Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PEMASARAN GLOBAL

SEGMENTING, TARGETING, DAN POSITIONING

( Produk Mie Instant Indomie PT Indofood Sukses Makmur, TBK )

Oleh :

Nurmalasari (08320200101)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang dengan bantuan rahman dan rahim-Nya
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam selalu penulis curahkan kepada baginda kita Nabi besar kita
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat-Nya di akhirat nanti. Dan tak lupa
penulis selalu mengucapkan syukur atas rahmat dan nikmatnya baik berupa fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah
yang menjadi tugas Mata Kuliah Pemasaran Global dengan judul “Segmenting,
Targeting, dan Positioning pada Produk Mie Instant Indomie PT Indofood Sukses
Makmur, TBK”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata Kuliah Pemasaran Global. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak FAISAL,S.P.,M.Si, selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Pemasaran Global yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) ............................................. 8
B. Segmenting .................................................................................................... 9
1. Definisi Segmenting ................................................................................. 9
2. Tujuan dan Manfaat Segmenting……………………………………….12
3. Dasar-dasar Segmenting……………………………………………......13
4. Pola Segmenting ..................................................................................... 14
5. Kriteria dan Syarat Segmenting.............................................................. 15
C. Targeting ...................................................................................................... 15
1. Definisi Targeting ................................................................................... 15
2. Faktor-faktor Penetapan Targeting ......................................................... 17
3. Strategi Penetapan Targeting .................................................................. 18
4. Pola Penentuan Targeting ....................................................................... 19
D. Positioning ................................................................................................... 20
1. Definisi Positioning ................................................................................ 20
2. Strategi Penentuan Positioning ............................................................... 21
3. Langkah-langkah dalam Menentukan Positioning ................................. 24
4. Kesalahan-Kesalahan dalam Menentukan Positioning .......................... 25
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 26
A. Profil Perusahaan PT Indofood ....................................................................... 26
B. Sejarah Singkat Produk Mie Instant Indomie………………………………..26
C. Segmentasi Indomie………………………………………………………….27
D. Targeting Indomie……………………………………………………………28
E. Positioning Indomie………………………………………………………….30

ii
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 30
A. Kesimpulan .................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju, terkadang perusahaan selalu
dihadapkan dengan berbagai masalah yang terjadi di pasar. Perusahaan
melakukan tutup usaha atau gulung tikar terhadap usaha yang telah
ditekuninya. Penyebab terjadinya tutup usaha atau gulung tikar dikarenakan
terbatasnya modal dan tidak bisanya perusahaan beradaptasi serta salah dalam
menerapkan strategi yang digunakannya. Perusahaan harus mendapatkan hasil
yang baik, dan produk yang ditawarkan dapat diterima di pasar, untuk
mencapai hasil yang baik. Perlu adanya strategi yang baik diterapkan oleh
perusahaan. Karena strategi yang baik berada pada level yang sangat strategis
dan menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menggarap suatu pasar
yang akan dituju.
Untuk memenangkan persaingan tidak hanya sebatas menyusun bauran
pemasaran sebagai taktik namun lebih dari itu juga menyusun strategi yaitu
segmentasi (segmenting), dan target (targeting) pasar yang dituju, serta posisi
(positioning) yang diinginkan oleh perusahaan dibenak konsumen. Inti dari
setiap strategi pemasaran yang baik adalah suatu strategi pencapaian posisi
secara tepat.
Segmenting, targeting, dan positioning adalah 3 komponen yang
memiliki peranan penting yang harus dijalankan dalam rangkaian strategi
promosi sebuah perusahaan. Perkembangan pemikiran dalam melakukan
sistem pemasaran disadari atau tidak, sejalan dengan perkembangan zaman dan
pemikiran masyarakat di berbagai wilayah. Hal ini dapat terjadi karena
pemikiran di bidang ini selalu beriringan dengan kehidupan masyarakat yang
selalu berfikir alternatif. Dimana masyarakat selalu berhadapan dengan suatu
pilihan dan sumber daya yang terbatas untuk mampu memberikan kepuasan
secara maksimal.
Membahas terkait strategi, targeting, dan positioning dalam suatu produk
sangat erat hubungannya dengan materi perkuliahan yang mendalam untuk
mata kuliah Manajemen Pemasaran. Membahas strategi suatu produk maka
akan dibahas bagaimana awal perencanaan suatu produk atau brand masuk
4
kepasar agar dikenal dikalangan masyarakat. Perencanaan strategi di awal
kemunculan produk menggunakan strategi penetrasi pasar untuk meraih
awareness (perhatian) dari masyarakat.
Seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami akan
mengakibatkan berkurangnya waktu yang tersedia untuk menyiapkan
kebutuhan keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah
tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka
tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Kebutuhan-kebutuhan
yang muncul, seperti kebutuhan konsumsi yang semakin tinggi dikarenakan
keterbatasan waktu untuk keluarga tersebut tetap dapat dipenuhi oleh keluarga
tersebut. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi
dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif
terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Salah satu
produsen mie instan terbesar di Indonesia saat ini adalah Indofood. Perusahaan
ini menguasai hampir 80 % dari produksi mie instan diIndonesia. Tidak dapat
dipungkiri, mie memang sudah menjadi bagian penting dalam pola makan
rumah tangga, tidak hanya di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Peran mie
memang lebih fleksibel dan dapat dikonsumsi meski dalam keadaan yang
sangat terdesak, tidak hanya sebagai pangan pokok, tetapi dapat pula berperan
sebagai lauk-pauk sehingga sering dijumpai masyarakat yang makan nasi
dengan lauk mie goreng atau mie kuah.
Semakin banyaknya jenis maupun merek mie instan yang beredar di
pasar, maka keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas
produk saja, tetapi sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk
mengidentifikasi mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen yang
heterogen, sehingga dapat diketahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik dari masing-masing segmen.
PT. Indofood Sukses Makmur bergerak di bidang usaha industri pengolahan
makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di Indonesia.
Indofood merupakan produsen mie instant terbesar dengan kapasitas produksi
13 milyar bungkus per tahun. Selain itu Indofood juga mempunyai jaringan
distribusi terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Emiten barang-
5
barang konsumsi Grup Salim, ICBP berhasil membukukan penjualan mi instan
senilai Rp6,55 triliun per Maret 2018. Indomie adalah produk terkenal dari
Indofood CBP. Kontribusi penjualan mi instan tersebut mencapai 66,29 persen
dari total penjualan perseroan per Maret 2018 senilai Rp9,88 triliun.
Secara kuantitas, produksi mie instant dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan dengan tren yang positif. Hal ini menunjukkan suatu prospek yang
cukup baik bagi industri mie instan ini pada masa yang akan datang. PT.
Indofood Sukses Makmur menjadikan mutu dan kepuasan pelanggan sebagai
basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu
keinginan dan kebutuhan konsumen harus diperhatikan oleh produsen karena
kebutuhan ini akan senantiasa berubah. Perkembangan produk mie instan yang
sudah dianggap sebagai makanan cepat saji dan bahkan sebagai makanan
pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada industri mie instan ini semakin
tinggi.
Perusahaan yang dijadikan kasus penelitian ini diperoleh melalui internet,
yaitu PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Produk Indofood khususnya mie
instant Indomie dinikmati setiap hari pada setiap siklus kehidupan seperti
makanan untuk anak-anak, makanan untuk masa pertumbuhan di usia sekolah
hingga masa remaja dan menginjak usia dewasa serta makanan keceriaan
dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana profil produk Mie Instant Indomie pada PT Indofood Sukses
Makmur, TBK ?
2. Bagaimana sejarah singkat produk Mie Instant Indomie?

3. Bagaimana dengan Segmentasi Produk Indomie pada PT Indofood Sukses


Makmur, TBK?

4. Bagaimana dengan Targeting produk Indomie pada PT Indofood Sukses


Makmur, TBK?

5. Bagaimana dengan Positioning produk Indomie pada PT Indofood Sukses


Makmur, TBK?

6
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui dan memahami profil produk Mie Instant Indomie pada PT
Indofood Sukses Makmur, TBK
2. Dapat mengetahui dan memahami sejarah singkat produk Mie Instant
Indomie

3. Dapat mengetahui dan memahami Segmentasi Produk Indomie pada PT


Indofood Sukses Makmur, TBK

4. Dapat mengetahui dan memahami Targeting produk Indomie pada PT


Indofood Sukses Makmur, TBK

5. Dapat mengetahui dan memahami Positioning produk Indomie pada PT


Indofood Sukses Makmur, TBK

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)

Segmenting, Targeting, dan Positioning atau STP adalah salah satu


pendekatan atau model yang digunakan untuk mengembangkan pesan dan
strategi pemasaran yang sesuai pada segmentasi target audiens tertentu. Model
pemasaran ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif dan populer
digunakan hingga saat ini.
Istilah strategi pemasaran Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)
merupakan 3 rangkaian proses yang harus dilalui pada penetapan sebuah
strategi bisnis. Hal ini berlaku untuk berbagai jenis produk baik dari industri
barang maupun jasa, dan juga cara pemasarannya baik offline maupun online.
Pada dasarnya STP marketing atau Segmenting, Targeting, dan
Positioning adalah salah satu model pemasaran yang penerapannya melibatkan
tiga tahapan yaitu melakukan segmentasi pasar, menargetkan segmen yang
diyakini paling menguntungkan dan memposisikan produk yang dijual dengan
cara yang paling bernilai.
Fokus utama dalam model pemasaran STP ini adalah pada pendekatan
audiens, bukan produk. Model ini berfokus pada pemilihan segmen yang paling
bernilai bagi bisnis pada saat merancang strategi pemasaran produk agar
penyampaian pesan lebih relevan di setiap segmen audiens tersebut. STP
marketing sendiri merupakan pendekatan atau model yang populer diterapkan
banyak perusahaan dalam merancang strategi pemasaran.
Semua bisnis hampir sama dalam menjalankan pengelolaannya, salah
satunya membutuhkan perencanaan strategis agar lebih terarah dalam mencapai
tujuan. Strategi pemasaran Segmenting, Targeting, dan Positioning atau STP
sangat berpengaruh terhadap citra, brand image, hingga pemasaran secara
keseluruhan. Strategi pemasaran merupakan suatu cara agar pemasaran
berjalan sesuai dengan arah yang telah ditentukan. Sasaran yang tepat,
pengelolaan yang benar, memenangkan persaingan, meraih keuntungan,
menguasai pasar, merupakan sebagian dari sekian banyak manfaat yang akan

8
didapatkan dengan menyusun dan menerapkan strategi pemasaran. Sebelum
melakukan strategi pemasaran, setiap pebisnis harus melakukan analisis
perusahaan terlebih dahulu. Analisis SWOT dapat menunjukkan gambaran
secara umum mengenai bisnis dan perusahaan. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menyusun dan merumuskan strategi pemasaran STP. Strategi
pemasaran STP ini berarti proses mengkategorikan, membidik pasar yang
diinginkan, lalu memposisikan pemasaran bisnis dibandingkan pesaing.
Beberapa kelebihan dari model Segmenting, Targeting, dan Positioning
adalah:1
1. Mengarahkan dan memberi fokus pada strategi pemasaran seperti dalam
penerapan targeted advertising, pengembangan produk baru atau
diferensiasi brand dengan mengalokasikan sumber daya untuk segmentasi
target.
2. Mengidentifikasi peluang pertumbuhan pasar dengan melihat pelanggan
baru dan penggunaan produk.
3. Mencocokan sumber daya perusahaan yang efektif dan efisien untuk
menargetkan segmen pasar yang menjanjikan return on marketing
investment yang lebih besar.
4. Meningkatkan posisi perusahaan menjadi lebih kompetitif.

