Anda di halaman 1dari 24

SALAM REDAKSI 2

Salam sejahtera!
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita
3 KALAM UTAMA
setiap harinya. Pada kesempatan kali ini, buletin Bedug terbit
untuk kali keempat dengan tema besar RAMADHAN.
Sebagaimana yang kita ketahui, bulan Ramadhan KALAM HIKMAH 6
merupakan bulan istimewa yang ditunggu-tunggu oleh umat
Islam di seluruh penjuru dunia. Bulan dimana Allah
meletakkan beribu kemuliaan di dalamnya. Di bulan ini pula 9 KHAZANAH MUDA
Allah menurunkan wahyu-Nya yang mulia kepada baginda
Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup setiap manusia.
Puasa Ramadhan disyariatkan Allah kepada hamba-Nya GALERI 11
tidak hanya mengandung nilai ibadah vertikal saja, tetapi juga
mengandung nilai hikmah yang berimbas kepada orang lain
(ibadah horisontal- red). Karena, pada momentum ini semua 12 KALAM MUDA
orang dianjurkan berlomba-lomba melakukan ketaatan dan
meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah. Di bulan ini pula
apabila kita mengerjakan amalan sunah, maka pahalanya
setara dengan pahala amalan wajib di hari biasa. Sedangkan KHAZANAH MASISIR 14
apabila kita mengerjakan amalan wajib, maka pahalanya akan
dilipat gandakan melebihi amalan wajib hari-hari biasanya.
Sementara, apabila melakukan amal buruk di bulan ini, maka 16 WARTA NUSANTARA
Allah lipat gandakan pula dosa atasnya. Sangatlah merugi
orang-orang yang tidak mau meningkatkan kualitas ibadahnya
di bulan Ramadhan ini. Sangat merugi pula orang-orang yang PUISI 17
melakukan amal keburukan di bulan mulia ini.
Dengan mengangkat tema besar seputar Ramadhan ini,
semoga dapat memicu pembaca semua untuk berlomba-lomba 18 CERPEN
meningkatkan kualitas ibadahnya serta lebih mendekatkan diri
kepada Allah. Pun semoga buletin Bedug kali ini bisa menjadi
medium untuk senantiasa bermuhasabah agar bisa menjadi KALAM AKHIR 22
manusia yang lebih baik lagi di mata Allah, maupun makhluk-
Nya. Selamat membaca!

Tim Buletin Bedug

Pelindung: Ketua Tanfidziyah PCINU Mesir | Pembina: Koordinator LMINU Mesir | Penanggung
Jawab: Muhammad Shobah | Editor: Hakam Zein, Nashifudin Luthfi | Pimred: Fakhri Nur Salim |
Wapimred: Lana Fakihatul Maula | Redaktur: Hamidatul Hasanah, Hasna Zakiyah A., Silma Dianaty
el-Fath, Thariq al-Bana | Layouter: Fatihatun Nahdliyah, Ikhda Khabibatur R., M. Abdul Jabbar Alfarisy,
M. Fakhruddin Arrozi | Distributor : Lana Falachul Muchib, Luthfi Nahrowi, Mohammad Falih, Salim
Abdul Aziz| Buletin Bedug
KALAM UTAMA

Oleh: Khabibah Rahman

Bulan istimewa yang dinanti telah tiba. sebagai bulan keberuntungan bagi orang-orang
Detakkan waktu lambat laun niscaya yang bertakwa, menyambuti dan mengisinya.
menghantarkan kita pada saat yang dinanti. Pun Karena hanya di bulan inilah Allah turunkan
penantian kita atas datangnya bulan puasa wahyu-Nya yang mulia kepada baginda
Ramadhan. Bulan puasa Ramadhan ini Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup,
istimewa. Tersebab di bulan ini Allah pembeda antara yang hak dan yang bathil. Di
mengobral pahalanya dengan tanpa batas dan dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan),
berlipat-lipat. Bulan saat dimana Allah tebarkan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia,
ampunan dan keberkahan di sekujur siang serta keselamatan di dunia dan akhirat. Dan
malamnya untuk hamba-hambanya yang hanya di bulan inilah ada satu malam yang mana
beriman. Sebut saja ia tamu tahunan kita. Tamu malam itu Allah karuniakan nikmat dunia
yang tidak sekadar tamu, melainkan sekaligus akhirat yang bernilai seribu malam. Pun di
guru yang akan mendidik, membina jasmani bulan inilah Allah memberikan kemenangan-
dan rohani kita yang sebenar menyambutinya. kemenangan kepada umat Islam di masa
Kedatangannya membawa obat bermacam peperangan lampau.
penyakit nurani dan jasmani. Menjadi tameng Maka, tidakkah kita berpikir dan meneladani
yang paling kuat dan kokoh jika kita benar semua itu agar termasuk orang-orang yang
dalam menjalankannya. Menjernihkan hati beruntung? Allah Taala berfirman, Syahru
dalam keimanan, meluruskan hakikat dalam Romadhona alladzi unzila fihi al-Quran hudan
penghambaan, serta meninggikan derajat kita di linnas wa bayyinatin min al-huda wa al-furqon;
mata Allah, hingga akhirnya sampailah kita pada (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
jarak keintiman yang lebih dekat dengan-Nya. Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu Anhu, (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Idza manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
jaa Romadhonu futihat abwab al-Jannah, wa petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
ghuliqot abwabu al-nar, wa shufidat al- yang bathil. (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
syayathin; Jika bulan Ramadhan tiba, maka Sesungguhnya Allah tidak pernah
dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu- membutuhkan apa-apa dari hamba-Nya, sama
pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. sekali. Baginya adalah kekuasaan mutlak, dan
Bulan Ramadhan adalah sayyidu syahr, bulan segala yang Ia perintahkan kepada hamba-
dimana Allah letakkan beribu kemuliaan di hambanya tidak lain karena melalui perintah
dalamnya. Allah lepaskan segala sifat-sifat itulah Allah menitipkan hikmah pelajaran, serta
keburukan atasnya. Allah tetapkan baginya petunjuk kepada hambanya agar hidupnya

Buletin Bedug |
3
Kalam utama

senantiasa dipenuhi dengan rahmat dan nikmat. ditujukan hanya pada-Nya tanpa niat embel-
Seperti halnya perintah puasa Ramadhan. embel yang lain. Hal ini sesuai dawuh nabi:
Dengan ibadah satu ini, Allah ingin Inna fi al-jannati babun yuqolu lahu al-royyan.
mengajarkan kepada hambanya tentang hakikat Yadkhulu minhu al-shooimun yaumal qiyamati. La
keikhlasan, kesabaran dan keistikamahan yang yadkhulu minhu ahadun ghoiruhum. Fa idza dakholuu
sesungguhnya. Dengan cara mengosongkan ughliqo falam yadkhul minhu ahadun. (Fa idza
jiwa-jiwa kotor itu dari bermacam penyakit dakhola akhiruhum ughliqo, wa man dakhola syariba,
jasmani dan rohani yang menjadikannya lunglai wa mana syariba lam yadzma abadan);
serta lapuk tanpa mereka sadari. Melalui puasa Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang
pula, Allah menguji keikhlasan dan kesabaran disebut dengan al-Rayyan. Orang-orang yang
kita. Ikhlas menjalankan ibadah puasa demi berpuasa akan memasuki pintu tersebut pada
menghrapa ridha Allah semata dengan pahala hari kiamat, tidak ada selain mereka yang akan
yang Ia kehendaki tanpa Allah sebut berapa memasukinya. Jika orang terakhir yang berpuasa
bilangannya, dan sabar menahan berbagai telah masuk ke dalam pintu tersebut maka pintu
kesenangan duniawi, juga sabar meninggalkan tersebut akan tertutup. Barang siapa yang
nafsu syahwat. masuk, maka ia akan minum dan barang siapa
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW yang minum, maka ia tidak akan haus untuk
bersabda, Kullu amali ibni Adama yudhoafu al- selamanya. (HR. Bukhari dan Muslim),
hasanatu asyru amtsaliha ila sabimiati dhifin Qola tambahan lafadz yang ada dalam kurung
Allohu Azza wa Jalla illa al-shouma fainnahu liy wa merupakan riwayat Ibnu Khuzaimah dalam
ana ajzi bihi yadau syahwatahu wa thoamahu min Shahih-nya no. (1903).
ajli li as-sho imi farhatani, farhatun inda fithrihi wa Puasa Ramadhan merupakan salah satu pilar
farhatun inda liqaihi Robbihi. Wa lakhulufu fihi agama Islam. Ibadah ini mulai disyariatkan pada
athyabu inda Allohi min riihi al-miski; setiap tanggal 10 Sya`ban tahun kedua Hijriah. Satu
amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia setengah tahun setelah umat Islam berhijrah
akan dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan dari Mekah ke Madinah. Atau setelah umat
yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Islam diperintahkan untuk memindahkan
SWT berfirman (yang artinya), Kecuali amalan kiblatnya dari masjid al-Aqsa ke Masjid al-
puasa. Amalan puasa itu adalah untuk-Ku. Aku Haram. Sebelum Rasulullah hijrah, puasa
sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia bukanlah ibadah yang wajib dilaksanakan bagi
telah meninggalkan syahwat dan makanan umat Islam. Tetapi setelah turun perintah Allah
karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan yang mensyariatkan ibadah ini, puasa menjadi
mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu ibadah wajib yang harus dilaksanakan umat
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan Islam, sebagai penyempurna penghambaannya
ketika berjumpa dengan Rabinya. Sungguh bau kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman
mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dalam surat al-Baqarah, ayat 183: Ya
Allah, daripada bau minyak Misik/ ayyuha alladzina amanuu kutiba alakum al-shiyam
Kasturi. (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan kama kutiba ala alladzina min qoblikum laallakum
Muslim no. 1151). tataqun; Hai orang-orang yang beriman,
Maka, tak akan ada habisnya Allah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
memuliakan hambanya yang beribadah murni diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,

