Anda di halaman 1dari 10

Al Ibroh Fi Syahri Shoum

Syaikh Abdul Muhsin al Abbad


PELAJARAN BERHARGA DI BULAN RAMADHAN
Diterjemahkan dan diringkas oleh Abu Husein Ali
Murojaah Ustadz Aris Munandar
www.muslim.or.id

Allah taala menciptakan hambanya dengan tujuan agar hanya beribadah pada-Nya
semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun. Allah taala berfirman dalam
kitabnya yang mulia:










Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS.
Adz-Dzariyat: 56)
Allah taala menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian dan cobaan untuk mengetahui
siapa yang paling baik amalannya. Allah taala berfirman:



: ,








Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalannya. Kemudian Dia berfirman: Dan Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Al-Mulk: 2)
Orang-orang yang diuji untuk diketahui siapakah yang paling baik amalannya akan
mendapatkan balasan dengan amal tersebut sehingga Allah taala menutup ayat tersebut
dengan nama-Nya Al Ghofur (Maha Pengampun), sedangkan bagi orang-orang yang tidak
mampu menghadapi ujian dan cobaan di dunia maka dia berhak mendapatkan hukuman dariNya sehingga Dia menutup pula ayat tersebut dengan Namanya Al Aziz (Maha Perkasa).
Yang Demikian itu sebagaimana firman Allah taala yang artinya:






,


Kabarkanlah kepada hamba Ku bahwa sesungguhnya Aku adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang dan sesungguhnya Azabku adalah Azab yang sangat pedih. (QS. AlHijr: 49)
Keindahan Bulan Ramadhan
Sebagaimana Allah telah memuliakan sebagian manusia lebih dari yang lainnya,
sebagian tempat dari tempat lainnya, Allah taala juga telah memuliakan dan memberkahi
bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya. Bulan ini merupakan even akhirat di
mana pada bulan ini hamba-hambaNya yang saleh akan saling berlomba-lomba untuk meraih
akhirat, mendapatkan kemenangan dan mencari cara untuk mendekatkan diri kepada Allah
sedekat-dekatnya. Mereka berpuasa di siang hari, shalat tarawih di malam hari, dan
memperbanyak membaca al-Quran.Mereka melakukan berbagai macam ketaatan dan

menjauhi maksiat karena mengharapkan pahala yang besar dan berbagai keutamaan di bulan
ini.Ketika Allah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk berpuasa Ramadhan, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam juga memberikan motivasi kepada umatnya setelah puasa
Ramadhan untuk mengerjakan puasa 6 hari di bulan Syawal agar mendapatkan pahala yang
sangat besar yaitu seperti puasa sepanjang masa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda dalam sebuah hadits yang sahih:


Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpusa enam hari
di bulan Syawal maka dia seperti berpuasa sepanjang masa. (HR. Muslim)
Keutamaan yang lain dari bulan ini, Allah telah memberikan kemudahan bagi
hambanya untuk memperoleh jalan-jalan yang dapat mengangkat derajat seseorang dan
meleburkan dosa-dosanya. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran,
dibukakannya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dibelenggunya setan sebagaimana yang
Allah terangkan dalam hadits qudsi:



Setiap amalan anak Adam baginya sepuluh kebaikan yang semisal dengannya kecuali
puasa. Maka sesungguhnya puasa itu untukku dan aku yang akan memberinya pahala. (HR.
Bukhari).
Apabila telah berlalu bulan Ramadhan dan bulan Syawal maka seorang hamba akan
memasuki pula bulan haji. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

.