B. Segmenting
1. Definisi Segmenting
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli berbeda dalam satu
atau beberapa hal. Misalnya, berbeda dalam keinginan, sumber daya, lokasi,
sikap pembelian dan praktek-praktek pembelian mereka. Tidak dapat
dipungkiri bahwa tiap individu adalah unik, setiap individu tetap memiliki
kemauan, kebutuhan, motivasi yang beraneka ragam atau unik. Selera
konsumen selalu berubah begitupun dengan struktur harga yang ditetapkan.
Sementara pada saat yang sama terobosan baru di bidang teknologi
informasi terus bermunculan. Persaingan semakin tajam, tidak hanya datang
dari dalam negeri tetapi juga datang dari produk-produk luar negeri. Bahkan
yanng lebih rumit lagi adalah semakin banyaknya konsumen yang membeli
barang.
Strategi menjadi faktor utama untuk mengantisipasi dalam
9
menghadapi perilaku konsumen yang beraneka ragam. Strategi pemasaran
harus sesuai dengan dinamika pasar, dengan visi dan realitas yang tengah
berlangsung. Di samping itu, strategi harus mudah dipahami, sehingga
memacu para personil untuk melakukannya. Untuk memahami perilaku
konsumen, terlebih dahulu pemasar harus dapat membuat strategi
segmentasi pasar (Market Segmentation).2
• Menurut Tjiptono dan Chandra (2012 : 150) :
“Segmentasi pasar dapar diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar
keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-
segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku
dan atau respon terhadap program pemasaran spesifik”.
• Menurut Kasali yang dikutip oleh Setiadi (2010 : 384)
“Segmentasi adalah proses mengotak-ngotakkan pasar yang heterogen
kedalam potensial customeryang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau
kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan
uangnya”.
• Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 225)
“Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil
dengan kebutuhan, karakterisitik, atau perilaku berbeda yang mungkin
memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri”.
Berdasaran beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
segmentasi adalah proses dimana membagi pasar yang heterogen menjadi
beberapa segmen atau kelompok yang cenderung bersifat homogen atau
memiliki kesamaan dalam hal.
Segmentasi adalah proses mengkotak–kotakan pasar ke dalam grup
tertentu. Kelompok ini didasarkan pada kesamaan kebutuhan atau kesamaan
pola dalam melakukan transaksi ekonomi. Segmentasi dilakukan agar
perusahaan dapat mengirimkan produk yang lebih baik pada konsumen. Hal
ini juga dilakukan untuk membuat perusahaan makin kompetitif.
Segmenting merupakan proses mengkategorikan, mengklasifikasikan,
menggolongkan semua target potensial produk yang akan dipasarkan.
Kemudian membagi pasar menjadi bagian-bagian berdasarkan pembeli dan
kebutuhan, karakteristik atau perilakunya, dan lain sebagainya.3 Segmenting
atau segmentasi pasar adalah langkah pertama untuk membuat strategi STP.
10
Di langkah segmenting, perlu membagi target pasar menjadi kelompok
konsumen potensial.
Segmentasi memiliki peranan penting dalam sebuah perusahan karena
beberapa alasan; pertama, segmentasi memungkinkan perusahan untuk lebih
fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi
segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk
menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi
memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan. Kedua,
segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen
strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan
memberikan acuan dalam penetuan positioning. Ketiga, segmentasi
merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang
pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan
pesaing.4
Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang
cukup baik, misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar
untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi pasar yang
dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi
pasar yang dilakukan itu berjalan dengan yang diharapkan. Ada beberapa
hal yang mungkin perlu untuk diperhatikan dalam segmentasi, diantaranya:
dapat diukur dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa
dibedakan serta dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa
mengevaluasi berbagai segmen yang akan dimasuki. Ada dua faktor penting
yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu
daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan. Setelah
evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa
banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal
tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen yaitu
pilihan etika atas sasaran, interalasi dan segmen-super, rencana serangan
segmen per segmen dan kerjasama antar segmen.5

11
2. Tujuan dan Manfaat Segmenting
Pada dasarnya segmentasi pasar merupakan suatu strategi yang
didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi pada
konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran
dapat dilakukan lebih terarah, dan sumber daya perusahaan di bidang
pemasaran dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.
Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk menghemat usaha-usaha
pemasaran dengan menitik beratkan kepada pembeli yang berminat tinggi
untuk membeli. Selain itu segmentasi dilakukan untuk menghubungkan
antara kebutuhan dengan tindakan.6
Menurut Kasali (2003), sedikitnya ada 5 manfaat yang diperoleh
dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu:
a. Mendesain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar
Hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap
suatu stimuli, maka perusahaan dapat mendesign produk sesuai dengan
kebutuhan/keinginan segmen tersebut. Jadi perusahaan menempatkan konsumen
di tempat utama dalam mendesign produk, dan menyesuaikan produknya untuk
memuaskan konsumen (customer satisfaction at a profit).
b. Menganalisis pasar
Dengan segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa
saja yang akan menggerogoti pasar produknya. Ingatlah pesaing
perusahaan bukanlah semata-mata “mereka yang menghasilkan produk
yang sama dengan yang perusahaan sajikan kepada konsumen”. Pesaing
perusahaan adalah mereka yang mampu menjadi alternatif bagi
kebutuhan konsumen.
c. Menemukan peluang (niche)
Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai konsep
segmentasi yang baik akan sampai pada ide menemukan peluang.
Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tapi pada masanya ia akan
menjadi besar. Perlu diingat konsumen akan selalu belajar mengenali
sesuatu atau mengikuti orang lain, atau merasa butuh terhadap suatu
produk.
d. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
12
Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnya adalah
mereka yang paham betul konsumennya dan telah mempelajari
pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam segmennya.
e. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien, jika perusahaan
tahu persis siapa segmen mereka, maka perusahaan akan tahu bagaimana
berkomunikasi yang baik dengan para pelanggannya.

3. Dasar-dasar Segmenting
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih
berhasil apabila membagi-bagi konsumennya ke dalam beberapa segmen.
Cara ini lebih menjamin keberhasilan daripada melayani konsumen dengan
apa adanya. Salah satunya dengan cara pendekatan yang penting dalam
segmentasi pasar, seperti membagi pasar kedalam beberapa jenis pasar
yang ada.
Kotler dan Armstrong (2008: 266) merumuskan dasar-dasar untuk
membuat segmentasi pasar konsumen sebagai berikut:
a. Segmentasi geografik
Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografik seperti negara, regional, negara bagian, kota atau kompleks
perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi
dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini, atau beroperasi di semua
wilayah, tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan
yang dijumpai.
b. Segmentasi demografik
Segmentasi demografik membagi pasar menjadi kelompok
berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga,
siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama,
ras, dan kebangsaan. Faktor-faktor demografik merupakan dasar paling
populer untuk membuat segmentasi kelompok pelanggan. Salah satu
alasan adalah kebutuhan konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan
seringkali amat dekat dengan variabel demografik. Alasan lain adalah
variabel demografik lebih mudah diukur ketimbang tipe variabel yang
lain.
c. Segmentasi psikografik
13
Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok
berbeda berdasarkan pada karakteristik sosial, gaya hidup atau
kepribadian. Orang yang berada dalam kelompok demografik yang sama
dapat saja mempunyai ciri psikografik berbeda.
d. Segmentasi tingkah laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan
pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu
produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan
awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