4 | Buletin Bedug
Kalam utama

agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). dengan Tuhannya, tetapi juga mengandung nilai
Seumpama hendak berjelajah di medan hikmah yang berimbas kepada orang lain.
petualangan, tentu kita harus memilki bekal dan Karena pada momentum ini semua orang
peta persiapan untuk melalauinya. Karena tidak dianjurkan berlomba-lomba melakukan ketaatan
mungkin kita hanya berjalan menyusuri kelak- dan meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.
kelok jalan yang ada, tak bertujuan, membuang- Di antaranya, berbuat baik kepada orang lain
buang waktu, tenaga, dan tersia-sia. Begitu akan tiga kali lipat lebih baik (pahalanya)
halnya dengan puasa Ramadhan. Tidak sekadar dibanding pada hari-hari biasanya. Dianjurkan
kita beramai-ramai menyambutnya, lalu bingung menghilangkan sikap angkuh dan sombong,
dengan menu buka dan sahurnya. Atau hanya saling berlunak hati dan mengasihi satu sama
memuliakannya dengan kata-kata yang sering lain, mencari ridha manusia guna mencapai
kita ucapkan; Ramadhan Karim, Ramadhan ridha Allah SWT. Itu semua dilakukan dalam
penuh berkah, dsb, tanpa mau meneladani rangka taqorrub ila Allah melalui pendekatan
substansi dan menerapkannya dalam kehidupan. sosial. Di sinilah Allah meminta keseriusan
Kita harus pula mempersiapakan lahir bathin ibadah seorang hamba kepada-Nya, tanpa
kita. Menata niat lurus karena Allah, mengerti melupakan hak-hak kepada sesamanya. Inilah
hakikat istimewanya bulan Ramadhan, ibadah vertikal sekaligus ibadah horisontal.
mengetahui amalan-amalannya, dan segala Sebagaimana anjuran Jabir ibn Abdillah dalam
sesuatu yang berkaitan dengannya. Agar tidak wejangannya, Seandainya kamu berpuasa,
sekadar menahan dahaga maupun lapar. Tapi maka hendaknya pendengaranmu, penglihat-
mampu memetik hikmah dan pahalanya. anmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan
Dengan begitu, kita mampu pula merasakan hal-hal haram, serta janganlah kamu menyakiti
nikmatnya menjalankan ibadah Ramadhan yang tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di
berlipat-lipat sebagaimana telah Allah siapkan hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari
untuk kita. Nabi SAW dalam hal ini telah puasamu dan hari tidak berpuasamu sama
mengingatkan kita: Rubba shoimin haddzuhu min sahaja.
shiyamihi al-jhuu wa al-athosy; Betapa banyak Maha Besar Allah yang telah mengatur
orang yang berpuasa, namun dia tidak segala yang ada menjadi tuntunan hidup yang
mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa baik bagi hamba-hamba-Nya. Tamu yang kita
lapar dan dahaga saja. nanti telah datang. Mari persiapkan dan
Dari sini berarti substansi puasa tidak maksimalkan segala sesuatunya dengan baik,
sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga, dengan menata niat dan semangat lillahi taala.
lantas menyibukkan diri dengan hal-hal yang Menghiasi hari-hari kita dengan berdzikir,
tidak mengarah kepada inti hikmah ibadah membaca al-Quran, memperbanyak sedekah
puasa. Keistimewaan dan hikmah puasa dan senantiasa berbuat baik kepada sesama.
Ramadhan dalam ranah vertikal telah sedikit Semoga Ramadhan kali ini menjadikan kita
diulas di atas. Selain itu semua, puasa Ramadhan manusia yang lebih baik, entah itu di hadapan
juga memiliki keistimewaan yang bersifat Allah SWT, maupun di hadapan makhluk-Nya.
horisontal. Artinya, puasa Ramadhan Amin!
disyariatkan Allah kepada hambanya tidaklah
semata (mengandung nilai) ibadah antara hamba

Buletin Bedug |
5
KALAM HIKMAH

Puasa; Antara Syariat dan Hakikat


Oleh: M. Nova Burhanuddin

D
mengembalikan dualisme syariat dan hakikat ini
kepada ajaran Syiah yang mana mengenal
i bulan Ramadhan yang mulia dualisme dzahir-bathin. Tapi riwayat-riwayat
ini, perkenankan penulis lain, (bahkan sebaliknya) membenarkan
mengajak pembaca menelaah kembali ritual- dualisme ini. Lalu, bagaimana sebenarnya
ritual ibadah yang biasa kita lakukan. Mari kita persoalan ini? Benarkah anggapan-anggapan
belajar kembali hal-hal yang sudah jamak kita tersebut?
ketahui. Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, Kita awali dengan penyelidikan seputar sifat
rukun-rukun Islam yang semua muslim pasti kesatuan dalam Islam, bi-idznillh. Kesatuan
dan harus diketahui serta jalani. Kita coba dalam Islam -lebih tepatnya kesatuan Islam-
belajar kembali dengan lebih bermakna dan diturunkan dari sumbernya, yakni wahyu itu
mendalam. Dengan sedikit kecermatan dalam sendiri yang bersifat mutlak, absolut, satu,
hal ini, ternyata seringkali kita menemukan tunggal, esa, maksum, dsb. Wahyu yang berupa
orang menyebutnya sebagai syariat, adakalanya wahyu al-Quran dan wahyu Sunah merupakan
menyebutnya hakikat. Wah, bagaimana ini?! kalam Allah SWT yang satu, mutlak, hakim,
Untuk mengerti persoalan dualisme antara bukan mahkm alaih. Ia menasakh syariat-syariat
syariat dan hakikat dalam Islam memang tidak sebelumnya, kemudian menyempurnakannya. Ia
gampang. Belum lagi nanti akan dihadapkan merupakan tempat rujukan semua persoalan
pada kemustahilan-kemustahilan dan kunci dalam akidah dan syariah, ushulnya dan
kontradiksi-kontradiksi yang tidak mungkin furuknya yang mana diketahui maksud dan
terjadi dalam wahyu yang suci ini. Sehingga, perinciannya oleh para ahlinya. Sumber yang
tidak sedikit ulama yang menganggap keduanya bersifat satu tentu saja mengharuskan hasilnya,
adalah satu -penyebutan dualisme di atas yakni Islam, satu jua. Kemudian, pelbagai
menjadi bermasalah, karenanya. Penolakan mazhab dan firkah yang dinisbatkan kepada
dualisme ini berangkat dari sifat kesatuan, Islam sebenarnya hanya merupakan perbedaan
integralitas Islam itu sendiri yang bisa dibilang cara memahami Islam (dengan maksud dan
sudah setingkat ijmak. Juga didukung oleh latar belakang yang beragam). Pun hanya
suasana zaman Nabi SAW, dan oleh banyak persoalan ketepatan atau ketergelinciran dalam
riwayat para salaf salih yang mengindikasikan menyimpulkannya, tanpa menafikan Islam yang
tiada perbedaan antara keduanya. Ada juga satu.
sebagian dari kelompok ini yang keras dan Lalu, bagaimana dengan dualisme syariat