Barang siapa berhaji dan dia tidak berbuat keji dan fasik maka dia kembali ke tempat
asalnya seperti bayi yang baru dilahirkan. (HR Bukhari dan Muslim)


.
Umrah ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara waktu keduanya dan haji mabrur
tidak ada balasan baginya kecuali surga. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran Berharga Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah event yang penuh berkah di antara even-even akhirat. Umat
islam selalu menanti-nantikan bulan ini setiap harinya. Maka beruntunglah orang-orang yang
berjumpa dengan Allah dengan membawa amal saleh dan diterima amalannya. Alangkah
meruginya orang-orang yang menemui bulan ini tanpa amal saleh, bersikap lalai,
menyibukkan diri dengan keridaan setan dan memperturuti hawa nafsunya yang jelek wal

iyadzubillah.Sebagian pelajaran yang bisa dipetik oleh seorang muslim yang berpuasa dan
banyak melakukan ketaatan pada hari-hari yang penuh berkah ini antara lain:
1. Balasan kejelekan adalah kejelekan sesudahnya, dengan demikian sesungguhnya
seorang muslim yang ingin mendapatkan kebaikan bagi dirinya, jika menyukai
perjumpaan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah, menyibukkan dengan
ketaatan pada-Nya, bersyukur terhadap segala kenikmatannya yang nampak maupun
tersembunyi maka dia akan mantap untuk beramal saleh, tergerak hatinya untuk
menyukai negeri akhirat yang tidak bermanfaat di negeri akhirat harta benda, anakanak kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang salim (bersih).
Maka benarlah, jika seorang hamba jiwanya senang dengan ketaatan pada hari-hari
yang penuh berkah, berharap pahala dari Allah, menjauhi maksiat karena takut azab Allah
maka ia akan memperoleh faedah berupa pelajaran berharga yang mengharuskannya untuk
berbuat ketaatan dan menjauhi larangannya. Sesungguhnya Allah itu terus disembah hingga
datang kematian sebagaimana firman-Nya,




Sembahlah Rabb kalian hingga datang hari yang pasti (Kematian). (QS. Al-Hijr: 99)

Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benar takwa dan
janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim. (QS. Ali Imran: 132)
Maka tidak selayaknya bagi seorang muslim yang telah merasakan nikmatnya bulan
Ramadhan untuk menukar kelezatan tersebut dengan pahitnya maksiat pada Allah baik di
bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya. Bukanlah seorang muslim yang baik jika
dia menukar kebaikannya di bulan Ramadhan dengan kemaksiatan di bulan lainnya. Allah
taala akan selalu dekat dengan orang-orang yang bertakwa sepanjang zaman. Dia selalu
disembah oleh hamba-Nya baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Dia
selalu hidup dan tidak pernah mati. Amal-amal manusia di siang hari selalu terangkat padaNya sebelum datang malam hari dan amal-amal yang dikerjakan pada malam hari akan
terangkat pada-Nya sebelum datang siang hari. Allah tidak akan berbuat zalim sedikit pun.
Dia berfirman:













Jika kamu berbuat baik maka akan dilipatgandakan pahalanya dan akan mendapatkan
pahala yang besar di sisi-Nya. (HR. An-Nisa: 40)
2. Puasa adalah jalan yang mengantarkan seorang hamba kepada Rabbnya. Tidak ada
yang mengetahui hakikat pahalanya yang begitu besar kecuali Allah taala. Allah
taala berfirman dalam hadits qudsi:



Setiap amalan anak Adam dibalas dengan kebaikan sepuluh kali lipatnya kecuali puasa,
maka puasa itu untuk-Ku dan aku yang akan membalasnya, dia menahan syahwatnya dan
menahan makan dan minum karena aku. (HR. Muslim)
Mungkin saja ada orang yang mengaku berpuasa padahal ketika tidak dilihat orang
maka dia makan dan minum. Orang seperti ini tidak merasa diawasi Allah. Dia hanya
mendapatkan pujian dari manusia. Adapun orang yang takut pada Allah jika rusak puasnya
dia takut sebagaimana takut apabila rusak shalat, zakat, haji, dan kewajiban-kewajiban
lainnya. Allah telah mewajibkan puasa sebagaimana Allah telah mewajibkan shalat. Shalat
adalah rukun islam yang paling agung setelah syahadat. Shalat diwajibkan ketika Nabi Miraj
ke atas langit. Oleh karena itu jika rusaknya puasa adalah perkara yang sangat besar baginya
maka rasa khawatir akan rusaknya shalat akan terasa lebih besar urusannya. Inilah salah satu
faedah yang bisa diambil seorang muslim di bulan Ramadhan.
3. Sesungguhnya di antara yang menjadi sebab kelapangan dan kegembiraan hati yang
baik adalah menjadikan masjid sebagai tempat ibadah dan shalat di bulan Ramadhan.
Ini adalah kelapangan dan kebahagiaan yang sangat agung bagi orang yang selalu
mengerjakannya. Masjid-masjid Allah akan semakin diramaikan oleh orang-orang
yang hendak mengerjakan shalat. Jika kebaikan ini terus berlanjut setelah Ramadhan
usai, maka akan menjadikan seorang hamba sebagai bagian dari tujuh golongan yang
kelak akan mendapatkan naungan dari Allah yang tidak ada naungan pada saat itu
kecuali naungan dari Allah. Hal ini dikarenakan dia telah menjadi seorang hamba
yang hatinya selalu terpaut dengan masjid sebagaimana yang di kabarkan Rasulullah
dalam hadits sahih.
4. kewajiban menahan makan, minum dan segala yang membatalkannya hanya terjadi
saat berpuasa di bualan Ramadhan. Adapun menahan diri dari yang haram terus
berlaku sepanjang masa. Seorang muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah
yang berpuasa menahan diri dari perkara yang halal maupun yang haram. Shaum
secara bahasa berati menahan diri dari sesuatu. Adapun secara syari, shaum adalah
menahan diri dari makan dan minum dan dari segala yang membatalkan sejak terbit
fajar hingga terbenam matahari. Makna syari adalah bagian dari makna secara bahasa
sebagaimana makna secara bahasa juga dikaitkan dengan makna secara syari maka
keduanya saling melengkapi. Berdasarkan makna secara bahasa maka termasuk
larangan selama puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang haram baik yang
dilakukan oleh mata, lisan, telinga, tangan, kaki dan kemaluan.
Allah telah berjanji untuk memberikan pahala bagi orang-orang yang bersyukur atas
segala nikmat-Nya dan mengamalkan perintah-perintahNya. Allah pun telah berjanji untuk
mengazab orang-orang yang tidak menjaga perintah dan larangan-Nya, menuruti keridaan
setan dan meninggalkan keridaan Allah. Setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia akan
ditanyai kelak di hari kiamat. Allah taala berfirman:

Janganlah kalian mengikuti perkara yang kalian tidak memiliki ilmu tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan ucapanmu akan dimintai pertanggungjawaban
(kelak di akhirat) (QS. Al-Isra: 36)









Tangan-tangan mereka akan berbicara kepada kami dan kaki-kaki mereka akan bersaksi
atas apa yang telah mereka perbuat (semasa di dunia) (QS. Yasin: 65)









Dan Allah juga berfirman, Pada hari dikumpulkannya musuh-musuh Allah di neraka dalam
keadaan berkelompok-kelompok. hingga datang sebagai saksi atas mereka yaitu
pendengaran mereka, penglihatan mereka, kulit-kulit mereka terhadap apa yang dilakukan
(selama di dunia) dan mereka berkata kepada kulit mereka mengapa kalian bersaksi atas
kami?maka mereka menjawab Allah telah membuat kami bisa berbicara sebagaimana dia bisa
membuat bicara segala sesuatu dan dia menciptakan kalian pertama kali dan kepada-Nya lah
kalian kembali. (QS. Fushshilat: 19)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Muadz bin jabal radhiyallahu anhu
setelah dia memerintahkannya untuk menjaga lisannya. Maka Muadz bertanya:


:
:
.
Wahai Nabi Allah apakah kita akan diazab karena apa yang telah kita ucapkan? Berkata
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Ibumu kehilangan dirimu wahai Muadz. Bukankah
seseorang diseret atas wajahnya atau di atas batang hidungnya karena ucapan lisannya?
(HR. Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:

.

