Anda di halaman 1dari 15

NAMA : NURMALASARI

NIM : 08320200101
KELAS : B3
Bioteknologi pertanian dalam pandangan islam
A .Latar belakang
Bioteknologi Pertanian adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakaan
makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu
pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik
kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan mikro organisme atau bagian-
bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan. 
Di era globalisasi saat ini Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) sangat berkembang
dengan pesat. Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang berlangsung secara
terus menerus dalam kehidupan. Pada awal abad 20 bioteknologi modern mulai berkembang
diawali dengan penemuan antibiotic. Perkembangan selanjutnya didukung oleh penemuan
dibidang biokimia, biologi sel, mikrobiologi dan lain-lain. Perkembangan teknologi sel mencapai
puncak dengan ditemukanya proses kloning atau kultur jaringan.
Apabila kita cermati, sebenarnya apa yang dikerjakan para ilmuwan itu merupakan upaya
menyingkap rahasia hukum-hukum Allah (sunnatulloh)  yang telah ada bersamaan dengan
penciptaan alam semesta ini.  Di dalamnya sama sekali tidak ada unsur  penciptaan, karena tidak
mengadakan sesuatu dari ketidakadaanya, tetapi hanya  menyingkap rahasia yang sudah ada.   
Maka, dengan semakin majunya sains dan teknologi sebenarnya akan semakin  menambah
pembendaharaan tanda-tanda kebesaran Allah Sang Pencipta, kesempurnaan  kekuasaan-Nya dan
kerapihan hikmah-Nya.   Semua ini seharusnya akan semakin memantapkan keimanan dan
ketaqwaan  kepada Nya, bukan malah sebaliknya. Firman Allah SWT:
“....Sesungguhnya yang takut  kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha  Perkasa lagi Maha Pengampun”. (Q.S. Faathir :28)
”Sesungguhnya dalam  penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat  tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal . (yaitu) orang-orang yang mengingat  Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka  memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan  kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka  peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali Imron :
190-191)

Bioteknologi telah banyak dimanfaatkan dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia.


Melalui bioteknologi telah diperoleh berbagai macam bahan makanan, contohnya tempe, keju
dan yogurt. Oleh karena itu, penerapan bioteknologi dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari telah mendorong saya untuk menyusun makalah ini dan mempertimbangkan
bagaimana islam memandang konsep bioteknologi secara umum.
PEMBAHASAN

A. Pandangan islam mengenai penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian


Bioteknologi dalam bidang pertanian disebut bioteknologi hijau, dilakukan dengan memodifikasi
genetik dan rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, kandungan gizi
tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Hal ini memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan
ilmu pemuliaan tanaman (plant breeding) dan kehidupan manusia bahkan berdampak pada kemajuan
ekonomi manusia itu sendiri.
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat.Akibatnya, banyak lahan pertanian yang
tergeser, lebih-lebih di daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian harus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk mendukung hal tersebut, dewasa
ini telah dikembangkan bioteknologi di bidang pertanian.
Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia dengan
membawa risalah  islam yang sempurna dan mampu menjawab setiap masalah yang muncul
dalam  kehidupan manusia hingga hari qiyamat. Sebagaimana firman-Nya:
“Pada hari ini telah Aku  sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku cukupkan atas
kalian  nikmat-Ku dan telah Aku ridloi islam sebagai agama bagi kalian..” (QS. Al-Maidah: 3). 
Dan firman-Nya :
” Dan telah kami turunkan atasmu Al-Qur’an yang menjelaskan segala sesuatu” (QS. An-Nahl:
89)
Allah pun telah mewajibkan setiap muslim untuk menyesuaikan seluruh aktivitasnya dengan
perintah dan larangan-Nya seperti yang dibawa oleh Rasulullah SAW.  Firman Allah SWT:
“Dan apa saja yang  diperintahkan oleh Rasul kepada kalian maka kerjakanlah, dan apa saja
yang  dilarang oleh Rasul kepada kalian, maka tinggalkanlah”. (QS. Al-Hasyr:7)
Oleh karena itu seorang, muslim yang taat akan menilai  sesuatu itu baik jika sesuatu tersebut
baik menurut Islam dan sesuatu akan  dinilai jelek jika menurut Islam jelek, sebagaimana kaidah
syara’ :
Al-hasanu maa hasanahu as-syar’u wal qobiihu maa qobiihahu as-syar’u.
“Baik itu adalah apa-apa yang baik menurut syara’ dan buruk itu adalah  apa-apa yang buruk
menurut syara’”
Penemuan-penemuan ilmiah meskipun merupakan hasil  eksperimen ilmiah yang bersifat
universal tidak didasarkan pada pandangan hidup  (aqidah) tertentu, tetapi penggunaan dan
pengambilannya  tetap akan didasarkan pada pandangan hidup  tertentu.
Para ilmuwan sekuler yang  berazaskan manfaat semata tidak akan memperhitungkan aspek
apapun kecuali bahwa  penemuan itu akan mendatangkan nilai materi yaitu kemanfaatan. Mereka
tidak akan mempertimbangkan lagi  apakah penemuan itu sesuai atau tidak dengan nilai-nilai
rohani, akhlaq, dan  kemanusiaan, sebab nilai-nilai tersebut memang bukan standar perbuatan 
mereka. Sebaliknya ilmuwan muslim yang  menjadikan standar
hidupnya halal dan haram, hanya akan melakukan penelitian  pada apa-apa yang dihalalkan oleh Allah
SWT, dan tidak akan melakukan  penelitian pada apa-apa yang telah Alloh haramkan meskipun ada
unsur manfaat,  karena justru manfaat itu ada pada pelaksanaan hukum syara’, sesuai dengan  kaidah
syara’ :
Haitsuma yakuunu assyar’u  takuunul mashlahah
“Dimana ada hukum syara’ disana ada maslahat (manfaat)”.
• Hukum syara’ terhadap aplikasi bioteknologi pada  tanaman  dan hewan
Aplikasi  bioteknologi yang diterapkan pada tanaman dan hewan dengan tujuan untuk 
meningkatkan kuantitas, kualitas, produktifitasnya atau usaha untuk mencari  obat alami bagi banyak
penyakit manusia untuk menggantikan obat-obat kimia yang  sering menimbulkan efek samping pada
kesehatan, hukumnya boleh (ja’iz) selama tidak ada dalil yang mengharamkannya,  sesuai dengan
kaidah:
Al-ashlu  fil asyyaai al-ibaahah maa lam yarid daliilut tahriim
“Hukum asal dari sesuatu itu halal (mubah) sebelum ada dalil yang  mengharamkannya“
Jika pengembangan teknologi tersebut dalam upaya mencari obat-obatan untuk mengobati penyakit
manusia hukumnya sunnah,  mengikuti hukum berobat, Rosulullah SAW bersabda : 
”..Sesungguhnya  Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula 
obatnya. Maka berobatlah kalian!”.
Bahkan pada kondisi umat manusia sangat memerlukan teknologi tersebut yang tidak bisa ditangani
secara  konvensional dan menyangkut kelangsungan hidup manusia hukumnya dapat menjadi fardlu
kifayah.
B. Bioteknologi pertanian dalam pandangan islam
1. Bioteknologi Meningkatkan Produksi Pertanian
Manusia kini telah berhasil mengubah  dan merekayasa sifat-sifat genetik tanaman budi daya tertentu
dengan teknologi DNA rekombinan. Aktivitas ini memunculkan manfaat untuk membuat tanaman
mempunyai ketahanan terhadap hama dan juga meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Hal ini sesuai dengan ajaran Al-Quran bahwa tidak ada satu ilmu atau teknologi pun yang mampu
menciptakan tanaman hidup. Disini peran bioteknologi hanya meningkatkan, bukan menciptakan
sesuatu yang sama sekali baru. Firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Waqiah ayat 63-64:
“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam?”(63)
“Kamukah yang menumbuhkannya ataukah kami yang menumbuhkannya.”(64)