6 | Buletin Bedug
KALAM HIKMAH

dan hakikat yang sering disebut banyak orang keterpisahan keduanya sama sekali sehingga
itu? Gambaran awal di atas memberi kita satu sama lain bisa saling menafikan di waktu
kesimpulan ketiadaan dualisme syariat-hakikat. yang sama.
Bahwa syariat adalah hakikat itu sendiri,
sementara hakikat adalah juga syariat itu sendiri. Bagaimana pemisahan itu bisa terjadi?
Kemudian terjadi pemisahan keduanya oleh Bagaimana bisa dipadukan?
faktor eksternal, yakni ketidakmampuan orang Perbedaan pengertian antara syariat dan
memahami kesatuan dalam dualisme, serta hakikat ini kemudian berkembang begitu saja
dualisme dalam kesatuan tersebut. Sehingga, dalam wacananya masing-masing sehingga
para ahlinya kemudian menyebut sifat lahir seolah berdiri sendiri-sendiri. Wacana syariat
sebagai syariat dan sifat bathin sebagai hakikat. kemudian berujung pada wacana fikih
Kita sudah lihat pembedaan ini bukan asli dari sebagaimana kita kenal sekarang. Sementara
struktur dalam syariat atau hakikat itu sendiri. wacana hakikat berujung pada wacana tasawuf
Langkah berisiko semacam ini diberlakukan sebagaimana kita kenal sekarang. Tiap wacana
sebagai keterangan, pengingat, pembelajaran, mempunyai logika dan pembenarannya sendiri.
dan sebenarnya masuk pada makam Dan seperti yang telah penulis singgung,
sebagaimana diucapkan oleh Sayidina Ali KW pemisahan itu lebih disebabkan oleh faktor
Hadditsuu al-naas bi maa yarifuun, eksternal daripada faktor internal. Keberadaan
atuhibbuuna an yukaddziba Allaaha wa faktor internal yang tersimpan dalam wacana
rosuulahu, (Berbicaralah kepada khalayak syariat dan hakikat itu sendiri memberi jalan
manusia dengan apa yang mereka ketahui! pada usaha mempertemukan kembali dua
Apakah kalian suka Allah SWT dan Rasul-Nya saudara yang terpisah lama tersebut, seperti
SAW didustakan?). Lihat uraian lebih luas dan suami-istri yang sempat tertalak. Dan
dalam pada al-Futht al-Makkiyyah karya Syekh mempertemukan mereka kembali sebenarnya
Akbar Ibn Arabiy RA. bukan hal aneh. Itu terlihat dalam usaha para
Sifat pembelajaran dan penegasan semacam ahli tasawuf, seperti Imam al-Junaidi al-
itulah yang membuat tiap syariat dan hakikat Baghdadi, Imam al-Ghazali, Imam Syekh Abdul
mempunyai pengertiannya masing-masing. Qadir al-Jilani, Imam Syekh Akbar Ibn Arabi
Seolah keduanya terpisah satu sama lain, radhiyallhu anhum. Begitu juga tak bisa
berbeda satu sama lain. Seperti yang dinafikan usaha para pakar fikih, seperti Imam
diungkapkan Imam al-Qusyairiy RA. dalam al- Abu Hanifah, Imam Malik, Imam al-Syafii,
Rislah al-Qusyairiyyah juz I: al-syariiatu amrun Imam Ahmad ibn Hanbal radhiyallhu anhum.
bi iltizaam al-ubuudiyyah wa al-haqiiqatu Syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, semuanya
musyaahadatu al-rubuubiyyah, (Syariat adalah mempunyai syarat dan rukunnya masing-
perintah untuk tekun beribadah, sementara masing. Semuanya harus dipenuhi dan
hakikat adalah menyaksikan rubbiyyah/ dilaksanakan. Ketika begitu, seseorang
penguasaan ketuhanan). dikatakan telah sah, gugur kewajibannya
Oleh karena itu, tidaklah salah juga orang menurut fikih. Entah ia munafik ketika
yang membedakan syariat dengan hakikat, bersyahadat, entah tidak khusyuk ketika shalat,
hakikat dengan syariat. Yakni, dalam pemaknaan merekayasa kekayaan ketika zakat, melakukan
keterhubungan keduanya seperti di atas, bukan perbuatan tercela ketika berpuasa, tidak

Buletin Bedug |
7
Kalam hikmah

menghadirkan kebesaran Allah SWT dalam Maka, usaha pemisahan ataupun pemaduan
hatinya ketika berhaji. Sebab, itu semua di luar antara syariat dan hakikat harus dimengerti
wilayah fikih. Sementara wacana fikih dimensinya masing-masing. Eksistensi-
diperuntukkan bagi khalayak umum yang koeksistensi yang menyelimuti keduanya harus
biasanya mendambakan dunia, mengabaikan diperhatikan betul-betul. Syariat dan hakikat
akhirat. Boleh jadi, mereka kemudian tertarik berasal dari wujud agung yang luhur yang
lebih mendalami, menyerap banyak makna sejati, merupakan manifestasi titah, asma, sifat, dan fiil
memperbaiki dan menghayati ritual-ritual lahir Allah SWT. Dengan begitu, wacana perpaduan
ibadah yang biasa mereka lakukan seenaknya keduanya dimungkinkan dan difasilitasi oleh
saja tersebut. Apa yang tidak bisa didapatkan Sang Wujud Agung. Hal tersebut bukan
sepenuhnya, tidak boleh ditinggalkan merupakan sebuah keanehan. Bahkan,
sepenuhnya. Lihat uraian lebih luas dan dalam merupakan mandat dari titah Sang Wujud
pada Ihy Ulmiddn karya Imam al-Ghazali RA. Agung, Allah SWT. Itulah puncak fitrah yang
Nah, itulah saat-saat ketika syariat terpisah bisa dicapai eksistensi manusia. Dari sinilah
dari hakikat. Ritual ibadah jalan, istikamah hati faktor internal yang dimaksud di atas berasal.
gagal. Formalitas lahiriah terpenuhi, esensi jiwa Sementara wacana pemisahan keduanya lebih
terlewati. Seandainya dibalik, yakni hakikat karena faktor eksternal berupa khalayak ramai
dipaksakan harus dipenuhi. Bila tidak, maka yang berelasi dengan wujud-wujud nqish, pun
ibadah dianggap batal. Niscaya, kebanyakan dengan kesadaran nqish. Wujud-wujud nqish
manusia jadi kafir karena ia tak mampu biasanya menegaskan eksistensinya dengan
memenuhi. bergantung pada keterbatasan-keterbatasan
Lubang menganga inilah yang coba diisi oleh lingkungannya. Setiap wujud yang bergantung
para ahli tasawuf. Mereka mencoba melengkapi pada hal yang terbatas pastilah terbatas pula.
apa yang tidak bisa dipaksakan untuk dilengkapi Sebaliknya, setiap wujud yang berusaha
oleh fikih semata. Antara fikih dan tasawuf melepaskan diri dari ketergantungan pada
memang harus saling bekerjasama. Tasawuf keterbatasan-keterbatasan, akan mendapatkan
membutuhkan legalitas fikih, sedang fikih anugerah dari Yang Maha Tidak Terbatas.
membutuhkan pendekatan bathin tasawuf, Anugerah yang seluas-luasnya, selapang-
sesuatu yang tidak bisa dipaksakan dalam lapangnya. Maka, usaha memadukan syariat
wacana fikih. Memang, keduanya seyogianya tak dengan hakikat, hakikat dengan syariat
dipisahkan dalam ranah nyata yang lebih sebenarnya satu bentuk wujud yang
maslahat dunia-akhirat. Siapapun yang komprehensif, luas, lagi berpengaruh. Wallhu
memenuhi syariat lahir dan mengabaikan hakikat Alam.
bathin, maka yang terjadi sebenarnya ia seolah-
olah menjalankan syariat tapi di akhirat
semuanya ditolak. Sementara, barangsiapa yang
mendapatkan hakikat bathin serta mengabaikan
syariat, maka yang terjadi sebenarnya ia seolah-
olah mendapatkan hakikat bathin tapi di akhirat
dianggap berada di jalur salah legalitas.