4. Pola Segmenting
Segmentasi pasar merupakan salah satu konsep terpenting dalam
pemasaran. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang
besar dan heterogen menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai
secara lebih efisien dan efektif dengan produk yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Menurut Tjiptono (2002:70), segmentasi pasar memiliki 3 macam
pola yang berbeda yaitu sebagai berikut:
a. Preferensi Homogen
Pasar dimana konsumen memiliki pilihan barang dan jasa yang
relatif sama.
b. Preferensi Tersebar
Pada pola ini, pilihan pelanggan terhadap barang dan jasa lebih
berbeda-beda. Pilihan dari produk yang diminati oleh konsumen lebih
beragam, yang disesuaikan dengan kepribadian konsumen.
c. Preferensi Terkelompok
Preferensi terkelompok merupakan pola yang menunjukka bahwa
konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. memiliki
kesamaan referensi. Artinya konsumen yang berada dalam kelompok
yang sama cenderung memiliki selera yang sama terhadap suatu produk.
Bagi perusahaan yang pertama kali beroperasi di pasar memiliki 3 pilihan
untuk memasuki preferensi ini, antara lain:
1) Perusahaan dapat menempatkan diri ditengah dengan harapan dapat
menarik semua kelompok yang ada.
2) Perusahaan dapat menempatkan produk pada segmen pasar yang
14
terbesar dan dinamakan pemasaran pusat.
3) Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek dan masing-
masing diposisikan pada segmen yang berbeda-beda. Konsumen yang
berada dalam kelompok yang sama juga.

5. Kriteria dan Syarat Segmenting


Segmentasi pasar merupakan proses membagi-bagi pasar yang
heterogen kedalam kelompok-kelompok pembeli atau konsumen yang
memiliki ciri atau sifat yang homogen dan dapat berarti bagi perusahaan.
Dengan segmentasi pasar, perusahaan akan dapat menentukan dan
membandingkan kesempatan pasar yang ada, serta akan dapat melakukan
penyesuaian pada produk atau program usaha pemasaran dan penentuan
anggaran usaha pemasaran sesuai dengan sifat segmen pasar tersebut.
Menurut Tjiptono (2008:74), agar proses segmentasi pasar tersebut
dapat efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, maka segmen pasar harus
memenuhi kriteria berikut, yaitu:
a. Dapat diukur, baik besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen
tersebut.
b. Dapat dicapai atau dijangkau, sehingga dapat dilayani secara efektif.
c. Cukup luas, sehingga dapat menguntungkan jika dilayani.
d. Dapat dibedakan, sehingga segmen-segmen dapat dipisah-pisah secara
konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda, terhadap unsur-
unsur dan program-program bauran pemasaran yang berlainan. Misalnya,
jika wanita yang telah menikah dan belum menikah memberikan
tanggapan yang sama dalam pembelian kosmetik, maka mereka bukan
merupakan segmen yang berbeda.
e. Dapat dilaksanakan, sehingga semua program yang telah disusun untuk
menarik dan melayani segmen pasar dapat efektif.

C. Targeting
1. Definisi Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar,
selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk
memutuskan segmen mana yang menjadi target market.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012 : 162), pengertian target pasar

15
adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen pasar
yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran
spesifik perusahaan.
Sedangkan menurut Keegan & Green (2008) definisi targeting adalah
proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada
sebuah negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi
untuk memberikan respon.
Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Targeting atau target pasar adalah kegiatan dimana perusahaan memilih
segmen pasar untuk dimasuki dan kemudian perusahaan dapat menentukan
lebih spesifik pasar yang akan dituju.7 Targeting artinya menetapkan pasar
yang menjadi pusat pemasaran produk perusahaan. Target pasar dapat juga
diartikan sebagai kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Targeting
menjadi penting karena perusahaan harus memiliki fokus konsumen yang
memiliki kecenderungan lebih besar untuk membeli produk mereka.
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus
melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan
resource perusahaan. Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen
potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran,
pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-
lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam
segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber
daya perusahaan.
Setiap strategi penetapan pasar sasaran diatas memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dengan mengidentifikasi
keunggulan dan kelemahan dari strategi penetapan pasar tersebut maka
perusahaan dapat mengetahui strategi mana yang paling cocok jika
diterapkan di perusahaannya.
Ada 3 kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat
mengevaluasi dan menentukan segmen pasar mana yang akan dijadikan
target, yaitu:8
a. Perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik cukup
besar dan menguntungkan bagi perusahaan. Atau perusahaan dapat saja
16
memilih segmen yang kecil, namun segmen itu harus mempunyai
prospek menguntungkan dimasa yang akan datang. Sehubungan dengan
hal ini, perusahaan harus melihat secara mendalam terhadap kompetisi
yang ada di sektor tersebut serta potensinya untuk tumbuh karena akan
berkaitan dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
b. Strategi targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif
perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara
untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian
yang cukup memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih atau
tidak. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen
pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang
perusahaan atau tidak.
c. Segmentasi pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingan
yang ada. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang
dapat mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.

2. Faktor-faktor Penetapan Targeting


Ada lima faktor yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan target
pasar yaitu (Rismiati dan Suratno, 2001):
a. Ukuran segmen
Perkiraan besarnya/ukuran segmen yang akan dituju merupakan
faktor penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut cukup
berharga untuk ditindak lanjuti. perusahaan yang besar akan memilih
segmen dengan volume penjualan besar dan menghindari segmen kecil
dan sebaliknya.

b. Pertumbuhan segmen
Walaupun ukuran segmen saat ini kecil bukan tidak mungkin akan
berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa mendatang.
c. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai segmen tersebut
Suatu segmen yang tidak cocok dengan kegiatan pemasaran
perusahaan seharusnya tidak "dikejar".
d. Kesesuaian dengan tujuan dan sumber-sumber/ kemampuan perusahaan
Target yang dituju haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-

17
sumber/ kemampuan yang dimiliki perusahaan
e. Posisi persaingan
Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang
baik tetapi mempunyai potensi lemah dalam hal laba. Lebih sedikit
persaingan lebih aktratif/ menariklah segmen tersebut untuk dimasuki.