Para ilmuan sendiri mengakui bahwa ada batas-batas yang tidak sulit dilanggar oleh bioteknologi
teknologi DNA rekombinan. Penyisipan sifat-sifat genetika harus berada dalam pijakan kaidah yang
sangat kuat.
2. Pembuatan tanaman yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) adalah unsur sangat penting dari protein DNA dan RNA. Pada tumbuhan kacang-
kacangan sering ditemukan nodul pada bagian akarnya. Pada nodul ini terdapat bakteri
bernama Rhizobuim yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan kacang-
kacangan dapat mencukupi kebutuhan nitrigennya sendiri walaupun nitrogen pada tanah sudah
berkurang karena diserap oleh tanaman lain.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobium ini dapat
hidup di dalam akar tumbuhan budi daya lainnya. Selain itu, para peneliti juga berupaya untuk
meningkatka kemampuan bakteri tersebut dalam mengikat niotrogen dengan teknik rekombinasi gen.
Sehingga tumbuhan akan menjadi lebih subur dan lebih kaya nutrisi.
Upaya-upaya diatas dilakukan untuk mengurangi sampai menghilangkan ketergantungan pada
pupuk tertentu yang mempunyai efek samping merugikan saat digunakan di lahan pertanian.
3. Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang mempunyai daya tahan terhadap hama dapat dibuat melalui rekayas genetika
dengan rekombinasi gen dan kultur sel. Misalnya, untuk mendapatkan tanaman jagung yang kebal
penyakit maka disusunlah gen yang menentukan sifat-sifat kebal terhadap penyakit. Gen kebal
penyakit ini kemudian disisipkan pada sel tanaman jagung, kemudian ditumbukan menjadi tanaman
jagung yang mempunyai sifat kebal penyakit.

Dalam hal ini bioteknologi sangat berperan dalam meningkatkan kualitas tanaman jagung. Dengan
tumbuh suburnya banyak tanaman budi daya seperti ini, maka peran bioteknologi sungguh bermanfaat
di bidang pertanian. Namun, dibalik semua kita sebagai mahluk ciptaan Allah tetap harus menyadari
bahwa rekayasa genetika tanaman ini tidak akan berhasil tanpa kuasa-Nya.  Sebagaimana firman Allah
dalam surah Al-baqarah ayat 22:
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui.”
3. Dampak Produk Bioteknologi
• Dampak positif produk biotekeknologi
Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :
1. Meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya
tanaman transgenik kebal hama
2. Meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian, perkebunan,
peternakan maupun perikanan. Dengan temuan bibit unggul.
1. Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air
susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
2. Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam
( biohidrometalurgi )
3. Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, Seperti : bacteri
pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan plastik biodegradable,
Thank you

Anda mungkin juga menyukai