8 | Buletin Bedug
KHAZAnAH muda

Sensasi Puasa Ramadhan di Mesir


Oleh: M. Abdul Jabbar Alfarisy

Ramadhan merupakan bulan ke sembilan bulan ini disebut juga sebagai bulan umat Nabi
dalam penanggalan Hijriah. Bulan dimana umat Muhammad SAW. Bagaimana tidak? Terdapat
muslim melakukan aktivitas puasa, shalat banyak keutamaan dan keuntungan di dalamnya.
Tarawih, peringatan turunnya al-Quran, Lailatul Bukan hanya keuntungan duniawi (ekonomi)
Qadar, beriktikaf, memperbanyak bacaan al- semata, tetapi banyak pula keuntungan ukhrawi
Quran, membayar zakat fitrah, serta diakhiri yang didapatkan. Percaya atau tidak, keuntungan
dengan perayakan Idul Fitri. Allah SWT ukhrawi bisa lebih banyak kita dapatkan
menurunkan rahmat-Nya di bulan ini melalui ketimbang keuntungan duniawi sebagai tujuan
datangnya Ramadhan, dimana kita bisa utama. Keuntungan ukhrawi yang akan didapati
mendapatkan kelipatan pahala, rahmat, hidayah, itu saya ketengahkan sebagiannya di bawah ini.
dan ampunan-Nya. Pertama, diharamkan dari api neraka.
Bulan Ramadhan dapat disebut Syahr al- Seseorang yang senang akan hadirnya bulan
Tarbiyah atau Bulan Ramadhan, diharamkan
Pendidikan. Sebab di jasadnya oleh Allah SWT
bulan ini kita diajarkan atas api neraka.
agar bisa mengatur B ay a n g k a n , d e n g a n
waktu. Mulai dari perasaan senang
waktu makan, bekerja, menyambut datangnya
istirahat, hingga waktu bulan Ramadhan saja,
ibadah. Tujuannya agar Allah mengharamkan
kesehatan tubuh kita jasad kita dari api neraka.
selalu terjaga dan Sebagaimana sabda
peribadatannya Rasulullah SAW, "Barang
maksimal. Jadi, pendidikannya berhubungan siapa yang bahagia menyambut datangnya bulan
langsung dengan kehidupan kita di segala suci Ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya
bidang. Termasuk masuk ketegori tarbiah adalah masuk neraka" (al-Hadist).
ujian-ujian yang terdapat di bulan Ramadhan. Kedua, diampuni dosa yang telah lalu. Kita
Ujian yang paling berat adalah berjihad melawan sebagai manusia pasti tidak akan pernah absen
hawa nafsu sendiri. Karena itu pula, bulan dari dosa, baik dosa kecil, maupun dosa besar.
Ramadhan sering disebut sebagai Syahr al-Jihad Namun, dosa-dosa yang kita buat pada bulan
dengan fokus pada pengendalian hawa nafsu yang lalu akan terampuni dengan datangnya
diri sendiri. bulan yang suci dan penuh berkah ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Barang
dirindukan semua umat Islam di dunia. Bahkan, siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dan

Buletin Bedug |
9
KHAZAnAH muda

mengharapkan pahala, maka akan diampuni dan keberkahan, seperti firman Allah SWT:
dosa-dosanya yang telah lalu (Riwayat Bukhari Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-
dan Muslim). Quran) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan).
Ketiga, semua aktivitas dinilai pahala. Setiap Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan
aktivitas yang dilakukan pada bulan Ramadhan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
akan menjadi pahala. Tidak hanya jika bulan. (QS. al Qadr: 1-3).
melakukan ibadah seumpama zikir, puasa, Keutamaan dan keuntungan bulan puasa ini
shalat, akan tetapi tidur orang yang puasa pun tidak hanya sampai di situ saja. Masih banyak
bernilai pahala. Bayangkan saja, tidurnya orang keuntungan lain yang bisa kita dapatkan di
yang berpuasa saja menjadi pahala, apalagi bulan suci Ramadhan ini. Ketika kita bisa
ketika beribadah seperti berzikir, iktikaf, maka menjalankan ibadah puasa di negeri Kinanah,
niscaya akan dilipat gandakan pahalanya. pasti sangatlah berbeda sensasinya dengan
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Tidurnya bulan puasa yang pernah kita rasakan di Tanah
orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya Air Tercinta, Indonesia. Baik dalam hal
adalah tasbih. Doanya adalah doa yang kekhusyukan ibadahnya atau durasi waktu
mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipat lamanya berpuasa. Di Indonesia, dengan musim
gandakan. yang stabil, lamanya waktu berpuasa sekitar 14
Keempat, bulan diturunkannya petunjuk dan jam. Namun, berbeda dengan di Mesir yang
pedoman hidup bagi manusia. Sebagaimana relatif lebih lama, yaitu sekitar 16 jam. Sangat
firman Allah Swt dalam surat al-Baqarah ayat berbeda bukan? Itu dari sisi perbandingan
185: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) waktunya yang tentu saja bisa menjadi ujian
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya tersendiri dalam hal khusyuk tidaknya, atau
diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai ikhlas tidaknya.
petunjuk bagi manusia dan penjelasan- Apalagi, berpuasa di Mesir ketika sedang
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda musim panas yang suhu setiap harinya
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, berkisaran 30 derajat celsius bahkan bisa
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri mencapai 45 derajat. Berpuasa di negeri para
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah nabi dengan waktu yang lebih lama, dengan
ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa cuaca yang lebih panas menjadi sensasi
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), tersendiri bagi para WNI di Mesir ini. Mungkin
maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak bagi para WNI yang telah lama bermukim di
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari Mesir, hal itu bukanlah sebuah pengalaman
yang lain. Allah menghendaki kemudahan pertama, dan sudah menjadi hal yang biasa.
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran Tetapi berbeda dengan para pendatang baru
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan seperti mahasiswa kedatangan tahun 2015
b i l a n g a n n ya d a n h e n da k l ah k amu seperti saya. Tentu saja hal ini akan menjadi
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang pengalaman pertama yang penuh tantangan,
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ujian dan juga potensi menjadi ladang pahala
Kelima, bulan Ramadhan adalah bulan bagi saya, pun bagi siapa saja yang berpuasa di
dimana terdapat malam yang penuh kemuliaan negeri Kinanah Mesir ini.

10 | Buletin Bedug
GALERI

Kunjungan Mantan Ka. Fatayat Ngasob bareng Tim Bedug

Evaluasi Editing Buletin Bedug Rekan Kerja di balik Bedug

Buletin Bedug |
11
KALAM MUDA

Ramadhan; Kontinuitas
Penghambaan atau Ibadah
Musiman?!

Hakikat kehidupan ialah sebuah khidmat; khidmat atas eksistensi kita


sebagai hamba Tuhan yang taat, hingga khidmat atas
dan untuk umat Rasul Muhammad SAW.

K
nyata. Secara jelas, ketaatan -yang sesaat- ini
dapat kita lihat pada bulan Ramadhan.
alimat di atas, -agaknya- Lihatlah lautan lepas!! Ada gelombang di
mer upakan bagian dari sana, ada angin teduh yang sepoi, ada batu
kesimpulan yang bisa penulis tarik dari sudut karang, pasir, dan benda-benda lain yang
pandang sebuah penghambaan manusia melengkapi indahnya sebuah bingkai
terhadap Tuhannya. Sebuah penghambaan pemandangan pantai. Ketaatan manusia,
(selanjutnya disebut dengan pengabdian) yang - sebagai ruh kehidupan seorang hamba bagaikan
seharusnya- dilakukan secara totalitas; tanpa sebuah gelombang, tak akan menarik tanpa
adanya batasan dan acuan zaman, tempat, gemuruh suaranya; sepi, dingin, datar, hampa,
seseorang, maupun hal lainnya, sebagai totalitas kosong dan sumbang.
yang penuh dengan dedikasi dan kesadaran Puncak gelombang itu bagaikan bulan
sepenuh hati. Mengingat, tak ada satu alasanpun Ramadan. Bulan yang penuh keindahan dengan
bagi kita -sebagai hamba- untuk mengelak dan keberkahan dan lipatan pahala yang tak
mengingkari akan makna firman Allah: terhitung jumlahnya, bulan dimana manusia -
Dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia biasanya menyuarakan slogan- berlomba-lomba
kecuali untuk beribadah (menyembah) kepada- dalam kebaikan; baik beribadah maupun
Ku. (QS. adz-Dzriyyt: 56). beramal. Namun, fakta lapangan mengatakan
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa ketaatan bahwa: ada sebuah anomali ketaatan yang perlu
selaras dengan iman, dan keyakinan kita, yakni dikupas faktor penyebabnya. Biasanya, ibadah
dalam kualitas naik-turunnya. Iman itulah yang dan amal tersebut hanya dilakukan pada bulan
mendorong kita untuk melakukan sebuah itu, dan ini yang sebenarnya memprihatinkan
ketaatan dalam bentuk penghambaan manusia sejauh yang penulis rasakan.
terhadap Tuhannya, maupun dalam bentuk Tak kalah dengan bulan Ramadhan yang
kesalehan sosial -sebagai representasi nyata atas sesaat, semuanya pun ikut sesaat; amal sesaat,
penghambaan itu dalam praktik kehidupan yang shadaqah sesaat, nderes sesaat, ngaji sesaat, shalat

