Anda di halaman 1dari 14

HINDARILAH SYIRIK ...BERTAUHIDLAH!

(Sebuah pelajaran dari Al Quran surat Yusuf)


Oleh Abdul Azhim Al Badawi
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, semoga Allah senantiasa
mengajarkan kepada kita sesuatu yang bermanfaat dalam firman Allah
yang bercerita tentang Nabi Yusuf Alaihissallam.
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian.
Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak, Ya'qub.
Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Allah.. [Yusuf:37-38].
Terdapat satu isyarat, bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim,
Ishaq, Yaqub dan Nabi Yusuf itu sama. Yaitu agama tauhid, yang dibawa
oleh semua para nabi alaihimus shalatu wassalam, sebagamana firman
Allah.








Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka sembahlah Aku. [Al
Anbiya:92].
Kepada agama inilah, Yusuf menyeru kepada kedua temannya (yang di
penjara).




Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, rabb-rabb
yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya
(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuatbuatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang namanama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama
yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Yusuf:39-40].
Demikian juga semua para nabi, mereka berdakwah kepada agama
ini, sebagaimana Allah berfirman.

....
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu," [An
Nahl:36].
Dan firmanNya.












Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Ilah(yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." [Al
Anbiya:25].
Karenanya, seruan yang diucapkan oleh para nabi kepada kaumnya selalu
sama, yaitu:







Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak
selainNya.
[Al

ada Ilah bagimu


Araf:59].

Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga mengajak kepada


agama (tauhid) ini. Ketika orang-orang kafir Quraisy mengatakan kepada
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.








Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir;
ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah(dusta) yang diada-adakan.
[Shad:7].
Allah Azza wa Jalla berfirman kepada NabiNya.








Katakanlah:"Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara rasulrasul.
[Al
Ahqaf:9]
Maksudnya, saya bukanlah yang pertama, namun saya ini adalah seorang
pengikut.
Allah juga berfirman,
















Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad):"Ikutilah agama
Ibrahim, seorang yang hanif." Dan bukanlah dia termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Rabb. [An Nahl:123].
Perkataan Nabi Yusuf Alaihissallam
( Aku tinggalkan), sejalan

dengan firman Allah


( Maka barangsiapa yang ingkar
kepada thagut). Sedangkan perkataan Nabi Yusuf
( Aku ikuti) sejalan
dengan firman Allah
( dan beriman kepada Allah). Jadi, keimanan
itu mesti didahului pengingkaran. Keimanan kepada Allah mesti didahului
dengan pengingkaran terhadap semua (yang dipertuhankan oleh
manusia, pent) selain Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu, kalimat tauhid
mengandung dua makna ini. Ucapan Lailaha adalah pengingkaran
terhadap semua yang dipertuhan. Dan ucapan Illallah adalah keimanan
kepada Allah sebagai Ilah (yang berhak disembah).
Hidayah kepada tauhid merupakan karunia Allah yang hanya
diberikan kepada hambaNya yang dikehendaki. Sebagaimana perkataan
Nabi Yusuf Alaihissallam.







Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada
manusia
(seluruhnya);
tetapi
kebanyakan
manusia
itu
tidak
mensyukuri(Nya).
[Yusuf:38].
Sebagai peringatan atas karunia ini dan agar jangan sampai hilang -kami
katakandemi
memotivasi
kepada
tauhid
dan
menjauhi
syirk,Sesungguhnya kesyirikan itu adalah kesesatan yang nyata dan
kezhaliman yang besar.
Allah berfirman.

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah


sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(do'anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a
mereka. [Al Ahqaf:5].
Dan

firmanNya.

Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim. [Al Baqarah:254].


Dan

firmanNya.











Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu
memberi
pelajaran
kepadanya,"Hai
anakku,
janganlah
kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar
kezhaliman
yang
besar.
"
[Luqman:13].
FirmanNya,
















Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa'at
dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk
orang-orang
yang
zhalim.
[Yunus:106].
FirmanNya.






Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat
dosa
yang
besar.
[An
Nisa:48].
Dan.







Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [An Nisa:116].
Syirik termasuk penyebab terhapusnya (nilai) amal perbuatan. Firman
Allah.




















Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya amalmu akan
terhapus dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. [Az
Zumar:65].

Dalam surat Al Anam -setelah menyebutkan (kisah) beberapa nabi- Allah


berfirman.














Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang Allah kehendaki di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang
telah
mereka
kerjakan.
[Al
Anam:88].
Syirik menjadi penyebab kehinaan dan kerendahan. Allah berfirman.















Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu
tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (oleh Allah). [Al Isra:22].
Dan

firmanNya.

Dan janganlah kamu mengadakan ilah yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke neraka dalam keadaan tercela lagi
dijauhkan
(dari
rahmat
Allah).
[Al
Isra:39].
Syirik bisa menyebabkan pelakunya masuk neraka dan menghalanginya
dari mendapat magfirah (ampunan) dan keridhaan Allah. Allah berfirman.












Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,


maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.
[Al
Maidah:72].
Syirik termasuk perbuatan haram yang sangat mendasar, sebagaimana
firman
Allah.














Katakanlah:"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh

Rabbmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia.


[Al
Anam:151].
Dan

firmanNya.

Katakanlah:"Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang


nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak
kamu
ketahui."
[Al
Araf:33].
Rasulullah

Shallallahu

'alaihi

wa

sallam

bersabda.















Hindarilah
tujuh
perkara
yang
membinasakan.
Para
sahabat
bertanya,Apakah (tujuh perkara) itu, wahai Rasulullah? Beliau
menjawab,Syirk
(menyekutukan)
Allah,

kemudian
beliau
melanjutkannya
dan
menyebutkan
ketujuh
hal
tersebut
[1]
Dalam penyebutan kata syirik diurutan terdepan terdapat isyarat,
bahwa syirik merupakan dosa yang paling besar. Dijelaskan oleh
Rasulullah
Shallallahu
'alaihi
wa
sallam
dalam
sabdanya.


Maukah kalian kuberitahu tentang dosa yang paling besar? Mereka
menjawab,Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda,Menyekutukan
Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Beliau bersabda sambil
bersandar, lalu duduk dan bersabda (lagi),Dan ingatlah berkata dusta
(termasuk dosa besar-pent). Beliau mengulang-ulang ucapan itu, sampai
kami
berkata,Semoga
beliau
diam.
Juga dalam hadits Ibnu Masud Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata.


Wahai

Rasulullah,

dosa

apakah

yang

paling

besar?

Beliau

menjawab,Engkau
menciptakanmu.

menyekutukan

Allah,

padahal

Dia

telah

Waspadalah dengan syirik, yang kecil maupun yang besar! Syirik itu
(kadang) tidak lebih nampak dibandingkan dengan semut di atas batu
hitam. Dan tidak ada yang merasa dirinya aman dari kesyirikan, kecuali
orang-orang yang tidak mengetahui hakikat syirik dan tidak tahu pula apa
yang menyebabkannya terbebas dari syirik. Adapun orang yang mengerti
hakikat dan bahaya syirik, ia akan menjadi orang yang paling takut
terhadap
syirik.
Nabi
Ibrahim
Alaihissallam
berkata.











Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata,"Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini
(Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
daripada
menyembah
berhala-berhala.
[Ibrahim:35].
Kemudian

beliau

menjelaskan

penyebab

dari

rasa

takutnya,


Ya Rabbku,
kebanyakan

sesungguhnya

berhala-berhala
manusia.

itu

telah

menyesatkan
[Ibrahim:36].