Barangsiapa yang menjamin padaku bahwa dia mampu menjaga antara dua tulang
rahangnya (lisan) dan di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku jamin ia masuk surga.
(HR. Bukhari)

Nabi shallallahu alahi wa sallam juga bersabda:


Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau
diam. (HR. Bukhari dan Muslim)


Seorang muslim adalah orang yang tidak mengganggu muslim yang lain dengan lisan dan
tangannya. (HR. Bukhari dan Muslim)






Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
amalan shalat, puasa dan zakat dalam keadaan dahulunya mencaci orang lain, memfitnah
orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, memukul orang lain.
Maka diambil kebaikannya untuk diberikan kepada orang yang telah ia zalimi tersebut.
Apabila telah habis kebaikannya sementara urusannya belum selesai maka kejelekan orang
yang dizalimi akan diberikan padanya kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka. (HR.
Muslim)

surga itu dihiasi dengan perkara-perkara yang di benci sedangkan neraka dihiasi dengan halhal yang disukai. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, sungguh Allah telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk
berpuasa (menahan) lisannya, kemaluannya, pendengarannya, penglihatan, tangan dan
kakinya dari perbuatan haram dan inilah pengertian shiyam (puasa) secara bahasa. Puasa
yang seperti ini tidak hanya khusus di bulan Ramadhan saja tetapi untuk seterusnya sampai
datang kematian dalam ketaatan pada Allah sehingga menang dengan keridaan Allah dan
selamat dari kemurkaan Allah. Maka jika seorang muslim telah mengetahui bahwa Allah
telah mengharamkan sesuatu yang halal ketika bulan Ramadhan dan mengharamkan perkaraperkara yang pada asalnya memang haram untuk selamanya maka pelajaran yang bisa dipetik
bahwasanya seseorang tidak akan begitu saja membatasi dari yang haram ketika bulan
Ramadhan saja akan tetapi dia akan melakukannya terus hingga akhir hayatnya karena takut
terhadap hukuman Allah bagi orang-orang yang menyelisihi perintah dan larangan-Nya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan firman Allah taala dalam
sebuah hadits qudsi bahwasanya orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan
yaitu ketika berbuka dan bertemu dengan Rabbnya di hari kiamat. Orang yang berpuasa
bergembira ketika berbuka karena jiwanya saat berpuasa telah mampu meninggalkan apa
yang ia sukai tetapi dilarang oleh Allah dan yang lebih besar dari itu ia akan mendapatkan
balasan yang paling agung dan sempurna yaitu perjumpaan dengan Allah kelak di surga.
Barangsiapa yang menjaga lisannya, kemaluannya, tangannya, pendengaran,
penglihatan dan seluruh anggota badannya dari yang diharamkan Allah hingga ajal
menjemputnya maka ia berhak mendapatkan surga yang penuh kenikmatan dan berjumpa
dengan Rabbnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan balasan bagi
seorang mukmin ketika menjelang wafat, malaikat maut akan datang dengan wajah bersinar
bagai matahari. Malaikat tersebut membawa kafan dan minyak wangi dari surga. Kemudian
malaikat maut berkata: wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah.
Maka keluarlah ruh orang mukmin tersebut dengan lembut seperti tetesan air dari wadah air.
Maka inilah perlombaan yang baik, yaitu orang-orang yang terdepan dalam semangat untuk
meraih kebahagiaan hatinya dan berusaha untuk membebaskan dirinya dari hal-hal yang
dapat merusak dan membinasakan. Untuk itu dokter hati yaitu nabi kita shallallahu alaihi wa
sallam telah memberi petunjuk kepada seorang laki-laki yang bertanya kepada beliau tentang
hari kiamat maka yang paling penting baginya untuk mempersiapkan diri dengan amal saleh.
Beliau menjawab:apa yang telah engkau persiapkan dalam menghadapi hari kiamat?.
Pertanyaan ini adalah penjelasan bahwa kehidupan dunia adalah persiapan untuk menghadapi
kehidupan akhirat. Allah taala berfirman