12 | Buletin Bedug
KALAM MUDA

malam sesaat, bahkan, seperti yang jamak hamba sejati! Berhentilah memanjakan nafsu,
diketahui -di Indonesia khususnya-, hijab pun yang bahkan hati dan akalmu pun berseteru.
turut sesaat. Persis seperti tabiat gelombang Apakah ada yang lebih pantas selain mengabdi -
yang hanya sesaat ia memuncak, selepas itu, ia dengan kesadaran dan ketaatan sepenuh hati-
mengalir tenang seperti air kebanyakan untuk bekal kita mati? Allah al-mustaan.
(analogikan pada kebanyakan manusia pada
umumnya).
Melihat fenomena seperti ini, sebagai agama
yang penuh dengan hikmah dan kelembutan,
Islam tak mengangkat tangan atas apa yang -
akan- manusia keluhkan, karena ia memang
diciptakan sebagai makhluk yang suka
mengeluh. Islam juga tidak meninggalkan
syariat dengan segala tuntutannya begitu saja,
tanpa memberikan keringanan maupun solusi
atas keluhan dan ketidak-mampuan manusia
dalam pelaksanannya. Setelah memaparkan
seluruh kewajiban dan hak manusia atas Allah
dengan segala balasan pahala serta siksa atasnya,
Islam datang dengan nasihat dan kalam hikmah
tak terhingga. Kun rabaniyyan, wa la takun
Ramadhaniyyan; Jadilah hamba Allah yang sejati,
janganlah menghamba (hanya) pada bulan
Ramadhan yang suci. Kiranya, kalimat ini cukup
padat untuk kita renungkan. Sebuah renungan
tentang kontinuitas dalam pengabdian
(penghambaan- pen), dedikasi, serta tanggung
jawab yang penuh atas sematan sebuah nama
itu, hamba.
Jika kita renungkan dengan menghadirkan
sinergi antara akal dan hati, kalimat ini telah
mencakup seluruh aspek peribadatan manusia
serta penghambaannya kepada Tuhan, sebagai
bentuk kecintaan terhadap-Nya. Karena, puncak
keikhlasan ialah cinta, lebih dari itu, bahwa
seseorang ialah hamba dari apa yang ia cintai.
Maka, jelaslah bahwa kontinuitas penghambaan
ialah bentuk kecintaan sejati yang tumbuh dari
kesadaran hati serta ketaatan pada Sang Ilahi.
Lalu, bagaimana dengan mereka -dan kita- yang
masih melakukan ibadah musiman? Jadilah

Buletin Bedug |
13
Khazanah masisir

Indahnya Ramadhan
di Negeri Seribu Menara
Oleh: Kian Santang

M enjalankan ibadah puasa Ramadhan di


Mesir untuk tahun ini sedikit berbeda
bagi sebagian Masisir (Masyarakat
Indonesia di Mesir) yang kuliah di al-Azhar.
Bagaimana tidak, ibadah puasa yang tahun ini
Keunikan Ramadhan di Mesir
Berpuasa Ramadhan di negeri yang kultur
Islamnya kuat, ternyata berbeda dengan
menjalankan puasa di Indonesia. Yang begitu
kentara adalah tradisi kedua negara dalam
berlangsung di tengah musim panas harus menyambut datangnya bulan suci penuh berkah ini.
ditambahi pula kewajiban berjibaku dengan diktat al Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba
-Azhar yang bikin panas kepala. Semacam ujian di menyuguhkan beberapa keunikan berpuasa di
tengah ujian, seloroh salah seorang kawan yang Mesir, yang belum tentu ada di Indonesia.
senang dengan bahasa hiperbolis. Suasana ujian di Pertama soal penentuan awal puasa Ramadhan
tengah bulan Ramadhan memang fenomena yang di Mesir yang tidak pernah ada perbedaan, meski di
tidak lazim dialami Masisir. Sebab, biasanya bulan Mesir terdapat berbagai aliran tarekat dan
Ramadhan identik dengan bulan liburan penuh bagi menganut empat mazhab. Kaum Muslim di Mesir
mahasiswa. Bulan yang diisi dengan ragam kegiatan sepakat bahwa yang menentukan kapan awal puasa
yang bernuansa religi atau program kegamaan adalah pihak berkompeten yang telah ditentukan
bersama para syekh Azhar. oleh negara. Pihak atau lembaga khusus itu ada
Mengisi bulan Ramadhan bagi para Wafidin dalam lembaga Darul Ifta (Lembaga Fatwa Negara)
(sebutan pribumi Mesir untuk mahasiswa asing) Mesir. Oleh Darul Ifta, ditetapkan bahwa acuan
memang bisa dengan berbagai agenda. Untuk yang masuknya bulan Ramadhan serta bulan-bulan baru
berkantong tebal, tidak sedikit yang memilih umroh lainnya dalam kalender Qamariah berdasar rukyat
ke tanah suci. Sebagian mahasiswa berkantong tebal terhadap hilal yang dilakukan setiap tanggal 29 di
lainnya, banyak yang memilih pulang ke Indonesia tiap akhir bulan Qamariyah. Dan jika pada saat itu
untuk liburan sekaligus merayakan Ramadhan dan hilal tidak mampu terlihat, maka haruslah
Lebaran bersama keluarga besarnya. Sedangkan menyempurnakan bulan menjadi 30 hari.
bagi mahasiswa yang berkantong tipis seperti Penggunaan metode hisab tidak bisa menjadi
penulis, menjalani puasa Ramadhan dan Lebaran di penentu utama awal bulan dan hanya digunakan
negeri Seribu Menara agaknya menjadi opsi satu- untuk menafikan rukyat tatkala rukyat hilal tidak
satunya. Sebab, Mesir-Indonesia yang jaraknya memungkinkan menurut hisabnya.
ribuan kilometer haruslah ditebus dengan biaya Hal lain yang akan dijumpai menjelang dan
yang tidak sedikit agar bisa berkumpul bersama memasuki bulanRamadhan adalah meningkatnya
keluarga. nuansa religiusitas dari lingkungan dan masyarakat
Namun, pilihan berpuasa dan berlebaran di Mesir yang begitu terasa. Di bulan suci ini, dengan
Mesir ini jika dioptimalkan justru bisa menghasilkan mudahnya dijumpai orang-orang membaca al-
keuntungan yang tak terganti materi. Sebab di bulan Quran di kereta, atau kendaraan umum. Mereka
puasa, para dosen atau syekh al-Azhar mengadakan juga menjadi begitu mudah bersedekah, baik itu
pembacaan kitab-kitab khusus yang dikaji selama sedekah doa, uang, sembako atau menyediakan
Ramadhan, berikut ijazah sanadnya. Beberapa Maidaturrahman (menu berbuka puasa) di sejumlah
mathaf (museum) atau komunitas seni, sastra dan lokasi yang berbeda-beda. Bangunan besar semi
budaya selama Ramadhan juga menyelenggarakan permanen pun banyak didirikan di tepi-tepi jalan
beragam event khusus yang umumnya gratis atau untuk menyuguhkan menu berbuka puasa secara
lebih murah dari hari-hari biasa. gratis bagi siapa saja yang berkenan.

14 | Buletin Bedug
Khazanah masisir

Ramadhan Istimewa nan Beda malam yang cenderung lebih pendek. Waktu Imsak
Bulan Ramadhan di Mesir adalah bulan yang jatuh sekitar pukul 03.00, sedang waktu Maghrib
sangat ditunggu-tunggu dan istimewa. Warga Mesir ada pada kisaran jam 19.00 CLT.
menampakkan suka citanya menyambuti Hari paling berat tentu saja di hari-hari pertama
Ramadhan. Rumah-rumah saling berlomba puasa. Tahun kemarin penulis kebetulan berpuasa
mempercantik diri dengan hiasan lampu-lampu di Indonesia yang hanya 13 jam, di sini penulis
hias, fanous (lampion) atau pernak-pernik penghias harus berpuasa hingga 16 jam di tengah puncak
lainnya. musim panas Kairo. Karena penulis kebetulan ikut
Di awal-awal bulan puasa, warga pribumi Mesir mengaji di salah satu auditorium (madyafah) dekat
seolah tak mau kalah dengan rumah dan kampus al-Azhar sejak hari pertama, berbuka
lingkungannya yang sudah cantik. Mereka pun puasanya pun sudah ditanggung oleh pihak
lantas memperhias diri dengan memakai baju baru penyelenggara. Satu nampan besar nasi Bukhari
yang sudah mereka persiapkan sebelumnya. Jadilah dengan lauk daging sapi dan sayuran khas Mesir
kemeriahan awal bulan puasa di Mesir tak ubahnya menjadi menu buka puasa yang lumayan istimewa
kemeriahan Idul Fitri di Indonesia. Jika di untuk disantap bersama tiap enam orang. Saat
Indonesia yang dirayakan sangat meriah adalah pulang, tak lupa penulis mampir di penjual ashir
perayaan hari Lebaran, di Mesir ini yang lebih tamr (sari kurma) dan shobiya. Per satu bungkus
meriah adalah perayaan penyambutan datangnya plastiknya kami tebus dengan uang 3 Le (sekitar
bulan puasa atau hari Idul Adha. sayangnya, di hari lima ribu rupiah) sebagai pelengkap pelepas dahaga
Lebaran tidak dijumpai tradisi unik macam mudik, yang tiada tara.
sungkeman atau tradisi perayaan masif lainnya Soal shalat Tarawih, kami bebas memilih masjid
dalam menyambuti datangnya hari raya Idul Fitri yang mengadakan shalat Tarawih dengan kuantitas
sebagaimana yang ada di Indonesia. dan kualitas yang berbeda-beda. Masjid-masjid di
Bagi para mahasiswa Indonesia di Mesir, kami Mesir seperti berlomba menyediakan tempat
tidak turut serta mengikuti tradisi setempat dalam Tarawih spesial dengan imam yang fasih dan jumlah
hal memakai baju baru. Kami pun tidak ada rakaat yang sesuai mazhab pengurus masjid. Ada
persiapan khusus menyambut datangnya yang hanya delapan rakaat, ada pula yang dua puluh
Ramadhan. Praktis kami menjalani kehidupan yang rakaat. Ada yang delapan rakaat secara kilat, ada
normal sebagaimana biasa. Demi mengingat dan yang dua puluh rakaat lebih cepat dari delapan
menjalankan tradisi positif menyambut Ramadhan rakaat. Ada yang dua puluh rakaat secara khidmat,
di Indonesia, maka penulis pun menginisiasi sebagaimana shalat Tarawih hari pertama yang
kegiatan ziarah pra Ramadhan. Beberapa hari penulis ikuti di masjid al-Azhar. Konon ada pula
sebelum Ramadhan, penulis beserta sebagian kawan shalat Tarawih yang setiap harinya menamatkan
menyempatkan ziarah ke makam para aulia yang satu Quran penuh secara khusyuk nan khidmat
terdapat di sekitar tempat tinggal kami, Darrasah. hingga dini hari.
Selain itu, sehari sebelum Ramadhan kami Umumnya, shalat Tarawih di Mesir tiap satu
sempatkan pula jalan-jalan cuci mata berbaur malamnya menghatamkan satu juz penuh. Meski
menikmati kemeriahan penyambutan datangnya lebih lama jika dibanding keumuman tarawih di
bulan suci sembari berburu kitab yang akan kami Indonesia, barisan shaf di masjid-masjid tidak hanya
ikuti pengajiannya selama Ramadhan. penuh di awal puasa sahaja. Justru, ketika memasuki
Berpuasa di bumi Kinanah awalnya terasa berat sepertiga akhir Ramadhan, masjid dipatikan menjadi
bagi penulis, maupun para wafidin dari Asia lainnya. lebih berjubel oleh orang yang bertarawih, tadarus
Namun, ini adalah pengalaman istimewa, meski maupun iktikaf. Alangkah indahnya jika sisi-sisi
berat dan kerap membuat baper. Berat karena harus positif dari tradisi bulan Ramadhan di Bumi Seribu
menjalani puasa tanpa adanya keluarga tercinta, juga Menara ini bisa menjadi teladan serta diterapkan
karena puasanya dengan durasi waktu yang lebih dalam ibadah Ramadhan di Indonesia tercinta.
lama. Apalagi saat musim panas seperti sekarang, Semoga!
yang suhunya bisa mencapai 40-50 derajat, dengan