Jika seseorang sudah mengetahui, bahwa banyak orang yang terjerembab


ke dalam syirik akbar dan mereka sesat dengan menyembah berhala,
maka
ia
akan
takut
terjerembab
seperti
mereka.
Ibrahim At Taimi berkata,Siapakah yang merasa aman dari bala (syirik)
setelah Nabi Ibrahim? Maksudnya, jika Nabi Ibrahim Alaihissallam sang
kekasih Allah saja masih khawatir terjatuh ke dalam kesyirikan, masih
adakah orang yang tidak khawatir atas dirinya terjatuh ke dalam
kesyirikan
setelah
Nabi
Ibrahim?
Syirik merupakan kezhaliman yang paling zhalim, sedangkan tauhid
merupakan keadilan yang paling adil. Karena jika adil (diartikan dengan,
pent.) meletakkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan kepada
seseorang apa yang menjadi haknya tanpa mengurangi sedikitpun, maka
tauhid merupakan keadilan yang paling adil, karena tauhid merupakan
hak Allah atas hambaNya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam,Saya (Muadz bin Jabal) membonceng Nabi di atas
keledai. Beliau berkata kepadaku,Wahai Muadz, tahukah engkau apa hak
Allah atas hamba dan apa hak hamba kepada Allah? Saya jawab,Allah

dan RasulNya yang lebih tahu. Beliau bersabda,Hak Allah atas


hambaNya adalah agar mereka beribadah kepadaNya dan tidak
menyekutukanNya. Sedangkan hak hamba atas Allah adalah tidak
menyiksa
orang
yang
tidak
berbuat
syirik.
Jika tauhid merupakan hak, maka apabila hamba-hambaNya telah
mentauhidkanNya (menyerahkan kepada Allah yang menjadi hakNya,
pent.) berarti mereka telah berlaku adil dengan seadil-adilnya. Jika mereka
berbuat syirik, maka mereka telah berbuat zhalim. Karenanya, tauhid
merupakan
kewajiban
yang
paling
wajib.
Allah
berfirman.





Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain
Dia
[Al
Isra:23].






Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun
[An
Nisa:36].
Tauhid

memiliki

banyak

keutamaan,

diantaranya:

- Menyebabkan aman dari siksa pada hari kiamat. Allah berfirman.














Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka
dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
[Al
Anam:82].
Dan

firmanNya.




















Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang
baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak
mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam
menikmati apa yang diingini oleh mereka Mereka tidak disusahkan oleh
kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh
para malaikat. (Malaikat berkata):"Inilah harimu yang telah dijanjikan

kepadamu..

[Al

Anbiya:101-103].

- Tauhid merupakan kunci masuk surga, sebagaimana perkataan Wahab


bin
Munabbih,
Kunci
syurga
itu
adalah
lailaha
illallah.
- Dengan tauhid, Allah berkenan menghapus kesalahan-kesalahan,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits
qudsi.
















Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seorang manusia . Lalu
Allah membentangkan 99 catatan amal di hadapan orang itu. Satu
catatan
(ukuran)
sejauh
mata
memandang.
Kemudian
Allah
berfirman,Adakah diantara catatan-catatan ini yang engkau ingkari?
Apakah
penulis-penulisku
telah
menzhalimimu?
Orang
itu
menjawab,Tidak wahai Rabb! Allah berfirman,Apakah engkau
mempunyai alasan? Orang itu menjawab,Tidak wahai Rabb! Allah
berfirman,Tentu. Sesungguhnya dalam catatan kami, engkau punya
kebaikan. Dan sesungguhnya hari ini engkau tidak akan dizhalimi! Lalu
keluarlah
sebuah
kartu,
tertulis
padanya:














Lalu
Allah
berfirman,Datangkanlah
timbanganmu!
Orang
itu
menjawab,Wahai Rabbku, apalah artinya satu kartu ini dengan catatancatatan amal (kejelekan) ini. Allah berfirman,Sesungguhnya, engkau
tidak akan dizhalimi. Kemudian catatan-catatan itu ditaruh pada salah
satu sisi timbangan dan kartu di sisi yang lain. Kemudian catatan-catatan
amal itu menjadi ringan dan kartu itu menjadi berat, tidak ada sesuatupun
yang
lebih
berat
dari
nama
Allah.
[2]
Para

ulama

telah

membagi

tauhid

menjadi

tiga.