3. Strategi Penetapan Targeting


Dalam menyusun rencana pencapaian terget pasar, perusahaan harus
menjalankan strategi yang tepat dalam rangka menghindari banyak pesaing.
Dalam rangka pelaksanaan strategi target pasar, terdapat beberapa alternatif
strategi target pasar yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu sebagai
berikut:9
a. Strategi Penetapan Sasaran yang Sama (Undifferentiated Targeting
Strategy)
Dalam hal ini perusahaan menganut sistem pemasaran massal yaitu
hanya menciptakan satu jenis produk yang dapat memenuhi keinginan
semua konsumen. Pendekatan pemasaran yang memandang sebuah pasar
yang besar denga tanpa segmen-segmen individual dan oleh karenanya
memerlukan satu barang pemasaran saja. Perusahaan menganggap semua
kebutuhan konsumen sama dan mengabaikan segmen individual di
dalamnya. Karena pasar yang dituju bersifat massal, maka distribusi dan
promosi juga bersifat massal.
b. Strategi Penetapan Sasaran yang Terdiferensiasi (Differentiated
Targeting Strategy)
Dengan strategi ini perusahaan memilih untuk melayani dua atau
lebih segmen pasar yang dianggap potensial dan mengembangkan bauran
pemasaran yang berbeda-beda untuk masing-masing segmen.
c. Strategi Penetapan Sasaran Terkonsentrasi (Concentrated Targeting
Strategy)
Suatu strategi yang hanya memusatkan usaha pemasarannya pada
satu kelompok pembeli saja atau biasanya perusahaan memilih satu
segmen dari pasar untuk memusatkan upaya-upaya pemasarannya.
Strategi ini biasa digunakan oleh perusahaan yang kurang atau tidak
dapat melayani permintaan dari banyak kelompok pembeli sehingga
18
memilih untuk berkonsentrasi untuk memahami kebutuhan, motivasi, dan
kepuasan dari anggota segmen dan mengembangkan serta
mempertahankan bauran pemasaran yang sangat khusus.
d. Micromarketing
Dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk untuk menyesuaikan
spesifik individu (individual marketing) dan lokasi tertentu (local
marketing).

4. Pola Penentuan Targeting


Penetapan target pasar penting untuk dilakukan karena perusahaan
tidak dapat melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar.
Pembeli yang ada terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang
beragam atau bervariasi, sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian
pasar mana yang akan dilayaninya sebagai target pasar.
Menurut (Kotler, 2000:314) terdapat lima alternatif dalam memilih
target pasar yaitu:
a. Konsentrasi Pasar Tunggal (Single-Segmen Concentration)
Perusahaan memilih satu segmen pasar tunggal dengan sejumlah
pertimbangan, misalnya keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan,
adanya peluang pasar dalam segmen bersangkutan yang belum banyak

digarap atau bahkan diabaikan pesaing, atau perusahaan menganggap


segmen tersebut merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan
untuk ekspansi ke segmen lainnya.
b. Spesialisasi Selektif (Selective Specialization)
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen pasar
yang atraktif dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki.
c. Spesialisasi Pasar (Market Specialization)
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi pada upaya melayani
berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
d. Spesialisasi Produk (Product Specialization)
Dalam spesialisasi produk, perusahaan memusatkan diri pada produk
atau jasa tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.
e. Peliputan keseluruhan (Full Market Coverage)
Dalam strategi ini, perusahaan berusaha melayani semua kelompok
19
pelanggan dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan.
Umumnya hanya perusahaan besar yang sanggup menerapkan strategi
ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

D. Positioning
1. Definisi Positioning
Setelah mengadakan segmentasi pasar dan penentuan sasaran pasar,
perusahaan perlu melakukan penentuan posisi penawarannya. Untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengembangkan
strategi penentuan posisi produk ke pasar sasaran yang dituju.
Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak konsumen
dari sebuah nama perusahaan. Positioning menyangkut bagaimana sebuah
produk dinilai dan dilihat di mata konsumen, serta apa yang bisa membuat
konsumen mengingat produk tersebut dan bisa membedakannya dengan
produk lainnya. Positioning tidak hanya membangun image tetapi juga
membangun kepercayaan konsumen dengan menanamkan berbagai
informasi, identitas tentang produk di dalam benak konsumen sehingga
mengingat produk kita.

Menurut Rhenald Kasali (2006 : 86) positioning adalah strategi


komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, gara produk/ merek/
nama dapat mencerminkan keunggulan terhadap produk itu sendiri.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 247) positioning
adalah bagaimana cara perusahaan akan menciptakan nilai terdiferensiasi
untuk segmen sasaran dan posisi apa yang ingin diduduki perusahaan dalam
segmen itu.
Menurut Ali Hasan (2008: 200) Positioning adalah penempatan
sebuah merek di bagian pasar di mana merek tersebut akan mendapatkan
sambutan positif dibandingkan dengan produk-produk saingannnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa positioning adalah strategi yang dilakukan perusahaan dalam
menempatkan nama atau merek dari produk mereka di benak konsumen
sehinggan dapat dibedakan dengan produk lainnya dan mendapat sambutan
positifdibanding produk-produk pesaingnya.
Positioning merupakan penyampaiaan citra dari suatu produk kepada
20
konsumen. Pemasaran yang baik harus meninggakan kesan yang sangat kuat
terhadap produk dari sisi konsumen. Strategi positioning diartikan juga
sebagai strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam
benak konsumen sasaran sehingga terbentuk citra (image) merek atau
produk yang lebih unggul dibanding dengan brand pesaing. Istilah
positioning mempu mengacu pada upaya penempatan atau menggerakkan
suatu produk kesuatu tingkatan yang diinginkan dan sesuai dengan perhatian
konsumen.10
Dengan demikian penentuan posisi produk lebih memfokuskan pada
apa produk itu, seperti apa produk itu, dan bagaimana pelanggan harus
mengevaluasinya. Perusahaan harus mengetahui persepsi dan preferensi
pembeli mengenai produk yang ditawarkan. Pemosisian produk menyangkut
posisi suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa, sehingga
dipersepsikan unik dan unggul dibandingkan merek pesaing dalam hal
atribut dan manfaat produk. Perusahaan harus berusaha membuat produknya
lebih menonjol dari produk pesaing dan membuatnya lebih menarik bagi
pembeli. Untuk melakukan strategi penentuan posisi pasar yang baik,
perusahaan harus memutuskan karakteristik dan keistimewaan khusus yang
membedakan produk yang ditawarkan dengan pesaing kepada pasar sasaran.

