Anda di halaman 1dari 4

Ujian bagi orang-orang yang menjauh dari para Ulama

:
.

Hadirin rahimakumullah,
Segala puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan ke hadlirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segenap rahmat-Nya kepada kita, sehingga hingga saat ini kita masih berada dalam keadaan iman dan islam.
Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan juga kepada hadirin untuk senantiasa meningkatkan taqwa kita
kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa. Semaksimal mungkin kita melaksanakan segenap perintah
Allah serta menjauhi segenap larangan-Nya.

Sholawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang
kelak kita harapkan syafaat beliau di yaumul hisab sebagai salah satu penolong kita selain pertolongan dari
Allah SWT dan dari kumpulan amal soleh yang dikerjakan selama hidup di dunia.
Hadirin Rahimakumullah,
Rasulullah bersabda :

Nabi SAW bersabda, : Wajib bagi kamu semua untuk duduk bersama para Ulama ( yang mengamalkan
ilmunya) dan mendengarkan kalam para ahli hikmah.Karena sesungguhnya Allah Taala akan menghidupkan
hati yang mati dengan cahaya hikmah (dari ilmu yang bermanfaat) sebagaimana Allah menghidupkan bumi
yang mati dengan air hujan.

Telah diperintahkan kepada kita kaum muslimin - untuk mendatangi dan duduk di majelis para ulama.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan dari merekalah kita akan mendapatkan bimbingan
keselamatan hidup di dunia hingga di akhirat. Ulama adalah orang yang alim tentang hukum-hukum Allah dan
mereka pun mengamalkan apa-apa yang dimilikinya. Bergaul dengan mereka inilah akan dapat mendengarkan
kalam atau nasehat, yang dengan nasehat-nasehat itu akan bisa menghidupkan hati kita yang mati sebagaimana
Allah menghidupkan bumi yang mati dengan turunnya air hujan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam badan kita terdapat segumpal daging yang bernama qolbu (hati). Qolbu
yang tidak pernah mendengarkan kalam para ulama atau yang tidak pernah diajak mengaji, lambat laun akan
mengeras dan menjadi Qoswatul Qolbi. Sebagaimana tanah yang terlalu tidak diguyur hujan, semakin lama
akan jadi panas, keras, menggumpal hingga akhirnya pecah - yang tidak mungkin tumbuh di atasnya tanaman.
Tanda-tanda seseorang yang mengeras hatinya adalah bila diajak untuk menuruti hawa nafsunya / mengerjakan
perbuatan tidak baik, maka dia dengan segera menyambutnya. Sebaliknya terhadap perkara-perkara kebaikan,
yang bersangkutan enggan bahkan menolak ajakan tersebut. Maka dari itu Rasulullah SAW memerintahkan
agar kita memperbanyak hadir dalam majelis talim dengan harapan agar Allah SWT berkenan menghidupkan
hati kita yang mati dengan cahay hikmah-Nya.

" Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan
menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal
daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori )

1 Khutbah_2016111_Ujian bagi orang-orang yang menjauh dari Ulama

Terkait dengan perintah diatas, selanjutnya Rasulullah SAW memberikan peringatan kepada kita bahwa :



" :

Akan datang suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha, maka Allah akan
memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga cobaan,(1) Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya.(2)
Allah akan mengirim kepada mereka penguasa yang zalim (3)Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa
membawa iman kepada Allah Taala .Naudzubillahi min dzaalik.
Umat adalah orang-orang yang hidup setelah masa Rasulullah. Umat ini terbagi menjadi 2 kelompok yakni :
1) Ummatul Ijaabah : Golongan orang yang mau mengikuti petunjuk dari Rasulullah SAW.
2) Ummatud dakwah : Golongan orang yang menerima petunjuk dari Rasulullah SAW, tapi belum tentu
mau mengikutinya
Yang dimaksud dengan menjauh dari ulama bukan berarti setiap kali berjumpa dengan ulama, seseorang
akan menghindar atau berpaling dari para ulama tersebut. Seseorang ini masih tetap mau bergaul bahkan hadir
pula di majelis para ulama, tapi tidak mau atau tidak mengikuti apa yang sudah dinasehatkan para ulama. Dalam
hal ini seseorang lebih mengikuti / memperturutkan hawa nafsunya. Jadi bila pada masanya ada sekelompok
orang yang tidak mengikuti nasehat para ulama, kita tidak perlu heran atau kaget. Sebab zaman yang
diperingatkan oleh Rasulullah ini pasti akan terjadi. Kita sebagai ummat yang ijabah harus membentengi diri
agar tidak ikut terseret serta larut di dalamnya.
Ukuran bagi segenap perbuatan kita di dunia adalah fiqih. Fiqih adalah mengetahui hokum-hukum syara yang
berkaitan dengan perbuatan lahir / batin dari seorang mukallaf yang dihukumi wajib, sunnah, mubah, makruh
dan haram. Mukallaf adalah orang yang sudah terbebani kewajiban atau semua perbuatannya terkait dengan
perintah atau pun larangan dari Allah SWT, yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat.

