Anda di halaman 1dari 15

Memaksimalkan Ibadah pada

Bulan Ramadhan
Cara Memaksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan dan keistimewaan. Ramadhan yang penuh
kebaikan dan keutamaan akan bisa dirasakan ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan
baik. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan :

- Berdo’a agar Allah memberikan umur panjang dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan
ibadah secara maksimal, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir

Anas bin Malik berkata, Rasulullah setiap masuk bulan Rajab selalu berdo’a :
- Perbaiki hubungan dengan Allah SWT. Kita harus dekat dengan Allah dengan
memperbanyak do’a

“ Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka
sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada -Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah) -Ku dan beriman kepada -Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran “ (QS. Al-Baqarah : 186)
- Pujilah Allah karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita.

Imam An-Nawawi berkata “Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapat kebaikan dan
diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan
memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungan-Nya”

Diantara nikmat yang terbesar dari Allah adalah ketika hambanya diberikan kemampuan
untuk melakukan ibadah dan ketaatan, khususnya di bulan Ramadhan.
- Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapat manfaat sebesar mungkin di bulan
Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu setiap detiknya isi dengan amalan yang
berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Kegiatan ibadah yang bisa diterapkan:

- Pastikan shaum tidak pernah batal

- Tarawih full setiap malam

- Tilawah

- Sisihkan sebagian harta untuk bersedekah

- Menunaikan zakat mal

- Perbanyak ibadah sunnah


- Kuatkan dan bulatkan tekad untuk mengisi waktu dengan ketaatan.

Barangsiapa yang tawakal kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam
melaksanakan agendanya dan memudahkannya melaksanakan aktivitas kebaikan.

“ Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya” (QS. Ath-Thalaq:3)
- Pahami fiqih Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu.
Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa agar amaliyah Ramadhan kita benar dan
diterima oleh Allah SWT.

“Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS. An-Nahl : 43)
Sebuah hadist mengenai manfaat menuntut agama:

“ Jika ia mendekat kepada -Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat
kepada -Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada -Ku berjalan
(biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

- Tinggalkan dosa dan maksiat. Isilah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang
bersih.

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,hai orang-orang yang beriman, supaya
kamu beruntung” (QS. An-Nur:31)
Yang paling penting adalah aksi, melakukan semua yang telah direncanakan dan melihat
proses dan hasilnya
Hal yang Merusak Pahala Puasa

Hindari hal yang dapat merusak atau mengurangi pahala ibadah puasa. Seperti berkata
dusta, berghibah, mengadu domba, bersumpah palsu, memandang dengan syahwat.

1. Berkata Dusta

Jika orang berdusta selama ia berpuasa maka ibadah puasanya tidak bernilai apa-apa di sisi
Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, maka Allah tidak butuh dari rasa
lapar dan haus yang dia tahan,” (H.R. Bukhari).
2. Bergunjing / Berghibah

Seseorang yang bergosip atau membicarakan keburukan orang lain dianalogikan seperti
memakan bangkai saudaranya, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hujurat:12.

Jika seorang muslim berghibah, sedangkan ia berpuasa maka yang diperolehnya hanyalah lapar
dan haus saja, ditegaskan dalam Hadits berikut:

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan
menahan diri dari perkataan sia-sia dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa’,” (H.R. Ibnu
Khuzaimah).
3. Adu Domba dan Fitnah

Akar dari perbuatan adu domba dan fitnah adalah kebencian. Adu domba dapat berupa
rasa tidak senang melihat orang lain rukun, lalu menyebarkan fitnah untuk merusaknya.
Jangankan pahala puasa, Islam mengancam orang yang melakukan adu domba dengan balasan
neraka di akhirat.

Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW: "Pelaku adu domba tidak akan masuk
surga," (H.R. Muslim).
4. Bersumpah Palsu

Menyatakan sumpah, tapi berbohong merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Apalagi, jika sampai membawa nama Allah SWT di awal sumpahnya maka perilaku itu termasuk
salah satu dari 3 dosa paling besar. Dijelaskan Al-Quran dalam surah Ali Imran ayat 77 sebagai
berikut:

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janjinya [dengan] Allah dan sumpah-sumpah


mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian [pahala] di akhirat, dan
Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak [pula] akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih," (Ali Imran [3]:
77]
5. Memandang dengan Syahwat

Salah satu tujuan puasa adalah menahan hawa nafsu, tidak hanya lapar dan haus,
melainkan juga syahwat. Karena itulah, orang yang mengumbar syahwatnya ketika berpuasa,
pahala puasanya akan gugur sehingga yang tersisa lapar dan haus saja.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Pandangan merupakan salah satu anak panah iblis,"
(H.R. Al-Hakim dan Thabrani).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai