Selanjutnya Terasa tidak elok bagi kita untuk tidak memulai khutbah ini
dengan puji syukur. Marilah puji syukur senantiasa terucap untuk Tuhan yang maha
kuasa dari sekian kekuasaan, Alhamdulillah. Suatu harapan yang seharusnya ada
adalah, semoga kekuasaan itu tidak menjadikan tuhan-tuhan kecil yang
menganggap mereka berkuasa di dunia ini. Amiin. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah untuk sang penggagas revolusi peradaban manusia, Muhammad SAW.
sebagai Nabi utusan zaman yang menyampaikan risalah yang suci, yakni Islam,
yang telah membawa umat manusia dalam sejarhanya untuk keluar dari masa
kebodohan menuju masa yang diterangi ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai derajat tersebut, tentu tidak terlepas dari serangkaian ibadah
yang menjadi rutinitas umat, namun bukan hanya sebagai agenda rutinitas dalam
rangkaian amal Agama, akan tetapi memiliki makna lebih dari itu. sejatinya setiap
ajaran yang diturunkan sebagai pedoman bagi manusia khususnya Islam, adalah
untuk menjadikan pemeluknya sempurna (Kaffah) dalam kepemelukan Islam
sebagai Agama yang ia pilih.
Lantas pertanyaan yang harus dijawab oleh khalayak masyarakat saat ini
adalah, “apa yang dicari di bulan suci ini”? kalau yang dicari hanyalah sebatas
rutinitas setiap tahunnya, maka jangan salahkan, jika yang didapat hanyalah “bola
kempes” dari ibadah yang sudah dijalankan yang jika ditendang dengan
pemahaman kita, tentu tidak akan bergerak bola tersebut, dalam kata lain, hal ini
merupakan jebakan setan terhadap manusia yang lengah terhadap peringatan-
peringatan Tuhan. Jika sebaliknya, maka justru hadiahnya akan lebih dari apa yang
diharapkan, karena Tuhan mampu melipatgandakan amalan setiap hambanya, jika
ia bersabar.
Demikian, balasan bagi mereka yang mau bersyukur, serta meyakini ats
setiap peringatan dari Tuhannya.
Sebuah keniscayaan bagi setiap hamba Allah SWT, adalah, barangsiapa yang
menuruti setiap yang menjadi ketentuan-ketentuan dalam Agama, maka sungguh
balasan kebaikanlah yang akan ia terima dan sebaliknya, barangsiapa yang tidak
menuruti semua yang menjadi ketentuan Agama, maka tunggulah ketetapan dari
Allah untuknya.
Tak terasa kita sudah sebulan penuh, menjalankan ibadah puasa yang telah
diwajibkan Allah untuk kita. Namun pernahkah saudara-saudara, menyadari suatu
nilai perubahan kualitas ibadah kita kepada Allah selama sebulan penuh ini? Atau
apakah, kita sudah bertekad untuk keluar dari jeruji kemunafikan atas setiap dosa-
dosa kita di waktu yang lalu? Atau mungkinkah kita mampu mencapai derajat
hamba yang bertaqwa kepada Allah? Pertanyaan-pertanyaan ini harusnya kita
jawab bersama. alangkah meruginya kita, saat menemukan bulan Ramadhan,
namun tidak ada hasil yang kita dapatkan di bulan ini. Saudaraku, pernahkah
saudara menyadari, betapa banyak amalan-amalan di bulan ramadhan yang terdapat
pengampunan dosa-dosa kita? Dalam sebuah riwayat, 10 hari pertama di bulan
ramadhan adalah 10 hari yang terdapat rahmat dari Allah, 10 hari kedua adalah 10
hari yang terdapat ampunan terhadap dosa-dosa kepada Allah dan 10 hari terakhir
adalah 10 hari yang terdapat kebebasan dari perihnya siksa api neraka, satu
kenikmatan besar lagi yang Allah sengaja berikan keutamaan ini kepada umat
Muhammad, dan diberikan kepada umat-umat terdahulu, adalah satu malam yang
kualitas ibadahnya melebihi keutamaan saudara beribadah 1000 bulan lamanya.