Sebagaimana friman Allah dalam Al Quran

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (QS. 36 Surah Yaa siin:65)

Maka dari itu, agar kita bisa menjalani hidup di dunia dengan baik dan selamat hingga ke akhirat, maka wajib
bagi kita untuk berpegang kepada nasehat-nasehat para ulama. Apa-apa dari perkara yang tidak kita pahami
hukumnya, dicari penjelasan dan hukumnya dari para ulama sebagaiamana diperintahkan Allah dalam Al Quran

Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui (QS. 21 Al Anbiyaa' :7)
Bilamana ulama/fuqoha sudah tidak lagi diikuti nasehat-nasehatnya, maka kita tinggal menunggu akan
datangnya bala atau cobaan dari Allah SWT yang berupa tiga perkara yaitu :
(1)

Hasil pekerjaan (rejeki) yang diterima dihilangkan barokah-nya.

" Barokah itu adalah tumbuh dan bertambahnya ketaatan kepada Allah dan bertamba sertah langgengnya
suatu kebagusan."
Saat ini banyak orang yang mendapat limpahan rejeki dari pekerjaannya, namun rejeki itu tidak mampu
mengajaknya ke dalam kebagusan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mendapat nasehat tentang bagaimana
mendapatkan rejeki dengan cara yang baik, benar serta halal. Lalu tidak pula mengetahui kewajiban-kewajiban
apa yang harus ditunaikan atas rejeki yang diperolehnya. Serta tidak tahu kemana rejeki itu harus disalurkan
agar mendapat ridho illahi. Kesemuanya ini akan bisa kita peroleh bila kita dekat dengan ulama. Dimana
nasehat-nasehat akan terus mengalir membasahi hati serta menyejukkan pikiran kita. Yang pada akhirnya
menumbuhkan ketaatan yang kuat dlaam jiwa dan hati kita.
2 Khutbah_2016111_Ujian bagi orang-orang yang menjauh dari Ulama

(2)

Allah SWT akan menguasakann / menjadikan seorang yang dholim sebagai pemimpin suatu kaum.
Hidup tanpa nasehat ulama akan menjadikan hawa nafsu sebagai panglima. Termasuk dalam memilih
pemimpin. Iming-iming duniawi berupa uang atau lainnya, telah membutakan mata batin umat. Mereka tidak
lagi berpikir tentang baik buruk atau halal haramnya satu proses pemilihan seorang pemimpin. Asal apa yang
diinginkan nafsunya dituruti, maka segenap bujuk rayu atau iming-iming dari calon penguasa/ pemimpin yang
dholim akan disambut dengan tangan terbuka.
Dholim itu adalah menempatkan perkara tidak pada tempatnya ( wadhu syaiin fi ghoiri
mahalliha). Artinya adalah tidak mengikuti petunjuk dari Allah SWT.
Bila akhirnya dalam satu kaum diturunkan seorang pemimpin yang dholim, maka jangan serta merta
menyalahkan si pemimpin tersebut. Tetapi ada baiknya kita introspeksi apakah justru kita yang mendorong dan
menjadikan orang yang dholim itu sebagai pemimpin. Apakah karena mengabaikan nasehat para ulama, maka
kita telah meninggalkan orang-orang baik dan soleh sebagai pemimpin kita. Kita umat Islam adalalah sebaikbaik umat yang diturunkan di antara manusia. Apa yang kita kerjakan haruslah diupayakan dengan cara-cara
yang baik pula. Sehingga hasil yang kelak diperoleh, akan pula membawa kebaikan bersama.
Sebagaimana dalam QS Ali Imran 3:110 Allah berfirman :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada Allah
(3)

Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa membawa iman kepada Allah Taala.
Bagaimanapun bagusnya tutur kata tau perilaku seseorang, tetapi bila saatnya mati tidak beriman kepada Allah
SWT, maka sungguh baginya akan dimasukkan ke dalam neraka. Dan dia akan kekal di dalamnya. Sebaliknya,
bagi orang yang saat matinya masih ada sekeping iman kepada Allah dalam hatinya, maka usai dia
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya hingga dia disiksa di neraka, maka Allah akan tetap berkenan
memasukkan dia ke dalam surga. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berpegang teguh kepada petunjukpetunjuk dari Allah SWT dengan ulama sebagai perantaranya. Agar sebagai umat, hidup kita di dunia tetap
terjaga kemuliannya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
(QS. 3 Surah Ali 'Imran :102)

3 Khutbah_2016111_Ujian bagi orang-orang yang menjauh dari Ulama

Khutbah II






. !

4 Khutbah_2016111_Ujian bagi orang-orang yang menjauh dari Ulama

Anda mungkin juga menyukai