2. Strategi Penentuan Positioning


Positioning memegang peranan penting dalam marketing, karena bila
konsumen telah percaya terhadap satu produk atau perusahaan. Maka dapat
terjalinnya relasi yang bertahan lama dan berkesinambungan. Hal seperti ini
sangat penting bagi perusahaan, karena perusahaan akan mendapat
konsumen tetap di perusahaannya.
Dalam memposisikan produk atau perusahaan harus mempunyai
keunggulan dalam persaingan. Keunggulan bersaing dengan menawarkan
nilai lebih yang menjadi pembeda dengan produk atau perusahaan lainnya.
Perbedaan tersebut seperti pembedaan produk, layanan, karyawan dan citra
perusahaan atau produk. Hal tersebut dilakukan agar menjadi daya tarik dan
memberikan kesan tertentu pada konsumen.
Menurut Philip Kotler, dalam menentukan positioning yang efektif,
perusahaan dapat menggunakan beberapa cara pendekatan positioning yaitu
21
sebagai berikut:11
a. Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi konsumen.
Perusahaan memposisikan dirinya berdasarkan atribut atau fitur
spesifik, misalnya ukuran, keamanan, komposisi bahan, pengalaman
dalam bidang yang digeluti dan seterusnya. Ini terjadi bila suatu
perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih
unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan
seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan din sebagai taman
hiburan terbesar di dunia.

Pemilihan atribut yang akan dijadikan basis positioning harus


dilandaskan pada tujuh kriteria sebagai berikut :
1) Derajat kepentingan (importance). Atribut tersebut sangat bernilai
dimata sebagian besar konsumen.
2) Keunikan (distinctiveness). Atribut tidak ditawarkan perusahaan lain.
Bisa pula atribut itu dikemas secara lebih jelas oleh perusahaan
dibandingkan pesaingnya.
3) Superioritas (superiority). Atribut tersebut lebih unggul dibandingkan
cara-cara yang lain untuk mendapatkan manfaat yang sama.
4) Dapat dikomunikasikan (communicatibility). Atribut tersebut dapat
dikomunikasikan secara sederhana dan jelas sehingga konsumen dapat
memahaminya.
5) Tidak muda ditiru (preemptive). Atribut tersebut tidak mudah ditiru
oleh pesaing.
6) Terjangkau (affordability). Konsumen sasaran akan mampu dan
bersedia membayar perbedaan atau keunikan atribut tersebut.
7) Kemampulabaan (profitability). Perusahaan bisa memperoleh
tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.
b. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning)
Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam
suatu manfaat tertentu. Kunci utama keberhasilan positioning terletak
pada persepsi yang diciptakan. Selain ditentukan oleh persepsi
konsumennya sediri, posisi atau citra sebuah perusahaan dipengaruhi
pula oleh pesaing dan konsumen mereka.
c. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau penerapan (use
22
aplication/positioning)
Produk diposisikan sebagai alternatif terbaik untuk situasi
pemakaian atau aplikasi tertentu. Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau
penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan
dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri
untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.

d. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning)


Produk diposisikan sebagai pilihan terbaik untuk kelompok
pemakai tertentu. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada
sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti
luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman
hiburan untuk “pencari tantangan”. Dasar positioning ini terletak pada
kepribadian atau tipe para pemakai.
e. Positioning berkenan dengan pesaing (competitor positioning)
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya
secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion
Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika
dibandingkan dengan Japanese Deer Park. Positioning ini dikaitkan
dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.
f. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning)
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori
produk.
g. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality
positioning)
Dalam hal ini perusahaan memposisikan diri dengan menawarkan
nilai terbaik baik dalam segi harga maupun kualitas. Misalnya Busch
Gardens dapat memposisikan dirisebagai nilai terbaik untuk harga.
Positioning ini berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi
melalui harga tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai
indikator nilai.
Dari ketujuh strategi penentuan posisi diatas, pada intinya
mengedepankan kepada diferensiasi dan juta keunikan yang membuat
konsumen harus membeli produk yang unik tersebut.

23
3. Langkah-langkah dalam Menentukan Positioning
Penentuan posisi pasar dilakukan untuk menciptakan atau
menanamkan citra produk ke dalam benak konsumen, sehingga konsumen
dapat membedakan produk perusahaan dengan lebih baik dibandingkan
dengan produk pesaing.
Menurut Tjiptono (2008 : 226) Implementasi positioning terdiri atas
tiga langkah utama yang saling berkaitan erat, yaitu sebagai berikut:
a. Memilih Konsep Positioning.
Dalam rangka memposisikan sebuah produk, pemasar harus
mengidentifikasi apa yang penting bagi pasar sasaran. Setelah itu,
pemasar dapat melakukan studi positioning untuk menentukan persepsi
pasar sasaran terhadap berbagai produk atau produsen berdasarkan
atribut penting yang digunakan. Contohnya, dalam pembelian motor
meliputi: harga beli, harga jual kembali, konsumsi bahan bakar,
ketersediaan suku cadang, dan lain-lain.
b. Merancang dimensi atau fitur yang paling efektif dalam
mengkomunikasikan posisi.
Sebuah posisi bisa di komunikasikan dengan nama merek, slogan,
penampilan atau fitur produk lainnya, tempat penjualan produk,
penampilan karyawan, dan cara-cara lainnya. Namun, keterbatasan
sumber daya membuat setiap pemasar harus cermat dalam memutuskan
cara terbaik untuk mengkomunikasikan konsep positioning sebagaimana
yang diharapkan.
c. Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan
pesan secara konsisten.
Semua komponen bauran pemasaran (produk, distribusi, harga, dan
promosi) harus mendukung posisi yang diharapkan. Banyak positioning
produk yang gagal dikarenakan adanya inkonsistensi yang
membingungkan pelanggan. Selain itu, positioning dapat mengalami
erosi dikarenakan kurangnya perhatian, adanya perubahan selera atau
kebutuhan konsumen, adanya perubahan teknologi, atribut atau dimensi
yang ditonjolkan tidak lagi menarik bagi pelanggan, dan adanya pesaing

yang merebut posisi perusahaan. Oleh karena itu, harus secara rutin
memantau posisinya dan bilamana perlu melakukan repositioning agar
24
perusahaan dapat mempertahankan persepsi unik dan superior di benak
konsumen.