Buletin Bedug |
15
Warta nusantara

Nusantara Sport Day


-Part 2-

KAIRO, BEDUG- Menjelang ujian termin 2 lalu, Rabu (30/4), Marhalah Nusantara PCINU
Mesir menutup agenda mereka dengan Nusantara Sport Day. Kegiatan ini bertempat di Nadi
Central 2 Zahra dan dihadiri 30 anggota Marhalah Nusantara. Acara tersebut dihadiri pula salah
satu anggota Syuriah dan dua wakil Tanfidziyah PCINU Mesir. Tepat pukul 09.00 CLT, olahraga
futsal dan voli dimulai dengan antusias oleh kawan-kawan, meski berlangsung di bawah teriknya
matahari musim panas.
Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan kekompakan anak
Nusantara. Menariknya, beberapa anak anggota Nusantara berinisiatif membuat risol untuk
dikonsumsi bersama. Lana Fakihatul Maula, selaku Wakil Ketua Marhalah Nusantara menganggap
ini sebagai suatu hal istimewa dan perlu dipertahankan.
Karena konsumsinya yang buat anak Nusantara sendiri, jadi ya dari anak Nusantara, (dan) untuk
anak Nusantara, komentarnya.
Lana menghimbau kepada seluruh anggota Marhalah Nusantara untuk selalu ikut berpasrtisipasi
dalam setiap agenda, dengan harapan tetap terjaganya silaturrahmi dan rasa solidaritas.
Ya walaupun begitu, saya tetap bangga kok sama kalian semua yang udah mau berpartisipasi, tetap
jaga kekompakan, dan semoga Nusantara kedepan lebih baik lagi, pungkasnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi perkenalan kembali, bincang santai, dan dilanjutkan dengan memberi
kejutan kepada salah satu anggota Marhalah Nusantara, Muhammad Rafli yang sedang berulang
tahun pada hari itu. (silma)

16 | Buletin Bedug
PUISI

Fragmen Tentang Lampion Ramadhan

tiba-tiba tubuhmu ditumbuhi lampion dan kata-kata


di bulan yang parasnya selalu merona, bergelayut mesra
di sekujur lekuk dan ceruk, serta di sepanjang nafasmu
syahdan lampion dan kata-kata indahmu itu fatamorgana
riskan hilang terbawa angin peralihan musim atau gempita
seperti lampion mungilku yang hilang diterpa angin sahara
sebab seindah apapun kata atau lampion pastilah ia lazimnya
digantung dan tergantung sesuai kehendak sang pemilik cerita
kecuali lampion dan kata putih yang menyala di pusat tubuhmu

izinkan aku mendaras kata indah dan menyelami nyala lampionmu


meski akan terbata aku dalam mengejai serta mengurai cahayanya
sebelum aku mememulainya izinkan aku memotongi ujung jemariku
yang kukunya menjadi sarang kuman hitam dan dipenuhi remah kotoran
yang keranjingan singgah di tiap ruas jemariku. hinggap bersama udara,
terbawa serangga, kupu-kupu, juga angin peralihan yang acap berpapasan
di sepanjang jalanan. menggelambir menjelma daging yang menjurai fana

izinkan aku mengekalkan kata indah dan nyala lampion di tubuhmu


agar pemirsa tahu bahwa tidak setiap keindahan di etalase itu palsu
bahwa yang membinar dari mataku adalah nyala lampion di jantungku

sekre pcinu mesir, 2016

Buletin Bedug |
17
CERPEN

Apa Kau Ingin Seperti Mereka?


Oleh: Muhammad Mirza al-Mahfudz

Ayah, apakah berubah, meskipun saat ini aku tak tau apa yang
menurutmu kehi- harus kuperbuat.
dupan Bangsa kita Apa kau mampu berharap pada suatu hal yang
akan selalu seperti tak pasti, Nak? Harapan yang tinggi memang
ini?, ujar seorang sering kali menguatkan, tapi kala harapan itu
pemuda kurus dalam gubuk reot dari bambu. pupus, tak jarang orang-orang kuat tak mampu
Apa semua kekurangan ini membuatmu harus menanggung laranya. Bahkan, sebagian dari
berkata seperti itu, Nak?, sahut seorang mereka lebih memilih meninggalkan kehidupan
berambut putih yang baru saja berhenti ini daripada menjalani dukanya. Apakah kau
mengunyah gaplek demi menjawab pertanyaan mampu bangkit dari luka tak terperi itu?
putranya. Apakah sudah kau pikirkan bagaimana caramu
Ah tidak, aku hanya sedang berkhayal saja melanjutkan hidup jika harapanmu lenyap?
Ayah, mungkin suatu saat nanti kita tak harus Bukankah lebih pantas untuk menjalani yang di
selelah ini menggiring dua sapi gemuk itu untuk depan mata tanpa harus menggelisahkan yang
membajak sawah tanpa bisa menikmati hasilnya. tidak nyata? Bukankah begitu cara bersyukur
Mungkin suatu saat nanti kita akan memiliki yang selalu diajarkan mendiang ibumu, Nak?
kehidupan yang lebih baik, beradab dan jauh ****
dari kenistaan para Penjajah busuk itu! Mungkin
suatu saat nanti kita dapat mengusir mereka! Pek, hape lu masih yang itu aja? Hape jadul
Hahaha mungkin kau hanya lelah saat ini, Nak. kayak gitu masih lu rawat? Buang aja pek, ganti
Beristirahatlah, besok setelah fisikmu kembali yang baru! Jauh-jauh ke Mesir kok masih
segar, kau tak akan mengeluh seperti ini. Kau ngerawat hape gituan!, seloroh lelaki berkulit
tak bisa berkhayal untuk berharap pada masa putih setengah bercanda pada lelaki berkulit
depan! Percayalah, selain pada Tuhan, hal cokelat di sampingnya.
terbaik yang bisa kau percayai adalah dirimu Mereka berdua baru saja naik ke dalam bus
sendiri, kemampuanmu sendiri dan kekuatanmu yang aku tumpangi, bus merah berpapan angka
sendiri. Jika kau tak mampu mengubahnya delapan puluh yang dicoret. Bus yang biasa
dengan tanganmu sendiri, maka tak perlu beroperasi dari halte distrik Darrasa menuju
menambah beban hidupmu dengan distrik Hay Asyir provinsi Kairo. Mereka kini
menggelisahkan masa depan. duduk tepat di deretan kursi di depanku.
Bukan begitu Ayah, aku tau mereka kuat,
mereka punya kuasa, bahkan sebagian rakyat Bodoh! memang gua pikirin! Mendingan gua
kita memihak pada mereka, tapi aku yakin suatu pek, punya hape jelek tapi pacar gua cantik,
saat nanti kehidupan masyarakat negeri ini akan daripada elu? Gak laku-laku sampe sekarang!