Berbekallah!! Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, bertakwalah padaku
wahai orang-orang yang berpikir. (QS. Al-Baqarah: 197)
Penutup
Kami tutup tulisan ini dengan penjelasan keutamaan bulan ramadhan dari kitab karya
Syaikh Salim bin Ied al hilali dan syeikh Ali Hasan Abdul Hamid yang berjudul shifat shaum
an Nabiy shallallahu alaihi wa sallam fii Ramadhan. Ramadhan adalah bulan kebaikan dan
barakah. Allah memberkahinya dengan keutamaan yang banyak sebagaimana dalam
penjelasan berikut ini:
1. Bulan Al Quran
Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi
kaum mukminin, pembimbing ke jalan yang lurus dan menjelaskan jalan petunjuk. Al Quran
diturunkan pada malam lailatul Qadr, suatu malam di bulan Ramadhan. Allah taala
berfirman:



Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah:
185)
Ketahuilah wahai saudaraku -mudah-mudahan Allah memberkatimu- sesungguhnya
status bulan Ramadhan adalah sebagai bulan yang diturunkan padanya al-Quran. Firman
Allah yang artinya, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Memberi isyarat penjelasan sebab dipilihnya
Ramadhan adalah karena bulan tersebut bulan diturunkannya al-Quran.
2. Syaitan Dibelenggu, Pintu-Pintu Neraka Ditutup dan Pintu-Pintu Surga Dibuka
Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggunya jin-jin jahat dengan
rantai. Mereka tidak bisa leluasa merusak manusia sebagaimana leluasanya di bulan yang
lain. Hal ini dikarenakan pada saat itu kaum muslimin sibuk dengan puasa hingga hancurlah
syahwat dan juga karena bacaan al-Quran dan ibadah-ibadah yang membersihkan jiwa.
Allah taala berfirman:





Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183)
Dengan demikian, ditutupnya pintu-pintu jahanam dan dibukanya pintu-pintu surga
karena pada bulan itu amal saleh banyak dilakukan dan ucapan-ucapan yang baik tersebar di
mana-mana.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu
neraka dan dibelenggulah syaitan. (HR. Muslim)

Semuanya itu sudah terjadi sejak awal bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan
sabda Rasullah shallallahu alaihi wa sallam,



:

Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para setan dan jin-jin yang
jahat, ditutup pintu -pintu neraka, tidak ada satu pintupun yang dibuka, dan dibukalah pintupintu surga, tidak ada satu pintupun yang tertutup, berseru seorang penyeru: wahai orang
yang ingin kebaikan lakukanlah, wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi
Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka. Hal itu terjadi pada setiap malam. (HR.
Tirmidzi)
3. Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui
bahwasanya malam ini lebih baik dari seribu bulan seperti tertera dalam al-Quran surat alQadr: 1-5
Malam Qadr terjadi pada akhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah, dia
berkata Rasulullah beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:
Carilah malam Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah bersabda: Barangsiapa berdiri shalat pada malam Qadr dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu.
Saudaraku semoga Allah memberkahimu dan memberi taufik kepadamu untuk
menaati-Nya, engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Qadr dan keutamaannya,
maka bangunlah untuk menegakkan shalat pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya
dengan ibadah dan menjauhi istri, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu,
perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan beliau mengencangkan ikat
pinggangnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Juga dari Aisyah radhiyallahu anha,



Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersungguh-sungguh beribadah apabila telah
masuk sepuluh terakhir yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya. (HR.
Muslim)

***

Anda mungkin juga menyukai