4. Kesalahan-Kesalahan dalam Menentukan Positioning


Menurut Djaslim Saladin (2006 : 99) dalam buku Intisari Manajemen
dan Unsur-Unsur Pemasaran, terdapat 4 kesalahan utama yang harus
dihindari dalam penentuan posisi pasar, yaitu:
a. Underpositioning. Pembeli mempunyai gambaran yang tidak jelas
tentang merek tersebut. Pembeli tidak mengetahui manfaat khusus yang
dimiliki dari merek tersebut.
b. Overpositioning. Pembeli mempunyai gambaran yang terlalu sempit
terhadap merek tersebut.
c. Confused Positioning. Pembeli mempunyai gambaran yang samar-samar
terhadap merek tersebut.
d. Doubtful Positioning. Pembeli baru mempercayai produk tersebut setelah
menghubungkannya dengan future, harga atau perusahaan yang
memproduksi merek tersebut.

25
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
Sosok dibalik terciptanya Indomie adalah 4 orang asal Medan yakni
Djajadi Djaja, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Mereka
pertama kali memproduksi Indomie lewat PT Sanmaru Food Manufacturing
Co. Ltd pada tahun 1972.
Selanjutnya, Soedono Salim yang merupakan pemilik perusahaan
Sarimi, tertarik untuk bekerja sama dengan Djajadi Djaja. Tahun 1984
perusahaan ini dibeli oleh PT Sarimi Asli Jaya yang memproduksi Sarimi.
Selanjutnya tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang
sebelumnya bernama PT Panganjaya Intikusuma mengakuisisi perusahaan
tersebut sehingga Sarimi dan Indomie berada di bawah satu perusahaan.
Saat ini, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bergerak dalam
bidang pembuatan mie dan bahan makanan, produk makanan kuliner,
biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,
perdagangan, transportasi, pergudangan dan cold storage, jasa manajemen
dan penelitian dan pengembangan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
didirikan 02 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1 Oktober 2009. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan
hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap
Indofood Sukses Makmur Tbk. Jadi bisa dikatakan PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk merupakan anak perusahaan dari PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.
B. Sejarah Singkat Produk Mie Instant Indomie

Ketika mie instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat


Indonesia di tahun 1969, banyak masyarakat yang meragukan bahwa mi
instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi,
karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan
danawet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi
instan diIndonesia.

26
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang
merupakan produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk yang merupakan anak perusahaan dari PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Produk ini pertama kali dibuat pada tanggal 9
September 1970 yang kemudian dipasarkan ke konsumen mulai tahun 1972.
Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie
Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat
Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk
Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan
diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada
tahun 1983, Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat
Indonesia dengan
diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng.12
Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan di manca
negara, seperti di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan
Afrika serta negara-negara Eropa. Hal ini menjadikan Indomie sebagai salah
satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional. Di
Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik
yang merujuk kepada mi instan. Harga Indomie yang ekonomis dan cita
rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi
instan ini sangat digemari oleh masyarakat.

C. Segmentasi Indomie

1. Segmentasi Geografis
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat
Indonesia. Indomie melakukan segmentasi geografis di seluruh wilayah
Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Indofood memiliki jaringan
distribusi mi instan yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai
hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin
diperbanyak secara agresif, sehingga mampu menyediakan penetrasi
pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang
stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak,
termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani
masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.

27
Indomie juga tidak hanya memasarkan produknya di Indonesia
saja, melainkan di banyak negara lainnya seperti Singapura, Malaysia,
Arab Saudi, Nigeria, China, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Inggris,
Italia, dan Perancis. Bahkan, di Nigeria, Indomie menjadi sebuah produk
mi instan yang sangat terkenal dan disukai sebagian besar masyarakat
Nigeria. Indomie dapat dibeli secara satuan per bungkus, dapat juga
dibeli dengan paket per 5 bungkus dan paket 1 kardus yang berisi 30 atau
40 bungkus indomie. Harga Indomie relatif ekonomis, di Indonesia pada
tahun 2022, Indomie dihargai dengan kisaran harga Rp. 2.800,- per
bungkusnya.
Produk Indomie diproduksi berdasarkan wilayah, sehingga cita rasa
Indomie disesuaikan dengan lidah konsumen di setiap daerah, seperti
contoh; Indomie goreng yang dijual di pulau Jawa dengan Sumatera
memiliki cita rasa yang berbeda dari bumbunya walaupun perbedaan
rasanya tidak terlalu jauh.
2. Segmentasi Demografis
• Segmentasi Berdasarkan Usia
Produk Indomie (goreng dan kuah) cocok dikonsumsi oleh usia
remaja hingga dewasa. Bayi umur 0 - 6 bulan dianjurkan hanya
mengonsumsi ASI ekslusif, sehingga produk ini tidak cocok untuk
bayi. Pengembangan produk Indomie tidak ditujukan untuk bayi dan
balita. Produk Indomie memliki rasa rempah yang kuat sehingga tidak
cocok untuk balita. Usia remaja 15-24 tahun merupakan konsumen
terbanyak yang mengonsumsi produk mi instan. Jika dilihat dari usia
konsumen, tingkat konsumsi mi instan terbesar adalah kalangan
remaja berusia 15-24 tahun, Namun demikian, baru-baru ini Indomie
memproduksi sebuah produk inovasi baru yang dikhususkan untuk

anak-anak, yaitu Indomie My Noodlez. My Noodlez merupakan mi


pertama untuk anak-anak yang dibuat dengan bahan-bahan yang lebih
aman bagi anak, yakni wortel dan rumput laut. Produk ini dibuat
untuk anak-anak yang menyukai makan mi instan, sehingga dapat
dikatakan bahwa Indomie melakukan segmentasi demografis
berdasarkan usia ke kalangan anak-anak, melalui produk Indomie My
Noodlez.
28
• Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin
Pemasaran produk Indomie tidak difokuskan untuk laki-laki maupun
perempuan saja. Indomie cocok dikonsumsi oleh siapa saja, semua jenis
kelamin, yakni laki-laki dan perempuan.
• Segmentasi Berdasarkan Pendapatan dan Pendidikan

Harga mi instant Indomie tergolong murah, sehingga dapat


dibeli oleh siapa saja yang mengiginkannya. Produk ini ditujukan
untuk semua kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga kalangan
atas. Mahasiswa sangat menggemari produk Indomie. Hal ini
dikarenakan produk Indomiemudah didapat, harganya murah, dan
rasanya yang enak. Produk Indomie sangat sesuai dengan kebutuhan
rumah tangga maupun yang belum berumah tangga (anak-anak kos).
• Segmentasi Psikografis dan Perilaku
Hadirnya produk mi instan Indomie tentunya disambut antusias
oleh masyarakat. Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua
karakteristik masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki gaya
hidup cenderung konsumtif dan praktis. Selain itu Indomie
diperuntukkan bagi orang yang membutuhkan makanan cepat saji yang
menginginkan mie dengan rasa dan tekstur yang berbeda dari biasanya,
yang dapat untuk dikonsumsi sehari-hari atau saat mereka sedang sibuk
bekerja. Sehingga membutuhkan makanan yang cepat dan
mengenyangkan.

