik untuk bekal kita di akhirat kelak. Apa bekal yang terbaik
itu? Bekal terbaik bagi manusia untuk menghadapi persidangan Allah SWT ialah hanya
taqwa. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat Al-Baqarah: 197

“Berbekallah kamu karena sebaik-baik bekal adalah taqwa”

Pesan yang kedua adalah ُ‫ارقُه‬ َ َّ‫( َوأَحْ بِبْ َم ْن أَحْ بَبْتَ فَإِن‬dan cintailah siapapun yang engkau mau
ِ َ‫ك ُمف‬
karena sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya) di sini kita diperbolehkan
mencintai siapapun yang kita mau namun perlu kita ingat juga bahwasannya kita akan
berpisah dengannya. Baik itu perpisahan yang bersifat selamanya yang berupa kematian atau
yang bersifat sementara seperti perpisahan kita dengan rekan kerja kita yang mendapat tugas
untuk bekerja di tempat lain.

Oleh karena itu hendaknya kita didalam mencintai seseorang itu sewajarnya saja jangan
sampai kecintaan kita kepada seseorang itu melebihi kecintaan kita kepada Allah SWT.
Karena salah satu ciri orang yang beriman adalah dia sangat mencintai Allah SWT melebihi
kecintaan dia kepada istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, dan yang lainnya. Allah
SWT berfirman

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah SWT. Adapun orang-orang yang
beriman Amat sangat cintanya kepada Allah SWT. ” (QS. Al-Baqarah: 165)

Karena dengan mencintai Allah SWT melebihi selain-Nya kita akan merasakan nikmatnya
Iman sebagaimana sabda Rasulullah SAW

“Tiga hal yang apabila seseorang itu memilikinya maka dia akan merasakan nikmtnya iman:
hendaknya dia mencintai Allah SWT dan rasul-Nya melebihi kecintaan dia kepada selain
keduanya, hendaknya dia tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah, hendaknya dia
tidak kembali kepada kekufuran (setelah dia beriman) seperti dia benci dilemparkan ke
neraka”.

Sidang jama’ah sholat jumat rahimakumullah

َ َّ‫( َوا ْع َملْ َما ِش ْئتَ فَإِن‬dan bekerjalah sesukamu tapi


ٌّ ‫ك ُمجْ ِز‬
Dan nasihat Jibril yang ketiga adalah ‫ي بِ ِه‬
sesungguhnya engkau akan dibalas dengannya) ini merupakan sebuah peringatan yang besar
bagi kita bahwasannya kita semua sebagai manusia pasti akan dimintai pertanggung jawaban
oleh Allah SWT atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia ini, Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah SWT sehingga manusia diberi
kedudukan yang lebih tinggi dari makhluk Allah SWT yang lain, karena manusia dianugerahi
otak yang mampu berfikir sehingga manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk.

Itulah yang membedakan manusia dengan binatang. Karena manusia adalah makhluk yang
berakal sehingga manusia dituntut untuk berfikir dahulu sebelum dia melakukan suatu
amalan atau perbuatan, apakah amalan ini bertentangan dengan apa yang diperintahkan Allah
SWT atau tidak?
Atau bahkan amalan tersebut termasuk amalan yang dilarang oleh Allah? Oleh karena itu
hendaknya kita senantiasa untuk mengerjakan amal sholih agar kita tidak dikembalikan Allah
SWT kepada tempat yang paling rendah yaitu neraka jahannam. Sebagaimana firman Allah
SWT di dalam surat At-Tin ayat 4-6. ô

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (5)
Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), (6) Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.”
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan
pada hari yang berbahagia ini melainkan kata-kata syukur kepada Allah SWT yang telah
mencurahkan dan mencucurkan berbagai kenikmatan kepada kita semua, sehingga kita semua
dapat berkumpul dalam majelis ini dalam keadaan sehat wal ‘afiyat. Dan marilah kita
merealisasikan rasa syukur kita dengan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi
segala larangan-larangan-Nya.

Sholawat seiring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan insya Allah SWT terlimpah pula
kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha untuk meneladani Beliau. Amin.

Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah

Sebelum khatib menyampaikan khutbahnya, sudah barang tentu menjadi kewajiban seorang
khatib untuk menyampaikan wasiat taqwa. Marilah senantiasa kita tingkatkan mutu kualitas
iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, karena iman dan taqwa itulah satu-satunya bekal
bagi kita untuk menuju kehidupan yang kekal dan abadi yakni kehidupan akhirat.

“Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-
Ku wahai orang-orang yang berakal”. (QS. Al-Baqoroh: 197)

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Allah SWT. berfirman dalam surat At-tin ayat 3-4:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.


Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”,

Dalam surat At-Tin di atas Allah SWT menggambarkan tentang dua keadaan manusia, yang
pertama yakni manusia Ahsani taqwim (manusia yang paling baik) kemudian yang kedua
yakni manusia Asfala safilin (manusia yang paling rendah).

Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa Ahsani taqwim adalah manusia yang memilki bentuk
yang paling baik dibandingkan dengan makhluk yang lain, sedangkan Asfal safilin adalah
gambaran manusia pada saat usia tuanya yang tidak lagi mampu untuk mengerjakan aktifitas
sehari-hari sebagaimana yang dilakukan pada waktu mudanya. Kemudian tafsir ini
melanjutkan bahwa pahala dan dosa itu diberikan oleh Allah SWT pada saat seseorang itu
mulai aqil balig lebih-lebih pada waktu mudanya.

Kemudian dalam tafsir Muyassar disebutkan bahwa Ahsani taqwim adalah sama
pengertiannya dalam tafsir Jalalain yakni manusia memiliki bentuk paling baik dibandingkan
dengan makhluk yang lain, sedangkan pengertian Asfala safilin sendiri adalah manusia yang
tidak taat pada Allah SWT dan rasul-Nya, kelak akan dikembalikan pada tempat yang paling
buruk dari pada tempat yang lain yakni neraka jahannam yang panas lagi berkobar-kobar
apinya.
Dan sebaliknya manusia yang mentaati perintah Allah SWT dan rasul-Nya serta menjauhi
segala larangannya, akan ditempatkan pada tempat yang paling indah yakni surga yang
didalamnya penuh dengan kenikmatan-kenikmatan yang abadi.

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Lalu bagaimana kita meraih kedudukan Ahsani taqwim dan menjauhi dengan sejauh-jauhnya
Asfala safilin?

Pertama, kita harus mensyukuri karunia Allah SWT yang berupa dua mata, dua telinga, dua
tangan, dan dua kaki yang masih sempurna ini dengan syukur yang sebenar-benarnya.

“Katakanlah: “Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati”. (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al-Mulk: 23)

Dan Allah SWT juga berfirman:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)

Kedua, kita harus menggunakan karunia badan yang masih sempurna ini dengan
menggunakannya sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, karena Allah SWT akan meminta
pertanggung jawabannya di akhirat kelak.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabannya”. (QS. Al-Isra’: 36)

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Dari ayat di atas kita dapat mengambil hikmahnya, bahwa semua tindakan yang kita lakukan
baik itu dari mata, telinga, tangan, dan kaki semuanya akan di mintai pertanggung
jawabannya. Maka jangan sampai tangan yang seharusnya kita gunakan untuk membantu
serta memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan, malah kita gunakan untuk
menganiaya, menyiksa, bahkan membunuh orang lain hanya karena hal yang sepele. Dan
jangan sampai tangan yang kita miliki ini kita biarkan untuk mengurangi timbangan,
mengurangi yang seharusnya menjadi hak orang lain, lebih-lebih korupsi yang sangat-sangat
merugikan orang lain.

Begitu juga dengan mata, jangan sampai kita biarkan mata kita melihat hal-hal yang di larang
oleh agama bahkan hal-hal yang jelas-jelas di laknat oleh Allah SWT. Begitu juga telinga
mulut dan kaki, jangan sampai telinga dan mulut kita, kita gunakan untuk mendengar dan
mengucapkan hal-hal yang tidak sewajarnya, tetapi marilah kita gunakan mulut dan telinga
ini dengan memperbanyak membaca al-qur’an, berzikir kepada Allah SWT serta membaca
kalimat-kalimat Thoyyibah. Karena tangan, kaki, serta mulut kita ini akan menjadi saksi di
akhirat kelak.
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dulu mereka usahakan”. (QS. Yasin:
65)

Ketiga, dengan bertambah besarnya seseorang, dari mulai kecil hingga ia menginjak masa
muda inilah, yang seharusnya diperhatikan oleh semua orang. Ada pepatah mengatakan
‘muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga’, pepatah ini sangat salah dan keliru, tidak
mungkin seseorang yang tanpa berusaha payah ketika masa mudanya dengan banyak
menggali ilmu agama, begitu saja masuk surga.

Mustahil sungguh-sungguh mustahil, nabi Muhammad SAW saja orang yang kita kenal
sebagai orang yang nomor satu dalam agama, ketika hendak wafatnya beliau merasakan
sakaratul maut yang benar-benar menyakitkan. Oleh karena itu, mari kita gunakan masa-masa
emas ini yakni masa-masa muda ini dengan banyak menuntut ilmu agama dan pastinya tidak
begitu saja mengabaikan kehidupan dunia ini.

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Keempat, mari kita gunakan hati dan fikiran ini sebagai anugrah terbesar yang di berikan oleh
Allah SWT kepada kita dengan sebaik-baiknya. Hati inilah yang menjadi motor atau
penggerak bagi seluruh anggota tubuh kita, hati ini pula yang menjadi raja bagi seluruh
anggota tubuh kita ini, sebagaimana termaktub dalam hadits Rasulullah SAW yang artinya
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal darah, manakala ia baik maka baiklah
seluruhnya tapi manakala ia buruk maka buruklah seluruhnya, ia adalah hati” (HR. Muslim).

Allah SWT juga berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabannya.

Kelima, mari kita gunakan agama Islam ini, sebagai ruh utama bagi kita. Segala apa yang kita
kerjakan dan lakukan hendaklah sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama Islam. Karena
agama Islam inilah satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman
di dalam surat Ali-Imran ayat 19. Yang berbunyi:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah SWT hanyalah Islam. tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah SWT maka sesungguhnya Allah SWT sangat cepat hisab-Nya.”

Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.

Yang keenam atau yang terakhir adalah dengan menyatukan semua unsur-unsur dan
komponen yang telah kami sebutkan di atas yakni antara anggota badan jasmani dan rohani
haruslah senantiasa di bingkai dengan nilai-nilai agama Islam.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama
Islam. (QS. Ali-Imron: 102)

Bagian 2 Khutbah Jumat terbaru 2017

Anda mungkin juga menyukai