Pertama.
Tauhid
Rububiyah.
Yaitu mengakui secara zhahir bathin, bahwa Allah adalah Rabb segala
sesuatu, Pemilik, Pencipta, Pemberi Rizki, Yang Menghidupkan dan
Mematikan, Yang mengurusi alam semesta ini semuanya, baik yang atas

maupun

yang

bawah.

Kedua.
Tauhid
Uluhiyah.
Yaitu mengesakan Allah dengan ibadah tanpa memalingkan bagian
terkecil dari ibadah kepada selain Allah k . Inilah makna kalimat tauhid
lailaha illallah, tidak ada yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah.
Karena Dialah Sang Pencipta, sedangkan selain Dia adalah makhluq dan
hanya Allah yang bisa mengabulkan permohonan orang yang sengsara
dan yang bisa menghilangkan kesengsaraan. Allah berfirman,
















Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat
memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang
membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke
mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. [Ar Rad:14].
Untuk tujuan tauhid inilah, Allah menciptakan makhluk, mengirimkan para
rasul
dan
menurunkan
kitab-kitabNya.
Allah
berfirman.











Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembahKu.
[Adz
Dzariyat:56].
FirmanNya.



Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan
perintahNya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hambahambaNya, yaitu:"Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada
Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa
kepadaKu."
[An
Nahl:2].
Tauhid inilah yang diingkari oleh orang-orang musyrik pada zaman dahulu,
padahal mereka sudah mengakui tauhid Rububiyah. Allah berfirman.

Katakanlah:"Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan


bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati
dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?" Maka mereka menjawab,"Allah." [Yunus:31].
Dan

firmanNya.







Dan mereka berkata,"Apakah kami harus meninggalkan sesembahansesembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash Shaffat:36].
Maka seorang muslim harus mengetahui, bahwasanya mengakui Allah
sebagai Pencipta, Pemberi Rizqi, Yang Bisa Menghidupkan dan Mematikan,
tidak akan berarti apapun sampai dia mengetahui bahwa tidak ada ilah
yang haq kecuali Allah, lalu melaksanakan yang menjadi konsekwensinya.
Ketiga.
Tauhid
Asma
dan
Maksudnya, ialah menetapkan apa yang Allah tetapkan untuk
dalam kitabNya, dalam hadits Rasulullah yang shahih tanpa
(menyerupakan),
tahrif
(menyelewengkan
maknanya),
(memisalkan),
tathil
(menolak)
dan
tanpa
Berpegang

pada

Sifat.
diriNya
tasybih
tamtsil
takyiif.

firmanNya.








Tidak ada yang semisalnya denganNya. Dan Dialah Yang Maha Mendengar
lagi
Maha
Melihat.
[Asy
Syura:11].
Sifat-sifat Allah yang ada dalam Al Quran terbagi menjadi dua. Yaitu sifat
dzat dan sifat fiil. Sifat dzat, misalnya: jiwa, hidup, mengetahui, dapat
mendengar, dapat melihat, dapat berbicara, wajah, tangan, betis dan lainlain. Sifat fiil, seperti: bersemayam, turun, datang, ridha, marah, tertawa,
senang
dan
lain-lain.
Kewajiban kita atas sifat-sifat ini, ialah mengimaninya, menetapkannya
untuk Allah tanpa tasybih, tathil, tamtsil dan takyif. Diantara kita,
janganlah ada yang mengatakan jiwa Allah seperti jiwa manusia dan lain
sebagainya. Kita mestinya mengikuti sebagaimana perkataan Imam As
Syafii rahimahullah,Aku beriman kepada Allah dan kepada semua yang
datang dari Allah sesuai dengan maksud Allah. Dan aku juga beriman

kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kepada semua yang


datang
dari
Rasulullah
sesuai
dengan
maksud
Rasulullah.
Selanjutnya ketahuilah wahai saudara-saudaraku, semoga Allah
merahmati kita. Bahwa tauhid merupakan jalan tertinggi yang ditempuh
manusia menuju Allah. Tauhid merupakan dakwah pertama para rasul.
Mereka memulai dakwah dengan (menyampaikan) tauhid, sebelum
(perkara) halal dan haram. Rasulullah n tinggal di Mekkah selama 10
tahun atau lebih, senantiasa menyampaikan, Wahai manusia, katakanlah
laailaha
illallah,
kalian
pasti
akan
beruntung.
Ketika tauhid sudah tertanam di hati mereka, barulah kemudian turun
ayat-ayat fardhu, diawali dengan shalat. Tidak bertambah sampai
Rasulullah
Shallallahu
'alaihi
wa
sallam
hijrah
ke
Madinah.
Kemudian perintah dan larangan berdatangan. Rasul tidak perlu bekerja
keras untuk mengarahkan mereka agar mentaatinya, karena beliau sudah
bekerja keras di Mekkah sehingga punahlah ikatan kesyirikan. Ketika
ikatan syirik sudah punah, maka ikatan-ikatan yang lainpun punah. Kaum
mukmin
menjadi
seperti
yang
diterangkan
Allah.

















Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan RasulNya agar Rasul mengadili diantara mereka ialah
ucapan:
"Kami
mendengar
dan
kami
patuh".
[An
Nur:51]
Karena pentingnya tauhid, maka ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam mengirim utusan-utusannya dan para dai ke suatu kaum, beliau
memerintahkan mereka agar memulai dakwahnya dengan tauhid,
sebagaimana sabda beliau kepada Muadz bin Jabbal ketika di utus ke
Yaman,




Sesungguhnya engkau akan mendatangi orang-orang ahli kitab, maka
hendaklah perkara pertama yang engkau dakwahkan ialah syahadat
lailaha illallah (agar mereka bersaksi, bahwa tidak ilah yang berhak
diibadahi kecuali Allah, pent.) dan sesungguhnya saya adalah Rasulullah.

Jika mereka sudah mentaati kamu untuk itu, maka beritahukanlah mereka
bahwasanya Allah telah mewajibkan kepada mereka lima shalat sehari
semalam. Jika mereka sudah taat, maka beritahulah mereka, bahwa Allah
telah mewajibkan zakat kepada orang-orang kaya lalu diberikan kepada
orang yang fakir. Jika mereka taat, maka hindarilah harta-harta berharga
mereka dan takutlah terhadap doa orang-orang yang terzhalimi, karena
sesungguhnya antara doa itu dengan Allah tidak ada hijab. [3]
Maka wajib bagi setiap muslim untuk memperhatikan aqidah ini, baik
sebagai pelajaran ataupun pengajaran. Dan wajib juga bagi setiap dai
dan guru untuk mendahulukan aqidah di atas segala sesuatu, serta
menjadikan aqidah sebagai skala prioritas. Karena baiknya amal
disebabkan aqidah yang baik dan buruknya amal akibat dari buruknya
aqidah.









Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Rabbnya.Allah membuat perumpamaanperumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap
(tegak)
sedikitpun.
[Ibrahim:24-26].
Akhirnya, semoga Allah memberikan kita dan semua kaum muslimin
aqidah yang baik dan selamat. Sesungguhnya hanya Allah yang mampu
melakukan
hal
itu.
(Diterjemahkan dari Majalah Al Ashalah Edisi 11/Tahun ke-2, halaman 1724)
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun VII/1424H/2003M
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km.
8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
_______
Footnote
[1]. Hadits-hadits yang ada dalam pembahasan terdapat dalam BukhariMuslim
atau
salah-satunya
[2]. Hadits shahih, terkenal di kalangan ahlu ilmi dengan haditsul

bithaqah. Lihat Silsilah Al Alhadits Ash Shahihah, karya Syaikh Al Albani


rahimahullah
no.
135.
[3]. Riwayat Bukhari-Muslim

Anda mungkin juga menyukai