D. Targeting Indomie
Targeting dilakukan untuk menentukan berapa banyak segmen pasar
yang akan dipilih, dan bagaimana mengidentifikasikan segmen-segmen
tersebut (Zaharuddin, 2006). Produk Indomie varian goreng dan kuah
memiliki target pasar untuk semua umur kecuali bayi dan balita. Untuk
varian Produk Indomie My Noodlez, target pemasarannya adalah anak-
anak. Indomie melakukan perubahan strategi target pasar, perusahaan
melakukan beberapa inovasi produk yang memiliki karakteristk yang
berbeda yaitu Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera
Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, Kuliner Indonesia, My Noodlez, Real
Meat, dan yang terbaru adalah Bite Me dan Hype Abis. Perubahan ini

29
dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen akan variasi Indomie.

E. Positioning Indomie
Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan
persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia. Posisinya yang kuat
disebabkan oleh faktor Indomie sebagai produk mi instan yang pertama kali
hadir di Indonesia serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar.
Indomie sangat terkenal di Indonesia dan Nigeria. Positioning yang
dilakukan PT Indofood dengan produknya (Indomie) diantaranya:
1. Perusahaan Indofood menanamkan produk mi instan Indomie di benak
konsumen Indonesia bahwa produk Indomie merupakan mi asli dan milik
Indonesia. Sebagai mi instan asli Indonesia, Indomie juga menghadirkan
varian Indomie Selera Nusantara yang hadir dengan rasa-rasa terpopuler
dari berbagai makanan khas di Indonesia. Melalui varian ini, Indomie
memperkenalkan varian tersebut sebagai wisata kuliner Indonesia. Tagline
yang dibuat oleh Indomie yakni “INDOMIE SELERAKU”, dimana setiap
orang pasti sangat mudah untuk mengingatnya.
2. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah
generik yang merujuk kepada mi instan.
3. Produk Indomie merupakan produk mi instan yang praktis dan nikmat
untuk dikonsumsi, dapat disajikan kapan saja dengan cepat dan dapat
dikonsumsi bersama lauk pauk lainnya.
4. Di Nigeria, Indomie telah dianggap sebagai makanan pokok, bahkan tak
sedikit warga Nigeria yang mengira bahwa Indomie merupakan produk
buatan asli Nigeria. Tagline Indomie di Indonesia berbeda. Jika di
Indonesia, Indomie mempunyai tagline “INDOMIE SELERAKU”,
sedangkan di Nigeria tagline Indomie adalah “Tasty Nutrition, Good For
You”.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Segmentation, Targeting, dan Positioning atau STP adalah salah satu
pendekatan atau model yang digunakan untuk mengembangkan pesan dan
strategi pemasaran yang sesuai pada segmentasi target audiens tertentu. Model
pemasaran ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif dan populer
digunakan hingga saat ini.
Segmentasi adalah proses mengkotak–kotakan pasar ke dalam grup
tertentu. Kelompok ini didasarkan pada kesamaan kebutuhan atau kesamaan
pola dalam melakukan transaksi ekonomi. Targeting artinya menetapkan pasar
yang menjadi pusat pemasaran produk perusahaan.Positioning adalah image
atau citra yang terbentuk di benak konsumen dari sebuah nama perusahaan.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang merupakan
produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
yang merupakan anak perusahaan dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Produk ini pertama kali dibuat pada tanggal 9 September 1970 yang kemudian
dipasarkan ke konsumen mulai tahun 1972.
Produk mi instan Indomie dinilai cocok untuk seluruh masyarakat
Indonesia. Siapa saja, semua jenis kelamin. Produk Indomie (goreng dan kuah)
cocok dikonsumsi oleh usia remaja hingga dewasa. Harga mi instant Indomie
tergolong murah, sehingga dapat dibeli oleh siapa saja yang mengiginkannya.
Produk Indomie cocok untuk dikonsumsi oleh semua karakteristik masyarakat.
Produk Indomie varian goreng dan kuah memiliki target pasar untuk semua
umur kecuali bayi dan balita. Untuk varian Produk Indomie My Noodlez,
target pemasarannya adalah anak-anak. Indomie untuk saat ini merupakan
market leader dalam medan persaingan berbagai produk mi instan di Indonesia.

31
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021. Mengenal Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)


Marketing. http://bemfe.unimus.ac.id/index.php/2021/04/22/mengenal-
segmenting-targeting-dan-positioning-stp-marketing/, diakses pada 02
April 2022.
Al-Arif, M. Nur Rianto. 2012. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Alfabeta.
Entrepeneur, Jurnal. Implementasi Strategi Pemasaran STP pada Bisnis Online,
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-stp-segmenting-targeting-positioning-
contoh-stp-analisis-stp-adalah/#Penerapannnya_pada_Bisnis_Online,
diakses pada 02 April 2022.
Herlambang, Susatyo. 2014. Basic marketing (Dasar-dasar Pemasaran); Dasar
Mudah Memahami Ilmu Pemasaran. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Indomie. Sejarah (Heritages), http://www.indomie.co.id/About/History, diakses
pada 03 April 2022.
Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Indeks.
Priansah, Doni Juni. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: Pustaka
Seta.
Rosnaini. 2018. “Analisis Strategi Segmentation, Targeting, Positioning (STP)
Pada PT. Kumala Celebes Motor (Mazda Makassar)”, S1 thesis, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Widjaya, Pieter Gunawan. 2017. “Analisis Segmenting, Targeting, Positioning
Dan Marketing Mix Pada PT. Murni Jaya”, AGORA, Vol. 5, No. 1.
Wijaya, Hari dan Hani Sirine. 2016. “Strategi Segmenting, Targeting, Positioning
serta Strategi Harga pada Perusahaan Kecap Blekok di Cilacap”, AJIE-
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, Vol. 01, No. 03, 175-
190.

32

Anda mungkin juga menyukai