18 | Buletin Bedug
cerpen

Percuma pek, percuma punya hape sebagus sebut dengan cinta. Kahlil sebagai seorang
apapun kalau lu gak punya cewek, timpal lelaki santri lulusan pesantren masih dalam ekspresi
sawo matang, tak mau kalah. lugunya, dia justru menyimak tips-tips persiapan
kencan dengan saksama layaknya seorang
Aku memandang teman di sampingku, Kahlil. pendengar khutbah Jumat yang taat. Sesekali ia
Ia masih terbengong heran mendengar menoleh ke arahku sambil menepuk jidatnya
percakapan kedua lelaki tadi. Dia melongo, seperti dan lagi-lagi aku masih menyajikan senyum tipis
ingin berkata ha, tapi tertahan. Dia tak ingin untuknya.
membuat kedua lelaki yang saling ejek itu *****
menoleh ke belakang. Aku hanya
menanggapinya dengan senyum tipis. Ayah, aku sudah tahu caranya mengubah
bangsa ini, ungkap pemuda kurus di sela-sela
Malam minggu ini ke mana, pek? Ada waktu istirahat malam bersama ayahnya.
acara?, tanya lelaki sawo matang membuka Oh ya? Apa itu, Nak?, sahut sang Ayah
pembahasan baru. antusias.
Ke kafe mungkin. Ngapain lagi? Gak mungkin Sedikitnya, aku punya dua cara saat ini. Yang
kan gua ngashob sendirian berjam-jam? Kalau di pertama belajar, dan yang kedua adalah
kafe kan enak, sendirian juga bisa lama, sahut menggelisahkan masa depan, jawab sang Anak
lelaki bengkuang. penuh harap.
Mau ikut gua? Apa kau bilang? Kau ingin belajar? Belajar itu
Ke mana? mahal, Nak! Untuk makan sehari-hari saja kita
Dini ngajakin gua ke Nil, tapi dia takut hanya mampu membeli gaplek, bagaimana
pulangnya kemaleman. Akhirnya dia ngajakin mungkin kau bermimpi ingin belajar? Lebih
Citra deh. baik kau fokus bekerja! Jika kau belajar, siapa
Oh jadi lu ngajakin gua biar Citra gak jadi obat yang akan membajak sawah? Jika kau belajar,
nyamuk gitu? darimana kau mampu membayar biaya sekolah?
Nah, itu lu tahu maksud gua, lagian lumayan Darimana kau mampu membeli buku? Masa
kan, Citra anaknya cantik, jomblo lagi, siapa tahu depan bangsa ini sudah hancur, Nak! Kau tak
bisa lu gebet. Ayolah, mau kan? perlu berlagak menjadi pahlawan dengan
Hmm, okelah, gua usahain. memikirkan nasib bangsa ini. Pikirkan saja
Sip! nasibmu, hardik sang Ayah!
Tidak ayah, aku sudah memikirkannya matang-
Aku tak perlu mengurai apa yang mereka matang, tekadku sudah bulat. Tempo hari aku
bicarakan selanjutnya, bukan? Aku yakin kalian diberi tahu kawanku bahwa Kiai Sahal dari
bisa menebaknya. Ya, mereka masih kampung sebelah selalu memberikan pengajaran
membicarakan masalah yang sama, masih di surau setiap malam. Pendidikan di sana gratis,
tentang Nil, masih tentang kesukaan Dini, bahkan beliau juga memberikan alat tulis bagi
masih tentang cantiknya Citra, masih tentang siapapun yang ingin mengikuti pengajiannya.
rencana-rencana dan juga euforia lain yang anak Semua itu diberikan secara cuma-cuma, ayah.
muda rajut kala menikmati apa yang mereka Aku janji, aku akan tetap bekerja di pagi hari

Buletin Bedug |
19
cerpen

hingga sore hari. Barulah malam harinya aku kesejahteraan bumi pertiwi juga merupakan cara
akan belajar pada Kiai Sahal. Tolong restuilah untuk bersyukur. Tolong ayah, izinkanlah aku.
niatku.
Mana rasa syukurmu, Nak?? Bukankah Senyap. Setelah beberapa detik dalam
sudah kukatakan berulang kali, kau itu harus kecanggungan, akhirnya terdengar suara lemah
nrimo ing pandum! Jangan banyak mengeluh! dari orang tua itu.
Jangan banyak menghayal! Jalani saja hidupmu Baiklah. Kau ku izinkan. Tapi, kau harus tetap
sendiri! Hidup kita sekarang ini sudah susah, bekerja! Kau tahu sendiri bukan, penjajah itu
jadi jangan menambah beban lagi!, tukas sang tak akan mau memberi makan kita secara cuma-
Ayah. cuma dan untuk harapanmu itu.
Tapi Ayah, bukankah bersyukur tidak hanya Orang tua itu berhenti sejenak. Terdengar
berbicara tentang penerimaan? Ayah sendiri helaan nafas panjang, sebelum akhirnya kalimat
yang bilang bahwa aku harus berusaha. Aku itu berlanjut.
harus percaya pada diriku sendiri. Aku harus Sebaiknya kau pikirkan lagi baik-baik. Kau
percaya pada kemampuanku sendiri. Bukankah harus siap menerima kenyataan. Karena, saat
itu berarti ayah mengajariku untuk bersyukur kondisi tanah ini membaik dan para penjajah itu
melalui tindakan? Jika aku memang tidak boleh sudah tidak di sini lagi, semua usahamu akan
bermimpi untuk tanah kelahiranku, lantas lenyap digilas sang Waktu. Semua orang tak
kenapa ayah membiarkanku percaya pada akan mengingat perjuanganmu lagi. Apalagi
kemampuanku sendiri? Apa bedanya, Ayah? mewujudkan rasa syukur mereka dengan belajar
Jika memang sudah tak ada lagi yang mau dan memperbaiki negeri ini. Akan lebih banyak
gelisah untuk negeri ini. Jika memang sudah tak yang lupa pada sejarah dan harapan para
ada lagi yang memiliki harapan untuk bangsa pendahulu mereka. Anak cucumu juga mungkin
ini. Jika memang orang-orang lebih menikmati salah satunya. Pesanku, siapkan mentalmu,
kenyamanan semu yang mereka ciptakan untuk hingga kau tak perlu kecewa lagi jika
diri mereka sendiri dibandingkan memikirkan ditakdirkan menyaksikan saat kala itu datang.
kesejahteraan anak cucu mereka, bangsa
mereka, negeri mereka. Maka, setidaknya *****
biarkanlah aku Ayah! Restuilah aku! Biarlah aku Bagaimana menurutmu, Mas?, ucap Kahlil
belajar pada Kiai Sahal. Biarkan aku yang sejenak setelah turun dari bus.
mengatasi letihku. Biarkan aku yang Pertanyaanmu terlalu global, Lil. Jawabanku
mengusahakan mimpiku untuk tanah kita ini! bisa jadi tak sesuai harapanmu. Coba persempit
Aku percaya, saat semua usahaku ini lagi!
membuahkan hasil dan kita sudah terlepas dari Aih, kau itu terlalu sistematis, Mas! Oke,
belenggu penjajah, rasa bersyukur anak cucu maksudku bagaimana pandanganmu tentang
kita akan lebih besar daripada saat ini. Mereka mereka?
akan menghargai pentingnya belajar dan Mereka yang mana? Kedua orang yang
senantiasa memberikan yang terbaik untuk membahas hape dan rencana kencan mereka di
tanah ini. Aku yakin bahwa belajar dan terus Nil tadi?
berusaha mewujudkan kegelisahan untuk Iya lah, siapa lagi??

20 | Buletin Bedug
cerpen

Hahaha, kau sendiri bagaimana? Tampaknya Iya! Setelah mereka bersaing dengan ribuan
kau kagum dengan mereka. Matamu sedari tadi pendaftar dari Indonesia. Setelah mereka
di dalam bus hingga kita turun sekarang masih berhasil lolos. Setelah mereka mendapat izin
saja berbinar-binar. untuk menuntut ilmu di sini. Kenapa harus
Hmm, mungkin saja begitu. Sebenarnya, aku mereka juga yang mengatakan akan berkencan
cuma heran saja, Mas. Mereka terlihat secanggih di atas perahu sungai Nil?? Ini hanya sedikit
itu dalam merencanakan kencan. Seakan mereka kekecewaanku saja Lil, kau boleh saja tak
sudah sangat ahli dalam dunia percintaan! menganggapnya. Aku kecewa pada mereka,
Hahaha, kau ingin seperti mereka?, tanyaku kenapa seakan-akan aku merasa mereka sudah
menyelidik. berkhianat? Aku merasa sangat yakin sekali
Hai! Pertanyaanku tadi belum kau jawab. Jadi, kalau orang tua kita, saudara-saudara kita, atau
berhentilah untuk mengalihkan topik Tuan siapapun yang sudah mendahului kita pasti akan
Muda! berharap pada kita, para penerus mereka, para
Hahaha, oke, aku punya pandangan di sini. generasi muda. Aku sangat yakin akan hal itu.
Sebelum itu, aku punya pertanyaan yang perlu Bagaimana jika mereka tahu kondisi ini?
ku utarakan tapi tak perlu kau jawab. Apa Bagaimana jika kita yang katanya adalah
sebenarnya tujuanmu ke Tanah Musa ini? mahasiswa al-Azhar ternyata bertindak seperti
Simpanlah baik-baik jawaban itu dalam itu? Apa menurutmu orang yang membiayai
benakmu. Untuk jawaban dari pertanyaanmu, kita, bekerja keras, membanting tulang,
aku tak mau naif berfikir, Lil. Aku tahu mereka memeras keringat, hanya agar kita bisa kencan
berdua masih muda. Kita pun juga begitu, di atas perahu sungai terpanjang di dunia? Aku
masih suka mengikuti tren, masih suka hanyut kesal! Uhh, maafkan aku, Lil. Aku jadi terbawa
dalam gegap gempita percintaan, masih belum emosi.
punya kendali yang kuat atas diri ini. Kau tahu Iya, tak apa-apa, jawab Kahlil pelan.
sendiri bukan, aku pun juga punya kekasih.
Perbedaannya, mungkin kau tak pernah Aku melihat Kahlil tertunduk, tatapannya
mendengar aku mengumbar hal semacam itu kosong. Tapi, sepersekian detik kemudian
secara frontal layaknya mereka. Hidup ini tidak senyum kecil merekah dari bibirnya.
sebercanda itu, Lil. Kita jauh-jauh kemari bukan
hanya untuk kencan di Nil, bukan? Yah, Sekarang aku sudah bisa menjawab
meskipun begitu, kita tidak bisa menilai mereka pertanyaanmu, Mas.
sekali lihat. Siapa tahu mereka menganggap hal
seperti itu sebagai satu-satunya refreshing. Siapa Dia memandangiku. Aku tersenyum tipis (lagi).
tahu mereka sudah belajar ekstra giat setiap Sambil menepuk bahunya, aku bertanya sekali
harinya. Itulah yang menyebabkanku tidak lagi. Jadi, apa kau ingin seperti mereka?
melakukan apapun selain tersenyum saat di
dalam bus. Cuma satu hal yang sangat aku
sayangkan, Lil. Kenapa harus mereka?!
Maksudmu, kenapa harus mereka yang
mengucapkan semua itu?, tanggap Kahlil
cepat.

Buletin Bedug |
21
Kalam akhir

meliputi: Amar Ma'ruf Nahi Munkar,


memperbanyak dalam beribadah, berzikir, dan
melakukan aktivitas yang bermanfaat dengan
Oleh: Joyo Kecik. Jr niat untuk beribadah. Investasi yang demikian
tentunya akan membuahkan hasil yang
maksimal; "lho, memangnya anda tau nanti akan
mendapatkan hasil yang maksimal?" Kita positive
thinking saja, Allah tidak akan mengecewakan
jerih payah usaha hambanya. Toh, kita akan
memetik hasil investasinya jika telah tiada.
Memang benar, investasi pahala itu tidak
harus dilakukan pada bulan Ramadhan saja, tapi
memang harus dilakukan setiap umat Islam di
setiap waktu. Karena, kaum muslim pun sudah
diberi petunjuk Allah melalui utusannya, yaitu
Jika mendengar kata investasi, seringkali Nabi Muhammad SAW berupa al-Quran dan
yang terbesit dalam benak pikiran kita adalah Sunah Rasulullah, sebagai pedoman menjalani
istilah bisnis. Dalam dunia perbisnisan, kata kehidupan sehari-hari. Mengenai bulan
investasi berarti suatu pengertian yang Ramadhan, saya tahu dan anda pun juga tahu
berhubungan dengan aktivitas dalam mengelola kalau bulan ini penuh dengan keberkahan.
keuangan dan ekonomi, untuk mendapatkan Berkahnya bulan Ramadhan sudah jelas tersurat
keuntungan pada masa depan. Tapi, pada dalam hadits Bukhori Muslim, yang artinya
pembahasan kali ini, saya akan mengajak "dari Abu Hurairah RA: Rasulullah bersabda:
pembaca untuk berpikir kreatif tentang kata
investasi yang berhubungan dengan pahala.
Kita sebagai umat Islam tentunya sangat
Jika bulan Ramadhan
berbahagia dengan kehadiraan bulan
Ramadhan. Yup! Bulan yang penuh dengan
telah tiba, maka
keberkahan. Pada bulan ini pula, seluruh umat
Islam menunaikan ibadah puasa sebagai sebuah
dibukalah pintu-pintu
kewajiban. Saking berkahnya, seorang yang
tidur pun dianggap ibadah. Bila dipikir-pikir
surga, ditutuplah pintu-
tidur saja dapat pahala, bagaimana jika waktu pintu neraka, dan setan-
tidur itu kita gunakan untuk beribadah dan
melakukan hal yang lebih bermanfaat, pastinya setan dibelenggu".
Allah akan memberikan pahala yang tak terkira.
Mengenai investasi pahala, bulan Ramadhan Dalam Hadits tersebut keistimewaan bulan
memang bulan yang sangat fantastis jika Ramadhan terdapat tiga poin penting yaitu:
digunakan untuk melakukan investasi secara pertama, dibukanya pintu-pintu surga di bulan
besar-besaran. Kita dapat menginvetasikan Ramadhan. Hal ini memotivasi seseorang untuk
berbagai amalan yang disukai oleh Allah, memperbanyak amal salih dan menyebabkan

22 | Buletin Bedug
Kalam akhir

seseorang masuk surga. Kedua, ditutupnya pintu- bagi mereka yang tidak mau berinvestasi besar-
pintu neraka di bulan ini, dapat memotivasi besaran di bulan ini, sedangkan para investor
untuk tidak berperilaku maksiat sebab bisa biasanya bersuka ria untuk berinvestasi besar-
menjerumuskan mereka kedalam neraka. Ketiga, besaran dikesempatan emas seperti bulan
setan-setan dibelenggu di bulan Ramadhan. Ramadhan ini.
Setan tidak mampu menggoda, menyesatkan,
menjerumuskan manusia kedalam jurang
kemaksiatan, atau memalingkan manusia dari
amal salih, sebagaimana yang setan lakukan
diselain bulan Ramadhan. Tercegahnya manusia
di bulan yang penuh berkah ini dari melakukan
berbagai hal keji, merupakan rahmat untuk Tujuan daripada ilmu adalah
kaum muslimin, sehingga mereka pun memiliki mengamalkannya. Ilmu yang
kesempatan untuk mengerjakan berbagai amal hakiki ialah yang dire f leksikan
kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka.
Dan termasuk pula keutamaan bulan yang dalam kehidupan, bukan hanya
penuh berkah ini adalah dilipat gandakannya yang bertengger di kepala.
amal kebaikan di dalamnya. Diriwayatkan bahwa
amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki (al-Imam al-Syafii)
pahala yang sama dengan amalan wajib di bulan
biasa. Sedangkan mengerjakan satu amal wajib
di bulan ini memiliki pahala yang setara dengan
melakukan 70 amalan wajib. Barang siapa yang
memberi seseorang makanan untuk berbuka
puasa pada bulan ini, maka akan diampuni
dosanya dan dibebaskannya dari api neraka,
tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa
Tim Redaksi Buletin Bedug
tersebut sedikit pun. Maka dari itu, kita harus menerima karya tulis dan artikel
memanfaatkan peluang emas pada bulan untuk dimuat dalam Bedug Edisi
Ramadhan ini sebaik-baiknya. Menginvestasikan
sebanyak-banyaknya amal dengan niat selanjutnya.
lillahita'ala. Sehingga, kita akan berpeluang
mendapatkan reward yang fantastis dari Allah,
yaitu berupa surga.
Kirim ke e-mail :
Oleh sebab itu, Ramadhan sebentar lagi akan
tiba. Mari kita siapkan diri dengan sungguh-
bedugnusantara2015
sungguh untuk menyambutnya dengan rasa
bahagia. Dan bersyukur atas nikmat kesehatan
yang diberikan oleh-Nya sehingga, masih bisa
berjumpa dengan bulan yang penuh berkah ini,
khususnya bagi kaum muslim. Betapa bodohnya

Buletin Bedug |
23

Anda mungkin juga menyukai